Di titik seperti ini, lagi-lagi Sera kehilangan dirinya dan keinginan untuk pulang menguasai. Namun, selalu ada suara lain yang mencegah, "Jika kamu ingin pulang, sudah yakin bekalmu telah tercukupi?"

Ah, bekal. Mereka bilang jika kau membawa bekal yang lezat, kau bisa memakannya bersama dengan Dewa Kebaikan lalu setelahnya, kau akan dibawa pergi ke Nirwana dengan tenang. Sebaliknya, jika kau membawa bekal yang rasanya buruk, Dewa Kesengsaraan akan melemparkan bekal dan kau sekaligus ke dalam kubangan neraka dan membusuk disana.

Sial, mengingat hal-hal seperti itu membuat Sera bergidik dan segera menyimpan sekeping kaca—bekas pecahan jendela ruang penyimpanan di belakang rumah—yang telah ia simpan lama. Sera memang berniat menggunakannya untuk hal-hal seperti ini. Namun, lagi-lagi ia mengurungkan niat sebab memikirkan banyaknya dosa yang ia miliki, mana mungkin ia bisa pulang dengan membawa bekal yang lezat. Jangankan berharap menemui Nirwana, hidupnya saja sudah berantakan, pasti neraka dengan ramah akan menyambutnya nanti seolah mengatakan, "Halo, selamat datang di dunia kesengsaraan yang kekal!"

Dobel sial. []