Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ep.14 - Kisah Kita


‘Masing-masing dari kita punya cerita.’

HOTEL DELUSION
Minggu, 12-04-2020

SELAMAT ULANG TAHUN OH SAJANG!
~ 100 vote untuk merayakan ulang tahun Oh Sehun dan mari kita ramaikan debutnya ‘Delight’ ~
.
.
.
_ Support Cast _
Bona (WJSN)

KIM JIYEON berlari sambil sesekali menoleh ke belakang, ia memberi isyarat tangan agar Sehun berjalan lebih cepat. Namun laki-laki itu tak kunjung datang dan menurutnya sangat lamban, sehingga ia terpaksa meraih tangan Sehun, menggenggamnya lalu berlari bersama menghampiri Hyungwon yang telah sampai lebih dulu di bawah pohon besar yang rindang, tempat favorit ketiganya untuk menghabiskan waktu dengan bersantai memandang langit.

Membicarakan hal-hal menarik, bertukar pikiran dan yang paling sering dilakukan adalah berlatih bela diri. Baik Sehun maupun Hyungwon sangat gemar memainkan pedang, sama-sama ingin bekerja di istana sebagai pengawal kerajaan.

“Hyungwon Orabeoni, larimu cepat sekali,” kata Jiyeon dengan napas memburu, lalu tersenyum lebar. “Benar, kau berhak merayakannya… SELAMAT UNTUK KALIAN BERDUA!” ia meninggikan suara di akhir kalimat seraya mengangkat tinggi-tinggi tangan yang masih bertaut dengan tangan lebar Sehun, sementara itu tangan lainnya melakukan hal yang sama pada Hyungwon.

“Aku masih tidak percaya kita bisa lulus, walaupun tidak menjadi pengawal raja.” kata Hyungwon bertukar pandang dengan Sehun yang hanya mengangguk.

“Ehh, menjadi pengawal wangseja (putera mahkota) juga sudah sangat hebat!”

Keundae (Tapi), Jiyeon-ah…”

Tautan tangan mereka terlepas. Suasana mendadak hening, hanya deru angin yang terdengar pilu, setidaknya bagi Hyungwon.

“Mungkin kita akan sulit untuk bertemu.” sesal Hyungwon menunjukkan ekspresi sedihnya.

≈ ≈ ≈

Kim Sejeong membuka matanya yang terasa berat, lalu ia mengucek pelan mata dan mengerang pelan. Ia menguap lebar sambil merenggangkan lengan dan kaki dengan posisi masih terbaring di tempat tidur. Ketika itu ia merasa pergerakkan satu tangannya tertahan.

Betapa terkejutnya saat ia lihat Sehun masih menggenggam tangannya, ditambah posisi tidur yang masih menghadap ke ranjangnya. Lengan mereka menggantung dari tepian ranjang dengan saling menautkan jari-jemari.

“Apa semalaman kita tidur sambil berpegangan tangan, pantas saja aku bermimpi sangat panjang. Ckck,” Sejeong berdecak agak pening setelah melihat cukup banyak ingatan Sehun dalam tidurnya selagi merasa pegal di bahunya. “Kim Jiyeon benar-benar cantik, baik, cerdas dan ramah… menawan sekali.” tambahnya memberi pujian seolah-olah pernah melihat secara langsung sosok wanita di era Joseon yang juga hebat dalam panahan, memainkan alat musik gayageum, menyulam hingga berkuda.

Masih banyak lagi keahlian Jiyeon yang mampu membuat Sejeong terkesima. Sepertinya sudah lebih dari cukup ia membaca masa lalu Sehun, menarik lepas tangannya, mencoba untuk tidak membuat suara apa pun, ia tak ingin membangunkan Sehun.

Di tempat tidurnya Sejeong memutar bahu, berharap pegalnya segera hilang. Sejeong berhenti ketika tak sengaja melihat wajah terlelap Sehun yang tampak terusik. Dahi pria itu berkerut, bola mata bergerak tak tenang dalam pejamnya sehingga menjadi lebih peka terhadap gerakan kecil yang membuatnya terbangun. Saat itu juga mereka langsung bersitatap.

Sejeong sontak beringsut mundur dari jongkoknya, “Kau sudah bangun?”

“Selamat pagi.” kata Sehun dengan suara khas bangun tidurnya.

Tiba-tiba jantung Sejeong berdetak lebih cepat, ia berpaling ke arah pintu dan berkata, “Aku harus bergegas!” Sejeong sudah berdiri tegak dan meneruskan, “Hari ini debutnya Delight, aku akan bersiap-siap!”

“Pintu kamar mandinya bukan yang itu,” Sehun turun dari ranjangnya. “Sebelah sana.” ia menunjuk pintu lain tak jauh dari lemari pakaian.

“Ah, aah, aku masih belum terbiasa dengan kamar ini.” sahut Sejeong.

Sehun terkekeh melihat Sejeong salah tingkah seperti itu, sesaat ia melupakan mimpi buruk yang selalu mendatanginya. “Apa dia sudah mengetahuinya, tentangku yang seorang pembunuh.”

≈ ≈ ≈

Dengan kedua tangan yang bergerak konstan menirukan nyanyiannya, Sejeong memasang ekspresi terbaik dalam menghayati lagu yang akan ditampilkannya bersama anggota Delight. Ketika berpapasan dengan pegawai hotel, ia tak sungkan mengumbar senyum termanis seraya menyapa riang.

Hokshi neo anin dareun gieokdo, jiweojindamyeon (Jika semua hal lain dihapus bersama kamu dari ingatanku), Oh yeah~” Sejeong melatih bagian lirik dan nada tingginya sambil menuruni tangga.

Semua yang berada di lobi memusatkan perhatian pada main vocal Delight yang dengan mudah mencapai suara tinggi.

“WOAH!”

Sejeong tersipu mendapat tepuk tangan serta acungan jempol dari Minhyuk dan SuA. Dia juga melihat Jinhyuk dan Kei tersenyum senang, mereka yang semalam menginap di hotel memilih untuk tinggal lebih lama hanya untuk menonton penampilan Delight, merasa harus berterima kasih pada Sejeong.

Malam itu Wei mengambil alih tubuh Jinhyuk. Dia berkeliaran mencari sang ayah, tetapi malah bertemu soul dan terlibat perkelahian. Tidak ada cara lain untuk melampiaskan semua kebenciannya pada orang lain, maupun soul yang tidak sengaja terlihat olehnya. Membawa Wei masuk ke dalam cerminan dunia, tanpa mengetahui nama tempat yang dipijaknya, pria itu mendengus marah ketika kehilangan jejak soul tersebut.

“Mina di mana?” tanya Sejeong ketika penglihatannya tidak bisa menemukan sosok manusia, selain Jinhyuk yang memasang tampang ogah-ogahan, mungkin dia ingin pergi saja kalau bukan karena Kei mengajaknya.

“JADI INI HOTELNYA OH SAJANG?! AMAZING!”

Sekumpulan remaja berbondong-bondong memasuki hotel, Mina memimpin jalan mereka, sesekali menanggapi perkataan heboh yang terlontar dengan takjub.

“AMAZING!” Hoshi mengulang ungkapan kata luar biasa yang lebih dulu diucapkan oleh Somi.

Otomatis Somi melirik sebal, mengadu pada Wooshin kalau suara Hoshi terdengar seperti sedang meledeknya.

“Sejeong Eonni, selamat atas debutmu.” kata Yuju memberi sebuket bunga, begitu pun dengan Arin dan Dongyeol yang masing-masing menyodorkan satu buket bunga berwarna-warni.

Lima anggota klub magic datang bersama pelajar menengah atas lainnya. Sejeong belum pernah merasa sebahagia ini selama berprofesi sebagai pengacara. Kehidupannya kaku, tak banyak menghabiskan waktu untuk melakukan hal menyenangkan dan hanya menghadari persidangan. Kecuali satu hal yang menurutnya dapat menghibur yaitu menonton konser Monstar EX, tapi sekarang tidak lagi.

Mina menengadah di antara para pelajar, tak lama netra beningnya menemukan sosok pria yang ia cari, kemudian memanggilnya ‘Oh Sajang’ tanpa mengeluarkan suara seraya mengangkat tinggi-tinggi tangannya dengan menempelkan ibu jari dan telunjuk, mengisyaratkan bahwa tugas telah selesai dikerjakan.

≈ ≈ ≈

Kini Sejeong berada di atas panggung yang biasa ia lihat di acara musik. Akhirnya dia benar-benar bisa menampilkan sesuatu di hadapan orang-orang dan tentunya soul yang tampak berekspresi datar, tak antusias dan sedikit menyeramkan. Meski begitu ia tetap ingin melakukannya sebaik mungkin, bernyanyi dan menari menghibur para penonton.

Kerja kerasnya sebagai salah satu peserta pelatihan idol lima tahun lalu baru akan terbayar setelah impian itu nyaris terlupakan. Sorak sorai dan pekikkan kehebohan telah membangkitkan semangatnya. Terlebih saat melakukan dance break, gemuruh tepuk tangan memenuhi studio. Tarian kompak mereka berhasil memukau hampir semua penonton, termasuk soul yang mulai terlihat menikmati lagunya.

Blower confetti machine yang terpasang di tiap sisi panggung baru saja menembakkan potongan kertas berwarna-warni, memeriahkan suasana dengan kerlipnya.

Gachi hal su inneun oneulkkaji, na yeogi namaiseo (Tinggallah bersamaku hanya untuk hari ini, karena kita bisa bersama sekarang).” ᅳ lirik lagu Affection, gugudan

Sejeong mengakhiri lagu dengan pandangan tak lepas dari sosok Oh Sehun, yang duduk di deretan bangku terdepan. Saat itu kertas dari confetti berjatuhan ke lantai, beberapa ada yang tersangkut di sela-sela rambut anggota Delight. Sejeong tidak mengira akan mengalami sesuatu yang semenyenangkan ini di delusi, selalu merasa tempat tersebut menyeramkan dan begitu hening. Namun sekarang begitu ramai dengan gemuruh tepuk tangan.

Mungkinkah ini hanya sebuah delusi yang diciptakan oleh Sehun? Apa pun itu, Sejeong harus berterima kasih pada pria yang tengah berjalan angkuh menaiki panggung, sekaligus terlihat membanggakan diri.

“Kami akan turun lebih dulu.” kata Mina segera pergi ke belakang panggung, bersama anggota Delight lainnya.

Ada yang harus Mina urus, mengantar anggota klub magic dan para pelajar lain kembali ke dunia. Dalam hitungan detik studio kosong hanya menyisakan Sehun dan Sejeong yang berdiri berhadapan di tengah-tengah panggung.

“Terima kasih, telah mempersiapkan semua ini, sekarang aku hanya perlu melepaskan impianku dengan senyuman.” ujar Sejeong menarik kedua sudut bibirnya yang lalu mendecih, mengingat bagaimana ia bisa kehilangan minat akan impian itu. “Padahal kau sendiri yang telah merenggut impianku… baiklah, karena kau telah bertanggungjawab dan membantuku meraihnya, maka aku memaafkanmu.”

Sehun hanya diam, memperhatikan Sejeong yang kembali membuka mulutnya, “Sekarang apa yang harus aku lakukan untukmu?”

≈ ≈ ≈

THANKS FOR READING

Terima kasih untuk para cameo, kalian juga bisa lihat kisah mereka di masing-masing work di bawah ini.

PUTAR VIDEO DEBUT DELIGHT

SEE YOU TOMORROW

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro