11: Bittersweet Memories
Undangan reuni SD Suginoki tiba dalam bentuk surat di kotak surat keluarga Yamada. Sebetulnya Miiko heran, kenapa tidak melalui surel atau pesan digital? Namun, pertanyaannya terjawab saat bungkusan kecil menyertainya.
Gadis mungil itu membawa surat dan bingkisan yang ditujukan padanya ke dalam kamar. Momo masih belum pulang dari sekolah. Mamoru ... Dia pasti sedang mesra-mesranya dengan Yuka. Dasar pengantin baru. Mendadak, Miiko rindu pertengkaran masa kecil mereka. Rumah terasa sepi sekarang.
Miiko menyobek amplop dan mendapati sebuah kartu di dalamnya. Hari Minggu, di lapangan SD Suginoki. Gadis dengan poni depan itu teringat dengan momen di mana ia dan teman-temannya melakukan hanami di sekolah karena taman tempat hanami penuh. Ide Tappei waktu itu sangat brilian.
Ah, Tappei. Hati Miiko sedikit nyeri kalau mengingat laki-laki dengan rambut landak itu. Minggu lalu, mereka baru putus. Akankah Tappei juga datang ke reuni hari nanti? Siapkah Miiko menatap wajah rupawannya di sana?
Peramal masa depan waktu itu salah. Miiko tersenyum getir. Memang benar, ia dan Tappei sudah jalan bersama sejak lama. Berawal dari pernyataan suka di masa kuliah, dilanjut dengan rajutan kisah mempersiapkan masa depan. Kenal dari kecil dan dukungan dari semua orang ternyata bukan jaminan sebuah hubungan berakhir bahagia selamanya.
Helaan napas keluar dari bibir Miiko. Ia dan Tappei putus baik-baik. Murni karena visi sudah tidak lagi sejalan. Tappei harus mengurus ibunya yang sudah sakit-sakitan, tak ada waktu untuk percintaan. Bahkan dengan kehadiran Miiko yang bisa membantunya. Alasannya masuk akal, tidak dibuat-buat, dan bisa Miiko pahami, tapi justru itu yang membuatnya menyakitkan. Gadis itu menatap pantulan bayangan dirinya sendiri di kaca. Matanya bengkak.
Belum ada yang tahu. Mari-chan pun tidak. Miiko tak cerita pada Yukko, tapi kalau Tappei menceritakan hal ini pada Kenta, seharusnya Yukko juga sudah tahu. Ah, entahlah. Miiko tak ingin menceritakan hal ini pada siapa-siapa. Padahal, mereka sama-sama tahu, cintanya masih belum padam sejak dulu, dan keadaan yang membuat mereka tak lagi bisa bersatu.
Masihkah ada harapan jika suatu saat nanti mereka bersama lagi? Mungkin, mama Tappei yang mendadak sehat. Mungkin, Tappei yang akhirnya merasa layak untuk mencintai orang lain sebagaimana ia mencintai ibunya. Mungkin-mungkin lainnya, yang Miiko tahu, mustahil untuk saat ini.
Air mata Miiko mengalir lagi. Sungguh, ia rindu.
*
Day 11:
Pilih salah satu pasangan favorit kalian dari cerita orang lain (buku yang sudah terbit). Buat pasangan tersebut karam di cerita hari ini. Cantumkan cerita asal dari pasangan yang kalian ambil di akhir cerita.
Miiko dan Tappei dari Hai, Miiko!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro