Ep.16 - Timbal Balik
‘Hubungan kita hanya sekedar saling membantu.’
HOTEL DELUSION
Minggu, 26-04-2020
BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT!
# Good Reader #
.
.
.
“OH SEHUN-SSHI!” seru Sejeong berhambur mendekati Sehun lebih dulu, otomatis pria itu menghindar.
Bisa jadi Sejeong melupakan semua tentang delusi, tetapi ia tidak akan melewatkan kesempatan untuk melihat wajah putra mahkota di masa pemerintahan Raja Taejo, pendiri dinasti Joseon yang dikenal sebagai ‘The Founder’ Dinasti Joseon. Pangeran manakah yang dikawal oleh Sehun dan Hyungwon? Tidak mungkin Yi Bangwon, kan? Pangeran yang terkenal bengis dan kejam… Sejeong benar-benar ingin mengetahuinya.
Ia mengabaikan perasaan sedih yang sempat dirasakannya beberapa saat lalu ketika mengetahui soul dapat kehilangan ingatannya mengenai delusi. Mungkin itu tidak berlaku untuknya yang seorang manusia. Sekali lagi saja ia ingin melihat lanjutan dari kisah masa lalu Oh Sehun.
“Ada apa dengannya?” Chanyeol melontarkan pertanyaan saat dilihatnya Sejeong berusaha meraih lengan terayun Sehun.
“Mungkin dia takut melupakan Oh Sajang, sehingga bergegas membuat kenangan dengan menyentuhnya… lagi,” sahut Minhyuk.
Hana juga berpikir sama. “Sejeong sangat menyukai Oh Sajang.” katanya menyimpulkan.
Sehun terus menjauhkan dirinya dari Sejeong. “Sekali saja, kau bilang hanya akan menyentuhku sekali saja!” protes Sehun dengan cepat meneruskan, “Dan siapa pula yang terlibat cinta segitiga, jangan asal mengambil kesimpulan.”
Mendengar penuturan Sehun, si manager hotel menoleh pada Hana yang sebelumnya telah menyimpulkan bahwa Sejeong sangat menyukai Sehun. “Ada yang aneh, dari apa yang terlihat, Sejeong Eonni tidak begitu menyukai Oh Sajang, rasanya seperti dia penasaran akan sesuatu…” ujar Mina penuh selidik.
“Ingatannya berakhir sampai kau memergoki Hyungwon tengah menatap lembut Jiyeon, kalau bukan cinta segitiga lalu apa?” seru Sejeong tak mau kalah.
Apa-apaan ini Sehun mendadak panik, ia memeriksa reaksi para karyawan hotel yang terkejut karena baru mengetahui secuil kisahnya yang tidak pernah diceritakan. Sehun memperlebar langkahnya, berjalan cepat meninggalkan lobi.
“Pengawal Oh, izinkan aku menyentuhmu satu kali lagi saja!” Permintaan menyebalkan itu kembali terdengar, Sejeong memang gigih jika menyangkut rasa ingin tahunya, “Pengawal Oh!” ia bersikeras dengan mengikuti Sehun.
Dari tempatnya berdiri, tepat di dekat meja kerja Minhyuk, Hyungwon memperhatikan. “Sehun-ah, sepertinya kau harus membuka kembali luka lamamu.”
≈ ≈ ≈
“Oh Sajang dan Hyungwon terlibat cinta segitiga?!” Minhyuk menekap mulutnya tak percaya.
“Bagaimana Sejeong Eonni bisa tahu?” imbuh Mina memutar penglihatannya, dan berhenti pada Chanyeol yang lalu mengedikkan bahu.
Selama ini tidak ada yang berani bertanya mengenai masa lalu Sehun. Meski mereka mengaku ingin lebih mengenal sang pemilik hotel yang telah menawarkan bantuan, sehingga kelak mereka bisa meninggalkan penyesalan di dunia dan pergi dengan tenang dari delusi.
Nyatanya sulit bagi ke tiga karyawan tersebut mendekati Sehun, mungkin karena mereka sudah menduga kalau Sehun memiliki penyesalan terbesar selama hidup di dunia. Terikat begitu lama dengan pohon delusi, membangun hubungan yang saling menguntungkan untuk satu sama lain.
“Hyungwon-ah sejak kapan kau ada di sana!” seru Minhyuk ketika pandangannya tak sengaja mendapati sosok lelaki bertubuh tinggi dan kurus itu tengah bersandar di meja kerjanya.
Hana mendekati Hyungwon, tampak tersenyum hangat. Dia yang merupakan soul terlama yang bekerja di hotel, tidak tahu banyak tentang Sehun dan Hyungwon, namun ada satu cerita yang ia ketahui dari Hyungwon.
≈ ≈ ≈
Keesokkan harinya,
Sejeong menjadi lebih pendiam, terlihat lemas dan tidak berselera makan walaupun di meja telah tersedia banyak makanan yang luar biasa enaknya. Musim semi yang sangat disukainya tengah berlangsung. Sebentar lagi festival bunga cherry blossom di jalan Yeouido yang sering dikunjunginya bersama orang tuanya juga akan segera diadakan.
Dia merindukan masa-masa ketika menghabiskan waktu bersama keluarga. “Sudah dua kali kita melewatkan festivalnya, sekarang pun pasti Eomma dan Appa tidak bisa pergi ke festival…” kata Sejeong sambil mengaduk-aduk makanannya.
Padahal mengunjungi festival bunga telah menjadi acara rutin keluarganya, namun tidak setelah calon menantu mereka berhasil debut menjadi idol. Musim semi tidak lagi memekarkan hari-hari indahnya. Sejeong menghela napas berat.
“Kau tidak suka makanannya?” tanya Sehun meletakan peralatan makan dengan rasa terganggu, Sejeong menggeleng, “Lalu kenapa tidak di makan, biasanya kau paling lahap… akhh, masih marah.” lanjutnya memandang lurus wanita yang terduduk di sisi lain meja sepanjang hampir tiga meter.
“Terlalu jauh,” tukas Sejeong mengangkat kepala yang sedari tadi menunduk.
Sehun tertawa kecil, rupanya wanita itu masih belum menyerah untuk melihat kembali ingatannya. Semalaman ia telah berpikir dan tetap terjaga, mengawasi Sejeong yang kapan saja bisa menyentuhnya, melihat masa lalunya tanpa izin. Sehun tidak boleh menghindar lagi, dia harus segera memekarkan bunga delusi. Bukankah alasan dia menerima Sejeong sebagai pengantin delusi adalah untuk menerima bantuan dari wanita itu.
Ia berteleportasi, seketika terduduk di tepian meja mengalihkan pandangan lemah Sejeong padanya. Kemudian menunjukkan telapak tangan, seolah hendak mengajak Sejeong ke suatu tempat yang diyakini Sejeong bahwa tempat itu adalah dunia.
“Kau ingin melihat wajah putra mahkota,” kata Sehun.
Sejeong menurunkan bahu, dia memang tidak terlalu kecewa dengan tawaran Sehun tetapi saat ini ia lebih ingin melihat wajah orang tuanya.
“Kim Sejeong jangan berpikir terlalu jauh, Kihyun tidak mungkin kembali padamu dan keadaan keluargamu tidak akan sama seperti sebelumnya.” ujar Sejeong membuat kening Sehun berkerut, apa dia baru saja salah mengartikan kata ‘terlalu jauh’ yang sesaat lalu terlontar dari mulut Sejeong.
“Ayo kita mengunjungi orang tuamu, sekalian ada yang ingin aku tunjukkan padamu.” ajak Sehun menggerakkan tangannya satu kali ke atas, mengisyaratkan agar Sejeong segera menggenggamnya. “Kau tidak bisa pergi ke dunia tanpaku.” ia menambahkan ketika Sejeong belum juga menunjukan minat.
“Kenapa begitu? Mina bisa bulak-balik ke dunia dan delusi tanpamu,” Sejeong bahkan mengetahui kalau Mina dapat mengajak manusia keluar masuk delusi, seperti terakhir kali datang bersama anggota klub magic.
Dengan malas Sehun menjawab, “Dia memiliki kunci kehidupannya sendiri, sedangkan kau tidak.”
“Kunci kehidupanku ada padamu?” tebak Sejeong mendapat anggukan kecil, ia kembali bertanya, “Tapi Mina bisa mengajakku ke dunia, kan?”
Sehun terdengar menghela napas, apa dia harus bersabar menghadapi wanita di hadapannya ini yang telah cukup lama mengabaikan uluran tangannya. “Tidak, kau hanya bisa pergi bersamaku. Jadi mau pergi atau tidak?!”
Seperkian detik berikutnya, Sejeong sudah menggenggam tangan Sehun. “Tentu saja, ayo kita pergi sekarang sebelum festival bunga di Yeouido berakhir!” Sejeong berdiri dari duduknya, segera menarik Sehun menuju kamar di mana diletakkannya cermin yang akan membawa mereka ke dunia.
“Siapa bilang kita akan ke sana!” pekik Sehun.
≈ ≈ ≈
Walau berada dalam dunia dan tempat yang sama, waktu yang dirasa setiap manusia sangatlah berbeda. Di rumah berlantai dua, sepasang suami istri tengah menyiapkan makan malam sambil sesekali sang istri menyahuti celotehan suaminya yang meminta dibuatkan lauk ini dan itu.
Seorang laki-laki remaja, mengenakan seragam sekolah tampak menengahi. “Samcheon (Paman), Imo (Bibi), aku tidak masalah dengan semua lauknya yang penting bukan goreng telur gosong buatan Suga Samcheon.”
“Taehyung-ah, kau tinggallah di sini, kau bisa menempati kamar Sejeong, toh dia sudah menikah…”
“Sepertinya Jungahn Imo kesepian, haruskah aku mengajak Namjoon Hyung juga?!” Taehyung meletakkan alat makan di tiap sisi piring yang sebelumnya telah ia taruh di atas meja.
“Biarkan Namjoon menemani Suga, sudah saatnya mereka mencari pasangan, kau tinggal saja di sini,” kata Namgil tak lagi mempermasalahkan lauk yang dibuat istrinya, mengingat perkataan anak semata wayangnya, bahwa ia tidak boleh pilih-pilih makanan. “Musim semi, Sejeong harusnya pulang.” ia bergumam pelan ketika dilihatnya Taehyung menaiki tangga dengan semangat.
Jungahn senang kalau Taehyung benar-benar pindah dan menemaninya, mengisi kekosongan tempat yang ditinggalkan Sejeong. “Dia bilang akan melihat kamar Sejeong.” katanya menaruh mangkuk tanah berisi kimchijigae (sup kimchi dan kochukaru) di tengah-tengah piring dan masakan lainnya.
Keponakannya itu telah lama hidup bersama kakak dan pamannya setelah kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan. Dia baru saja lulus sekolah menengah atas, berniat melanjutkan pendidikan di Sungkyungkwan University, dibiayai penuh oleh Namgil yang merasa ikut bertanggungjawab.
Sementara itu Taehyung semakin dekat dengan pintu kamar, suara langkah kaki ringannya terdengar sampai ke telinga Sehun dan Sejeong.
“Ini dia kamar baruku!”
Pintu dibuka lebar-lebar bertepatan dengan setengah badan Sehun yang masih tertahan dalam cermin, Taehyung menatapnya tercengang, “Te, tembus… kalian kenapa keluar dari sana?”
≈ ≈ ≈
THANK FOR READING
Kita kedatangan cameo lagi dari series ‘Penta Fantasy’, kali ini Vol.6 Prince of Umbrella.
V (BTS)
PUTAR VIDEO COVER CAST HOTEL DELUSION
MONSTA X MYSELF
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro