Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

° Two °

Baik (Name) dan Shogun, keduanya memegang telinga mereka masing-masing yang menjadi kemerahan lantaran dijewer paksa oleh Ei. Keduanya mengaduh kesakitan, ternyata kemarahan Ei bukan hanya candaan semata.

(Name) melirik Shogun yang juga menyentuh kedua telinganya, kemudian ia mencibir, "Kau itu boneka. Jangan sok merasa sakit, deh."

"Memangnya boneka tidak boleh merasa sakit, hah?" Sekali lagi, Shogun tersulut emosi lantaran perkataan (Name) yang terdengar kurang ajar baginya. "Kau sendiri, katanya adik dari archon, masa dijewer sedikit saja langsung kesakitan?"

"Ya, soalnya aku bukan boneka."

"Bahkan boneka juga bisa merasa sakit, bodoh. Kalau tidak, mana mungkin aku kalah dari si payah itu?"

"Kalau itu salahkan dirimu sendiri lah! Kau terlalu lemah sampai dikalahkan pengembara entah dari mana."

"Apa maksudmu--"

Sekali lagi petir menyambar di tengah-tengah mereka, dibarengi dengan Ei yang sudah tersenyum jauh lebih 'manis' dari yang barusan. "Sudah ya bercandanya. Boleh dengar aku bicara sebentar?"

Keduanya menenggak ludah kala Ei kembali menampilkan senyum manis yang mematikan itu. Mereka mengangguk bersamaan dan menjawab, "Iya, silakan bicara."

"Nah, bagus." Ei kemudian menyatukan telapak tangannya di depan dada, kemudian senyumannya kembali terlukis di wajah rupawannya itu. "Kalian tahu 'kan ini sudah masuk musim apa?"

"Musim semi?" tanya Shogun.

"Benar sekali, Shogun," jawab Ei sembari melipat kedua tangannya di depan dada. "Lalu, menurut kalian apa yang identik dengan musim semi?"

"Hanami, ya?" Shogun sekali lagi menjawab.

Namun, Di menggelengkan kepalanya dan membentuk tanda silang dengan jari telunjuk. "Itu termasuk, sih. Tapi yang aku bicarakan bukan hanami."

Shogun kemudian menopang dagunya dengan jari, sepertinya ia sedang berpikir. (Name) pun ikut berpikir, sebenarnya apa yang identik dengan musim semi? Ah, hanya satu lagi yang terpikir.

(Name) pun membuka mulutnya, "Kalau bukan hanami, berarti kolam air panas?"

"Benar sekali, (Name)! Itu dia yang aku maksud!" Wajah cantik Ei terlihat sangat antusias, sepasang matanya berbinar-binar kegirangan kala (Name) sudah menebak pertanyaannya dengan benar. "Aku dengar dari Miko, ada kolam air panas yang sangat bagus di pinggir kota Inazuma! Bahkan putri dari Yashiro Commission pun sering mengunjunginya."

Ah, seketika (Name) teringat. Memang benar ada kolam air panas yang terkenal akhir-akhir ini. Ketika ia sedang jalan-jalan di pinggiran kota Inazuma, ia sudah lihat dengan mata kepalanya sendiri betapa ramai kolam air panas itu. Wajar, kolam air panasnya sangat alami dan pemandangannya juga sangat indah.

Kemudian, Ei menggenggam erat kedua tangan Shogun dan (Name). Masih dengan binar mata yang sama, Ei berkata pada keduanya, "Maka dari itu. Aku berencana mengajak kalian berdua pergi ke kolam air panas itu bersamaku! Bagaimana?"

"Kedengarannya boleh juga. Aku ikut." Shogun menjawab terlebih dahulu.

Sebenarnya, ide Ei tidaklah buruk, dan (Name) juga sangat tertarik lantaran ia bisa pergi berdua dengan kakaknya itu. Namun, mengetahui fakta bahwasannya Shogun ingin ikut bersamanya, mau tak mau itu membuat (Name) menjadi enggan. "Shogun, sebaiknya kau tidak ikut saja."

"Kenapa?" Sepasang netra Shogun memicing sekali lagi. Sepertinya (Name) masih ingin mencari ribut dengannya. "Aku memang mau ikut."

"Apa aku tidak salah dengar? Kau mau ikut kami ke kolam air panas, Shogun?" (Name) memandang sosok persona kakaknya itu dengan tatapan tak percaya--sekaligus sebal, sebab, ia mengganggu rencananya untuk pergi ke kolam air panas berdua saja dengan Ei. "Kau 'kan tidak tertarik dengan acara begini."

Bukannya menyahut dengan baik-baik, Shogun malah melengos kesal. "Suka-sukaku, lah. Memangnya tidak boleh?"

"Kau itu boneka, Shogun! Mana bisa kau kena air, nanti kalau kau korslet, bagaimana?!"

"Heh, aku ini boneka, aku tidak digerakkan dengan listrik, bodoh!"

Lagi-lagi, keduanya ingin berdebat. Bahkan, Ei menyadari (Name) sudah nyaris mencengkram kerah baju Shogun andaikata dia tidak menghindar.

"Shogun. (Name)."

Mendengar panggilan lembut Ei, keduanya kembali terdiam dan duduk manis seperti sedia kala, tidak ingin kembali dihajar olehnya. Ei memandang Shogun dengan tatapan sebal. "Kalian ini bertengkar terus. Shogun, kau jangan mudah terbawa emosi."

"Baik. Maafkan aku."

Pandangannya kemudian beralih pada (Name) yang tertawa-tawa kegirangan tanpa suara lantaran Ei menegur Shogun. "Kau juga sama, (Name). Lagipula niatnya aku memang mau mengajak Shogun, kok. Jaga sikapmu."

Kini berganti Shogun yang tersenyum penuh kemenangan dan (Name) yang menundukkan kepala. "Maaf, neesama."

Ei menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian, ia memberikan konklusi akhir pada keduanya. "Pokoknya, besok kita akan pergi ke kolam air panas."

"Karena tidak mungkin rakyat kita melihat ada dua archon electro, sementara aku akan bersembunyi di alam bawah sadar dan akan muncul ketika kita sudah ada di dalam. Mengerti?"

"Baiklah."

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro