🥀Prolog🥀
Pria bertudung hitam berjalan melewati lorong gelap dan sepi dengan tenang. Setiap langkahnya begitu tentang tanpa menimbulkan suara memecah keheningan. Ia membawa sebuah amplop bewarna cokelat keemasan di tangan kanannya lalu mendorong sebuah pintu besar berukir cat perak. Seorang pria berkacamata terlihat duduk tenang di kursinya sambil membaca sebuah buku.
"Tuan, ada surat untuk Anda." Pria bertudung hitam itu berucap dengan punggung yang sedikit dibungkukkan.
"Siapa yang mengirimiku surat?" Kerutan tipis terbit menghiasi kening pria itu.
"Silakan lihat sendiri, Tuan." Pria berambut senada dengan jubahnya itu menyerahkan amplop yang dibawanya.
Pria berkacamata itu membuka amplop yang diserahkan padanya. Ada ledakan kecil sesaat setelah amplop tersebut dibuka yang langsung membakar amplop dan surat di dalamnya. Tulisan bertinta merah dalam surat itu melayang. Sebuah senyum tipis terbit menghiasi wajahnya.
"Kita ditantang untuk mengikuti turnamen."
"S-saya rasa kita tidak bisa mengikuti turnamen," sahut pria bersurai hitam mengkilap itu.
"Temukan siswa baru. Kita harus mengikuti turnamen itu!"
Ucapan tegas pria dalam ruangan remang itu membuat si pembawa surat mengangguk mengerti lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut. Tujuh buah gulungan kertas kecil dimasukkan ke saku pakaian di balik jubahnya.
"Akan menjadi pekerjaan sulit untukku menemukan siswa baru akademi." Monolog sang pria. Sepasang sayap besar muncul dari balik punggungnya. Dia mengepakkan sayapnya meninggalkan bangunan tua itu.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro