9
Satu hari setelah peristiwa USJ sekolah diliburkan. Kini Hiko masih berbaring di kasurnya sambil menatap kosong atapnya.
"Hah... kenapa badan ku masih belum bisa digerakkan juga..."
"Itu karena kau terlalu memaksakan diri, Bakahiko." Ucap Katsuki sambil membawa nampan yang berisi makanan dan minuman untuk Hiko.
Katsuki kemudian duduk disebelah Hiko sambil menyuapinya makanan karena tubuhnya masih belum bisa digerakan dengan baik sehingga mengharuskan Hiko untuk tetap berada di kasur.
"Mungkin nanti siang kau sudah bisa bergerak seperti biasa." Ucap Katsuki yang kemudian memilih duduk di kursi untuk membantu Hiko menyelesaikan dokumen milik keluarga Hiko.
Ya, Katsuki terbiasa membantu Hiko mengerjakan tugas-tugas Hiko setelah dulu sempat tanpa sengaja meledakkan dokumen penting milik keluarga Suzakuhi yang sukses kena amuk Hiko dan membuat Hiko harus begadang untuk membuat ulang dokumen itu kembali.
"Padahal rencananya hari ini aku mau memindahkan semua barangku biar mulai besok aku bisa pindah." Ucap Hiko menghela nafas lelah.
Katsuki melirik Hiko. "Apa kau tidak suka tinggal di sini?"
"Aku suka kok. Berkat kalian aku bisa menjadi diriku yang sekarang. Tapi mau bagaimanapun aku tetap harus menjalankan kewajibanku dan tidak bisa terus merepotkan otou-san dan okaa-san. Kamu juga."
"Bagiku itu tidak merepotkan. Ditambah lagi, kita tidak tau kapan lagi musuh akan menyerang rumahmu."
"Senang mendengarnya. Untuk musuh sih... yah itu memang menyusahkan. Tapi setidaknya aku akan melumpuhkan mereka jadi tenang saja. Kalau ada apa-apa aku pasti menghubungimu."
"Ucapanmu meragukan. Bagaimana kalau aku ikut menginap di sana?" tanya Katsuki
"Hah? Tidak mau. Merepotkan. Aku tidak mau barang-barang di rumahku hancur karenamu."
"Asal kau tahu ya, aku tidak asal menghancurkan barang! Lagipula menginap di sana ketika hari libur saja!"
"Ah hari libur... yah boleh saja sih..."
"Hn."
"Eh?"
"Kenapa?"
"Badanku sudah bisa bergerak lagi." ucap Hiko dengan senyum cerianya.
"Baguslah kalau begitu."
"Aku akan menyiapkan barang-barang dulu ya! Katsuki bantu aku!"
"Jangan perintah aku!"
Hari itu kemudian digunakan Hiko untuk memindahkan barang-barang yang masih tersisa di kediaman Bakugou ke rumah keluarga Suzakuhi dengan dibantu juga oleh Mitsuki dan Masaru yang tentu masih tidak rela untuk berpisah dengan Hiko.
"Tenang saja, kapan-kapan aku akan menginap kok, atau kalau otou-san dan okaa-san mau, kalian bisa menginap di sini kok. Aku akan menjamu kalian!" ucap Hiko sambil mengeluarkan cengirannya.
"Bisa juga. Kapan-kapan aku akan menginap di sini. Tempat ini sangat menenangkan." Ucap Masaru sambil menepuk lembut kepala Hiko kemudian masuk ke dalam mobil.
"Aku setuju. Kalau hari libur nanti kita akan menginap di sini. Kalau begitu kami pulang dulu ya. Katsuki, jaga Hiko! Kau juga Hiko, jaga kesehatanmu ya?" Ucap Mitsuki sambil masuk ke dalam mobil.
"Ha'i, kaa-san juga. Hati-hati di jalan, Otou-san, Okaa-san."
Dengan begitu Masaru dan Mitsuki pulang ke kediaman mereka.
"Jadi, kenaoa kau memilih untuk menginap disini? Bukannya tunggu hari libur baru kau menginap?"
"Terserah aku. aku yakin habis ini kau langsung mengerjakan dokumen lainnya bukan?"
"Yah mau bagaiamana lagi? itu kan kewajibanku?"
"Hah... makannya hari ini aku menginap di sini hari ini."
Katsuki kemudian langsung mengangkat tubuh Hiko layaknya karung beras yang langsung diprotes oleh Hiko.
"Chotto?! Katsuki?! Turunin! Aku mau dibawa kemana?!"
"Kamar. Diamlah kau berisik!"
"Hah?! Apa yang akan kau lakukan bakatsuki?! Turunin! Cepat turunin!" ucap Hiko yang terus memberontak.
"Tentu untuk menidurkanmu baka! Diamlah kau bisa jatuh!"
"HAH?! OMAE AHO KA?! GAK MAU! AKU MASIH BETAH JADI PERAWAN! GAK MAU NGELAKUIN SEKS DINI!" Teriak Hiko yang semakin kuat memberontak sampai menedang dagu Katsuki.
Katsuki kini sudah naik pitam. Yap. Tenadangan tadi menggunakan quirk Hiko. Sakit? Sangat.
"DIAM KAU KUSO ONNA! SIAPA JUGA YANG MAU MEMPERKOSA MU! AKU TIDAK SEBEJAT ITU SAMPE MELAKUKAN PEMERKOSAAN! TIDUR YANG KU MAKSUD TIDUR YANG KE ALAM MIMPI! PAHAMI KATA-KATAKU INI KUSO ONNA!" ucap Katsuki sambil membaringkan tubuh Hiko di atas futon yan sudah ia siapkan.
"Eh? Begitu... hah... menakuti ku saja. Tunggu, kenapa disini ada dua futon?"
"Aku akan tidur di sini sambil mengawasimu. Kalau kau sampai pergi keruang kerjamu itu disaat kau baru saja sembuh dan pindah rumah, saat itu pula aku langsung menyeretmu kemabli ke dalam futon." Ucap Katsuki yang sukses membuat Hiko pasrah.
Hiko memang lebih kuat dari Katsuki, tapi untuk urusan keras kepala, Katsuki juaranya. Ia terlalu malas untuk berdebat dengan Katsuki karen aitu bagi Hiko sudah menghabiskan banyak tenaganya.
"Iya, iya. Aku mengerti. Awasi saja aku semaumu." Ucap Hiko menghela nafas pasrah.
Esok harinya
"Ne ne! Apa kalian menonton berita? Semua di kelas kita masuk TV kan? Tapi cuman aku yang tidak mencolok ya..." Ucap Hagakure.
"Benar juga." Balas Shoji
"Kalau pakaianya begitu, mana bisa mencolok, kan?" Ucap Ojiro dengan canggung ketika mengingat baju hero milik Hagakure.
"Tapi, semua saluran TV memberitakannya ya." Ucap Kaminari.
"Aku sampai kaget." Ucap Kirishima menimpali ucapan Kaminari.
"Wajar saja. Karena sekolah Hero yang menghasilkan pro Hero di serang." Balas Jiro.
"Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan kita kalau para sensei tidak datang." Ucap Sero.
"Hentikan itu Sero! Memikirkannya saja sudah membuat ku mengompol." Ucap Mineta sambil teriak.
"Berisik! Diamlah cebong!" seru Katsuki.
"Kamu juga berisik Katsuki." Gumam Hiko yang kemudian memilih memangku kepalanya di lipatan tangannya dan menutup matanya sejenak.
"Suzakuhi-san? Apa kau masih lelah? Aku dengar kau berusaha menahan serangan para villain.." ucap Yaoyorozu khawatir.
"Aku tidak apa, hanya sedikit mengantuk saja." Ucap Hiko.
Bagaimana tidak ngantuk? Katsuki benar-benar mengawasinya sampai-sampai ia tidak bisa tidur dengan tenang. Tak lama kemudian Aizawa masuk dengan keadaan yang.... penuh dengan perban hingga menutupi wajahnya.
"Ohayo." Ucap Aizawa.
"Aizawa sensei sembuhnya sangat cepat!" seru satu kelas ketika melihat wali kelas mereka kini sudah berdiri di depan pintu.
"Terlalu pro.." Ucap Kaminari merinding.
"Sensei! Apa kau sudah baik-baik saja?" tanya Iida.
"Itu kayaknya maksain diri deh.." ucap Uraraka.
"Mirip mumi..." ucap Hiko sweatdrop.
"Tidak usah pedulikan kesehatan ku. Yang lebih penting, pertarungan masih belum berakhir." Ucap Aizawa.
"Pertarungan?" tanya Hiko.
"Festival olahraga UA sebentar lagi akan dimulai." Ucap Aizawa.
"INI DIA ACARA SEKOLAH NORMAL!" Seru satu kelas.
"Ano sensei, apa tidak apa kita menjalankan festival disaat keadaan seperti ini?" tanya Hiko.
"Justru sebaliknya, mereka akan menganggap kalau bagian penanggulangan krisis UA sangat kompeten. Keamanannya pun akan lebih diperketat lima kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Terlebih lagi festival olahraga kita itu merupakan kesempatan besar. Ini bukanlah acara yang dapat dibatalkan hanya karena beberapa Villain."
"Tidak, mendingan dibatalkan kan? Lagian cuman festival olahraga." Timpal Mineta.
"Mineta, apa kau berlum pernah melihat Festival Olahraga UA?" tanya Midoriya
"Tentu saja sudah." Ucap Mineta.
"Festival Olahraga kita merupakan salah satu acara besar di Jepang. Dulu, festival olahraganya adalah olimpiade dan disukai oleh seluruh penjuru negeri. Seperti yang kalian ketahui, setelah menurunnya populasi, acara tersebut ditinggali. Dan di Jepang saat ini acara yang menggantikannya adalah Festival Olahraga UA." Jelas Aizawa.
"Tentu saja semua pahlawan papan atas seluruh penjuru negeri akan menontonnya. Demi melakukan pengamatan." Ucap Yaoyorozu.
"Sudahlah Mineta, terima saja. Mana tahu kamu ketemu perempuan dengan badan waw tertarik padamu." Ucap Hiko hingga membuat pikiran Mineta melayang.
"Yah.. itupun kalau ada yang mau sama kamu juga." Lanjut Hiko pelan disertai dengan senyum meremehkan.
"Suzakuhi-san..." ucap Yaoyorozu sweatdrop.
"Setelah kita lulus, kita bisa bergabung dengan agen pro dan menjadi sidekick" ucap Kaminari.
"Kebanyakan dari mereka jadi tidak independen dan menjadi pendamping seumur hidup, ya.. Kaminari, kamu mungkin akan menjadi begitu. Karena kamu bodoh." Ucap Jiro yang langsung menusuk hati dan pikiran Kaminari.
"Tentu saja, bergabung dengan agen pahlawan terkenal kalian bisa mendapatkan pengalaman dan popularitas. Waktunya terbatas. Kalau ingin menjadi pro, maka jalan masa depan kalian akan terbuka dengan cara ini. Sekali dalam setahun. Kesempatan mengukutinya hanya tiga kali. Tidak ada calon pahlawan yang melewati ini. Jika sudah mengerti maka persiapkanlah diri kalian!" ucap Aizawa.
"Ha'i."
Jam makan siang
Hiko kemudian mengambil bekalnya yang berada di dalam laci dan langsung membukanya.
"Hari ini tidak ke kantin?" tanya Yaoyorozu.
"Hari ini Katsuki membuatkan ku bekal. Jadi aku tidak ke kantin. Lagipula badan ku masih dalam mode mengisi tenaga jadi tidak bisa terlalu lelah dulu." Ucap Hiko pasrah.
"Aku tidak menyangka dia bisa memasak. Kalau begitu aku kantin ya. Apa kau ingin menitip sesuatu?" tanya Yaoyorozu.
"Hm... Sepertinya tidak."
"Wakatta." Dengan begitu Yaoyorozu kemudian pergi ke kantin bersama Jiro, Mina, dan Hagakure.
Tak lama kemudian Katsuki datang sambil membawa kursi dan duduk di samping Hiko dan ikut makan bersama Hiko. Saat Hiko sedang minum tiba-tiba saja All Might muncul dan mengejutkan Hiko sehingga mau tidak mau Hiko tersedak oleh air minumnya.
"Hiko Shouju ketemu!" Seru All Might.
"Ha- hah?" ucap Hiko sambil mengelap mulutnya yang belepotan karena ia tersedak.
"Ada apa All Might?" tanya Hiko mengabaikan Katsuki yang mengamuk karena makanannya terkena minuman Hiko.
"Makan... bareng yuk?" ucap All Might yang membuat satu kelas sweatdrop termasuk Hiko.
"Hah? Apa sensei sedang sakit?" Tanya Hiko.
"No no! Ada yang harus ku bahas mengenai keluarga mu." Ucap All Might dengan tatapan serius.
Hiko kemudian melirik Katsuki dengan tatapan meminta izin yang langsung di balas anggukan oleh Katsuki.
"Ha'i wakatta." Ucap Hiko yang kemudian membereskan alat makannya dan langsung mengikuti All Might.
Saat sudah masuk ruangan Hiko mendapati Midoriya sudah berada di dalam sambil meminum teh nya.
"Baiklah, aku berat mengatakan ini. Tapi sekarang aku hanya bisa bertahan dengan jangka waktu lima puluh menit." Ucap All Might yang sudah kembali ke tubuh kecilnya dan menyeduhkan teh untuk Hiko.
"Chotto, bukannya itu akan berbahaya. Jika kau menggunakan Enhancement ku kau aka bertahan berapa lama?" tanya Hiko.
"Hanya satu jam."
"Hanya bertahan sepuluh menit..." gumam Midoriya khawatir.
"Si Nomu itu lawan yang sangat tangguh. Bikin sakit. Wujud berotot ku sepertinya hanya bertahan satu setengah jam jika aku memaksakan dir. Itupun aku harus menggunakan enhancement Hiko shoujo."
"Soal itu... maaf." Ucap Midoriya.
"Ahahaha, kau tidak perlu untuk minta maaf. Ya ampun kita ini mirip ya. Selain itu, festival olahraga. Kamu masih belum bisa mengendalikan One for All kan? Mau bagaimana?" tanya All Might.
"Tapi pernah sekali, saat aku memukul Villain otak itu, tidak bereaksi dampaknya." Ucap Midoriya.
"Ah! Iya kau pernah bilang. Pasti ada yang berbeda kan?"
Dan obrolan terus berlanjut. Hiko yang sedari tadi diam hanya asik mengotak atik handphonenya sambil mendengarkan lagu dari earphonenya. Sampai akhirnya All Might selesai membahas urusan nya dengan Midoriya dan meminta Midoriya untuk keluar terlebih dahulu..
"Hiko, target mu itu... sepertinya mengetahui kelemahan ku." Ucap All Might.
"Tidak heran. Ia sendiri yang melihat keadaan mu setelah bertarung dengannya. Hasil ia bertarung dengan mu itu memicu luka yang sangat besar hingga akhirnya ia memutuskan untuk berusaha mengambil quirk otou-sama. Walaupun gagal karena otou-sama dan okaa-sama memilih untuk bunuh diri dengan membakar diri mereka hingga tak tersisa bahkan abunya sedikit pun. Oleh karena itu, aku ingin menjadi hero. Untuk membawanya ke tartarus. Tapi firasatku mengatakan tidak sampai menjadi hero aku akan bertemu dengannya. Ini sungguh menyebalkan karena 70% firasat ku selalu benar. Oleh karena itu, berhati-hatilah All Might. Kau tau bukan? Kondisi mu saat ini bagaimana?" ucap Hiko.
"Aku tau. Mengenai quirk, bagaimana dengan mu saat festival nanti. Kalau kau menggunakan Suzaku akan bahaya. Itu sama saja memancing dia."
"Aku sudah memutuskan untuk menggunakan kedua quirk ku. Aku tau ini sangat beresiko. Tapi mau bagaimana pun ku sembunyikan pasti akan tetap ketahuan. Jadi kenapa tidak sekalian saja aku menggunakan festival ini sebagai pernyataan perangku pada dia?"
"Berarti mulai sekarang kau sudah harus berhati-hati." Ucap All Migh menatap tajam Hiko.
"Aku tau."
Skip time
Saat anak-anak kelas A ingin keluar, kerumunan siswa dari berbagai kelas sudah menunggu mereka di depan pintu kelas mereka.
"Kalian ada perlu apa dengan kelas A?" tanya Iida.
"Kami jadinya tidak bisa lewat! Kenapa kalian ke sini?!" tanya Mineta.
"Tentu saja mengamati lawan. Karena sudah pernah melawan villain. Cepat Hiko. Meski kalian mengamati kami tidak ada gunanya. Minggir orang lemah!" Ucap Katsuki yang melenggang maju melewati kerumunan sambil menarik tangan Hiko.
"Katsuki, jangan ngomong seperti itu." Ucap Hiko sambil menghela nafas.
"Kelas A yang sering dibicarakan. Aku datang karena penasaran, ternyata sombong ya. Apa murid prodi pahlawan semuanya seperti ini?" ucap salah satu laki-laki yang maju ke depan.
"HAH?!" balas Katsuki.
"Ara?" gumam Hiko menatap tajam laki-laki itu.
"Melihat seperti ini, bikin kecewa. Baik prodi umum atau lainnya, ada banyak murid yang masuk ke sana karena gagal diterima di prodi pahlawan. Apa kau tau?" tanyanya.
"Pihak sekolah memberikan kesempatan kepada kami. Tergantung dari hasil festival olahraga. Katanya mereka akan mempertimbangkan kepindahan kami ke prodi pahlawan. Kelihatannya itu berlaku juga untuk sebaliknya. Mengamati lawan? Paling tidak aku cuman mau bilang, sekalipun kalian dari prodi pahlawan, jangan sombong, atau aku bisa saj mengusir kalian. Aku datang untuk menyatakan perang." Lanjutnya.
"Itu saja?" tanya Hiko
"Hm?" gumam laki-laki itu sambil melihat ke arah Hiko yang berada di belakang Katsuki.
"Oi Oi Oi! Aku dari kelas sebelah, kelas B! Karena aku dengar katanya kalian habis melawan Villain, makannya aku datang! Jangan sombong kalian!" ucap anak kelas B yang tiba-tiba datang menghampiri kerumunan.
"Langsung pulang yuk." Ucap Hiko sambil di balas anggukan oleh Katsuki.
Mereka kemudian memilih untuk tidak meladeni kerusuhan yang di buat oleh anak kelas B dan melewati kerumunan untk pulang.
"Tunggu Bakugou! Gara-gara kau mereka semua membenci kita." Ucap Kirishima.
"Bukan masalah." Ucap Katsuki.
"Hah?!" balas kirishima.
"Selama bisa berdiri di puncak, tidak masalah." Ucap Katsuki yang kemudian menarik tangan Hiko menembus kerumunan.
"Tumben ngeluarin kata-kata mutiara?" tanya Hiko.
"HAH?! DIAM KAU!" balas Katsuki.
"Taruhan lagi yuk?"
"Kali ini apa?"
"Kalau aku menang seperti biasa, chicken katsu. Kalau kau menang kau bebas minta apapun padaku. Semua berlaku dalam sehari. Bagaiamana?" tanya Hiko.
"Heh! Akan ku buat kau menjadi babu ku sehari!"
"Yah pastinya aku yang akan menang." Ucap Hiko sambil menyombongkan diri.
"APA KATAMU HAH?!" balas Katsuki
Perjalanan pulang mereka kemudian diisi dengan Hiko yang memanas-manasi Katsuki dan Katsuki yang terus membalas omongan Hiko. Hanya sekedar informasi, sejak Hiko pindah rumah, Katsuki selalu mengantarnya terlebih dahulu sekaligus ikut makan di tempat Hiko lalu pulang. Kebayang kan bagaimana rusuhnya kediaman Hiko yang sebelumnya tenang menjadi chaos seketia?
tbc~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro