Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

14. Snow Duck (KNJ)

Salju turun di hari keenam pada tahun ini. Iya, tahun baru, salju pertama turun. Setelah waktu-waktu sebelumnya, banyak hal begitu membuat lelah yang tak berkesudahan, setidaknya salju yang turun hari ini membuat perasaan Jira lebih membaik.

Ia telah merapatkan mantelnya dan melilit selembar syal pada lehernya, melangkah perlahan setelah menutup pintu rumah menuju pada halaman, menikmati pemandangan salju pertama turun. Putih seperti kapas, tetapi dingin dan seketika mencair saat jatuh di telapak tangan.

Matanya bahkan menangkap presensi lain yang tengah melakukan hal yang sama seperti dirinya. Kim Namjoon, tetangga di seberang rumahnya. Pemuda yang berusia sama sepertinya itu tengah melangkah berhati-hati bahkan seolah seperti kurcaci besar---tetapi serius, ia terlihat menggemaskan dengan mantel dan bawahan piyama tebal, ditambah lagi penutup kepala berbulu yang membuatnya seolah seperti buntalan kain, beruntung saja ia tinggi dan besar.

Jira hanya mengamati pemuda itu; mendongak ke atas, tersenyum dengan lesung pipinya. Bahkan mengeluarkan ponselnya, tengah mengabadikan bagaimana salju-salju terjun perlahan. Lalu, menatap gadis itu. Jira melambaikan tangan, hanya saja dengan cepat pemuda itu membalikkan tubuhnya dan berjalan masuk dalam rumah.

Jira mengernyitkan kening, heran. Mengapa terburu-buru? Tidak suka padanya, ya? Yah, jika diingat, interaksi antara ia dan Namjoon memang tidak terlalu banyak, hanya beberapa kali berpapasan di sekolah, sebab lelaki itu berada di kelas khusus anak-anak yang memiliki nilai tertinggi, sedang ia berada dalam kelas yang biasa saja.

Mengapa menghindari tetangga sebegitunya, sih? Jira menggerutu dalam hati.

Ia menendang-nendang tumpukan salju dengan kakinya. Berjongkok dan mengambil segumpal salju, membentuknya menjadi bulatan-bulatan berbeda bentuk. Tangannya sempat ia kibas-kibaskan sebab rasanya seperti mati rasa akibat kedinginan.

Namun tidak lama dari itu, ia mendapati sebuah pencetak salju berbentuk bebek, berwarna kuning diulurkan padanya. Ia mendongak.

"Pakai ini saja, tidak membuat tangan kebas kedinginan."

Jira masih menatapnya, lalu perlahan tangannya menerima pencetak salju itu. "Terima kasih ... Namjoon."

Namjoon ikut berjongkok di depannya, melihat Jira mulai mengeruk salju dengan pencetak bebeknya, Namjoon ikut mengisinnya saat salju dalam cetakan itu belum terisi penuh. Lalu Jira membuka pegangan cetakan, dan meloloskan sebuah bebek salju. Keduanya terkekeh canggung.

Mereka bergantian membuat bebek salju bersama, bahkan Jira mendapati bagaimana Namjoon dengan teliti menata tujuh buat bebek salju buatannya menjadi satu baris lurus, mengatakan padanya bahwa itu terdiri dari Namjoon dan kawan-kawannya. Bahkan lelaki itu berkata bahwa ia merindukan sekolah dan kawan-kawannya, mengingat hampir setahun ini mereka melakukan sekolah rumah, sebab keadaan yang tak kunjung normal.

Hari itu terasa begitu menyenangkan. Lalu saat langit mulai gelap dan udara semakin dingin, keduanya berpisah dan masuk ke rumah masing-masing, membuat janji untuk bertemu kembali dan melakukan hal-hal menyenangkan lainnya bersama. []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro