24. The Chaos Duo (OC Hyeri x JJK)
Hyeri awalnya merasa senang berdiam diri dalam kamar motel yang ia pesan dadakan setelah berhasil kabur dari kemah musim panas (oh, bukan, ia tidak kabur, Hyeri mendapatkan izin kembali lebih awal, sebab gadis itu berpura-pura terserang nyeri datang bulan). Hyeri bahkan menyalakan lagu kesukaannya dan sibuk membaca buku yang sudah lama ia beli sejak malam natal lalu. Sialnya, keadaan nyaman itu tidak bertahan lama. Ruang nyamannya telah diinterupsi, kala pintu motelnya diketuk keras dari luar, seolah yang mengetuknya tengah berusaha menghindar dari kejaran pencuri yang hendak mengosongkan kantongnya.
Tersangka pengetukan brutal itu adalah Jeon Jungkook, si Wakil Ketua Persatuan Siswa, yang sok keren dan musuh bebuyutannya. Jika dijelaskan secara singkat, acara musuh bebuyutan mereka dimulai sejak keduanya selalu menjadi saingan peraih nilai tertinggi di sekolah. Kendati begitu, keduanya kerap dijadikan partner dalam beberapa hal yang menyangkut kegiatan di sekolah. Seperti Hyeri yang seorang ketua dari Persatuan Siswa dan Jungkook sebagai wakilnya. Atau saat ini, yang menyebabkan pemuda di hadapan Hyeri tersebut terlihat seperti banteng yang hendak menyeruduk.
"Kau kabur dari perkemahan dan meninggalkan tugasmu begitu saja padaku?!"
Astaga, tuduhan kotor macam apa yang diberikan padanya, pikir Hyeri.
"Jangan sembarangan menuduh, aku mendapat izin kembali lebih awal tahu!" tukas Hyeri tidak ingin kalah.
Jungkook hanya melengos dan memasuki motel begitu saja, mengabaikan Hyeri yang terburu-buru menutup pintu dan hendak menghardik Jungkook, jika saja pemuda itu tidak menyahut terlebih dahulu, "Sebentar, diam dulu. Aku juga lelah. Kau pikir menjadi tangan kanan para guru tidak melelahkan?"
"Lihat pada siapa kau berbicara, Jeon. Aku ketuanya, aku yang selalu mendapat beban lebih banyak darimu." Hyeri mengentakkan kakinya, kemudian melanjutkan, "Apa yang kau lakukan, sih? Pesan kamarmu sendiri. Aku tidak sudi berbagi kamar denganmu."
Jungkook menatap Hyeri dengan kening berkerut dan menyahut, "Siapa juga yang hendak berbagi kamar denganmu? Aku hanya ingin bernapas sejenak."
Hyeri masih menyalakan mode siaga, barangkali ia dapat menendang pantat pemuda di hadapannya yang sudah berbaring seenaknya pada kasur miliknya.
"Sumpah, Jung, apa yang terjadi, sih? Mengapa kau mendadak kemari? Dari mana kau tahu aku ada di sini?"
Jungkook menggaruk kepalanya, kasar. "Aduh, kau berisik sekali, satu per satu. Astaga."
Hyeri tidak mengatakan apa pun dan masih menatap nyalang pada Jungkook. Pemuda itu menghela napas.
"Sial. Bagaimana aku menceritakannya, ya?" Jungkook bergumam. Kemudian ia menatap Hyeri dan mengisyaratkan agar si gadis duduk terlebih dahulu, kendati awalnya Hyeri menolak, tetapi ia tidak ingin mengulur waktu lebih lama. Jungkook dan dirinya dalam ruangan seperti ini, bukan kombinasi yang baik.
"Aku bertanya pada ibumu melalui telepon." Mendengar jawaban Jungkook, Hyeri mendesis sebal. Kemudian pemuda itu melanjutkan, "Kau tahu, saat ini keadaan di perkemahan tidak baik."
Hyeri mengernyitkan kening, Jungkook seolah sulit merangkai kata, ia sempat menggeleng tak habis pikir. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi siswa—tidak, bahkan beberapa guru pembina perkemahan, mereka ... mereka saling menggigit satu sama lain ...."
"Menggigit ap—apa kau bilang?"
"Mungkinkah virus zombie telah menyentuh mereka yang berkemah di sana, Hye? Aku tidak tahu, aku pergi setelah mengetahui keadaan seberbahaya itu." Jungkook terlihat semakin gelisah.
Namun, Hyeri barangkali yang terlihat lebih gelisah. "Jung, apa tanda perubahan pertama dari mereka yang saling menggigit itu?"
Jungkook sejenak terdiam, kemudian memberi balasan dengan kening bertaut. "Uh, mata? Mata mereka ... memerah ...."
Hyeri berdiri dan mengambil langkah perlahan menjauh dari Jungkook, mengetahui mata si pemuda memerah dan gelagat yang tidak normal. "J-jungkook, kau---kau yakin baik-baik saja?"
Jungkook segera melihat pada bayangan jendela di dekatnya. Matanya benar-benar memerah. "Hye, aku—aku—maafkan aku ...."
Seharusnya sejak awal Hyeri tidak membukakan pintu kamar motelnya, terutama pada musuh bebuyutannya, bukan? []
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro