6 ╬ Goodbye
Ada yg sadar gk si aku update setiap malming 🤣 jadi jadwal tersendiri wkw
Jungkook perlahan membuka matanya, saat kesadarannya kembali sepenuhnya, Jungkook langsung terduduk dan jadi terpikirkan Dahyun lagi. Ingin berdiri dan pergi dari kamar itu, tapi ternyata kedua tangannya dirantai ke salah satu sisi kasur.
"Sial Han Taehyung! Arghhh!" Jungkook terus mengamuk sambil mencoba untuk meloloskan diri dari rantai yang menahan tangannya. Otot-otot tangannya yang besar itu sampai terlihat saking dirinya berusaha untuk meloloskan diri dari rantai itu. Tak lama setelah itu, pintu kamarnya terbuka, menampilkan Taehyung yang baru saja datang bersama seorang tentara yang mengawalnya.
"Sudah sadar? bagaimana keadaanmu?" tanya Taehyung dengan raut datar.
Jungkook mendesis kesal, "Sial! lepaskan aku! biarkan aku pergi menyelamatkan Dahyun disana!" Taehyung hanya balas menggeleng, "Tidak akan kubiarkan kau pergi, sebelum obatnya jadi!"
"Bagaimana bisa begitu?! Bagaimana dengan Dahyun disana?"
"Kami menemukan sedikit antibodi pada dirimu maka dari itu kita tunggu dulu sampai obatnya jadi, untuk Dahyun, tenang aku sudah memiliki rencana," balas Taehyung dengan cuek, kemudian ia mengeluarkan sebuah amplop dari saku jasnya.
"Ini kudapat dari tas milik Woojin, sepertinya Dahyun menitipkan ini untukmu." Taehyung menyerahkan amplop yang ia pegang itu, namun Jungkook malah mendelik kesal ke arah Taehyung.
"Bodoh! bagaimana bisa aku menerima amplop itu jika kedua tanganku di rantai begini?" Umpat Jungkook yang merasa sangat emosi.
"Oh iya." Taehyung langsung menyuruh pengawalnya untuk membukakan satu rantai tangan Jungkook. Setelah berhasil terbuka, Jungkook langsung saja merebut amplop itu dari genggaman tangan Taehyung.
Jungkook mulai membuka amplop itu dan membaca isinya.
"Halo Jungkook-ah, aku sengaja menulis ini sebelum pergi, entah apa yang membuatku ingin menulis ini, tapi aku merasa agak pesimis bisa keluar dari tempat ini, tapi meski begitu aku berharap supaya kita bisa menyelamatkan diri bersama dari tempat ini.
Aku ingin mengucapkan terimakasih banyak sudah berjuang denganku sampai saat ini, sudah banyak membantuku dalam belajar sejak di SMA, menghiburku di kala sepi, dan terimakasih juga sudah menjadi dokter syaraf terbaik untuk Eomma ku. Aku merasa sangat bersyukur bisa mengenalmu dan masih berhubungan baik denganmu sampai saat ini. Entah apa perbuatan baikku di kehidupan sebelumnya sampai bisa bertemu dengan laki-laki sebaik dirimu, padahal diriku ini gadis yang urakan, kadang ceroboh dan cerewet, pokoknya masih banyak sekali kekurangan pada diriku, apalagi saat ini aku juga turut terkena cakaran itu, mungkin sebentar lagi nasibku juga akan sama dengan orang-orang gila yang haus darah itu, aku jadi merasa semakin tak pantas berada di sampingmu.
Oh iya Jungkook, aku tidak ingin merasa terlalu percaya diri tapi... ceritamu semalam, mengenai orang yang kau sukai itu...diriku kah? Hahaha ini sedikit menggelikan bagiku sebenarnya tapi...aku ingin mengucapkan terimakasih kepadamu kalau perempuan itu sungguhan diriku. Aku benar-benar tak menyangka bahwa orang yang kusukai sejak lama ternyata menaruh perasaan yang sama denganku. Mungkin selama ini kita sama-sama gengsi untuk mengakui itu terlebih semenjak kejadian aku menimpamu saat mendarat melompati dinding hari itu, kita jadi selalu bertengkar setiap bertemu. Tapi karena kau mengakui hal itu meski secara tersirat, maka aku pun akan menyampaikan juga yang sebenarnya. Jungkook, aku menyukaimu, sejak hari pertama diriku menginjakkan kaki di SMA, pertemuan pertama denganmu seakan menyihirku saat itu. Kau yang tampan dan terlihat sangat pintar saat menjawab pertanyaan dari ssaem membuatku tertarik. Tapi setelah benar-benar mengenalmu, haha ternyata kau tidak sekeren itu, menyebalkan sekali malah, tapi aku malah semakin jatuh pada pesonamu.
Mungkin kau juga sempat bertanya-tanya kenapa aku tetap mau berkencan buta denganmu padahal aku sendiri sudah berkencan dengan Taehyung. Padahal bisa saja kan aku menolak eomma, atau pura-pura datang saja padahal tidak. Itu karena dirimu orangnya, argh sudahlah aku sangat malu mengungkap ini semua tapi tidak apa-apa, lebih baik kusampaikan sekarang daripada tidak sama sekali. Sekali lagi, terimakasih banyak sudah melindungiku selama terjebak di hotel ini, aku masih berharap bahwa kita bisa membaca tulisan ini bersama, di tempat yang aman nanti."
Tertanda
Yoon Dahyun
Jungkook sangat-sangat kaget saat membaca pesan yang dituliskan oleh Dahyun itu. Apalagi fakta yang Dahyun tulis bahwa ternyata perempuan itu memiliki perasaan yang sama padanya, bahkan Dahyun lah yang menyukainya terlebih dahulu. Setelah membaca itu, tak dapat ditahan lagi, air mata Jungkook mulai menetes perlahan. Hatinya jadi merasa gelisah dan terasa panas menggebu-gebu. Ia ingin cepat lepas dari tempat ini dan pergi menyelamatkan Dahyun.
"Han Taehyung sialan! Cepat lepaskan aku dari sini!" Jungkook kembali berontak sambil terus berusaha melepas rantai yang masih menahan satu tangannya. Taehyung hanya menatap datar ke arah Jungkook yang kini berontak sambil menangis, kemudian maju beberapa langkah dan mengeluarkan sebuah suntikan bius dari sakunya.
"Arghhh!" Jungkook berseru kesakitan saat Taehyung langsung saja menancapkan jarum suntik itu pada lengannya yang lagi-lagi membuat tubuh Jungkook melemah dan tak sadarkan diri.
...
"Bu Yoon kau sudah sadar?" Suara itu adalah suara yang pertama kali di tangkap oleh rungunya saat Dahyun benar-benar baru membuka mata. Awalnya buram, bahkan Dahyun malah jadi berhalusinasi melihat Jungkook yang ada disana, tapi lama-lama ia dapat melihat dengan jelas wajah lelaki yang mengajaknya bicara tadi.
"Pak Lee Doyoung-ssi? dimana aku?" Doyoung dengan cepat langsung membuat isyarat dengan jarinya yang ia letakan didepan bibir.
"Jangan terlalu kencang, orang-orang gila itu sedang mencarimu, mereka semua ingin membunuhmu, apalagi pak manager Kang."
Dahyun memelotot kaget,"Ba..bagaimana bisa?"
"Aku tidak tau ada masalah apa antara kau dengannya, tapi kemarin saat aku mendengar kericuhan di luar, aku memutuskan untuk keluar dari kamar ini dan mencari sumber kericuhan yang ternyata terjadi di atap, aku yang merasa terkejut melihatmu disana dengan keadaan tak sadarkan diri langsung saja membawamu pergi dari tempat itu, sebelum pak manager dengan antek-antek nya sadar."
"Kemarin bahkan mereka hampir saja akan menggeledah tempat ini, untung saja tidak jadi karena ada masalah yang membuat mereka terdistraksi."
Dahyun mengerenyit, "Masalah apa?"
"Listrik di hari itu tiba-tiba padam, bahkan air pun tidak mengalir, manager Kang yang tadinya ingin mencari dirimu langsung beralih untuk melakukan protes pada pihak hotel."
"Berapa lama aku tak sadarkan diri?" Tanya Dahyun yang mulai mendudukkan dirinya meski kepalanya masih terasa setengah pusing.
"Ini hari ke lima, kau masih beruntung pak manager Kang memutuskan untuk menyisir kamar lain yang tidak ditempati oleh karyawannya terlebih dahulu, semoga sampai nanti dirinya tidak menyadari bahwa kau ada disini."
Dahyun mengangguk dengan ragu, "Yaa...semoga saja."
....
Rahang Jungkook kembali mengeras setiap melihat Taehyung memasuki ruangannya, setelah dibius dengan dosis setara dosis untuk gajah itu, Jungkook baru siuman 2 hari kemudian.
"Obatnya sudah jadi, tapi karena antibodimu yang menurun, kami baru bisa mengembangkan 2 obat saja."
"Berikan padaku! biarkan aku menyuntikkannya pada Dahyun!" pinta Jungkook marah.
"Aku memang akan memberikannya padamu kok, tenang saja." Taehyung berjalan mendekati Jungkook sembari mengeluarkan kunci dari sakunya, ia mulai melepaskan rantai yang membelenggu Jungkook.
Jungkook yang baru saja terlepas itu langsung saja ingin berlari keluar. "Ingin apa?" tanya Taehyung.
"Pergi menyelamatkan Dahyun." Taehyung langsung berdecih seraya tertawa meremehkan.
"Yakin kau bisa sendiri? untuk keluar dari tempat karantina ini juga kau belum tentu bisa." Jungkook yang tadinya sudah mau keluar jadi terdiam, ia jadi berpikir ulang lagi.
"Iya iya! yasudah lalu bagaimana?"
"Akan kuantar, kita juga harus menyusun rencana karena keadaan disana sudah sangat parah, ditambah dengan manager gila yang nampaknya menaruh dendam tersendiri padamu dan Dahyun."
Jungkook mengacak rambutnya frustasi, "Baiklah, cepat bagaimana?"
"Tapi sebelumnya aku ingin meminta izin padamu, biarkan aku memberikan satu antibodi ini untuk istriku...dia sedang hamil dan sudah hampir 9 bulan, aku khawatir dia tidak akan selamat, dengan bodohnya aku tidak mengawasi obat-obatan yang istriku minum sampai akhirnya ia turut mengkonsumsi pil Axe yang ia dapat dari temannya di tempat fitness," ucap Taehyung dengan sedikit putus asa.
"Hah istri? kau...sudah menikah? aish bagaimana bisa kau sudah menikah tapi masih mengencani Dahyun?"
"Panjang ceritanya, intinya aku hanya menjadikannya sebagai bidak karena keluargaku tidak merestui hubunganku dengan istriku yang sungguhan, lalu aku pada akhirnya mengencani Dahyun dan membawanya ke depan orangtuaku agar mereka diam dan tidak menjodoh-jodohkan aku lagi dengan orang lain." Hampir saja Jungkook marah dan mengamuk lagi pada Taehyung tapi akhirnya ia tahan.
"Aish rasanya ingin ku ratakan wajahmu! menyebalkan sekali kau bisa-bisa nya menyia-nyiakan perempuan sebaik Dahyun!"
"Maka dari itu ayo kita jemput dia! aku ingin menebus rasa bersalahku ini, mungkin setelah ini aku akan segera memutuskannya, aku harap ia bisa berdampingan dengan lelaki yang lebih baik dariku, yang benar-benar mencintai dirinya." Taehyung melangkah ke arah Jungkook dan menepuk pundaknya.
"Jungkook, aku percayakan Dahyun padamu, aku tau bahwa kau adalah lelaki yang baik dan tulus."
"Aish iya iya sudahlah nanti lagi saja serah terimanya! sekarang ayo kita susun rencana!"
.....
Karena memasuki hotel itu lewat atap tampaknya sudah tidak aman, akhirnya Taehyung dan Jungkook kini masuk ke daerah mall dan hotel itu dengan mobil melalui pintu basement.
Langsung saja setelah turun dari mobil yang diparkirkan di basement, Jungkook dan Taehyung sudah bersiap dengan membawa gagang penyengat listrik untuk melumpuhkan para orang gila itu. Selain itu untuk berjaga-jaga, Taehyung dan Jungkook pun dibekali pistol dan walkie talkie di balik pakaian mereka serta dibekali pula rudal mini jika dalam keadaan yang terdesak. Mereka sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Jungmin dan meminta rekomendasi rute alternatif untuk bisa masuk ke dalam hotel, sehingga kini mereka naik menuju hotel itu melewati tangga khusus staff yang nantinya akan langsung keluar di ruangan bagian ruangan manajemen hotel. Taehyung dan Jungkook terus berlari dengan cekatan, beruntungnya tidak begitu banyak para zombie yang mengejar mereka sehingga mereka akhirnya selamat sampai di ruangan manajemen hotel.
Baru ingin bernafas lega, yang didapat di ruangan manajemen hotel itu bukanlah Seo Jungmin, tetapi Pak Kang Taekyung yang sedang duduk di kursi milik Jungmin sembari memegang walkie talkie yang sebelumnya digunakan oleh Jungmin untuk berkomunikasi dengan pihak luar.
"Akhirnya kita bertemu lagi," ucapnya dengan seringaian seram.
Jungkook yang sudah tidak tahan akhirnya menggeram marah, "Kau aish! dimana Tuan Jungmin?!"
Taekyung tertawa meremehkan, "Hahaha dia sudah tidak memiliki kuasa apa-apa, hanya bisa tunduk patuh kepadaku, tadi juga saat dirinya menghubungi kalian melalui alat ini, itu aku yang menyuruhnya, hingga akhirnya kita bisa langsung bertemu disini."
Tangan Jungkook mengepal emosi, "Lalu kau ingin apa setelah kita bertemu disini hah?"
"Ck pakai bertanya segala, tentu saja aku ingin melenyapkan kalian berdua agar bisnisku ini berhasil!" karena sudah sangat emosi, Jungkook langsung saja maju kehadapan Taekyung dan menonjok nya. Tapi bukannya melemah, Taekyung malah seakan mendapat amunisi baru untuk semakin berkobar. Ia langsung bertransformasi menjadi zombie gila dan melesak maju untuk mencekik Jungkook.
"Bantu aku bodoh!" Seru Jungkook pada Taehyung yang masih diam saja sambil mengatur strategi. Hingga akhirnya Taehyung mengambil langkah nekat, ia merebut tongkat setrum dari tangan Jungkook. Ia menendang pusat tubuh Pak Kang sehingga dirinya mundur beberapa langkah, membuat Jungkook terlepas dari cekikan mautnya. Dengan nekat, Taehyung langsung kembali maju saat Pak Kang lengah dan menyetrumkan tongkat miliknya dan tongkat milik Jungkook pada kedua sisi kaki Pak Kang. Lelaki itu pada akhirnya berteriak karena kesakitan, namun tidak lekas pingsan.
"Jangan diam saja bodoh!" kini gantian Taehyung yang mengumpati Jungkook yang malah terdiam saja melihatnya bertarung dengan manager gila itu.
"Cepat lari! Urusan pak tua gila ini biar aku saja! jangan remehkan kekuatan seorang letnan kolonel sepertiku!" Seru Taehyung yang masih setia menyetrumkan kedua tongkat itu pada kaki Taekyung.
Akhirnya tanpa berpikir panjang lagi, Jungkook langsung berlari keluar meninggalkan ruangan itu dan mencari keberadaan Dahyun dari kamar ke kamar. Hingga akhirnya ada seorang lelaki yang memanggilnya dengan cara berbisik.
"Permisi tuan!" Jungkook langsung menoleh ke arah orang yang barusan memanggilnya itu.
"Tuan Lee? bagaimana apakah kau mengetahui keberadaan Dahyun?"
"Ikut aku!" Karena situasinya sedang kacau begini, Jungkook main ikut saja kemana perginya Doyoung. Sampai netra Jungkook menjumpai tubuh Dahyun yang sudah terbaring tak berdaya di atas kasur di kamar yang ditempati Doyoung sebelumnya.
"Dahyun-ah!" air mata Jungkook sudah tak dapat dibendung saat melihat perempuan yang ia puja sejak lama itu terkapar tak berdaya, ia langsung saja masuk ke dalam kamar itu, Doyoung yang mengekorinya kini mulai menutup pintu kamar itu agar orang-orang gila di luar sana tidak datang.
"Mengapa bisa begini?" tanya Jungkook yang kini sudah mendekat ke kasur yang ditiduri oleh Dahyun, mata Dahyun yang tadinya terpejam sedikit-sedikit mulai terbuka, ia senang dapat melihat penampakan Jungkook di hadapannya saat ini, namun meski senang, nampaknya Dahyun ingin tersenyum saja sudah tidak memiliki tenaga.
"Kau tau kan dirinya sudah terinfeksi? setiap kutawari air minum dirinya selalu menolak karena tidak mau menjadi lebih haus lagi, maka dari itu tubuhnya jadi dehidrasi dan nampaknya penyakit gila itu perlahan-lahan merenggut kesadarannya," tutur Doyoung menjelaskan, Jungkook terlihat sangat kaget, tangan Jungkook mulai menangkup pipi Dahyun yang terasa lebih dingin dari suhu tangannya sendiri.
"Aku tidak apa-apa kook, kau tau kan, aku polisi wanita terhebat abad ini haha." Air mata Jungkook malah semakin banjir saat mendengar Dahyun mengatakan hal itu.
"Karena kau hebat kau harus bertahan! aku akan membawamu keluar dari sini." Dahyun hanya tersenyum tipis aja tidak menanggapi ucapan Jungkook, hingga akhirnya ia kembali bicara.
"Oh iya kau pasti sudah membaca surat dariku kan? itu sangat memalukan haha..tapi, terima kasih sudah mau berproses bersamaku Jungkook...terima kasih juga sudah menyukaiku, aku juga mencintaimu...." tanpa disangka, dengan gerakan lemahnya, Dahyun mencoba bangkit dan mengecup sekilas bibir Jungkook, setelahnya kesadaran Dahyun perlahan menghilang, kepalanya serasa berat sekali dan berputar-putar. Hingga akhirnya suara Jungkook yang memanggil-manggilnya itu sudah tidak terdengar lagi.
Tamat haha tapi boongs
Tadinya mau aku tamatin di chap ini ternyata kepanjangan yah bund, jadi masi ada satu chap lagi buat malming depan 😼 stay tune ya ayang ayangku 🥰 makasi banget yang setia baca dan ngeramein! Happy malming!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro