Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

The sunrise is beautiful, isn't it?

Atensi sang wira sudah didapatkan, "Maksudmu?"

"T-tidak, bukan apa-apa. Maaf, melihat langit membuat pikiranku melayang."

Perbincangan yang tak sengaja ia dengar di pemandian tadi membuatnya sadar, perhatian yang selama ini dirinya berikan untuk sang wira, kerja keras dan dedikasinya kepada pemuda itu.

Apakah semuanya hanya sebatas perasaan kepada seorang teman? Atau ada hal lain yang tersembunyi dan menunggu untuk dikeluarkan?

Umm, ia betulkan kalimatnya, ia mungkin sadar dan sedang dalam penolakan, atau mungkin ini semua memang tak seperti yang ia pikir?

Perasaan ini hanya sugestinya? Apa ia terbawa suasana? Entahlah.

Ia tak bisa membayangkan dirinya menyukai sahabatnya sendiri. Tentu saja tidak ada yang salah dengan hal itu, ia sangat menyukai kisah dimana karakter utama dan 'si temannya' berbagi ikatan khusus yang berujung kepada mereka berkencan di akhir cerita.

Iya, ia menyukai hal itu dalam buku. Namun, ini semua bukanlah coretan hitam di atas kertas, dan mereka bukan karakter dalam cerita.

Ah, Ya Tuhan. Bahkan suara jangkrik seakan mengolok sifat pengecutnya.

Diam terlalu lama biasanya merupakan hal yang biasa, sebab dikala sedang bersama keduanya hanya mengapresiasi keberadaan satu sama lain sembari sibuk dengan urusan masing-masing, namun kali ini Rinka merasa gelisah.

Terkutuk kau pemandian umum terbuka dan dinding palsunya.

Ia juga heran, jelas-jelas ia mendengar Senkuu ikut andil dalam 'diskusi di pemandian' tadi, tapi bisa-bisanya Senkuu masih terlihat tenang?

Rinka yakin Senkuu sadar bahwa perbincangan mereka terdengar sampai ke sisi sebelah, sahabatnya tidak lah bodoh.

Kadang Rinka tidak paham dengan orang disampingnya.

Mata nilakandi Rinka melirik sosok disebelahnya sebelum dengan cepat menunduk.

Apa benar yang gadis gadis bicarakan di pemandian tadi? Bahwa Senkuu tidak sedikit pun menaruh ketertarikan dengan hubungan asmara?

Tapi kalau benar begitu ia tidak akan menerima ajakan Luna. Ah, tidak, waktu itu kan Senkuu mau karena kondisinya juga sangat mendesak.

Benar, Luna. Ia tidak boleh menaruh perasaan ketika Senkuu jelas-jelas masih menjalin hubungan dengan Luna. Meski semua orang akui, hubungan mereka sendiri sangat tidak jelas.

Tapi keduanya masih memiliki status.

Frustrasi, si puan menghela napas panjang yang membuat sahabatnya menoleh, "Kamu ini kenapa? Kurang tidur?", tanya Senkuu.

Pertanyaan yang terdengar seperti basa-basi belaka. Namun sebenarnya pemuda itu tengah berusaha mencari tahu.

Rinka bertindak aneh sejak mereka bertemu tadi. Sahabat macam apa jika Senkuu tidak sadar?

Pemuda itu hanya tidak mau terlalu mengusiknya. Seperti yang selalu ia lakukan, ia hanya akan diam menunggu hingga Rinka siap.

Rinka juga sama dengannya, ia tak sebodoh itu. Dirinya tahu Senkuu sadar dengan perubahan sikapnya.

Payah, bisa-bisanya ia lengah.

Yah, untuk saat ini, biarlah semuanya tetap begini. Status mereka yang seperti ini, dan perasaannya yang masih bimbang.

Biarkan tetap menjadi tanda tanya.

Hingga ia menemukan jawabannya. Lagipula, mereka tidak sedang terburu-buru, kan? Setidaknya Rinka begitu.

Masih ada hal lain yang juga menjadi tanda tanya besar baginya.

Rinka menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia tersenyum kecil seraya menggeleng, memberi isyarat bahwa dirinya baik-baik saja.

Ia kemudian memandangi taman kecil dihadapannya dan mendapati cahaya yang perlahan mulai naik, dirinya kembali tersenyum.

"The sunrise is beautiful, isn't it?"

Senkuu tertawa, tawa khas miliknya. Ia tak mengerti apa yang Rinka katakan, tak juga ia peduli. Namun, apa yang dikatakan si puan benar.

Arunika yang kini tersaji di depan keduanya begitu indah. Senkuu bukan penikmat hal seperti ini, tapi menikmatinya bersama seseorang bukan hal yang buruk.

"Yeah, you're right."

====END?====

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro