Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2 ╬ Crowdeed began

"Apa mungkin para tentara itu benar-benar menyegel hotel ini bahkan sampai mallnya juga?" Tanya Dahyun sambil berjalan di koridor hotel itu menuju ke bagian pintu masuk. Ingin memeriksa keadaan orang-orang yang turut terkurung disini.

"Tidak tahu, tapi menurutku mengurung semua orang di dalam mall ini terlalu beresiko, sepertinya yang benar-benar di segel dan dipantau hanya bagian hotel nya saja karena pemilik obat itu ada di dalam sini, mungkin akan ada kegiatan evakuasi untuk orang-orang yang berada di area mall," timpal Jungkook.

Setibanya di bagian pintu masuk, mata Dahyun dan Jungkook sontak membelalak saat melihat ada belasan orang yang sedang mengamuk disana, terdapat seorang pria yang sedang berusaha menenangkan amukan massa itu, ditemani oleh istrinya yang sedang menggendong anak lelaki yang barusan menghampiri Dahyun saat di restoran.

"Harap tenang semuanya! Kembali ke kamar masing-masing hingga status darurat militer nya dicabut, aku akan berkeliling bersama istriku dan beberapa pelayan untuk membagikan bahan makanan yang ada dari minimarket hotel ini." Dahyun menyipitkan matanya, melihat nametag seragam yang dikenakan oleh pria itu.

Seo Jungmin namanya, dia adalah manager dari hotel Elife ini. Seorang lelaki tampak mengamuk, kemudian ia langsung merangsak kedepan dan menarik kerah baju milik Seo Jungmin.

"Kami tidak ingin tinggal disini, persetan dengan bahan makanan itu aku hanya ingin keluar! Istri dan anakku menungguku di rumah! Aku ingin kelua—arrgghh..." Pria tadi tiba-tiba terdiam dan menunduk, kemudian kepalanya kembali menegak dan menatap Seo Jungmin dengan bola matanya yang memutih. Orang-orang disana sontak mundur dan berteriak histeris ketika si pria itu tiba-tiba menyerang Seo Jungmin dan mencoba untuk menggigit lehernya.

"Appaa!" Woojin bahkan sudah menjerit ketakutan karena melihat ayahnya di serang.

Dahyun tidak bisa tinggal diam, dirinya langsung maju ke depan dan membantu Jungmin agar bisa terlepas dari serangan pria gila itu.

Menyadari ada yang mencoba untuk mengusiknya, pria itu malah menoleh ke belakang kemudian berteriak dengan suara seperti burung gagak dan malah balik jadi menyerang Dahyun. Untungnya Dahyun memang pandai bela diri ditambah dirinya yang baru makan jadi memiliki energi penuh sehingga Dahyun masih sanggup menahan kepala pria itu yang mencoba untuk menggigit lehernya.

"Arghh yak..!" Keluh Dahyun sambil terus berusaha untuk menahan pria yang sudah menindihnya dengan kepala yang terus berusaha untuk menggigit leher Dahyun.

Jungkook terhenyak, ia tak mau Dahyun kenapa-napa, ini bahkan baru permulaan. Jungkook pun merangsak ke depan sembari membuka jas hitam yang dipakainya. Dengan perhitungan nya yang hati-hati, Jungkook langsung saja membekap pria gila itu menggunakan jasnya dari belakang.

Lelaki itu terus berontak berusaha ingin menggapai tangan Jungkook yang berusaha menahannya itu. Dahyun yang baru saja terlepas dari tindihan pria gila itu langsung saja bangkit dan mengambil borgol yang selalu ia bawa disakunya dan langsung saja memborgol tangan pria itu dengan cekatan, meski sulit akhirnya setelah cukup lama di bekap dengan jas milik Jungkook, pria gila itu mulai melemas dan kembali sadar.

Melihat kejadian itu membuat para penghuni hotel yang barusan protes itu sontak terdiam.

"Kalian sudah lihat sendiri kan? Ingin menjadi seperti itu juga huh?" Tanya Dahyun sembari berkacak pinggang dan mengedarkan pandangannya pada orang-orang di sana. Mereka semua langsung menunduk takut.

"Kembali ke kamar masing-masing, aku dan temanku akan membantu Pak Seo untuk membagikan makanan—oh iya satu lagi, jika ada yang mendapat pil Axe dari perusahaan farmasi bioelixir, jangan diminum! Obat itu penyebab utama penyakit gila ini, mengerti?"

"Ndee.." orang-orang itu tampak mengangguk dan mulai bubar menuju kamarnya masing-masing.

Dahyun mengehla nafasnya lega, hingga akhirnya Jungkook mengajaknya bicara.

"Dahyun-ah apa yang harus kita lakukan pada pria ini?"

Dahyun tampak berpikir, "Hmm sepertinya kita butuh satu ruangan untuk mengumpulkan para orang yang terinfeksi ini."

Jungmin langsung menyahut, "Mungkin kita bisa menggunakan ballrom hotel? Oh iya aku juga akan menyediakan tali tambang untuk mengikat mereka nanti disana." Dahyun dan Jungkook tampak berpandangan, kemudian mengangguk bersamaan.

"Baiklah, kajja!" Dahyun dan Jungkook mulai menuntun pria yang baru saja waras dan tampaknya masih syok itu ke ballrom di hotel itu selagi Jungmin mengambil tambang di minimarket.

Setelah membereskan kekacauan itu, kini Dahyun dan Jungkook pun mulai membantu Jungmin dan Hyojin istrinya untuk membagikan makanan pada 30 penghuni kamar yang terisi pada malam ini.

"Terimakasih banyak telah membantu kami, padahal kalian beristirahat saja, pasti sangat lelah kan setelah menjalani hari? Lagipula kami masih punya beberapa pelayan yang bisa membantu," tutur Jungmin pada Dahyun dan Jungkook saat mengantarkan kedua orang itu ke kamar yang dipesan oleh eomma Dahyun.

"Iya berdosa sekali kita menganggu pasangan yang akan berbulan madu di hotel ini, harusnya kita memberikan pelayanan yang terbaik kan?" Timpal Hyojin yang membuat Dahyun dan Jungkook saling berpandangan dengan bingung.

"Maksudmu—" Dahyun dan Jungkook tiba-tiba teringat akan kamar yang dipesan oleh ibunya itu adalah tipe honeymoon suite, pasti saat ini manager hotel dan istrinya ini salah paham.

"Ah ani!" Ucap Dahyun dan Jungkook berbarengan.

"Kita hanya..teman, iya kan Kook?" Tanya Dahyun sambil terus menyenggol lengan Jungkook.

"Ah ndee tentu saja kita hanya sebatas teman saja tidak lebih." Tapi Jungmin dan Hyojin malah menatap mereka dengan tatapan menggoda.

"Aigoo pengantin baru memang suka malu-malu tidak mau mengakui begitu ya, padahal mereka sudah tampak sangat cocok saat bersama, chemistry kalian ini tak main-main loh, anakku saja tadi langsung menghampirimu kan? Itu karena dirimu menarik."

Dahyun malah jadi tersipu malu, "Tak usah mengatakan hal itu didepanku ibu manager, diriku jadi malu." Sontak semuanya tertawa, kini mereka sudah sampai di kamar hotel pesanan mereka.

"Khamsahamnida Bu..pak...." Dahyun dan Jungkook menunduk untuk mengucapkan terimakasih.

"Sebuah kehormatan bagi kami, ah iya kalau ada apa-apa bisa hubungi aku di nomor ini." Jungmin pun mengeluarkan kartu namanya dan memberikan nya pada Jungkook.

"Baik pak terus berhati-hati lah, pantau terus terutama kamar yang berisi 15 staf karyawan dari perusahaan farmasi bioelixir itu."

Setelah masuk ke dalam kamar, mereka langsung terduduk lemas sambil menyender di pintu.

"Whoah yang tadi itu gila, tapi jujur aku sangat menikmati nya, Dahyun-ah, kau tahu kan cita-cita ku sejak kecil apa?"

"Ingin menjadi aktor film laga seperti Jackie Chan," jawab Dahyun yang memang sudah sangat hafal dengan cita-cita Jungkook dahulu itu.

"Yap, dan aku senang karena bisa merasakan jiwa-jiwa aktor laga ku kembali lagi setelah bertahun-tahun menjadi dokter!" Dahyun hanya menggeleng saja mendengar celotehan Jungkook.

Jungkook tiba-tiba kepikiran, "Tadi saat kau di terkam itu..kau baik-baik saja kan? Apa ada yang terluka?" Jungkook dengan cekatan langsung mengecek tubuh Dahyun. Dahinya, lehernya, lengannya.

Dahyun menepis lengan Jungkook yang sedang memeriksanya itu, "Lebih baik kau khawatirkan dirimu sendiri saja."

"Mwo? Apa maksudmu? Aku seorang dokter, tugasku memang untuk memeriksa pasien dan memastikan mereka baik—" Dahyun langsung menarik satu tangan Jungkook dan menunjukan sebuah luka cakaran di telapak tangan kiri Jungkook.

Tangan Jungkook langsung gemetar, "Astaga bagaimana bisa aku tidak menyadarinya."

Dahyun dan Jungkook langsung berpandangan dengan jantung yang berdebar sangat kencang karena khawatir.

"Tapi..tadi kau tak digigit kan?" Jungkook langsung menggeleng.

"Tidak, itu tampak seperti luka cakar menurutku, tadi memang si pria gila itu sempat berusaha untuk meraih tanganku berkali-kali, mungkin aku tercakar saat itu."

Dahyun mengangguk perlahan, "Gwenchanaa Jungkook-ah..biar ku tanyakan dulu pada Taehyung, apakah luka cakaran bisa menyebabkan infeksi juga atau tidak."

Sekarang sudah pukul 9 malam, Dahyun harap Taehyung mau menjawab panggilan telepon nya.

"Halo Dahyun-ah, ada apa? Kau baik-baik saja kan?"

"Halo Taehyung, keadaan ku baik, hanya saja..temanku tadi terkena cakar oleh orang yang terinfeksi."

"Mwo?! Yak kenapa kalian tidak berhati-hati? Luka cakar juga bisa menyebabkan infeksi, lebih baik untuk saat ini kurung temanmu itu di satu kamar, lihat sampai 24 jam kemudian apakah ada perubahan pada dirinya atau tidak, karena berdasarkan riset yang aku lakukan, seseorang akan menunjukkan gejala paling lama 1 x 24 jam setelah mereka terkena gigitan atau cakaran." Dahyun meneguk salivanya kasar.

"Ah see..baiklah terimakasih atas arahanmu, kau juga disana jaga diri baik-baik ya, apalagi dirimu pasti lebih sering berhadapan dengan orang-orang terinfeksi itu."

"Pasti aku akan berhati-hati, gomawo Dahyun-ah, oh ya kurasa aku harus mengurusi beberapa hal lagi, kututup dulu ya teleponnya."

"Ah begitu, fighting Taehyung-ah!"

Terdengar suara kekehan Taehyung, "Fighting too! hmmm..Dahyun-ah?" Panggil Taehyung.

"Wae?"

"Saranghae.." Dahyun sontak tersenyum ketika mendengar Taehyung mengucap kata itu.

"Hmm nado saranghae.." tak lama sambungan teleponnya mati.

Dahyun menoleh ke arah Jungkook, yang kini sudah mencebik-cebikan bibirnya sambil berkata "Saranghae saranghae."

"Yak kau meledekku?!" Dahyun pun langsung menghampiri Jungkook, ingin menjambaknya lagi seperti tadi

"Stop stop stop! Aish kau ini..aku hanya bercanda saja karena hahaha itu terlihat lucu, seorang Dahyun yang tak pernah ada pengalaman dengan laki-laki sama sekali, jadi sangat bucin seperti itu—Yak Sakit!" Seru Jungkook kesakitan saat Dahyun menginjak kakinya.

"Cepat hubungi manager seo, bilang kita membutuhkan satu kamar lagi untukmu."

"Hah untuk apa? Apa yang tadi dikatakan oleh letnan kolonel itu?"

"Kau.. kemungkinan bisa terinfeksi juga, maka dari itu kita harus memantau dulu selama 1×24 jam apakah ada perubahan pada dirimu atau tidak."

Jungkook mengangguk mengerti, "Baiklah akan kuhubungi manager Seo."

Sementara itu di tempat lain, Taehyung sedang duduk di sebelah ranjang pesakitan yang sedang ditiduri oleh seorang wanita. Taehyung mulai meraih tangan wanita itu dan mengelusnya perlahan kemudian ia menangis.

"Mianhee harus membuatmu menunggu selama ini, aku pastikan akan segera menemukan obatnya!"

Itu emaknya Taehyung ygy 😎

Makasi banyak yang masih setia baca 😘 chapnya gak banyak kok, sekitar 4 chap lagi juga tamat hehe, see you next up!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro