MAT
Mat, kaupikir benar?
Tentang perempuan-perempuan yang pernah merasakan masamnya keringatmu. Pada malammalam di mana para alim memunggungi dosa dengan doa. Lenguh, lengang menawari kisah cinta yang telah usang. Hingga desah pasrah pada bayang perut lapar anakanak tanpa bapak.
Tentang sisa pewarna bibir yang mendarat pada dada dan pangkal pahamu. Pada ruah pinangan surga, di antara riuh tapak darah dan perut lapar sesama. Tawa manja, penderas syahwat dan isi dompetmu. Hingga kesah mewujud desah, pun sebaliknya.
•
Sudah kau pikir benar? Sedangkan Tuhan tak pernah membenarkannya.
"Sudah, dan aku tak peduli! Perut anak-anakku lebih penting daripada ketakutanku sendiri pada siksa api neraka. Biar kutanggung semua, dan biar mereka saja yang membangun surganya kelak."
Malang, -
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro