Ep.37 - Peri
‘Keberadaannya lebih dari sekedar dongeng.’
HOTEL DELUSION
Selasa, 30-06-2020
.
.
.
_Cameo _
Yoohyun (Dreamcatcher)
_ HAPPY READING _
Don’t forget vote and comment!
.
.
.
Sehun dan Hana sudah sampai di taman. Namun, mereka tidak menemukan sosok peri yang katanya memiliki sepasang sayap berwarna merah muda. Hana mengedarkan pandangan untuk melihat sekeliling, mencari sang peri yang mungkin bersembunyi di antara tanaman bunga mawar merah.
“Peri Tumbuhan Kim Yoohyun cepat tunjukan dirimu.” kata Sehun enggan bermain petak umpet dengan makhluk kecil yang diyakini bisa berubah wujud sebesar manusia.
Desir kelopak bunga yang berserakan di tanah mengalihkan perhatian Sehun dan Hana. Tak butuh waktu lama untuk keduanya menyadari keberadaan peri tumbuhan yang baru saja menampakan diri. Yoohyun berdiri angkuh, mengeryit ketika netranya mengenali seraut wajah yang pernah dilihatnya.
Sehun juga menatap wanita tinggi semampai, mengenakan gaun hitam selutut serta rambut panjang berwarna pirang dengan sedikit warna asli di pucuk kepalanya. Rasanya sosok itu tidak asing…
“Jadi kau pemilik hotelnya… bagaimana bisa orang sepertimu mengurus hotel sebesar ini. Kepribadianmu juga buruk, ckck,” kata Yoohyun berdecak.
“Jangan menilai orang sembarangan kalau kau tidak mengenalnya.” saran Sehun, jelas ia tidak terima dengan ucapan si peri yang meremehkannya, “Apa kita pernah bertemu sebelumnya?”
Hana paling tidak suka berada di situasi seperti sekarang. Maka tanpa pamit terlebih dulu, ia pergi meninggalkan dua orang yang saling menatap tak suka.
“Ingatanmu juga kurang baik.” celetuk Yoohyun.
Kalau bukan status peri yang disandang Yoohyun, maka Sehun sudah mengusir wanita itu dari hotelnya.
“Benar, sepertinya kita pernah bertemu, di Yeouido…” Sehun akhirnya mengenali wajah wanita yang menabrak Sejeong, sewaktu jalan-jalan bersama kedua orang tua Sejeong dan juga Kim Taehyung untuk melihat pohon cherry blossom.
“Ternyata ingatanmu cukup baik.” kata Yoohyun mengakui kemampuan Sehun dalam mengingat.
Sehun bahkan tidak bisa melupakan kenangan masa lalunya selama 650 tahun. Haruskah dia bersyukur akan hal itu dan membanggakan diri di depan sang peri.
“Sudah cukup basa-basinya, katakan apa yang membuatmu kemari?” Sehun merasa peri yang sempat dilihatnya di dunia sangat berbeda dengan yang ada di hadapannya sekarang.
“Setelah bertemu dengan laki-laki bernama Kang Daniel, aku terbangun di dalam kuncup bunga yang gelap dan sempat terkurung selama dua hari. Kau tahu, itu sangat menakutkan…” terang Yoohyun bergidik. “Setelah berhasil memekarkan bunga, baru aku bisa keluar, melebarkan sayap yang nyaris tak bisa digerakan,”
“Jangan bertele-tele,” potong Sehun.
Yoohyun berdesis, saat netranya tak sengaja melihat seorang wanita yang tengah mengendap-endap masuk ke dalam taman. “Oh, wanita yang aku lihat bersamamu waktu itu bukan manusia ya?”
“Jangan mengalihkan pembicaraan.” Sehun malas meladeni tamu yang tak biasa karena lebih merepotkan dari soul.
“Dia ada di sini, sedang mengawasi kita.” kata Yoohyun menunjuk lurus ke arah kedatangan Sejeong.
Sehun dengan enggan mengikuti arah telunjuk Yoohyun. “Dia manusia, abaikan saja dia.”
Yoohyun yang sebelumnya tak sengaja menguping pembicaraan dua soul supernatural mengambil kesimpulan dengan cepat. “Apa mungkin dia pengantin delusimu, ehmm, pasti dugaanku benar.” katanya memasang wajah serius sambil berjalan menuju dahan pohon delusi, ia melanjutkan, “Hati-hati, wanita itu bisa saja berakhir sepertiku.”
Diberi peringatan seperti itu membuat Sehun jengah. Dia sedang tidak ingin bermain kata. Hanya ingin tahu alasan sang peri mengunjungi hotel, setelah itu membantunya kembali ke tempat asalnya.
“Kau pasti merasa kalau aku berbeda dengan sebelumnya, karena yang kau lihat bukan peri sesungguhnya melainkan jati diri seorang peri.” jelas Yoohyun mendapati ekspresi kebingungan Sehun, “Peri yang kehilangan jati diri sebagai peri. Itulah aku.”
“Dirimu yang lain berada di dunia, begitu?” Setidaknya Sehun mengerti akan apa yang berusaha Yoohyun sampaikan.
“Yaaa,” kata Yoohyun lambat-lambat.
Sementara itu di tempat persembunyiannya, Sejeong bergumam pelan, “Apa yang mereka bicarakan? Sepertinya Sehun sangat tertarik pada peri itu…”
“Wanita bodoh itu kehilangan sebagian kekuatannya sebagai peri, sayapnya menghilang dan lebih parahnya lagi jatuh cinta pada seorang manusia. Melanggar peraturan peri tumbuhan yang hanya harus mengagumi bunga.” keluh Yoohyun panjang lebar sambil meredam rasa gundahnya, “Lalu apa yang akan terjadi padaku!” tambahnya dengan frustrasi.
Sehun mulai berpikir keras, beranggapan bahwa dirinya tidak bisa membantu Yoohyun. Keadaannya juga sama persis dengan kisah yang diceritakan sang peri. Jatuh cinta pada seorang manusia. Gumamnya dalam hati, sampai terdengar oleh Sejeong yang mengeryitkan kening.
Yoohyun menyentuh setiap lekuk pedang yang menancap di dahan pohon delusi. Sejeong sudah wanti-wanti, takut peri itu menarik pedang dan menyakiti Sehun. Dia mengembuskan napas lega ketika Yoohyun berjalan ke sisi lain pohon.
“Kau boleh tinggal di hotel sesukamu, tetapi singkirkan dulu semua pot bunga dan tanaman yang tumbuh di lobi.” ujar Sehun menyerah, lain kali dia akan pikirkan lagi bagaimana cara mengembalikan jati diri peri ke tempat semula.
≈ ≈ ≈
Seketika itu juga di lobi, pohon rambat mulai memendekan akarnya, bergerak keluar ruangan dengan disaksikan para pegawai hotel yang otomatis menghentikan aktivitas memindahkan tanaman-tanaman tersebut. Begitu pun dengan pot bunga yang melompat-lompat menuruni tangga. Mina bertepuk tangan seakan tengah melihat pertunjukan atraksi.
Hyungwon bergegas membuka pintu, mempersilahkan para tanaman keluar. “Hati-hati jangan sampai jatuh.”
“Kalau tahu mereka bisa berjalan, kenapa kita repot-repot mengangkatnya. Dasar manja!” Minhyuk menepuk pohon kaktus yang lewat di depannya, “Aw, kau menusukku!” teriaknya kesakitan sambil mengibas-ngibaskan tangan, menyingkirkan duri yang menempel di telapak tangannya.
Kekehan geli hingga tawa terbahak menjadi satu. Mina paling puas mentertawakan Minhyuk.
“Di antara banyaknya tanaman kenapa aku harus memukul kaktus.” Minhyuk meringis tersipu malu akan kebodohannya sendiri.
Mengetahui daun-daun di lantai tidak ikut pergi seperti tumbuhan lain. Hana urung meletakkan sapu dan kembali membersihkan lantai.
“Mina berhentilah tertawa dan cepat sapu lantainya!” tegur Minhyuk.
≈ ≈ ≈
“Sudah beres, aku hanya menyisakan lima pot bunga di lobi.” Yoohyun selesai mengamati pohon delusi yang begitu menarik dalam pandangannya.
Selama bertugas mengurus tumbuhan, dia belum pernah melihat pohon besar menyeramkan, namun memiliki banyak bunga seindah pohon delusi. Sayang sekali setiap detik bunganya rontok dan cepat atau lambat daun akan berguguran. Yoohyun menghela seadanya, berjalan mendekati Sehun yang masih bergeming di tempatnya.
“Kau tahu, bukan hanya karena melanggar peraturan peri tumbuhan yang membawaku kemari, melainkan terlalu lama tinggal di dunia sampai lupa pulang ke kuncup bunga yang merupakan rumah bagi seorang peri tumbuhan.” kata Yoohyun sambil melempar senyum manis pada Sejeong yang balas tersenyum kikuk, cukup malu karena ketahuan mengintip.
Sehun mendecih menolak asumsi tak berdasar Yoohyun mengenai alasannya terjebak di delusi. “Sudah hentikan omong kosongmu itu.”
“Oh Sajang-nim, apa menurutmu manusia yang tinggal terlalu lama di delusi akan kehilangan jati dirinya sebagai manusia?” Yoohyun meneruskan dengan suara sangat pelan, “Na cheorom (Sama sepertiku)?”
Betapa pun inginnya Sehun mengatakan kalimat-kalimat pembantahan atas pertanyaan Yoohyun, yang kemungkinan terburuknya ia harus menghadapi akhir dari konsekuensi membawa Sejeong ke delusi. Membahayakan gadis yang selalu ingin dia lindungi. Belum ada yang bisa memastikan hal itu akan terjadi, bahkan Sehun sendiri tidak tahu.
“Tidak akan aku biarkan dia menjadi soul, sama sepertiku.” jawab Sehun meninggalkan tempatnya berpijak selama berbincang dengan Yoohyun.
Kim Sejeong terpaksa keluar dari tempat persembunyiannya, ia tak bisa menghindar dari sorot mata Oh Sehun yang tertuju padanya. Sekali lagi, untuk alasan yang belum sepenuhnya gadis itu pahami, rasa gelisah kembali mendominasi pikirannya.
“Sehun-sshi aku tidak bermaksud mengintip… hanya ingin melihat,-” ucapan Sejeong terputus, tatkala belakang kepalanya disentuh kemudian wajahnya terbenam di dada bidang Sehun.
“Haruskah kita menginap di rumah orang tuamu.” ujar Sehun mendekap tubuh Sejeong seolah-olah tidak ingin kehilangan gadis itu.
≈ ≈ ≈
Bersambung dulu sampai sini,
Kisah Peri Tumbuhan beneran ada loh, tengok work ‘PENTA FANTASY’ di bagian ‘Vol.5 Late Autumn’ atau kalian bisa buka work mandirinya di ‘Late Autumn’.
Bye, bye and see you soon!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro