Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ep.23 - Terikat


‘Sejak kapan ikatan itu saling terhubung di antara kita.’

HOTEL DELUSION
Minggu, 25-05-2020
.
.
.
_ Support Cast _
Bona (WJSN)

“HEI, HEI, ada apa denganmu? Memeluk wanita sembarangan!” sentak Eunwoo sambil menjauhkan Hyungwon dari Bona dengan sekuat tenaga, sehingga pelukan mereka terlepas. “Memangnya kau mengenal Kim Sajang?” lanjutnya yang dijawab gelengan kompak Sehun dan Sejeong.

Demi apa pun. Hyungwon merasa jantungnya berdetak kembali, satu per satu orang yang dikenalnya muncul. Membuka ingatan yang telah susah payah ia kubur, di bagian tersempit dalam otaknya.

“Maaf, dia mengingatkanku pada adikku.” kata Hyungwon dengan mata berkaca-kaca.

“Meski begitu mana boleh kau memeluknya.” Eunwoo menunjukan tatapan tak sukanya.

Bona meletakan satu tangan di pundak Eunwoo, laki-laki itu meliriknya sekilas. “Dia selalu berlebihan, aku harap kau memakluminya. Omong-omong apa aku sangat mirip dengan adikmu?” tanya Bona.

Nde,” balas Hyungwon tersenyum tipis nyaris tak terlihat.

Semuanya menjadi lebih jelas dan Sejeong merasa bodoh telah mengira kalau Hyungwon menyukai Jiyeon. Pantas saja selama membaca ingatan Sehun, Jiyeon selalu memanggil Hyungwon ‘orabeoni’, ternyata mereka memang adik kakak. Kenapa hal itu tidak pernah terpikir oleh Sejeong.

“Kenapa kau tidak bilang kalau Jiyeon adalah adik Hyungwon Orabeoni.” ujar Sejeong ditujukan pada Sehun, iya, beberapa saat lalu setelah menyentuh Sehun, Sejeong baru mengetahuinya.

Sehun melangkah ke depan, mensejajarkan posisi dengan Sejeong. “Kau ingin aku bercerita, di saat kau bisa melihatnya dengan menyentuhku.” bisik Sehun dengan suara rendah.

Sesuatu telah menggelitik telinga Sejeong, mendadak ia jadi gugup. “Aku lapar! Cha Eunwoo cepat masak dan siapkan makanannya dalam waktu lima belas menit!” ujar Sejeong terburu memasuki restoran.

Bona mengalihkan pandangannya ke Eunwoo. “Mereka datang bersamaku, Sejeong adalah pengacara yang pernah aku ceritakan dan Hyungwon ini pernah membantuku melawan para rentenir, dia sangat hebat, makanya aku berniat mentraktir mereka.” terang Eunwoo panjang lebar selagi dengan angkuh Sehun berjalan melewatinya.

“Dan laki-laki tidak tahu sopan santun itu, suaminya Sejeong… kau saja yang mentraktirnya.” kata Eunwoo lagi saat indera pendengarnya tak sengaja menangkap gerutuan Hyungwon.

“Kim Sejeong, dia berani menyuruh Seja Jeoha.” desis Hyungwon sambil lalu.

Bona mengangguk-angguk. “Tak kusangka kalian saling kenal juga,” ucapnya paham segera menyusul ke tiga pelanggan yang melenggang mencari tempat duduk. “Sejeong-ah, biar aku tunjukan menu andalan kami!”

≈ ≈ ≈


Istana Changdeokgung, Joseon, Mei 1396

Sejak pagi tadi istana disibukan dengan persiapan acara penobatan putri mahkota.

Jeoha! Seja Jeoha!” Hyungwon lari-lari menyusul iring-iringan Putra Mahkota Ui’an, saking antusiasnya ia tak sengaja menyenggol Sehun. Menimbulkan perasaan tak suka dalam diri Sehun yang saat itu juga mendenguskan tawa pelannya.

Melihat kedekatan sahabat karibnya dengan Putra Mahkota Ui’an, membuat Sehun mencibir, terlebih mengetahui kalau mereka akan menjadi saudara. Tanpa tahu ada hati yang terluka, Hyungwon meminta dipanggil kakak ipar oleh laki-laki yang kelak akan menikahi adiknya. Tak hanya itu satu jam lalu sebelum dimulai acara penobatan, Sehun dikejutkan dengan kedatangan Jiyeon ke kamarnya.

“Sehun-ah, kenapa kau selalu menghindariku?”

“Keluar sebelum seseorang melihatmu berada di kamarku.” Sehun membalas dengan dingin.

“Kau tidak senang melihatku? Sekarang kita bisa sering-sering bertemu dan…” kata Jiyeon kehilangan kata-kata untuk melanjutkan kalimatnya.

Tatapan Sehun berubah tajam, ia mendorong Jiyeon hingga punggung wanita itu terantuk ke dinding. “Siapa yang akan senang melihat wanita yang disukainya bersama pria lain. Aku lebih suka kita jarang bertemu, meski harus menunggu bulan purnama berganti puluhan kali.” ujar Sehun tampak menahan marah, ia meneruskan dengan penuh penekanan,

“Kau dan Hyungwon tidak pernah memperdulikan perasaanku, ahh, kalian hanya menganggapku budak.”

“Sehun-ah, itu tidak benar, aku tahu, aku tahu kau sudah lama menyukaiku…”

“Tapi aku hanya budak yang bekerja untuk keluargamu, aku tidak dibolehkan menyukaimu atau bahkan melampaui keterampilan Hyungwon meski aku lebih baik darinya.” sela Sehun menghentakan cengkramannya pada bahu Jiyeon. “Pergilah.” lanjut Sehun memalingkan wajah, enggan bersitatap dengan Jiyeon yang statusnya semakin sulit diraih.

“Aku merindukanmu.” kata Jiyeon menengadah, ia tidak boleh menangis.

≈ ≈ ≈

‘Bogosipda ireohge malhanikka deo bogosipda…’

Lagu milik BTS, Spring Day, mengiringi makan siang Sehun, Sejeong, dan Hyungwon di pertengahan musim semi. Sedih sekali, terlebih apa yang telah Sejeong ketahui dari membaca pikiran Sehun. Dia jadi tidak ingin melihat kelanjutan dari pertemuan Sehun dan Jiyeon, melepaskan genggaman tangannya tanpa berbasa-basi lagi.

Ia memilih menyusul Eunwoo dan Hyungwon. Ikut dalam obrolan ke dua pria itu dirasa lebih baik daripada melihat romansa Sehun di masa lalu. Sampai makanan di piring habis tanpa tersisa, pikirannya mengembara ke drama sejarah yang pernah ia tonton.

“Wanita itu bernama Bona.” kata Hyungwon tidak bermaksud bertanya, namun tetap mendapat jawaban ‘iya’ dari Sehun.

Sejeong sendiri melihat mereka bergantian. Di mana saat ini Hyungwon tampak menopang dagu dengan satu tangan, pandangannya terarah pada Bona yang tengah berbincang di counter chasier dengan karyawannya. Sementara di sebelahnya Sehun juga memandang ke arah yang sama, dengan sedikit mencondongkan tubuh ke depan, seolah penglihatannya bisa saja terhalang oleh Sejeong.

Begitulah akhirnya Sejeong menghalangi pandangan Sehun dengan menjulurkan kepalanya, menoleh dan berkata, “Berhenti memperhatikannya.” Sehun segera menarik tubuhnya, duduk tegak seraya melirik Sejeong yang mencebikkan bibirnya.

Menerka-nerka lanjutan dari ingatan Sehun yang terakhir dilihatnya. Apa setelah Jiyeon mengatakan bahwa ia merindukan Sehun, mereka berpelukan? Atau lebih dari itu? Batin Sejeong baru tersadar kalau Sehun balas menatapnya.

“Makanan penutup datang!”

Syukurlah Eunwoo memutus tatapan yang hampir membuatnya gugup. “Woah, cheese cake, macaroon dan ice cream.” sambut Sejeong bergegas mengambil sendok.

Sehun jadi sebal. Dua kali pandangannya dihalangi, ditambah ada sesuatu yang tidak disukainya dari laki-laki bernama Cha Eunwoo ini.

“Hyungwon Hyung, ini untukmu.” kata Eunwoo yang menurut Sehun sok akrab. Hyungwon mengucapkan terima kasih, dan tak sedikit pun mengalihkan netranya dari memperhatikan gerak-gerik Bona.

Eunwoo masih membungkukkan badannya demi menyamakan tinggi dengan Sejeong yang dengan lahap memakan menu penutup yang baru dibawanya. “Bagaimana enak, kan?” Sejeong mengangguk kecil, Eunwoo bertanya kembali, “Kalau makan siangnya?”

Eunwoo menunggu jawaban dengan perasaan berdebar, selalu saja seperti itu jika menyangkut masakannya. “Sangat enak, bumbunya lansung terasa di lidah dan meninggalkan kesan asam manis pedas. Aku suka.” jawab Sejeong.

Hyungwon yang mendengarnya juga setuju, dan berkomentar, “Kau jadi pintar memasak, padahal dulu...” Tak mau Hyungwon salah bicara, Sehun menyuapkan satu macaroon utuh.

“Sangat payah.” gumam Sehun seakan meneruskan kalimat Hyungwon. “Minggir, jangan menghalangi.” Ia mendorong pelan wajah Eunwoo ke belakang.

Eunwoo mendecih. “Byeonhosa-nim, sepertinya suamimu tidak menyukaiku.” katanya agak merajuk.

“Panggil Sejeong saja, aku sudah bukan pengacara lagi.”

“Kau kembali ke kejaksaan?” tanya Eunwoo sedikitnya mengetahui riwayat karir Sejeong yang pernah menjadi jaksa sebelum bergabung dengan firma hukum orang-orang elit.

“Tidak juga, aku hanya pengangguran yang menikah dengan pengusaha kaya.” Sejeong mengedikan kepala ke arah Sehun. “Dia memiliki sebuah hotel di beberapa kota besar yang tersebar di banyak Negara.”

≈ ≈ ≈

PRANGG~

Suara pecahan piring memenuhi ruangan. Bona sama terkejutnya dengan para pelanggan lain. Seingatnya ia sama sekali tidak menyentuh piring tersebut, dan hanya menumpuknya dengan piring kotor lain.

“Sudah aku bilang biar aku saja, kau itu bosku, kau berhak menyuruhku ini dan itu!” omel Eunwoo berjalan cepat menghampiri Bona yang tampak terkejut.

Hyungwon dengan cekatan mengambil sapu, menyusul Eunwoo sehingga lebih dulu menyingkirkan Bona dari serpihan kaca yang bisa saja melukai wanita itu. “Biar aku bersihkan.”

“Eyy, Hyung kau itu tamu, sini biar aku saja.” Eunwoo mengambil alih sapu dari tangan Hyungwon.

“Tidak ada yang terluka, kan?” tanya Hyungwon memeriksa kondisi Bona.

Eunwoo menautkan alis, ini tidak benar. Seberapa pun miripnya Bona dengan sang adik, Hyungwon terlalu melewati batas dan membuatnya merasa risih.

Sedangkan di kursinya Sejeong mencibir sambil mengunyah macaroon. “Kau tidak ingin mengecek keadaannya?”

“Itu cuma pecahan kaca, bukan pedang.” tukas Sehun acuh tak acuh.

“Kalau khawatir bilang saja.”

“Apa aku harus mengkhawatirkannya?”

“Tidak juga.” Sejeong mengalihkan pandangan ketakutannya dari memperhatikan ke tiga orang yang sedang membersihkan lantai pada Sehun yang sontak membeku.

Sehun mendorong pelan dahi Sejeong dengan jari telunjuknya dan Sejeong mencengkram pergelangan tangannya. “Sehun-sshi, kau melihat hantu itu, sejak tadi dia terus mengikuti Bona.” tambah Sejeong yang sesaat lalu bertemu padang dengan mata kemarahan milik seorang lelaki yang berdiri di antara Bona, Eunwoo dan Hyungwon.

“Aku hanya mampu melihat wajah besarmu,” sindir Sehun sambil mengerling.

Sejeong menarik mundur kepalanya seraya melepaskan cengkraman di tangan Sehun. “Pasti kau bisa melihatnya, kan. Hantu itu sepertinya telah lama mengikuti Bona.” kata Sejeong menyelidik.

“Aku juga sudah lama mengikutimu.” Seketika itu juga perkataan Sehun membuat Sejeong merinding.

Sementara itu pandangan Bona memburam, seperkian detik berikutnya ia jatuh tak sadarkan diri.

“KIM SAJANG!” seru Eunwoo menjatuhkan sapu.

“Jiyeon,” imbuh Hyungwon dengan sangat pelan.

Sehun dan Sejeong serempak melihat ke sumber suara. Mereka saling bertukar pandang. “Kita harus menangkap hantu itu.” kata Sejeong yakin akan penyebab pingsannya Bona adalah ulah si hantu laki-laki yang berseragam sekolah.

≈ ≈ ≈

THANKS FOR READING

Ternyata cameo-nya belum bisa diungkap di episode ini, ketemu lagi di update berikutnya ya!

Selamat Idul Fitri 1441 H

Follow my account wattpad/ig/kwikku
@Alesta Cho

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro