Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ep.11 - Sentuh

‘Menjadi lebih dekat dengan menyentuh ingatanmu.’

HOTEL DELUSION
Selasa, 30-03-2020

Kita pasti bisa budayakan vote dan comment!

~ GANBATTE ~
.
.
.

OH SEHUN ditemani Chae Hyungwon tengah berada di taman. Keduanya menatap lurus pohon delusi yang kembali tumbuh setelah ratusan tahun mati tanpa meninggalkan bekas, seolah hilang tertelan tanah. Kejadian tak masuk akal lainnya memang kerap terjadi di delusi dan itu merupakan hal yang wajar bagi penghuninya.

Berdiri tegak dengan menyilangkan tangan di depan dada, Sehun menatap lekat-lekat sebuah pedang yang tertancap cukup dalam di dahan pohon. Saat itu tanpa Sehun dan Hyungwon ketahui, Soul Pain, Jiho, muncul tak jauh dari tempat mereka memandangi pohon delusi.

“Kira-kira apa alasan pohon ini tumbuh lagi?” pikir Hyungwon.

“Aku jatuh cinta padanya.” Sehun melanjutkan ketika lawan bicaranya menoleh dengan alis bertaut, “Jantungku berdetak dan mungkin itu telah menjadi salah satu penyebab pohon delusi tumbuh kembali.” Ia menyimpulkan dengan serius, melangkah perlahan seraya mengulurkan tangan untuk meraih pedang yang dulu selalu dibawanya.

Dia mengira ingatannya memudar seiring berjalannya waktu, ternyata itu malah melekat kuat dalam pikiran yang buntu. Seketika menumbuhkan kemarahan yang teramat, kedua tangannya memegang gagang pedang kuat-kuat dan Sehun benci sekali dengan keadaan ini.

“Kau masih tidak bisa menarik pedangnya?” tanya Hyungwon sekedar memastikan.

“Seperti yang kau lihat.” sahut Sehun.

Jiho bertepuk tangan, melangkah angkuh menghampiri Sehun dan Hyungwon yang serempak melihat ke arah kedatangannya. Sehun membuang muka malas, sementara Hyungwon segera memberi salam hormat. Sepertinya Hyungwon harus segera undur diri, memberi ruang bicara bagi kedua soul yang sering bersitegang.

“Kau jangan sampai berurusan dengan Soul Greed (Jiwa Serakah/Tamak).” kata Jiho setelah sebelumnya menunjukkan raut wajah kemenangan, iya, cepat atau lambat dia bisa melepaskan kesakitan Sehun.

Memamerkan hasil kerja kerasnya dengan menumbuhkan kuncup-kuncup bunga di setiap ranting pohon delusi. Entah mengapa ia merasa ada yang mengganjal setelah mendengar pengakuan Sehun, akan perasaan pria itu terhadap pengantin delusi. Makanya secara spontan berpesan agar Sehun mampu bersikap konsisten dengan pilihannya, untuk segera meninggalkan delusi dan berhenti menjadi pemilik hotel.

“Melihatmu bertingkah seperti ini, membuatku ingin tetap tinggal.“ cibir Sehun.

“Jangan terlalu mencintainya, kau hanya perlu memekarkan bunga delusi, setelah itu ambil pedangmu kembali dan pergi dengan tenang. Semoga kau berhasil.” terang Jiho yang lalu menghilang.

≈ ≈ ≈

Orabeoni!” pekik Sejeong mengenal wajah yang pernah dilihatnya dalam ingatan Sehun.

“Kau mengenalku?” tanya laki-laki itu sambil lalu menuju counter bar.

Sejeong mengikuti pergerakannya dan menjawab, “Hanya refleks memanggilmu Orabeoni, mian…” ia tidak mungkin memberitahukan kemampuan psychometry yang dimilikinya, terlebih hanya bisa digunakan terhadap Oh Sehun. “Kau bekerja di sini?” tambah Sejeong mencoba mengorek informasi, siapa tahu menemukan alasan dirinya harus tinggal di delusi.

Nde, namaku Chae Hyungwon, bartender sekaligus barista di hotel ini. Senang bertemu denganmu, Kim Sejeong-sshi.”

“Kau tahu namaku, daebak!” sahut Sejeong melupakan sejenak tujuan utamanya datang ke bar. “Pasti kau juga tahu kalau aku istrinya Oh Sajang, wahh menyebalkan sekali… dimana dia sekarang?!” ia setengah berseru ketika kembali mengingat ulah Sehun yang telah seenaknya merubah kamarnya menjadi kamar tamu, tanpa bertanya terlebih dulu.

Hyungwon menanggapi dengan suara rendah. “Kau bisa menemuinya di taman.”

Sebelum benar-benar pergi, Sejeong mengamati penampilan Hyungwon yang baru saja selesai mengikatkan apron. “Orabeoni, aku akan memanggilmu seperti itu dan mulai hari ini kita akan sering bertemu.” ujar Sejeong melambaikan tangan sambil tersenyum simpul, matanya menyipit memperlihatkan lengkungan garis yang tampak manis.

Sejeong juga meminta dibuatkan minuman terbaik yang pernah Hyungwon buat, ketika berkunjung kembali ke bar, tidak sekarang, karena ia akan menyelesaikan masalahnya dulu dengan suami delusinya.

“Pantas saja Sehun jatuh cinta padanya, tapi kenapa aku merasa gelisah, kenapa juga ia memanggilku Orabeoni…” gumam Hyungwon selagi sosok Sejeong berbelok sehingga tak dapat dijangkau oleh penglihatannya.

≈ ≈ ≈

“Bagaimana latihannya?”

Hana mengembuskan napas. “Melelahkan.” jawabnya singkat, dia ingin segera menampilkan pertunjukan di atas panggung.

Minhyuk kembali melontarkan pertanyaan diiringi anggukan kepala, “Selesai tampil, apa Delight akan segera dibubarkan? Dan setelahnya kalian akan kemana?” ia melihat bergantian SuA dan Mimi, kedua soul itu saling berpandangan yang lalu serempak menggelengkan kepala.

“Mimi Eonni, bukankah kau akan pergi ke Hotel Del Luna, kau sudah ditentukan sebagai soul pure (jiwa murni),” tukas Mina menangkap keraguan dalam diri Mimi, gadis 27 tahun itu tampak enggan meninggalkan delusi. “Eonni kau harus pergi, jika tidak ingin membuat Oh Sajang marah.”

Arraseo,” balas Mimi menunduk sedih.

Ternyata berlatih menyanyi dan menari telah memunculkan rasa ingin menetap. Lain halnya dengan SuA yang mulai berpikir, apa dia seorang peserta pelatihan di salah satu agensi hiburan? Tariannya cukup bagus dan suaranya juga lumayan cocok sebagai rapper. Untuk itu SuA perlu memastikannya, mungkin ia harus mencari daftar nama trainee di beberapa agensi atau mulai dengan membaca pemberitaan terkait kecelakaan.

“Apa tawaranmu masih berlaku?” kata SuA ditujukan pada Minhyuk, mengalihkan tiga pasang mata ke arah laki-laki yang segera saja menghindari tatapan Hana.

Seperti biasanya Hana selalu menentang. “Lee Minhyuk, sudah berapa kali aku memperingatimu… jangan pernah ikut campur dalam masalah soul, biarkan mereka menyelesaikannya sendiri, sebelum sesuatu yang buruk terjadi akibat kesalahanmu.” Dari situ SuA dan Mimi mengetahui kalau sebelumnya Minhyuk pernah membuat kesalahan.

Karena rasa simpatinya, Minhyuk bertekad membantu soul menemukan jalan untuk pulang ke rumah mereka yang berada di dunia, mempertemukan soul tersebut dengan keluarganya. Namun tindakannya yang sembrono malah membuat soul serakah dan berakhir dengan menjadi soul wicked.

“Shin Gwajang-nim, kali ini aku pasti bisa membantu SuA Nuna.” cicit Minhyuk dengan suara pelan.

“TIDAK!” tegas Hana, meloloskan desahan kekecewaan dari SuA yang sangat mengharapkan bantuan.

Klotak, klotak. Siapa pun tahu kalau itu suara langkah kaki dari sepatu high heels yang menyentuh lantai. Semua yang berada di lobi, serempak melihat ke sumber suara, mereka berjengit kaget mendapati tamu hotel memasuki lobi, wajah kecilnya tampak pucat dan kaku, terlihat sangat imut dan begitu cantik.

Namun tidak terlihat seperti soul kebanyakan dan tentu saja dia juga bukan seorang manusia.

“Manekin berjalan?!” pekik Mina memandang takjub wanita yang kini sudah berdiri di antara mereka.

≈ ≈ ≈

Sambil mengumpat, Sejeong menghentikan gerak kaki tepat di depan pintu masuk taman yang berbentuk bulat. Ia langsung disambut pemandangan menakjubkan berupa pohon besar dengan bunganya yang masih kuncup, berwarna biru tua. Dapat ia lihat satu figur tengah berdiri menghadap pohon, dari punggungnya Sejeong mampu menyimpulkan bahwa orang itu sangat kesepian.

“Akhirnya aku menemukanmu.” ujar Sejeong tidak cukup menarik minat Sehun untuk sekedar menoleh, ia melanjutkan setelah berdiri sejajar dengan si pemilik hotel, “Aku mau kau kembalikan kamarku seperti semula, itu artinya aku menolak sekamar denganmu… kau mengerti?”

3 detik berlalu masih belum ada tanggapan. Sejeong mengembuskan napas panjang, mengibas-kibaskan tangan di wajah Sehun.

“Oh Sehun-sshi, kau mendengarku?” Sejeong bertanya selagi melihat pedang di dahan pohon yang telah mengganggu pikiran.

Bola mata Sehun bergerak mengikuti kemana Sejeong pergi. Gadis itu berjalan semakin dekat dengan pohon delusi. “Pedang ini tidak seharusnya di sini.” ujar Sejeong hendak menarik pedang yang tertancap di dahan, belum sempat ia menarik lebih kuat suara retakan dahan pohon mengagetkannya.

Posisi pedang bergeser sekitar 0,5mm namun mampu membuat Sehun merasakan sakit di dadanya. Ia pun mengerang kesakitan, giginya bergemerutuk hebat.

Sejeong mendengar erangan itu, ia menoleh ketika tubuh Sehun semakin membungkuk sembari tangan meremas dada. “Sehun-sshi, kau kenapa?!” panik Sejeong bergegas menahan tubuh Sehun agar tidak tumbang.

Sekelebat ingatan Sehun melintas dalam pikiran Sejeong. “Masa lalumu, aku ingin mengetahuinya lebih banyak lagi.” Ia meletakan tangan di tiap lengan atas Sehun dan mulai berselancar dalam ingatan pria itu.

“Apa maksudmu?” kata Sehun susah payah menahan rasa sakitnya.

“Aku bisa melihat masa lalumu dengan menyentuhmu.” balas Sejeong, seperkian detik kemudian pegangan tangannya ditepis.

Sehun menatap tepat ke manik mata Sejeong. Sorot matanya tajam namun tampak putus asa. Siapa pun pasti akan marah kalau kehidupan pribadinya dilihat orang lain, terlebih tanpa meminta izin pada pemilik ingatan tersebut.

≈ ≈ ≈

THANKS FOR READING

PUTAR VIDEO KE-5 HOTEL DELUSION
Original Sound Track Part.5
Monsta X 'Find You'

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro