Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

KUBOID

PRIA itu tidak lagi digiring menuju ruangannya di lantai bawah pertama di Halls, ruangannya yang minimalis, serba putih dan terkunci rapat. Dia dibawa ke penjara yang sebenarnya: Kuboid. Gedung tahanan tak jauh dari Halls yang masih dalam kawasan Magistrat. Seharusnya Kuboid tak diperlukan jika dan hanya jika Terra Firma memang bebas penjahat. Namun, kota mereka padanya kenyataannya tidak benar-benar aman.

Pada awal masa berdiri Terra Firma memang masih banyak bandit yang segera dibasmi. Pada pertengahan berdirinya cukup aman sampai kinerja eksekutif Terra Frima mengendur. Kini tindakan-tindakan kriminal itu kembali terjadi walaupun Protektorat masih bisa mencegahnya tersiar di kalangan penduduk.

Beyaz memasuki lorong panjang yang remang-remang. Di sisi kanan dan kiri lorong terpasang pelindung kaca untuk setiap ruangan yang merupakan cermin dua arah. Dalam ruangan itu hanya ada satu dipan keramik dan bilik kecil. Tak ada jendela. Dindingnya memiliki fitur perubah oksigen sehingga para tahanan masih dapat bernapas. Tetapi, napas yang mereka hirup setiap detik pasti akan mengandung keputusasaan.

Kuboid bukan penjara kumuh dengan sel besi dan lantai semen seperti zaman dahulu, justru sebuah ruangan yang bersih untuk setiap tahanan. Tetapi, pengeras suara akan berbunyi melantunkan nada kematian tiga puluh menit sekali. Nada-nada itu telah diteliti mampu mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang. Dan para tahanan tak bisa mengelak lagi. Tak bisa ke mana pun tanpa akses keluar sama sekali.

Mereka terkurung di sana selamanya.

Menanti akal hilang sebelum jiwa-jiwa menyusul.

"Kau harus bersyukur karena tak akan lama di sini," kata hansip yang mengiring Beyaz sejak awal. Itu adalah orang yang sama dengan yang ditemui Roumeli dan Kannaz tempo hari. Wajahnya selalu merengut.

Beyaz diam saja. Orang itu melanjutkan ucapannya.

"Karena kalian akan mati lebih cepat."

Ketika Beyaz sudah masuk ke dalam, hansip itu melenggang pergi. Dia meninggalkan sebuah pesan suara dari ketua Reserse, Bronislav.

"Sekarang hidup kalian tenang, pun hidup kami. Kecuali jika didikanmu mengambil aksi, maka kami akan benar-benar menyelesaikannya."

Beyaz paham betul apa yang sedang disiratkan oleh Bronislav. Dia hanya bisa berharap agar Tuhan menyertai Roumeli dan kawan-kawannya. Beyaz juga yakin bahwa Roumeli bukan anak yang akan menyerah dengan segala hal dia hadapi. Dia akan melakukan apa pun selama dia bisa dan yakin Tuhan menghendakinya.

Waktu-waktu yang berlalu di dalam ruangan, Beyaz habiskan untuk melantunkan pujian pada Tuhan. Terkadang, dalam detik berduaannya itu dia merasa amat sangat rapuh. Seperti hamba yang tak berdaya kecuali dengan kekuatan dari tuhannya. Pikiran Beyaz berkelana ... kembali pada masa ketika dunia tak sekacau ini. Ketika ia bisa menjalani kehidupan yang normal bersama keluarganya.

Kenangan beberapa tahun lalu itu terputar. Di kediaman hangat mereka di Blok A nomor tujuh belas. Nine mengusir suasana duka pasca Dede tiada dengan memasakkan makanan-makanan lezat. Di meja makan itu ada Yavuz dan istrinya setelah mereka baru menikah dua tahun silam. Anak perempuan mereka yang begitu cerdas dan tidak bisa diam berlari ke sana-ke mari—bukan tanpa tujuan. Dia sedang mencari letak alat yang menyebabkan rumah mereka bercahaya sambil menyebutnya, ajaib ... ajaib.

Perbincangan mengalir sangat tenang dan penuh kasih sayang. Mereka saling mencintai, cinta yang saking dalamnya sampai-sampai tak mampu dijabarkan. Tetapi, memang masih ada yang kurang. Dan mereka mulai membicarakan sosok wanita luar biasa yang tempo hari mengunjungi rumah.

Wanita pemberani itu mempersunting Beyaz. Dia mengaku punya kekayaan yang cukup untuk seserahan dan telah hidup mandiri. Beyaz tak perlu mengkhawatirkan segala hal duniawi karena wanita itu memilikinya. Tetapi, pengajuan dia tentu punya dasar. Dia percaya dan berharap Beyaz dapat memandunya ke jalan yang benar setelah dia menyaksikan cukup lama pengalaman Beyaz mengajar.

Keluarga Beyaz dapat melihat itu. Dia adalah wanita yang sangat cantik dengan rambut bergelombang dan pakaian kompleks—sebisa mungkin dia kenakan yang tertutup saat kunjungan. Hanya saja ada satu masalah: dia tak ingin keluarganya tahu karena mereka berbeda keyakinan. Nine sangat bahagia. Tetapi, Yavuz menyarankan agar mereka berunding dahulu dan mempertimbangkan segala hal. Sementara itu, istri Yavuz dapat menemani si wanita penyunting untuk mengenal Beyaz lebih jauh ....

Mendadak saja pengeras suara di dalam sel mulai berbunyi. Beyaz mengeraskan pula bacaan dan pujiannya pada Tuhan. Konsentrasinya ia paksa agar mengenyahkan suara-suara mengerikan itu. Jiwanya harus kuat. Harus benar-benar kuat. Namun, memorinya kembali bergulir dalam kilasan-kilasan lambat, kembali pada suatu pagi di kantor Kementerian Teknik Sipil.

Para pegawai madya mendapatkan tawaran kerja yang spektakuler: sebuah proyek Daratan Baru. Dewan Tinggi telah memutuskan agar daratan selain Terra Firma harus dikembalikan. Gaji yang diberikan kepada para pekerja dalam sebulan bahkan cukup untuk memenuhi kebutuhan dua keluarga penduduk. Tetapi, Beyaz dan Yavuz menerima tawaran kerja itu bukan semata-mata karena gajinya.

Mereka ingin kembali melihat bumi di luar Terra Firma dan segala ciptaan Tuhan yang sesungguhnya. Tentu saja termasuk dalam kontribusi membangun kembali daratan bagi umat manusia walaupun risikonya yang tinggi. Dan karena proyek ini juga, proses pertunangannya dan wanita tangguh itu harus terjeda sampai Beyaz kembali setelah bencana ... mengetahui dia sudah menikah dengan orang lain.

Nada-nada kematian dalam ruang tahanannya masih bergema. Beyaz dapat merasakan kepalanya sangat pengar meskipun ia berusaha sekuat tenaga untuk bertahan. Tetapi, tetap saja hati Beyaz yang beku itu bisa melembut hingga setetes air mata mengalir karena kenangan pahit. Beyaz segera menyekanya. Ia kembali bangun dari sujud dan duduk di atas dipan saat akhirnya suara-suara sudah hilang. Beyaz berusaha merilekskan pikirannya ... melupakan segala memori yang sudah berlalu.

Sudah berlalu. Tak ada guna untuk memikirkannya.

[]

Jauh di luar ruang tahanan, lampu di lorong Kuboid tidak hanya remang melainkan juga berkedap-kedip. Robot sipir yang berjaga segera merespon ketidakberesan yang terjadi. Salah satunya bergerak menuju area mesin di dekat pintu masuk ketika bautnya tahu-tahu saja lepas. Bagian inti mesinnya telah diutak-atik.

Kini dia nonaktif.

Robot sipir yang lain akhirnya ikut menghampiri sumber masalah. Tetapi, satu persatu dari mereka berhasil dinonaktifkan pula. Seluruh fitur keamanan termasuk kamera pengintai dan jaring laser telah diretas.

Beyaz berdiri dan mendekati cermin karena merasa ada yang terjadi walaupun dia tak dapat melihat keadaan luar, hanya pantulan dirinya yang kebingungan. Padahal, perlahan muncul sosok yang mendekat di lorong gelap itu. Beyaz berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar ketika cahaya di ruangannya mulai padam. Derap langkah terdengar dan cermin yang menjadi pintu selnya itu terbuka.

Kecemasan Beyaz sirna ketika dia melihat wajah tersebut. Wajah yang amat mirip dengan mendiang saudaranya yang sangat ia sayangi. Gadis itu seolah menjadi obat bagi kerinduan Beyaz setelah Yavuz tiada beberapa tahun silam.

"Ayo pergi, Paman." Roumeli tersenyum. Dia telah menghancurkan Fi-Locks dengan double stick tiruan nunchaku yang pernah Beyaz ciptakan untuknya sehingga bagian pintu dari cermin dapat terbuka.

Beyaz melangkah keluar dan segera berlari bersama Roumeli. Di tengah pelarian, Hanzhal dan Annadher bergabung. Mereka bertiga serasi mengenakan setelan serba hitam yang ringkas setelah Annadher memberikannya.

"Seragam ini keren juga, dari mana kau mendapatkannya?" tanya Hanzhal di antara napas yang tersengal.

"Ibuku membuatnya," jawab Annadher santai. "Dia sangat berbakat."

"Kalian sungguh berani atau bisa kubilang gegabah," tutur Beyaz. Mereka berkelok dan akan keluar dari pintu belakang. "Tapi, terima kasih banyak."

"Roumeli yang pantas mendapatkan terima kasih," sahut Annadher.

"Kalian semua," sanggah Roumeli.

Di luar, sebuah vecl baru saja tiba pasca mengecoh beberapa hansip yang berjaga di portal. Itu milik Kannaz. Kelompok mereka segera masuk sementara Kannaz menginjak gasnya dengan kekuatan penuh, alarm keamanan Kuboid berbunyi. Para hansip yang berjaga baru sadar dan kalang kabut dengan amat terlambat. Kelompok itu sudah berhasil pergi jauh dari sana ....

Beyaz tak perlu bertanya dari mana ide nekat penculikan itu. Dia melihat Roumeli yang kini mendekapnya dengan haru. "Kita akan pergi, Paman," kata Roumeli. "Keluar."

"Bagaimana kau bertanggung jawab atas kejadian setelah ini, Nak?" Beyaz memandang kawan-kawannya. Annadher dan Hanzhal masih sangat muda. Sedangkan Kannaz bisa lebih berguna dalam menekuni karirnya. Tetapi, kini mereka semua malah berkumpul untuk menyelamatkan Beyaz. Untuk membantu kepergiannya bersama Roumeli dalam misi mencari daratan lain karena penguasa Terra Firma sudah berbahaya.

Karena di luar sana, mereka masih menaruh percaya.

"Kita memang akan pergi. Tapi, mereka?" Beyaz menggeleng. "Bagaimana pendapat kalian?"

"Aku akan membantu Roumeli hingga ia berhasil," tekad Annadher, tersenyum simpul. "Tidak perlu khawatir. Keadaanku aman. Keluargaku adalah eksekutif Terra Firma yang tidak tahu soal partisipasiku ini."

"Bagaimana dengan kalian?" Beyaz beralih pada Kannaz dan Hanzhal yang duduk di kursi depan.

"Pada awalnya, ini mungkin hanyalah salah satu penebusanku," kata Hanzhal. "Tapi, kini aku tahu masalah yang lebih besar daripada itu. Dan aku percaya kalian akan menemukan titik terang untuk penduduk minoritas di Terra Firma."

"Lagi pula, apa yang akan terjadi di masa depan bukanlah kendali kita," tutur Kannaz. "Kami akan mengusahakan yang terbaik untuk ini. Pertimbangan dan kesepakatan sudah terjalin."

Beyaz tak mampu berkata-kata. Ia memang mengakui semangat anak-anak muda yang berkobar itu pasti akan sangat susah padam. Tidak masalah meskipun hanya segelintir. Salah satu pemuka dari masa lalu pernah berkata bahwa seribu orang tua dapat mencabut gunung dari akarnya, namun sepuluh pemuda mampu mengguncang dunia. Pria itu menarik napas dalam.

"Mari kita kerahkan segala kekuatan dan meminta pertolongan-Nya."

[]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro