1╬ Hotel on lockdown
"Arrasseo eomma aku akan mengikuti keinginanmu, ini aku sedang di jalan untuk melakukan kencan buta yang sudah eomma siapkan itu." Dahyun seorang polisi wanita yang baru saja pulang kerja, bahkan kini masih memakai seragam polisinya itu sedang menyetir mobilnya menuju sebuah mall tempat ia akan berjumpa dengan pasangan kencan butanya.
"Syukurlah anak eomma mau menurut, eomma yakin kau akan suka orangnya, dia tampan, baik dan tampak sangat cerdas! Eomma saja sangat senang bisa menjadi pasiennya, apalagi kalau nanti bisa menjadi mertuanya." Dahyun tampak tak peduli dengan deskripsi yang disampaikan eommanya karena ia sudah benar-benar kenal dan hafal tabiat orang yang akan menjadi pasangan kencan butanya itu. Bahkan kini Dahyun mulai membuat eskpresi menyebalkan dan menuruti setiap perkataan eommanya dengan bibir yang dicebikan.
"Aku tidak yakin begitu, aish sudahlah eomma, tak usah berbicara begitu seolah-olah aku tidak tahu siapa rekan kencan butaku kali ini, dirinya hanya Jungkook eomma, Jungkook temanku sejak SMA." Sang ibu hanya terkekeh, rasanya seru sekali mengerjai anaknya yang satu itu, kemarin setelah melakukan pemeriksaan di klinik Jungkook, eomma Dahyun sengaja menyuruh Jungkook untuk melakukan kencan buta dengan Dahyun dan beginilah akhirnya.
"Yak eomma, sudah kubilang berkali-kali kalau aku sudah memiliki pacar, dia seorang letnan kolonel eomma, kau tidak percaya padaku?" Eomma Dahyun malah terkekeh dari sebrang telepon sana.
"Berhenti lah berkhayal anakku, selagi kau belum membawanya ke hadapanku, aku tidak akan percaya, sudahlah kencan yang baik ya Dahyun sayang, eomma sudah membelikan tiket hotel yang ada di mall itu, biar kalian bisa langsung beristirahat di kamar itu atau bahkan jika ingin, kalian bisa melakukan sesuatu dan menjadikan malam itu malam yang panas—"
"Arrasseo arrasseo, sudah ya eomma aku sudah dekat, eomma jaga kesehatan disana, jangan lupa untuk selalu meminum obatmu!"
"Tenanglah eomma tidak mungkin lupa akan hal itu."
Dahyun menghembuskan nafasnya kasar setelah menutup panggilan telepon dengan eommanya. Dahyun sayang sekali pada eommanya, apalagi sejak setahun yang lalu eomma Dahyun terkena penyakit stroke. Maka dari itu dirinya tidak bisa menolak begitu saja keinginan eommanya.
Sesampainya di parkiran mall, Dahyun malah terhenyak saat melihat Jungkook terlihat sedang berkelahi dengan beberapa lelaki yang tampaknya seperti preman.
"Aish jinjja menyusahkan saja dia!" Dahyun pun keluar dari mobilnya. Setelah mengunci mobilnya dengan benar, dirinya langsung saja menghampiri Jungkook yang sedang berkelahi bersama 3 orang preman itu.
Dahyun langsung mengambil pistol yang ada di sakunya dan menodongkannya pada mereka, "Lepaskan lelaki itu!" Perkelahian sempat berhenti, salah seorang dari preman itu malah menatap Dahyun dengan tatapan meremehkan.
"Ck aku tau kau tidak mungkin akan menembak kami, pistol itu pasti tidak ada pelurunya—"
"Doorrr!" Dahyun menembakkan pistol nya ke atap parkiran. Membuat preman-preman itu bergetar ketakutan dan langsung pergi dari sana.
Jungkook langsung saja menghampiri Dahyun yang sedang memasukan kembali pistol nya kedalam sakunya. "Aish Dahyun-ah! Apa-apaan yang tadi itu? Bukannya itu melanggar prosedur?" Omel Jungkook bertubi-tubi.
"Aku tidak suka membuang-buang waktu untuk para bedebah itu, kau—aish dari dulu kau tak pernah berubah ya! Selalu sok jagoan! Apa lagi yang kau lakukan tadi sampai bisa berkelahi dengan para preman itu?" Kini Dahyun dan Jungkook mulai berjalan beriringan dan masuk ke dalam mall.
"Para preman itu mencoba untuk memeras uang pada seorang nenek-nenek, bagaimana bisa aku tinggal diam?" Dahyun memutar bola matanya malas.
"Dasar menyusahkan saja, padahal aku hanya ingin menyelesaikan kencan ini dengan cepat! Kau tau kan kalau aku sudah memiliki kekasih?"
"Yak kau berbicara begitu seakan-akan hanya kau saja yang tidak menginginkan kencan ini terjadi! karena itu eommamu yang meminta bagaimana aku bisa menolak?"
"Dasar si terlalu baik!" Ejek Dahyun.
"Aku tidak percaya juga tuh kalau dirimu sudah memiliki kekasih, memangnya ada ya yang mau mendekati perempuan barbar seperti mu?" Ejek Jungkook balik.
"Eh jangan salah! Pacarku ini seorang letnan kolonel, kau pasti kenal dia, namanya letnan kolonel Han Taehyung, dia komando utama dari pusat pelayanan kesehatan, bahkan ia jadi ketua satgas Covid-19 kemarin. Kalau kau menyadari, dirinya kerap kali tampil di TV untuk mengumumkan jumlah penduduk yang terinfeksi." Jungkook langsung tertawa.
"Hei Dahyun-ah, kau bicara apa? Mengapa melantur begitu?" Dahyun langsung mendesis marah pada Jungkook kemudian ia langsung saja menjambak rambut Jungkook dengan sangat keras.
"Arggghh...Dahyun-ah, kau gila? Rambutku bisa habis rontok jika kau terus menjambaknya seperti itu!" Dahyun langsung saja melepaskan tangannya dari jambakan di rambut Jungkook. Dia langsung saja berjalan mendahului Jungkook. Jungkook pun menggeleng-geleng melihat kelakuan temannya sejak SMA itu kemudian ia mulai berlari dan menyamakan langkahnya dengan Dahyun.
"Huh yasudah, mau bagaimana lagi kita sudah sampai disini, lebih baik kita manfaatkan waktu berharga ini dengan baik, lagipula sudah lama juga kan kita tidak bertemu karena kesibukan masing-masing? Aku lapar, bagaimana kalau kita coba makan di restoran yang baru buka di lantai atas itu?"
Akhirnya meski awalnya Dahyun ogah-ogahan, mereka pun berakhir duduk di sebuah meja dalam restoran itu, menunggu pesanan mereka datang.
"Aigoo sejujurnya ya aku masih tidak menyangka kalau kita masih tetap saling menghubungi sampai kita setua ini, padahal teman-teman SMA ku yang lain kebanyakan sudah hilang kontak denganku," ucap Dahyun yang baru menyadari hal itu.
"Ck sama aku juga masih tidak menyangka bisa melihat gadis barbar yang dulu hobi memanjat dinding sekolah karena telat itu sampai saat ini, tepat dihadapanku."
Dahyun dan Jungkook terhenyak ketika ada anak laki-laki berusia sekitar 4 tahun yang tiba-tiba menghampiri mereka.
"Annyeonghaseo noona...apakah kau seorang polisi?" Tanya anak lelaki yang baru saja menghampiri Dahyun itu.
"Aaa annyeong adik tampan...iya kebetulan Noona adalah seorang polisi, kau ingin menjadi polisi juga?" Tanya Dahyun sambil menatap anak itu dengan gemas.
Anak itu mengangguk dengan semangat, "Sangat! Woojin ingin menjadi polisi, membawa pistol kemana-mana dan menjadi pahlawan bagi orang banyak!" Dahyun dan Jungkook tertawa gemas melihat anak itu yang mulai mencontohkan bagaimana cara menembak.
Tak lama ibunya pun datang, "Maafkan anakku, dirinya memang begitu, sering penasaran dengan hal-hal yang menurut nya menarik." Sang ibu itu mulai mengangkat anaknya ke gendongan nya.
"Tidak apa-apa Bu..anakmu lucu sekali, kami merasa sangat terhibur," balas Dahyun dengan jujur.
Setelah ibu dan anak itu berlalu, makanan pesanan mereka pun datang. Di tengah-tengah makan, Dahyun tiba-tiba teringat akan tiket hotel yang dibelikan oleh eommanya.
"Aish aku baru teringat, eomma tadi membelikan aku satu tiket kamar tipe honeymoon suite di hotel Elife itu."
Jungkook yang sedang mengunyah dan fokus pada makanannya itu akhirnya menoleh pada Dahyun, "Hanya satu kamar?"
Dahyun mengangguk, "Entah apa yang ada di pikiran eommaku, aku tidak mau menginap di hotel, mungkin setelah ini aku akan kembali ke apartemen kekasihku saja."
"Kau sungguhan tidak mau menginap di hotel itu? Itu hotel bintang 4 dan terbaik di kota ini, lebih baik kau berikan saja padaku tiketnya, biar aku yang menginap disana, sudah lama sekali aku ingin menghabiskan waktu luang ku menginap di hotel itu, tapi belum tercapai juga." Dahyun tampak berpikir, kemudian ia mengangguk.
"Baiklah, setelah ini akan kuantar kau ke hotel itu untuk check in, setelah itu aku akan langsung pergi."
....
"Ini kunci kamar kalian, selamat beristirahat," ucap sang resepsionis sembari menyerahkan kartu untuk membuka pintu kamar yang akan ditempati oleh Jungkook itu.
"Sudah ya Kook, aku pergi du—"
"AAAAAA!" Suara teriakan dari salah satu kamar membuat atensi mereka teralihkan.
"Mwoya..." Dahyun yang penasaran langsung saja berlari menuju satu kamar yang kini sudah dikerubungi oleh beberapa orang itu. Jungkook pun ikut bersama Dahyun untuk masuk ke dalam kamar itu.
Dahyun langsung saja menunjukkan tanda pengenalnya, begitupun Jungkook yang mengakui kalau dirinya adalah dokter. Selagi Dahyun mengintrogasi pelayan yang pertama kali menemukan jasad berdarah itu, Jungkook mulai memeriksa jasad korban itu dengan seksama. Selain itu Dahyun juga sudah menghubungi kantor polisi terdekat untuk mengangkut jenazah korban ini.
"Ini aneh, orang itu benar-benar mati karena gigitan di lehernya saja, tidak ada luka yang mengindikasikan kalau dirinya terkena pukulan benda tumpul atau tikaman pisau tajam, tak ada tanda-tanda kalau dirinya diracun juga," tutur Jungkook setelah mengamati jasad sang korban yang baru saja diangkut oleh pihak kepolisian.
"Oh iya berdasarkan informasi dari cctv, katanya pelaku pembunuhan itu belum keluar dari kamar ini, aish dimana dia?" Dahyun langsung saja mencari-cari ke seluruh bagian di kamar hotel tersebut, hingga akhirnya seseorang ditemukan sedang meringkuk ketakutan di kamar mandi, dengan mulut yang penuh darah.
Dahyun langsung saja meringkus lelaki itu dan ia mulai mengintograsi lelaki barusan itu.
"Aku tidak tahu..aku juga bingung kenapa tadi merasa sangat haus dan ingin meminum darah, maka dari itu saat pelayan hotel tersebut datang untuk mengantarkan makanan, aku langsung menerkamnya begitu saja."
"Apa kau mengkonsumsi obat-obatan khusus? Narkoba?" Tanya Jungkook tiba-tiba.
"Ah.. tidak, tapi semalam karyawan perusahaan kami yang berjumlah 30 orang berserta pak manager mengadakan rapat di hotel ini, untuk membahas mengenai rencana grand launching pil Axe, suplemen keluaran terbaru dari perusahaan farmasi kami untuk memperkuat imunitas yang bisa membuat orang yang meminumnya akan mendapat stamina tambahan, lebih fokus dalam bekerja dan akan membuat orang yang meminumnya kebal akan segala penyakit. Pak manager Kang membagikan obat tersebut pada kami para karyawan nya satu orang satu strip, aku penasaran maka dari itu langsung saja kuminum obatnya malam tadi," tutur Lee Doyoung.
Jungkook mengerenyit, "Hey sejujurnya aku sudah merasa heran dengan deskripsi obat yang kau jelaskan tadi, apa benar-benar obat seperti itu diizinkan untuk diedarkan oleh badan pengawas obat? Efeknya sungguh gila begitu."
Ponsel Dahyun tiba-tiba berbunyi, seseorang meneleponnya. "Oh halo Taehyung, ada apa?"
"Dahyun cepat pergi dari hotel itu!" Seru Taehyung dengan panik.
"Yak bagaimana kau bisa tau aku sedang ada disini?"
"Seseorang melapor padaku tadi, cepat pergi sebelum hotel dan mall itu di lockdown!"
"Nanti dulu Taehyung, aku sedang mencoba untuk mencari tahu apa penyebab dari kematian lelaki—"
"Aku sudah tahu itu!" Potong Taehyung dengan tak sabaran.
"Cepat lari Dahyun! Lari! Kalau kau terkurung didalam sana belum tentu kau bisa keluar dengan selamat nantinya!"
Terlambat, suara sirine mulai memenuhi rungu mereka, suara teriakan massa yang panik mulai menggelegar, Dahyun menurunkan ponsel yang tadinya ia dekatkan ke telinga, ia mulai berjalan menuju jendela dan melihat kericuhan apa yang sedang terjadi di luar. Para tentara itu datang, berusaha untuk menyegel area mall dan hotel ini menggunakan barikade-barikade raksasa.
"Apa ini..." Dahyun meneguk salivanya gugup. Hingga akhirnya suara Taehyung kembali terdengar dari teleponnya masih tersambung itu.
"Dahyun, aku titip pesan padamu, jaga dirimu baik-baik disana sampai bantuan datang, jangan keluar dari kamarmu, karena kemungkinan akan lebih banyak orang yang terinfeksi oleh penyakit gila itu."
"Apa yang kau maksud penyakit gila itu penyakit saling menggigit dan haus darah itu?"
"Tepat sekali, penyakit ini sudah muncul sekitar 4 bulan lalu, aku diam-diam melakukan riset untuk meneliti penyebab penyakit ini."
"Apakah penyakit itu disebabkan oleh obat? Dia bilang semalam perusahaan mereka mengadakan rapat dan sang manager membagikan obat tersebut pada 30 orang karyawan nya yang kini menginap di hotel ini juga."
"Nah itu lah yang membuatku menyegel hotel dan mall tersebut, karena tak lama lagi akan banyak orang yang terinfeksi juga karena obat itu." Tangan Dahyun gemetar, Jungkook menatap Dahyun dari belakang dengan tatapan khawatir. Ia langsung saja menghampiri Dahyun dan bertanya saat Dahyun mematikan teleponnya.
"Ada apa Dahyun-ah?"
"Kita harus berhati-hati, kemungkinan akan lebih banyak orang yang terinfeksi seperti dia."
"Tuan Lee tolong jangan keluar dari kamarmu! Karena kita tidak tahu sampai kapan kau bisa mengendalikan diri untuk bersikap seperti orang waras, dan kita juga tidak tahu kapan kau akan bertindak gila lagi, mengerti?" Doyoung pun mengangguk mengerti.
"Kalau kau melanggar, akan kutembak kau dengan pistol ini," ancam Dahyun sebelum akhirnya menutup pintu itu.
Dahyun langsung saja mengatur nafasnya setelah berhasil menutup pintu kamar milik Pak Lee Doyoung itu. Sungguh dirinya tidak menyangka akan ada di situasi ini, situasi yang biasanya hanya dapat ia jumpai di film-film kini benar-benar ia rasakan sendiri.
"Aish ini semua karena dirimu Jungkook! Andai saja tadi kita tidak datang ke hotel ini dan langsung pulang, kita pasti tidak akan terjebak di tempat seperti nera—"
Saat sedang panik, tiba-tiba Jungkook menggenggam tangan Dahyun yang terasa dingin itu.
"Gwenchana Dahyun-ah.. gwenchana..kita lalui ini bersama-sama." Pegangan tangan ini, tatapan hangat Jungkook itu mengingatkan Dahyun pada saat-saat dirinya akan mengikuti tes untuk memasuki akademi kepolisian. Jungkook yang mengantarnya saat itu dan dirinya melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan saat ini. Menggenggam tangannya dan meyakinkannya untuk tenang.
Dahyun tersenyum tipis, ia mulai menghembuskan nafas nya perlahan. "Baiklah Jungkook, mari kita sama-sama berjuang untuk bertahan di tempat ini."
Jangan berekspetasi tinggi sama cerita ini ya gais 🥲 gak jelas soalnya, hasil gamon doang
Makasi banyak yang udah baca chap pertamanya 😍 jangan lupa tinggalkan sendal!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro