Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Inspektur Dadakan

INSPEKTUR DADAKAN

ft. Haikyuu!! © Haruichi Furudate
TUM1S; Summer Camp © SiriusInk

Ditulis oleh Azaleeiya Kirmizi

.
.
.

Semua hal terasa tidak begitu terlalu mudah, ada hidup, ada mati. Dunia ini hanya seputar Bumi saja, begitulah kata orang-orang. Akan tetapi, apakah benar hanya Bumi saja tempat tinggal makhluk hidup? Sungguh dangkal bila berpikir demikian, karena sebuah kebenaran terungkap. Masih ada dunia baru untuk dijelajahi, kehidupan bukan saja berputar selingkup Bumi saja.

Kebenaran itu dikuak oleh seorang yang mengaku dari pihak Central. Orang-orang yang mengaku sudah pernah berkeliling antar dunia dan waktu, serta mengatur para anggotanya untuk dalam sebuah misi antar dimensi itu.

Kejadian mengejutkan datang tiba-tiba. Azalea Kirmizi, panggilan akrabnya Leeya, mahasiswi cantik dengan rambut merah tua serta beberapa bagiannya ungu sepanjang pundak, seperti biasa sering menghabiskan waktu di kedai kopi. Kala itu, hari sedikit berawan, Azalea menghabiskan waktu sembari mengerjakan beberapa tugas kuliahnya.

Namun, di hari yang terkesan sangat biasa itu, Azalea kedatangan seseorang berpakaian aneh tiba-tiba menyapa dia. Jujur saja, gadis itu belum pernah bertemu sebelumnya dengan orang itu, tetapi dia menyapa Azalea seakan sudah akrab.

"Lagi santai saja, nih? Bagaimana kabarmu?" sapa pria berpakaian aneh tersebut, "perkenalkan, Suna."

"Kabarku?" Azalea menunjuk dirinya sendiri, Suna pun mengangguk singkat. "Katakanlah masih terbilang oke. Oh, iya, namaku Azalea Kirmizi."

Azalea merasa aneh juga was-was dalam hati. Orang yang tidak dikenal, secara tiba-tiba datang mengobrol dengan begitu dantai. Meski demikian, Azalea tetap membalas dengan ramah dan pura-pura ikut alur.

Lumayan lama berbincang, akhirnya diketahui siapa itu Suna dan apa tujuannya.

Ternyata beliau adalah Officer dari pasukan Special Space Force bernama Sirius Ink yang diutus oleh kekaisaran dari dunia lain. Ia dikirim untuk menjemput serta merekrut Azalea menjadi salah satu bagian dari pasukan, tepatnya inspektur yang akan bekerja untuk kekaisaran dengan mengumpulkan berbagai kisah hidup manusia dari dunia lain.

"Percaya tidak, kalau sebenarnya ada dunia lain selain dunia yang kamu tinggalin di sini?" Pertanyaan mendadak dilontarkan oleh Officer itu. "Kamu pasti tertarik bukan untuk menjadi inspektur?"

Kopi yang tengah diteguk Azalea hampir saja lewat begitu cepat ke kerongkongan. "Apa tadi? Oh, ini lagi bicarakan topik tentang alur film, 'kan?"

Seraya menetralkan kekagetan ia terhadap Suna, sang Officer yang menanyakan hal tak biasa, Azalea menerawang apakah ada tipuan dalam kalimat Suna. Azalea akan menanggapinya dulu dengan bercandaan, kemudian dia akan kaget sendiri mengetahui fakta adanya dunia lain.

Hah?! Tunggu sebentar, jadi itu sungguhan? Aku kira Tuan tadi bercanda, hehe.”

Suna mengerlingkan matanya ke kanan. "Buat apa saya membuat lelucon seperti itu? Central mengetahui kemampuan terpendammu. Pasti kamu bisa menjadi inspektur yang baik."

Ini sulit, Azalea senang karena ada yang menganggap ia istimewa, tetapi di lain sisi dirinya mengkhawatirkan bagaimana nasib neneknya jika ia pergi dan menjadi inspektur.

"Ada imbalannya kah? Kalau ada, tanpa ragu aku ikut. Dengar-dengar pendahuluku keturunan elf. Tuan percaya tidak?"

Untuk menghilangkan rasa cemas itu, sang gadis ajak negosiasi Suna, dibumbui sedikit gosip.

"Baguslah! Kamu semakin memiliki alasan kuat untuk bergabung di party antar dimensi ini."

Dengan begitu, akhirnya Azalea mau menjadi inspektur. Menjalankan berbagai misi yang pasti membuat jiwa petualangnya ikut senang.

***

Azalea masih belum percaya sepenuhnya dengan apa yang terjadi. Kenyataan bahwa adanya dunia baru menjadi sebuah kejutan baginya, meski dia tidak memungkiri pernah berpikir ada dunia selain ia tempati. Namun, dia tentu harus belajar beradaptasi dengan pekerjaan barunya ini.

Dari dulu, dia berangan-angan bisa berpetualang mengelilingi angkasa sepuasnya. Kini angan itu sudah tercapai. Azalea juga berjumpa dengan orang-orang baik. Salah satunya adalah seniornya yang selama ini menjadi supervisor untuk memahami pekerjaan seorang inspektur.

"Jangan terlalu sering minum kopi. Tidak baik untuk lambungmu."

Suara tegas, tetapi juga terdengar lembut yang berasal dari senior inspektur, memberi petuah bagi Azalea. Dia dua tahun lebih tua dari sang gadis, nama senior tersebut adalah Kita Shinsuke.  Gadis dengan surai merah tua dengan sejumput warna ungu itu menyengir. "Habisnya kopi di sini enak banget, Senior. Sumpah, kopi inilah yang paling enak aku minum. Seharusnya senior juga menyukai kopi."

Shinsuke mendengkus pelan. "Tidak, terima kasih. Aku lebih suka teh."

Hari-hari berlalu, pelatihan semakin ketat dengan jadwal yang rapat. Kali ini calon inspektur melakukannya tugas observasi bersama pembimbingnya.

Bersama kertas-kertas yang tiada habisnya dengan mentari yang telah lama kembali peraduan-Nya dan Azalea masih berusaha menyingkirkan, atau mungkin lebih tepatnya mengurangi jumlah kertas yang di atas meja kerjanya.

Azalea tidak sendiri berlarut dalam kondisi lembur, dia ditemani dengan Shinsuke. Mereka berdua sedang mengobservasi tempat tujuan selanjutnya yang akan menjadi singgahan Sirius Party.

“Kalau sudah tidak kuat, lebih baik kamu istirahat saja sana,” titah Shinsuke. Dirinya masih fokus mencatat.

Melambaikan satu tangannya dengan rendah, Azalea mengelak, “Tenang saja, Kakak! Aku juga ingin bisa jadi inspektur hebat seperti Kakak Senior, jadi aku harus banyak-banyak belajar. Ini mah, sih, kecil. Aku sudah biasa, kok!”

“Sudahlah, tidak ada habisnya memberimu wejangan. Jangan terlalu memaksakan diri, ingat?”

“Baik, Kakak!”

***

Jika ditanya, apa alasan Azalea mau menjadi seorang inspektur? Jawabannya cukup simpel, gadis remaja akhir itu menginginkan kekayaan, harta, untuk bisa membahagiakan diri sendiri serta sang nenek. Alasan kedua, karena Azalea mencari sebuah kebebasan sejati. Kebebasan di mana dirinya dengan lepas mengekspresikan perasaan sebenarnya tanpa harus tertutupi kebohongan terus.

Namun sayangnya, Azalea masih harus menghadapi rintangan sulit untuk mencapai tujuanmu atau mewujudkan harapan itu.

Kuncinya ada pada diri sendiri. Tidak bisa jujur pada perasaan asli dan sering menutupi seolah baik-baik saja.

"Kamu bisa marah sepuas yang kamu, Leeya. Tidak usah ditutupi begitu," kata Shinsuke kala mendapati Azalea tengah menatap kertas laporannya ternoda oleh air kopi.

"Ti-Tidak apa-apa, kok. Masalah kecil, aku masih bisa mengatasi ini. Tenang saja!"

Shinsuke heran, si gadis merah seperti tidak ingin mengeluarkan unek-uneknya. Padahal pria itu yakin jika Azalea memendam amarahnya.

"Cobalah untuk terbuka. Tidak baik menahan diri seperti itu. Yang ada hatimu semakin tertekan oleh perasaan negatif yang selama ini menumpuk. Sesekali kamu boleh marah, kecewa, dan menangis. Lepaskan saja."

Azalea memikirkan nasihat dari Shinsuke. Dirinya ternyata hanya terus melarikan diri. Menjauh dari segala hal yang menyakitkan.

Untuk itu gadis penyuka kopi itu mencoba cara buat jujur pada diri sendiri. Azalea melihat inspektur lain yang bebas berekspresi tanpa kebohongan pun, sedikit-sedikit menyadarkan ia kalau hidup dalam lingkup kepura-puraan itu melelahkan.

***

Setelah beberapa waktu, hari kelulusan dari pelatihan pun tiba. Officer yang waktu itu menjemput Azalea di dunia asal datang lagi menemui sang gadis. Apakah ada yang berubahan di diri Azalea semenjak terakhir kali bertemu?

Perubahan paling terlihat, mungkin Azalea bisa marah atau meluapkan segala emosi tanpa ditutupi lagi. Selain itu, dia masih ingin cari harta sebanyak mungkin biar bisa beli apa yang jadi keinginannya semasa belum jadi inspektur.

Selain itu, diam-diam dirinya dalam hatinya timbul rasa tertarik pada Shinsuke. Pria kalem itu berhasil membuat si gadis merah menjadi kasmaran.

Jika ada waktu libur, Azalea akan memanfaatkannya untuk bersantai seharian penuh. Melupakan sejenak tanggungan yang ada di pundak.

Menekan beberapa tombol pada gawai khususnya, Azalea mencoba menghubungi neneknya di Bumi. Kapan lagi dia ada waktu luang untuk mengobrol coba? Sekarang adalah waktu yang pas! Semoga sang nenek mengangkat panggilan video darinya.

Begitu panggilan tersambung dan memperlihatkan wajah wanita tua, Azalea berseru,  "Nenek! Maafin Leeya karena baru bisa menghubungi Nenek." Raut sang gadis sedikit menyendu.

"Ya ampun, cucu Nenek jarang kelihatan, sekarang tambah cantik, ya," goda Nenek seraya tersenyum lembut.

"Dari dulu aku memang cantik, kok!" Azalea mengibaskan rambut belakangnya. "Oh, iya, Nek ... aku mau cerita!"

"Apa itu? Nenek ingin mendengarnya."

Begitulah Azalea menghabiskan waktunya dengan bercerita kepada orang tersayangnya. Nenek pun membiarkan sang cucu mengoceh sesuka hati, sesekali dia menyahut agar Azalea merasa senang.

Kisah Azalea Kirmizi tentu tidak berakhir sampai sini, karena akan terus berlanjut untuk menjadikan hati sang gadis kuat dan mampu menjadi seorang inspektur baik.

TAMAT

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro