Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ep.5 - Suara Hati

BGM D.I.A “Light” (Hotel Delusion OST Part.3)

‘Mampukah kau mendengar suara hatimu.’

HOTEL DELUSION
Sabtu, 07-03-2020

Hai readers, aku sudah tetapin jadwal update baru buat cerita ini di hari senin dan selasa.
Ini aku ngetiknya kejar tayang, untuk itu aku pengen kalian bisa hargai proses pembuatan cerita ini yang emang dikerjakan tiap 1 jam dalam sehari di malam hari.

^^ HAPPY READING ^^

_ Cameo in this episode _
Choi Yuju (Ketua klub ‘Magic’)


Dengan sedikit berlari, Sejeong mendekati taksi yang baru menepi. Saat hendak memasuki kursi penumpang, ia mendapati seorang wanita yang tengah duduk dengan badan bagian atas membungkuk rendah. Rambut menjuntai panjang hingga pangkuan, menutupi sisi wajahnya.

Sejeong mengangguk kecil sambil mengatakan permintaan maafnya karena telah mengira taksi tersebut kosong. Ia bergegas menutup kembali pintu, berlalu pergi bersamaan dengan terdengarnya seruan sang supir taksi.

Agashi (Nona), kau tidak jadi naik?!”

Sejeong tidak sedang terburu-buru atau bahkan kabur dari kejaran orang-orang. Tetapi kenapa rasanya ia ingin segera sampai ke tujuan, bertemu ibu dan ayahnya. Sesekali memastikan sekitar, berpikir akan kemungkinan pria bernama Oh Sehun tengah mengikuti, atau lebih parah lagi jika tiba-tiba muncul di depannya. Napas Sejeong naik turun tak beraturan. Perjalanan menuju rumah terasa lebih jauh dari biasanya.

Dari arah berlawanan, seorang wanita mengenakan seragam sekolah dengan rambut yang dirumbai serta ponytail berjalan sambil merogoh isi tas ranselnya. Brukk, Sejeong tidak sengaja menabrak wanita berseragam itu.

Sejujurnya ia sedang kalut, perasaannya mendadak tidak enak setelah meninggalkan Sehun. “Jweosonghamnida,” hari ini kata maaf telah terlontar dua kali dari mulutnya.

Kontan Sejeong membantu memunguti barang-barang yang berhamburan dari tas ransel. Sebuah cermin tergeletak tak jauh dari lipbalm, menarik perhatiannya. “Oh Sehun-sshi?”

Sejeong menoleh dan tidak ada seorang pun di dekatnya. Dari mana datangnya pantulan yang menyerupai Sehun, lelaki yang beberapa saat lalu memintanya untuk tetap tinggal di sisinya. Dia tahu ini tidak masuk akal, namun apa salahnya mencoba menyentuh permukaan cermin, siapa tahu tangannya menembus, kemudian terhisap masuk ke dalam cermin yang artinya ia memasuki delusi.

“Yaaa, pecah, cermin ini bukan milikku,” Sejeong terhenyak, beringsut mundur hingga terduduk di aspal.

Kacanya benar-benar pecah, tentu saja, setelah terjatuh dari ketinggian satu meter. “Somi bisa marah padaku.” sesal wanita itu menoleh pada Sejeong yang telah dengan ceroboh menabraknya.

Mianhaeyo,” ucap Sejeong tidak bisa mengendalikan dirinya.

Jelas-jelas sebelumnya ia melihat bahwa kaca persegi itu utuh, bahkan memperlihatkan pantulan dari seseorang yang dikenalnya.

Eonni, kau baik-baik saja?” pelajar di tingkat menengah atas itu menyentuh bahu Sejeong.

Potongan adegan mengenai Sejeong yang keluar dari pintu utama Hotel Delusion, terpapar begitu saja seperti kilas balik. Choi Yuju menggoyangkan tubuh Sejeong, “EONNI! SADARLAH!”

“Eoh, aku akan menggantinya.” kata Sejeong berusaha mengabaikan apa yang baru saja dilihatnya dalam cermin. Dia pasti berhalusinasi.

Pelajar bernama Yuju itu sudah tidak memperdulikan cermin milik adik kelasnya yang telah menjadi potongan-potongan kecil dengan berbagai bentuk, setelah mendapat penglihatan dari orang yang disentuhnya.

Eonni, kau pernah ke Hotel Delusion?” tanya Yuju selagi suatu pesan muncul dalam pikirannya.

≈ ≈ ≈


“Selesai,” kata Yuna menghembuskan napas lega.

Ia harus lebih sering bersyukur karena telah diberi kemudahan dalam menghadapi Kim SuA yang banyak melontarkan pertanyaan dan dapat dengan cepat membersihkan kamar 273 yang dihuni soul pendendam.

Yuna memandang takut-takut ke meja rias yang sengaja ditaruh di tengah-tengah ruangan. “Dia ada di dalam sana, kan?” tanyanya menerawang ke dalam cermin bundar yang terletak di atas meja.

“Terkurung di sana entah untuk berapa lama, mungkin…” Minhyuk menjeda ucapannya, “Sampai dia benar-benar melupakan dendamnya.” Ia tidak yakin akan dugaannya itu.

Menurut Yuna perkataan rekan kerjanya cukup masuk akal. Tetapi satu hal yang membuatnya ia khawatir. “Mengenai Kim SuA, aku harap kau tidak ada niatan untuk membantunya.” ucap Yuna memperingati sebelum Minhyuk berulah dengan maksud membantu masalah para soul yang belum selesai di dunia.

Nde, nde (Ya, ya),“ balas Minhyuk manggut-manggut sekenanya.

≈ ≈ ≈

Sejeong menggeliat kecil di ranjang tidurnya. Ia baru saja terbangun dari mimpi yang bisa dikatakan mengerikan. Berlari menghindari serbuan Soul Wicked hingga berubahnya wajah Sehun menjadi berlumuran darah dengan luka sayat sepanjang 15 cm, dari dahi melewati mata dengan ukuran pupil hitam yang lebih kecil, sampai dagu.

Napasnya tersengal seperti benar-benar telah berlari kencang. “Aku masih di dunia.” ucap Sejeong menyadari keberadaannya, merasa konyol ketika harus mengakui bahwa kemarin dia telah mengunjungi cerminan dunia lain yang dihuni oleh jiwa-jiwa manusia.

“Oh Sehun, aku harus menemuinya.”

Dan sesaat kemudian, Sejeong sudah melompat dari ranjang tidurnya yang lalu berjalan cepat menuju cermin di sudut ruangan.

≈ ≈ ≈

Kemarin malam ketika Sejeong bertemu dengan Yuju, seorang murid SMA di Mansae High School, ia mengetahui mengenai dirinya yang dapat melihat makhluk tak kasat mata.

“Eoh, dari mana kau tahu kalau aku pernah ke Hotel Delusion?!”

“Saat aku menyentuhmu,” jawab Yuju mengusap leher belakang, Sejeong menautkan alisnya dan ia kembali berbicara dengan pelan, “Sebenarnya aku memiliki kemampuan, dapat membaca pikiran ketika menyentuh seseorang, ataupun sebuah benda.”

M, mwo?” Sejeong menatap kebingungan.

Yuju menaruh satu tangannya di bahu Sejeong. “Kemampuanku disebut Psychometry… kau mengenakan baju pengantin, berlari keluar hotel, menuruni tangga…”

Gerak refleks Sejeong membuat sentuhan tangan Yuju terlepas. “Bagaimana bisa, kau,” kata Sejeong menekap mulut tak percaya, setelah dihadapkan dengan keberadaan delusi, kini ia mengetahui hal lain tentang seorang manusia supernatural.

Mungkin masalahnya bukan hanya kebetulan berpapasan. Tetapi takdir telah mempertemukan mereka untuk mengatasi satu masalah yang berawal dari ketidaksengajaan memasuki Hotel Delusion. Yuju menceritakan setelah adik kelasnya pulang dari hotel tersebut, tingkah perilakunya berubah drastis.

Sebagai ketua klub, Yuju merasa bertanggungjawab kepada anggotanya. Dia dan anggota lain mencari keberadaan hotel, namun tidak dapat menemukannya. Tentu saja, hanya jiwa dan seseorang seperti Sejeong yang mampu melihat keberadaan hotel.

≈ ≈ ≈

“Aku hantu yang kau temui di hutan Jeonju.”

“Ehm,” balas Sehun singkat tanpa minat, ia sedang dalam suasana hati yang kurang baik.

Pengantin delusinya telah mengetuk pintu masuk ke delusi sembari memanggil namanya berulang kali. Mana bisa ia langsung muncul setelah mendapat penolakan dari Sejeong. Menahan diri dari kutukan ‘panggil’ adalah salah satu usahanya agar tidak dianggap gampangan. Bahkan dia sudah memohon, meminta agar pengantin delusi itu tetap di sisinya dan jawabannya sungguh telah melukai harga dirinya.

Sementara itu di kamarnya, Sejeong menyentuhkan buku-buku jari pada cermin. “Oh Sehun-sshi, kau di dalam?”

Suara yang sangat Sehun hapal. “Sehun-sshi!?” terucap bersamaan dengan suara ketukan, semakin lama suara itu bertempo lebih cepat, menganggu telinganya.

Jika bisa Sehun sudah mengumpat, menyalahkan Soul Healer (Sebutan untuk jiwa penyembuh) atas kutukan ‘panggil’ yang diterimanya. Dimana ia secara otomatis terpanggil dan terpaksa harus siap siaga berada di depan orang yang telah terhubung dengan sebagian jiwanya. Benar, orang itu Kim Sejeong, pengantin delusi yang telah terikat perjanjian di masalalu.

Perjanjian apa? Kontrak bersama Dream Space atau… Akh, aku tidak bisa mengingatnya. Batin Sehun menggelengkan kepala keras serta membuka kelopak mata. “Kkamjjakiya (Kaget aku)!” sentaknya terkejut mendapati wajah SuA yang begitu dekat dengan wajahnya.

“Begini aku ingin tahu apa kau bisa membantu,-“

“Enak saja,” tukas Sehun seakan memotong perkataan SuA, soul yang tidak diketahui keberadaan raganya itu berjengit mundur seraya memandang aneh tingkah Sehun yang tiba-tiba menutupi telinganya.

“Oh Sehun-sshi aku mohon keluarlah, aku membutuhkanmu,” Rupanya suara Sejeong memenuhi gendang telinga Sehun, seharian ini ia nyaris tidak bisa bersantai.

“Mudah sekali dia mengatakannya!” rutuk Sehun.

SuA melempar pandangan heran pada Hyungwon yang menyaksikan di balik counter bar.

“Sepertinya dia tidak sedang berbicara padamu.” kata Hyungwon mengutarakan pendapatnya.

Sesaat kemudian Chan bergabung, memesan secangkir kopi untuk penenang jiwa jahat dalam diri Soul Gone yang bisa muncul kapan saja. Terlalu sering berurusan dengan Soul Wicked membuat dirinya harus berbuat kejam dan bengis.

“Setelah dia menyuruhku untuk mencari pengantin lain, dia memanggilku seenaknya!”

Mulut ternganga SuA tertahan, dia hampir salah mengira ucapan Sehun ditujukan padanya. Chan memicingkan mata ketika mengetahui bahwa pemilik hotel tengah kesal, karena ditinggal sang calon pengantin di hari pernikahan mereka. Dia juga tampak takjub, memperhatikan ekspresi Sehun yang sebelumnya tidak pernah separah ini dalam melampiaskan kekesalan.

Uring-uringan tidak jelas, bergumam sendiri dan mencari-cari kesalahan pegawainya. Seperti apa yang terjadi pada Minhyuk dan Yuna mengenai laporan hukuman dalam membersihkan kamar 273. Ada satu benda terlewatkan yang benar-benar harus dibersihkan. Cermin kurungan, tempat bersemayamnya soul mengerikan, penghuni kamar tersebut.

Di waktu yang sama, tepatnya di kamar 273. Kim Yuna dengan enggan menyentuhkan lap di permukaan cermin, “Aku takut soul pendendam menarikku ke dalam cerminnya.” ucapnya tidak berani menerka-nerka seseram apa soul pendendam yang tinggal di sana. “Kau saja yang membersihkan kacanya!” ia memberikan lap pada Minhyuk dengan alasan bahwa dirinya yang masih seorang manusia.

“Lalu kau pikir aku yang seorang soul eternal (jiwa abadi) tidak masalah terjebak di cermin bersama soul pendendam.”

≈ ≈ ≈

Tangan Sejeong mulai lelah, ia tidak bisa membuat kegaduhan dengan terus-terusan mengetuk cermin, bisa-bisa benda tersebut pecah. Usahanya membantu Yuju akan gagal. Entah apa yang akan terjadi pada gadis bernama Arin? Dia yakin pasti ada hantu yang telah merasuki Arin sepulangnya dari Hotel Delusion.

“Tawaranmu itu, aku akan menerimanya,” kata Sejeong dengan pandangan tak lepas dari pantulan dirinya di cermin.

Ketika pulang Sejeong terpaksa berbohong pada orangtuanya. Dia bilang, Sehun ada urusan pekerjaan mendadak di Itaewon, sehingga penerbangan ke Paris dibatalkan. Itulah skenario yang dibuat Sehun setelah menanamkan dalam ingatan orang-orang terdekatnya akan pernikahan mereka.

“Aku ingin bernyanyi di atas panggung, mendapat sorakan dari penonton dan mengatakan bahwa aku main vocalist dari sebuah girl group.”

Kriet~ pintu terbuka dan Sejeong dapat melihat ibunya masuk dari pantulan di cermin. Seperkian detik berikutnya, seorang lelaki melangkah lebar-lebar menghampirinya sembari tersenyum penuh kemenangan.

Sontak Sejeong berbalik, tak lama tubuhnya dipeluk. “Yeobo (Istriku), aku datang menjemputmu!”

“Seharian ini Sejeong berada di kamarnya, dia terus memanggil namamu.” tukas Jungahn disusul kekehan gemas melihat pasangan baru menikah itu.

Sehun mencubit hidung Sejeong. “Kau sangat merindukanku ya,”

“Yang benar saja!” sanggah Sejeong menjauh dari Sehun, “Eomma kau salah paham,-“ sebuah suara terdengar di telinganya, Sehun sedang tidak berbicara, lelaki itu hanya merangkulnya dan mengatakan pada Jungahn akan rencana bulan madu mereka di Paris.

Namun Sejeong yakin, tadi itu suara Sehun. Masih hangat dalam ingatannya bahwa lelaki itu melontarkan kalimat menyangsikan. Bisakah wanita ini berada di sisiku sampai tugas terakhirku selesai?

Sejeong menoleh pada Sehun dan mulai membatin. Selain bisa melihat hantu, apa sekarang aku juga dapat mendengar suara hati Oh Sehun…

≈ ≈ ≈

THANKS FOR READING
DON’T FORGET VOTE AND COMMENT
Karena kedua hal itu adalah cara readers mengapresiasikan sebuah karya, mari kita budayakan!

TONTON VIDEO HOTEL DELUSION
ORIGINAL SOUND TRACK PART 3 D.I.A ‘LIGHT’

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro