Ep.9 - Berdetak
'Detak jantung yang menyenangkan.'
HOTEL DELUSION
Senin, 23-03-2020
Kita pasti bisa budayakan vote dan comment!
~ FIGHTING ~
.
.
.
“BERIKAN AKU minuman yang bisa menormalkan detak jantung.”
Hyungwon mengangkat kepalanya dari mengelap gelas, gerak tangannya terhenti bersamaan dengan dahi berkerut samar. “Untukmu, Oh Sajang-nim?” ia bertanya karena merasa ragu, tidak biasanya Sehun memesan minuman langka, terlebih dikhususkan untuk jantung.
“Jantungmu berdetak kembali?” tanya Hyungwon lagi.
Biasanya minuman semacam ini akan diberikan pada soul yang dinyatakan raganya masih aktif, hidup di antara dunia dan delusi. Rata-rata mereka adalah orang-orang yang mengalami koma, sakit sehingga sering berhalusinasi dan yang paling sering ditemui, soul meninggalkan sementara raganya yang sedang tertidur pulas.
“Tidak, tidak akan mungkin.” Sehun tertawa hambar, menurutnya soul eternalᅳseperti dirinyaᅳtidak pantas merasakan kehidupan yang sama dengan manusia di dunia.
“Ini pasti karenanya,” tebak Hyungwon menyimpulkan diamnya Sehun sebagai jawaban ‘iya’.
Memang benar semenjak kedatangan Sejeongᅳwanita dari dunia ituᅳSehun terlihat dua kali lebih lelah. Tetapi sorot matanya tampak bersinar, menyiratkan rasa antusias yang sama sekali belum pernah ditunjukannya. Dan sialnya Hyungwon dapat mengetahui semua kegundahan, kegelisahan hingga berlaku seperti pemberi saran yang anehnya lagi selalu berhasil memberi gagasan atau pilihan lain.
“Kau tidak perlu minum apa pun, hanya harus pergi menemuinya.” usul Hyungwon sambil melanjutkan pekerjaannya, membersihkan gelas-gelas.
“Menemuinya?” ulang Sehun terdiam sejenak, “Membuat kesal saja… tipe wanita yang suka ikut campur, bersikap sesukanya dan nampaknya susah diatur.” Ia mengakhiri perkataannya dengan sebuah senyuman bermakna cibiran.
Hyungwon mengangguk. “Oh iya, soal pertanyaanmu tempo hari, aku sudah menemukan jawabannya…” ujar Hyungwon menaruh gelas terakhir yang telah dibersihkannya, ia melihat sang bos menunjukan minat lalu melanjutkan, “Ketika kuliah di luar negeri, Mina tertarik dengan klub dansa dan sempat bergabung,”
“Siapa Mina?” potong Sehun.
“Manager Kim Yuna, dia sudah mengganti namanya, jelas saja pasti kau tidak tahu masalah pegawaimu. Ckck,” decak Hyungwon.
Lain halnya dengan Sejeong, Sehun tidak pernah ingin terlibat dan atau mengetahui kehidupan orang lain. Namun sekali lagi Hyungwon mendapati perubahan Sehun yang jelas kentara.
“Ouh, apa dia juga bisa menyanyi?”
“Iya, dia cukup bagus dalam bernyanyi.” jawab Hyungwon.
Sehun menjentikan jari. “Ok, kalau begitu dia bisa ikut andil dalam grup.” katanya seketika raut wajah dongkol beberapa saat lalu tergantikan dengan senyuman, yang tak pernah Hyungwon lihat selama ia bekerja bersama Sehun.
“Kau jatuh cinta padanya.” Sehun mengarahkan pandangan pada Hyungwon. “Kim Sejeong, kau banyak berubah setelah tiga tahun lalu menemuinya.”
≈ ≈ ≈
“Bagaimana kalau Delight?” Sejeong bertanya merasa butuh persetujuan dari Sehun.
“Deluxe, terdengar lebih berkelas, iyakan Shin Gwajang?!” tolak Sehun.
Semua pegawai hotel tahu bosnya tidak akan pernah mendengarkan pendapat orang lain, dia paling tidak suka dibantah dan berpendirian keras. Jika sudah begitu yang dapat mereka lakukan hanyalah menuruti perkataannya, menyetujui setiap gagasan serta ide konyol sekali pun.
“Nde, kemewahan sangat cocok dengan hotel kita.” jawaban Hana cukup memuaskan Sehun.
“Aku juga merasa Deluxe lebih bagus.” tukas Mina.
Sungguh Seola tidak suka melihat senyum kebanggaan Sehun terukir, ia lalu mengangkat tangan. “Aku lebih suka Delight.” Sejeong senang ada yang sependapat.
Kini semua pandang mata tertuju pada Minhyuk. “Menurutku Deluxe terkesan lebih cocok untuk sebuah boy group, jadi aku memilih Delight.”
“Kata siapa kalian bisa memilih, di sini aku yang memutuskan!” sewot Sehun.
Saat itu pintu ruangan terbuka dan Sehun berbalik. Matanya terarah pada wanita bertubuh langsing dan berambut pendek yang berdiri di ambang pintu dan satu wanita lain yang sudah tidak asing lagi.
“Oh Sajang, dia juga akan bergabung dengan Deluxe!” seru SuA, mengakhiri pemilihan nama grup.
“Kau dengar itu,” Sehun mengalihkan pandangan pada Sejeong, gadis itu menunjukan raut wajah kecewa yang lalu maju dua langkah mendekati Sehun.
Sejeong menarik sudut bibirnya, meletakan kedua tangan di tiap telinga dan berkata, “Tidak dengar,” ia menggeleng-geleng bertingkah menggemaskan, sementara Sehun mengerutkan dahi kebingungan. “Sejeong-eun, hanya ingin bersenang-senang, setelah itu akan melepaskan impian tanpa penyesalan, Sehun-sshi, jebal (aku mohon), delight, ehm ehm…” lanjut Sejeong dengan suara yang dibuat imut tidak lupa mengayunkan kepalan tangan sebanyak dua kali ke dada Sehun.
“Dia melakukan aegyo (bertingkah imut).” ucap tak percaya Mina.
“Pada Oh Sajang?!” Hana ragu itu akan mempengaruhi keputusan Sehun dalam menentukan nama grup.
“Kiyeowo (Lucu sekali),” sahut Minhyuk singkat.
Dulu ketika menjadi trainee, Kim Sejeong banyak berlatih melakukan aegyo, sehingga debut nanti ada sesuatu yang bisa ditunjukan di layar kaca. Karena ia tahu dalam sebuah grup harus ada setidaknya satu orang yang bisa ber-aegyo. Tetapi, dia tidak pernah menduga akan memperlihatkannya pada seorang lelaki dengan jiwa abadi, yang akan membantunya debut menjadi seorang penyanyi.
‘Kau jatuh cinta padanya.’
Sehun sontak mundur, tidak ingin mempercayai perkataan Hyungwon. Bagaimana bisa ia jatuh cinta lagi setelah ratusan tahun berlalu.
“Terserah kau saja! Lakukan sesukamu!”
Hana, Mina dan Minhyuk dibuat tercengang dengan ucapan Sehun. Berbeda dengan Seola yang mengulum senyum. Sementara SuA dan wanita di sebelahnya saling tatap tak mengerti, meski begitu mereka ikut senang melihat Sejeong yang jingkrak-jingkrak sambil berseru, YES!
≈ ≈ ≈
_ Support Cast in this episode _
Jung Mimi (gugudan)
Tidak biasanya langit malam di delusi terlihat cerah. Remang-remang cahaya bulan tampak terlihat indah bagi Sejeong. Dia dan ke-4 anggota Delight berjalan bersama menuju sebuah gedung yang nantinya akan menjadi tempat latihan.
“Jadi namamu Jung Mimi,” kata Sejeong mencoba mengingat beberapa girl group yang dia ketahui, ia menelisik wajah Mimi, tak butuh waktu lama untuk mengenali wajah tersebut. “Enam bulan lalu berita kecelakaan mobil menewaskan dua member Flower Girl’s, jadi kau…” Sejeong menekap mulut merasa tak enak.
Mimi sama sekali tidak tersinggung, sedihnya pun telah berlalu justru ia tersenyum lebar. “Tidak apa-apa, Oh Sajang bilang setelah membantu impianmu terwujud aku bisa segera pergi.” ujar Mimi dengan suara tenang.
SuA merangkul pundak Mimi dan berkata, “Enak sekali kau sudah dipastikan sebagai soul pure, aku ingin tahu kemana ingatanku pergi.” Ia menepuk pelan kemudian melepas rangkulan dan berjalan lebih dulu dari yang lainnya.
“Dia pasti sangat sedih, terombang-ambing antara dunia dan delusi,” Mina menghela napas.
“Aku harap dia bisa segera mengingat sesuatu mengenai kehidupannya di dunia.” kata Hana yang pernah merasakan kebimbangan yang sama seperti SuA. “Ayo cepat, kita harus bergegas!” ia meneruskan seraya menggenggam tangan Mimi, memberikan kekuatan bagi gadis itu untuk bertahan sedikit lebih lama.
Hana mengedarkan pandangan. “Kalian tahukan kalau aku perlu banyak belajar, sungguh aku tidak bisa menari.”
"Aku tahu." timpal Mina yang lalu menggamit lengan Sejeong. “Kajja Eonni,” ujarnya menyusul Hana dan Mimi.
≈ ≈ ≈
Dream Space. Sejeong kembali mengunjungi tempat pelatihannya 3 tahun lalu. Sebelum impiannya direnggut oleh kontrak tak masuk akal. Waktu itu dia benar-benar tidak bergairah, timbul perasaan enggan mengikuti evaluasi debut.
Sementara kini ia bersemangat. Melihat semua dekorasi, tata letak ruangan dan interior masih terlihat sama, ditambah orang-orang berseliweran seperti saat dia berada di dunia. Bedanya mereka jarang berbicara bahkan untuk saling menyapa pun tidak. Hanya menari tanpa musik yang sesekali mengagetkan Sejeong dengan hentakan-hentakan kaki pada lantai dansa.
Untungnya ruang praktik dansa yang digunakan anggota Delight memiliki speaker, mereka menari dengan diiringi lagu debut yang telah disiapkan oleh Oh Sehun. Perlahan suasana menjadi lebih hening. Hana sudah menyerah, menurutnya tarian modern sangat sulit dipelajari, meski begitu dia akan tetap berusaha.
“Aku juga lelah.” ujar Mina mengusap peluh keringat di pelipisnya, menyahuti kalimat penolakan Hana yang enggan mengikuti intruksi Mimi lagi.
SuA melihat wajah para anggota dari pantulan kaca yang sebesar dinding. “Hari ini sudah cukup berlatihnya.” kata SuA berlaku sebagai leader, dia dipercayai mampu memimpin grup dengan baik.
“Sudah lama aku tidak menari, ini membuat tubuhku terasa segar.” Sejeong masih menggerakkan tubuh, menikmati alunan musik sembari menyanyikan liriknya. “Lagunya bagus, kali ini aku setuju dengan pilihannya.”
Seorang lelaki memasuki ruangan. Otomatis semua orang melihat ke arahnya, “Oh Sajang-nim.” Barulah Sejeong berhenti menari, rambut kuncir kudanya masih berayun tatkala ia mengumbar senyum menyambut kedatangan Sehun.
“Kalian pergilah,” titah Sehun mengibaskan tangan, memandang Sejeong dengan tampang datar.
Tidak perlu menunggu lama untuk menuruti perintah Sehun. Mereka memberi salam, berlalu pergi meninggalkan Sehun dan Sejeong yang kini berpandangan.
“Ada apa?” tanya Sejeong mengangkat alis keheranan.
Sehun beringsut mendekati Sejeong. “Aku perlu mengecek sesuatu.” balasnya semakin melangkah lebar-lebar.
“Apa yang mau kau lakuᅳkan,” suara Sejeong tertelan ketika tubuhnya terdorong oleh pelukan Sehun, terus didorong mundur sampai beberapa langkah, hingga punggung Sejeong menyentuh cermin, menembusnya.
Kini mereka berada di tempat lain yang disebut sungai Cheonggyecheon, tepat berpelukan di Gwanggyo Bridge, jembatan yang melambangkan keharmonisan antara masa lalu dan masa depan. Sehun dapat merasakannya, detak jantung yang tidak biasa.
“Sehun-sshi, lepas.” Sejeong agak memberontak meminta dilepaskan.
“Diam sebentar.” ucap Sehun malah mengeratkan pelukannya, satu tangan bergerak ke atas dan saat itu jantungnya berdetak kencang.
≈ ≈ ≈
THANKS FOR READING
Don’t forget for vote and comment
70 VOTE UNTUK MOMENT MANIS SEHUN-SEJEONG SELANJUTNYA
.
.
.
BGM – MONSTA X ‘By My Side’
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro