☪︎⋆✧ Chapter 23 : ❝Kill.❞
🧊 Chapter 23 : Kill.
.
❄️Bab 23.
|| Kill ||
[ Bunuh ]
.
❄️ ˚. ୭ ˚○◦ ❄️ ◦○˚ ୧ .°❄️
Gojou memarkirkan mobil mewah miliknya di tengah-tengah pekarangan sekolah lagi. Anak-anak murid di sini jadi sudah terbiasa, tidak lagi seheboh saat hari pertama.
[Name] membuka pintu, kemudian keluar dari dalam mobil bersamaan dengan Gojou. Pria itu segera melangkah menghampirinya.
"[Name], aku harus pergi menjemput Suguru di perusahaan. Kau bisa memulainya jika dia mengamuk." Ucap Gojou. Tangan kanannya terangkat mengelusi Surai hitam milik wanitanya.
"Um."
Gojou segera masuk kembali. Menyalakan mesin mobil dan segera berlalu dari sana, menjemput temannya yang merepotkan di saat seperti ini.
[Name] melambai, menatap kepergian Gojou selama beberapa saat. Lalu menolehkan badan, melangkah memasuki gedung sekolah.
Suasana terasa berat entah kenapa. [Name] juga merasa jika anak-anak yang berkeliaran di lorong ini menjadi sedikit, itu pun semuanya berlari ke arah yang berbeda darinya dengan berteriak panik.
[Name] lalu menyadari sesuatu. Ia berlari, mengikuti aura kutukan yang terasa besar. Ia yakin itu berasal dari kelasnya. Dengan dituntun aura kutukan itu, [Name] berhasil mencapai kelasnya.
Ada Mori di sana. Tepat di bingkai pintu, menatap tanpa ekspresi tuan Kutukan yang terlihat mengamuk entah karena apa.
"Mori -sensei."
Suara dari belakangnha berhasil menyadarkan Mori. Pria berkepala empat itu menolehkan kepala, tersenyum seakan menyambut kedatangan [Name].
"Untunglah [Name] -kun sudah datang. Kupikir sudah saatnya kamu menghabisinya. Dan ah, maaf, aku tidak bisa membantumu, karena aku harus menenangkan para anak murid yang ketakutan."
"Um, tak apa. Aku bisa mengatasinya, sensei."
"Mohon bantuannya, [Name] -kun."
Mori segera berlalu. Meninggalkan [Name] sendirian dengan tuan kutukan yang menatap lapar padanya. Wanita itu melepas tas, membuka jas sekolahnya kemudian mengikatnya di sekitaran perut. Rambut hitamnya ia ikat agar tidak mengganggu.
[Name] mengeluarkan tombak petirnya. Mematahkannya menjadi dua bagian.
Hening. Tuan kutukan belum menyerang, masih menatap [Name] dengan tatapan buas. Sementara sang wanita sendiri, masih tetap berdiri dengan tenang, kedua pedangnya berada di depan dan di belakang, layaknya penari balet yang memegang tongkatnya.
Tuan kutukan menyerang, berlari menerjang [Name]. Begitu juga sang wanita yang berlari ke arah kutukan itu.
.
.
Di sisi lain. Gojou membanting stir kemudi, membuat mobil sport itu drift di hadapan Getou yang menunggu di depan gedung perusahaan.
"Anak ini kenapa ...?" Getou bengong. Kemudian segera menyadarkan dirinya sendiri.
Ia melangkah mendekati mobil. Membuka pintu kursi penumpang--di samping Gojou.
"Cepat Suguru! Kau ini kenapa jadi kek cewe yang lambat banget, sih?!"
Getou diam selama beberapa saat seraya menatap bingung Gojou.
"Iya, iya, bawel." Jawabnya kemudian.
Gojou segera tancap gas setelah Getou masuk ke dalam mobilnya. Ini kali pertama ia terburu-buru seperti ini, mengejar waktu, padahal sebelumnya ia tidak pernah kenal baik dengan waktu.
❄️ ˚. ୭ ˚○◦ ❄️ ◦○˚ ୧ .°❄️
"Hhaaa ...."
[Name] mengelap keringat. Entah kenapa ia jadi cepat kewalahan melawan kutukan ini. Energinya hampir habis, beruntung tuan kutukan sudah berada di dalam batasnya juga.
Rasa mual kembali menyerangnya, kepalanya mulai berputar-putar begitu juga penglihatannya. Ia kembali memasang posisi yang sama dengan awal ia menyerang.
Dan dengan satu tebasan, [Name] mengalahkan kutukan itu. Teknik yang ia pakai tadi adalah hasil ajaran dari gurunya, Levi Ackerman.
[Name] menghela nafas lega. Kini ia jatuh terduduk, keadaan kelas ini tidak baik-baik saja. Energinya hampir mencapai batas, dan rasa mual serta pusing masih ia rasakan.
Ia mendengar langkah kaki yang tergesa-gesa. Pikiran [Name] sekarang tidak bisa jernih sebab rasa pusing yang menyakitkan ini. Ia tidak bisa menebak siapa yang datang, tapi sepertinya bukan orang yang berniat jahat.
Sepertinya.
"Akh!!"
Sesuatu yang dingin menembus bagian pundak kanannya. [Name] dengan segera menolehkan kepalanya ke belakang. Mendapati wajah Ayami yang kini tersenyum puas.
[Name] terkekeh.
"Kamu lagi, ya? Kenapa? Masih belum puas dengan yang kemarin?" Tanyanya.
Ayami menggeram. Dengan kasar menarik pisau itu dari pundak kanan [Name] kemudian menusukkannya ke pundak kiri.
"Kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja setelah kakakmu itu hampir menghabisi ku? Jangan bercanda, nona [Name]."
"Ah ... Rasa penasaranmu itu berada dijalan yang salah ya ...?"
"Diam!!"
Ayami menarik kembali pisau dengan kasar dari pundak [Name]. Membuat wanita Surai hitam itu jatuh ke atas lantai, dengan cukup keras. Ia tidak bisa melakukan apa-apa sekarang, energinya hampir habis, perasaannya tidak enak, dan rasa pusing itu masih ada.
Ayami memegang kedua pisau mengangkatnya tinggi-tinggi, tersenyum lebar, matanya membulat, ia tertawa senang. Kegagalan kemarin semakin merusak jiwa-nya. Harga dirinya dipermalukan, jatuh ke bawah.
Saat hendak mengayunkan pisau itu ke arah [Name], sebuah tangan besar menahan pergelangan lengannya. Ayami menoleh.
"Wah~ wah~ kau sudah kelewatan deh ...." Pemilik suara itu merendah saat melihat siapa yang terbaring di depan sana.
Raut wajahnya berubah mendingin. Ia melepas kacamata hitam, menunjukkan netranya.
Ayami yang melihat itu terpaku pada manik Gojou.
"Indah ...."
Gojou menyeringai.
"Tidak, tidak. Aku tidak akan merasa tersanjung dengan pujianmu, nona."
Wajahnya kemudian berubah menjadi kelam. Dengan rendah menatap Ayami, tangan yang masih mencengkram pergelangan tangan Ayami ia ayunkan dengan menusuk perutnya sendiri.
"Begini cara memegang pisau yang benar, loh."
Ayami berteriak kesakitan. Perutnya sakit, benda dingin itu terputar-putar di dalam perutnya akibat gerakan tangan Gojou.
[Name] sendiri berusaha bangkit, kemudian ia segera dibantu Getou. Kakak sepupunya itu menggendongnya ala bridal, setelah membungkuskan selimut panjang di sekitar pinggulnya.
Saat Getou berjalan melewati Gojou. Netra [Name] menatap pria Surai salju dengan tatapan khawatir, tersakiti. Terlebih saat melihat ekspresi Gojou yang nampak sangat menikmatinya.
Ia bergumam, menyebutkan nama Gojou sebelum pingsan.
"Satoru ...."
Kemudian, Gojou menghentikan aksi gilanya.
❄️ ˚. ୭ ˚○◦ ❄️ ◦○˚ ୧ .°❄️
So ...?
┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro