Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

HAFH - 24

Repub tanpa edit 2/10/20
16/11/20
22/6/21

Hal konyol yang Mahika lakukan pagi ini adalah mengosongkan isi lemarinya. Seluruh bajunya berhamburan di lantai, di ranjang bahkan di sudut kamarnya. Tetapi semua kekacauan itu bahkan tidak membuatnya menemukan pakaian yang cocok untuk dia kenakan ke pesta ulang tahun anak ber umur tujuh belas tahun. Ya Tuhan siapa yang sangka di umurnya yang mau kepala tiga dia akan datang ke pesta sweet seventeen?

Mahika menepuk kepalanya. Yang lebih parah dari datang ke acara ulang tahun itu adalah dia akan bertemu keluarga Sagara.

Kenapa juga gue mau-mau aja ikut ajakan dia?! Rutuknya dalam hati.

Mahika benar-benar merasa kebingungan dalam memilih baju, dia ingin tampil sederhana tetapi juga tetap terlihat sopan. Matanya berkeliling ke setiap lembaran kain yang teronggok di lantai, memindainya satu persatu. Berharap menemukan setidaknya satu saja pakaian yang layak. Matanya terhenti di sack dress berwarna hitam dengan panjang selutut. Mahika mencoba menggunakannya kemudian berkaca.

Not bad, warna hitam terlihat kontras dengan kulitku.

Dia harus mandang sekali lagi kami mudian berdecak.

Kenapa gue terlihat seperti mau ke pemakaman alih-alih ke pesta ulang tahun?!

Matanya kembali memindai, kali ini ranjangnya yang sudah terisi penuh dengan baju-baju. Matanya terhenti kembali, tetapi kali ini di sack dress berwarna putih berbahan katun yang cukup tebal sehingga tidak menerawang.

Lehernya yang berbentuk V tidak terlalu dalam, panjangnya pun di bawah lutut sehingga masih masuk kategori sopan menurut Mahika. Karena pestanya diadakan di taman Mahika memilih menggunakan sepatu keds berwarna senada dengan bajunya. Untuk make up dia hanya memoleskan bedak tabur, blush on dan lipstick berwarna coral. Dia tidak mau terlihat berlebihan dengan dandanannya.

Pukul sebelas kurang, Mahika memutuskan untuk turun karena dia tahu betul pria itu akan datang tepat waktu. Ibunya melihat hal yang jarang terjadi selama setahun kebelakang ini, putrinya terlihat akan pergi keluar rumah di hari sabtu.

"Mau ke mana, Mahika?" Tanya ibunya yang tengah menonton TV ditemani sang ayah.

"Ke ulang tahun keponakan teman, Bu. Sweet seventeen."

"Acaranya siang hari? Tumben banget."

"Gak, sore kok acaranya. Sekarang mau cari kado dulu."

"Dijemput?"

"Iya, itu kayaknya datang." Mahika bergegas keluar rumah begitu mendengar bunyi ketukan di pagar. Dia melirik jam yang berada di pergelangan sebelah kirinya, pukul sebelas. Tepat waktu sekali. Sebenarnya dia hanya mencari jalan keluar dari obrolan kaku dengan ibunya. Dia masih tidak merasa nyaman meskipun ibunya sudah tidak membahas pernikahan atau mantannya sekalipun.

Ketika membuka pintu dia menemukan pria itu berdiri di depan pagarnya. Dia mengetuk pagar itu padahal tadi dia sudah mengatakan hubungi dia saja ketika sudah di depan rumah.

"Kok ga hubungi aja sih? Nunggu lama gak?" Tegur Mahika sambil membuka pintu.

"Kalau bertamu itu mengetuk pintu atau pagar, Mahika, bukannya menghubungi ponsel." Sahut pria itu dengan kalem sambil mengikuti langkah Mahika masuk ke pekarangan rumah wanita itu.

Pekarangannya kecil dengan beberapa pot bunga yang tergantung di teras depan, ada beberapa tanaman yang Sagara tahu.

"Siap? Orang tuamu di mana?"

Mahika menengajak Sagara mengikutinya setelah dia siap.

"Bu, Ayah, temanku sudah datang. Mau pergi sekarang."

Kedua orang itu menoleh lalu mendapati seorang pria tengah berdiri di samping putri mereka. Umurnya jelas terlihat lebih tua dibanding Mahika tetapi mereka terlihat serasi apa lagi mereka menggunakan warna yang sama, putih. Pria itu mengenakan kemeja linen berlengan pendek berwarna putih yang dipadukan dengan celana khaki berwarna krem dan juga loafers yang berwarna senada. Pria itu tersenyum kwmudian melangkah mendekati mereka lalu mengulurkan tangannya.

"Selamat siang Om, Tante. Saya Sagara. Saya mau mengajak putri Om dan Tante ke ulang tahun keponakan saya. Saya janji kami pulang tidak akan terlalu malam." ucap pria itu setelah salim kepada mereka berdua. Mahika bisa melihat raut terkejut kedua orang tuanya yang kemudian digantikan dengan senyum manis ibunya dan juga dehaman dari ayahnya.

"Nak Gara keponakannya umur tujuh belas tahun?"

Pria itu menganggukkan kepalanya, "iya, Tante."

"Kalau gitu Nak Gara umur berapa?"

"Tiga puluh sembilan tahun tante."

Raut ibunya berubah terkejut lalu ayahnya kembali berdeham.

"Kalian pergi sana. Jangan antarkan dia terlalu larut ya, Sagara."

"Baik Om. Terima kasih. Mari Om dan Tante."

Do'oh sepertinya dia akan mendengar banyak pertanyaan dari ibunya ketika dia ulang nanti.

###

"Kamu mau belikan apa?" Tanya Mahika ketika mereka sudah tiba di salah satu mall.

"Tidak tahu. Biasanya saya menanyakannya cuma kemarin saya lupa." Aku pria itu.

"Perhiasan? Dia pasti sudah menerima banyak hadian make up dan sejenisnya dari teman-temannya. Anting mungkin?"

"Ok. Kita bisa melihat anting dulu kalau begitu."

Mereka memasuki toko perhiasan yang terkenal, Mahika sering memimpikan dilamar oleh seseorang dengan cicin berlian solitair dari merek ini. Mereka disambut dengan ramah lalu di arahkan ke bagian anting.

Mahika menunjuk anting dengan desain tear drop berwarna emas. Menurutnya ini cocok untuk remaja, tidak terlalu berlebihan dan terkesan manis. Sagara setuju saja dengan pilihannya, lalu pria itu membayarnya, meninggalkan Mahika melihat-lihat anting. Matanya tertuju pada anting berbentuk bunga dengan bagian tengah terisikan berlian kecil. Dia kemudian menunjuknya untuk melihat. Dia menyukainya tetapi jantungnya serasa mau berhenti ketika mengetahui harga anting tersebut hampir menyentuh angka tiga puluh juta.

Gila, itu anting apa motor?!

"Mahika?" Panggilan itu menyadarkannya dari rasa kaget, tetapi itu tidak bertahan lama karena dia menemukan pria itu di sana yang membuatnya lebih kaget dibanding mengetahui harga sebuah anting.

Follow ig @akudadodado yuk, buat info2 soal tulisanku hehehe

Lalu aku ada tulisan baruu, monggo diikuti jika tertarik :)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro