7
Kini Hiko bersama Katsuki berjalan berdua menuju UA. Ya, mereka sudah baikan karena Katsuki sudah memasak chicken katsu porsi jumbo untuk Hiko. Saat mereka sudah sampai di depan gerbang UA, mereka dihadang oleh sekumpulan wartawan yang mencari informasi mengenai All Might.
"Kita terobos saja. Ini tidak penting." Ucap Hiko.
"Pegang tangan ku erat-erat." Ucap Bakugou yang kemudian langsung dituruti oleh Hiko.
"Eh? Kamu bukannya yang tertangkap oleh manusia lumpur saat itu bukan?" tanya wartawan itu yang mebuat Katsuki mengingat kembali kejadian memalukan yang pernah ia alami.
"Ck, yamero." Ucap Katsuki yang kemudian langsung melengos sambil menarik Hiko.
"Pfft." Hiko berusaha menahan tawanya ketika mereka berhasil keluar dari kerumunan wartawan tersebut.
"Urusai Hiko! Padahal kau juga sempat tertangkap oleh lumpur sialan itu!" protes Katsuki sambil melepas kasar tangan Hiko.
"Yah sebenarnya waktu itu aku bisa saja lepas, tapi apa kau ingat? Saat itu kan aku harus menyembunyika identitas ku sebagai kepala keluarga Suzakuhi?" ucap Hiko sambil memandang remeh Katsuki.
"SHINE KUSO ONNA!" ucap Katsuki yang kemudian hendak menangkap Hiko dengan tangan yang sudah siap untuk meledakkan Hiko.
"Iya iya nanti saja aku matinya ya? Nanti aku bakar diri sendiri kok, jadi tidak perlu ledakanmu untuk mati." Jawab Hiko santai.
Mereka kemudian masuk ke kelas dan berbincang dengan dengan anak-anak yang sudah datang terlebih dahulu. Tak lama kemudian Aizawa-sensei datang dengan tampanganya yang seperti biasa, lusuh.
"Kerja bagus untuk latihan bertarung kemarin. Aku sudah melihat video dan hasilnya. Bakugou. Kau ini kan murid yang berbakat, jangan kekanak-kanakan." Ucap Aizawa.
"Dan Midoriya, kau mematahkan tangan mu lagi kan? Jangan seperti itu terus, jangan menggunakan alasan kau belum bisa menggunakan quirk mu lagi. Aku benci mengulang perkataan ku. Lagipula kalau kau sudah bisa menggunakannya, maka kau bisa melakukan banyak hal. Bergegaslah Midoriya." Jelas Aizawa-sensei.
"Ha'i!"
"Sekarang mari kita mulai kelasnya. Maaf kalau terlambat, tapi kali ini kalian harus memilih ketua kelas."
'Itu sih sudah biasa!' ucap satu kelas dalam hati.
"Sensei! Aku ingin jadi ketua kelas! Pilih aku!" ucap Kirishima.
Dan seketika muncullah suara-suara yang ingin menjadi ketua kelas.
"Bisa-bisanya mereka punya niat buat jadi ketua kelas... jadi kepala keluarga saja sudah membuat kepala ku hampir pecah apalagi kalau ditambah jadi ketua kelas. Amit-amit." gumam Hiko ketika melihat teman sekelasnya penuh semangat menyalonkan diri menjadi ketua kelas. Hiko mengamati teman-temannya yang sedang emndengarkan ceramah yang dilakukan oleh Iida.
"Sepertinya Iida cocok menjadi ketua kelas." Gumam Hiko.
Akhirnya Hiko kemudian menulis nama Iida di kertas undiannya dan mengumpulnya. Saat hasilnya sudah keluar, yang memiliki sauara terbanyak adalah Midoriya sehingga membuatnya terkejut.
"Kenapa Deku?! Siapa yang memilihnya?" Tanya Katsuki
"Yah daripada memilihmu." Ucap Sero yang sukses membuat Hiko menahan tawanya.
"Aku setuju dengan sero." Ucap Hiko sambil menahan tawanya.
"Jadi ketua kelasnya adalah Midoriya dan wakilnya adalah Yaoyorozu." Ucap Aizawa-sensei yang kemudian kembali ke mode tidurnya.
"Yaoyorozu-san, ke kantin yuk!" Ajak Hiko.
"Ayo!" ucap Yaoyorozu sambil mengikuti Hiko.
Saat sudah sampai di kantin, mereka kemudian memesan makanan yang ingin mereka makan kemudian duduk di tempat yang masih kosong.
"Ano, Suzakuhi-san, sepertinya kau sedang tidak sehat. Apa kau baik-baik saja? Wjahmu pucat loh..." tanya Yaoyorozu.
"Hem... yah lumayan. Tadi malam ada dokumen yang harus ku selesaikan. Selain itu besok aku harus pindah kerumah lamaku jadi akan banyak hal yang harus kuurus nanti." Ucap Hiko dengan cengirannya.
"Sepertinya gawat. Apa mau ku bantu?" Ucap Yaoyorozu khawatir.
"Tidak apa-apa kok. Katsuki nanti membantuku. Jadi tenang saja."
"Tidak bisa ku bayangkan."
"Yah tidak heran kau mengatakan seperti itu. Tapi Katsuki terkadang punya sisi baiknya loh. Dia itu cuman tsundere saja." Ucap Hiko terkekeh kemudian memakan chicken katsunya.
Tak lama kemudian alarm berbunyin.
"Oya? Alarm?" gumam Hiko.
"Telah terjadi pelanggaran keamaan kode 3. Seluruh siswa diharapkan untuk segera meninggalkan ruangan"
"Kode 3?"
"Itu artinya ada orang asing yang berhasil masuk ke UA." Ucap Yaoyorozu.
"Hah... Padahal baru makan tiga suap..." ucap Hiko menatap sedih ke makanan yang sangat ia sukai.
"Tidak ada waktu untuk meratapi itu, ayo kita pergi dari sini." Ucap Yaoyorozu sambil menarik tangan Hiko.
Saat mereka sampai di lorong, mereka langsung dihadapi oleh penuhnya kerumunan siswa yang berusaha keluar.
"Hah.... kalau seperti ini sih cukup untuk menghabiskan makanan ku... Kita tidak usah ikut berdesak, Yaoyorozu-san. Disaat seperti ini kita harus bisa tenang, jangan gegabah seperti mereka atau nanti akan ada yang terluka." Ucap Hiko sambil menghela nafas.
Tak lama kemudian mereka berdua melihat Iida yang melayang dan langsung mengumumkan apa yang terjadi dan berusaha menenangkan siswa-siswa yangsedang berkurumun.
"Hora... tidak apa-apa bukan." Ucap Hiko sambil tersenyum kecil.
Mereka kemudian kembali ke kelas dan Midoriya mengumumkan kalau Iida lebih cocok menjadi ketua kelas dan menyerahkan jabatan ketua kelasnya ke Iida.
Beberapa jam kemudian
"Untuk latihan dasar hero hari ini, aku dan All Might, lalu ada satu orang lagi yang akan menjadi pengawas kalian." Jelas Aiawa-sensei.
"Ha'i, apa yang akan kita lakukan?" tanya Sero.
"Bencana, kapal karam, dan hal-hal semacamnya. Latihan Penyelamatan." Jawab Aizawa.
"Hah... entah kenapa firasatku semakin buruk..." gumam Hiko.
"Kau kenapa Suzakuhi-san?" tanya Yaoyorozu.
"Entah kenapa firasat ku buruk sekali mengenai ini..."
"Hm... itu mungkin Cuman firasatmu saja kok Suzakuhi-san." Jawab Yaoyorozu.
"Semoga saja.. Minna-san semangat sekali ya..."
"Hoi, aku masih belum selesai. Kali ini kalian boleh memilih untuk memakai kostum atau tidak. Karena ada kemungkinan kostum kalian akan menghambat pergerakan kalian. Latihan ini akan diadakan diluar sekolah, jadi kita akan naik bus. Itu saja. Bersiaplah." Ucap Aizawa yang kemudian melenggang keluar kelas
Murid kelas A kemudian bersiap-siap dan mengganti kostum mereka. Hiko sendiri sudah mengganti bajunya dengan kostum heronya. Tiba-tiba suara peluit dari Iida terdengar dan menyuruh anak kelas A untuk berkumpul.
"Kelas A berkumpul!" serunya.
"Bentuk dua baris sesuai nomor urut absen agar saat di bus kalian bisa langsung duduk dengan tertib.
"Uwah... semangat sekali..." ucap Hiko sweatdrop.
Saat mereka masuk ternyata tempat duduknya tidak sesuai dengan harapan Iida yang sukses membuatnya pundung seketika. Hiko duduk disebelah Katsuki seperti biasa. Ia langsung menyandarkan kepalanya di pundak Katsuki dan memilih untuk tidur. Katsuki yang awalnya ingin protes langsung menahan diri ketika melihat wajah Hiko yang pucat mengingat semalam ia begadang untuk mengurus dokumen keluarganya.
"Kalau bicara tentang kekuatan dan kilauan sudah pasti itu Suzakuhi, Bakugou, dan Todoroki iya kan?" ucap Kirishima yang menoleh ke arah mereka bertiga. Matanya langsung melihat Hiko yang tertidur di pundak Katsuki.
"Are, sepertinya Suzakuhi sedang sakit, apa ia tidak apa-apa?" Tanya Kirishima.
"Cih, Jangan melihatnya." Ucap Katsuki garang.
"Bakugou selalu emosi jadi dia tidak akan populer sih." Ucap Asui.
Saat ingin protes ke Asui, Katsuki berusaha menahan diri untuk tidak berdiri dan berteriak karena akan membangunkan Hiko.
"Kita belum mengenal satu sama lain, tapi hebat juga orang sudah mengetahui sifatmu sehitam selokan." Ucap Kaminari memancing.
Lepas lah sudah urat kesabarannya. Katsuki kemudian berdiri dan langsung berteriak ke arah Kaminari sehingga membuat kepala Hiko terjatuh (SEREM ANJROT) dan membuatnya terbangun.
"Apa-apaan perumpamaan itu hah? Ku bunuh kau!"
"Katsuki...." ucap Hiko pelan yang sukses membuat semua yang ada disana langsung terdiam.
"Shine." Lanjut Hiko yang kemudian langsung pindah tempat duduk ke belakang dan melanjutkan tidurnya dengan bersandar dengan Jendela.
Baru saja Hiko menutup matanya, Aizawa-sensei mengumumkan kalau mereka sudah sampai di tempat tujuan mereka sehingga membuatnya mendecih. Saat bus sudah berhenti, mereka kemudian turun dan disambut oleh Pahlawan Angkasa, No 13.
"Silahkan langsung masuk ke dalam." Ucap No 13.
"Yoroshiku onegaishimasu!" balas seluruh anak kelas A.
Saat masuk mereka dibuat kagum oleh fasilitas yang ada di dalam gedung tersebut.
"Wa.. Sugoi...." ucap Hiko dengan mata berbinar.
"Kapal karam, tanah longsor, kebakaran, puting beliung, dan lainnya. Ini adalah temoat latihan yang kubuat dengan berbagai macam kecelakaan dan bencana. Ini dinamakan USJ." Jelas No 13.
"No. 13, di mana All might? Dia seharusnya langsung datang ke sini." Tanya Aizawa.
"Mengenai itu... Sepertinya dia terlalu banyak membantu orang di perjalanan dan kehabisan waktu jadi dia beristirahat diruang santai." Jawab No. 13.
"Apa oleh buat. Kita mulai saja." Ucap Aizawa.
"Sebelum kita mulai, aku akan mengatakan satu atau dua hal... atau tiga... empat... lima... enam... tujuh.... "
'makin banyak' batin anak-anak kelas A.
"Minna-san, saya yakin kalian sudah mengetahui tentang quirk saya yaitu Black Hole. Saya bisa menghisap apapun dan menjadikannya debu." Jelas No. 13.
"Anda sudah pernah menggunakan bakat itu saat terjadi bencana kan?" tanya Midoriya.
"Iya. Tapi, bakat ini juga bisa membunuh orang dengan mudah. Beberapa dari kalian juga memiliki bakat seperti itu bukan?" Dan seterusnya... panjang sangat pidato mu No. 13.
Tak lama kemudian, secara tiba-tiba listrik di USJ mati membuat semua orang yang ada disana terkejut. Setelah itu, tiba-tiba ada lubang hitam muncul dari arah air mancur. Aizawa yang menyadari itu langsung refleks menoleh ke arah Air mancur.
"Kalian jangan sampai terpencar!" perintah Aizawa yang membuat semua siswa bingung.
"No. 13 Lindungi para siswa!" Lanjut Aizawa.
"Ada apa ini?" ucap Kirishima saat melihat banyak villain yang keluar dari lubang hitam tersebut.
"Kenapa villain berada di sini?" tanya Hiko dengan mata terbelalak karena terkejut dengan apa yang ia lihat.
"Apa ini seperti ujian masuk yang mana ujiannya langsung di mulai?" tanya Kirishima.
"Chigau yo baka! Are wa Villain! Villain sungguhan!" Seru Hiko.
"Jangan bergerak!" seru Aizawa yang kemudian langsung memasang kacamatanya.
"Seperti kata Suzakuhi, mereka adalah Villain!" ucap Aizawa yang membenarkan perkataan Hiko sehingga membuat satu kelas terkejut.
"Sudah ku duga, pendobrakan kemarin juga ulah para bajingan ini, ya?" gumam Aizawa.
Hiko terus mengamati keadaan dan berusaha melihat celah yang ada di sana.
"Sensei! Apa yang terjadi dengan sensornya?" tanya Yaoyorozu.
"Bekerja dengan baik tentu saja. Tapi..."
"Apa mereka hanya muncul di sini atau di lingkungan sekolah juga? Jika Sensornya tidak berfungsi, itu artinya mereka memiliki orang dengan quirk yang bisa mengacaukan sensornya. Tempat terpencil yang terpisah dengan gedung utama, di waktu kita yang akan melakukan latihan. Mereka memang villai tapi mereka tidak bodoh. Penyerangan ini pasti sudah direncanakan dengan matang dan dan dengan tujuan tertentu." Jelas Todoroki yang membuat suasana semakin tegang.
"No. 13, mulai evakuasinya. Coba hubungi sekolah. Villain ini memiliki sesuatu untuk mengelabui sensor. Kemungkinan seseorang dengan tipe bakat interfensi yang melakukannya. Kaminari, kau juga coba hubungi sekolah denga bakat mu."
"Aku mengerti." Ucap Kaminari.
"Bagaimana dengan mu, sensei? Apa sensei akan bertarung sendirian? Jika sebanyak itu, meskipun sensei bisa menghapus quirk mereka gaya bertarung Ereser Head adalah menagkapnya dulu baru menghapus quirk mereka. Pertarungan jarak dekat..." Tanya Midoriya.
"Kau tidak bisa menjadi hero jika kau hanya mengandalkan satu gaya bertarung. Ku serahkan mereka pada mu No. 13." Ucap Aizawa yang kemudian langsung menuju ke arah kumpulan villain yang ada di depannya dan melawannya.
"Minna! Cepat ke pintu keluar!" Seru Hiko yang langsung dituruti oleh mereka semua.
Saat sudah sampai di tengah jalan, tiba-tiba lubang yang sama muncul di hadapan mereka.
"Tak akan kubiarkan. Salam kenal, Kami adalah League of Villain. Mungkin kami sedikit lancang, kami telah mengundang diri kami sendiri ke dalam rumah para pahlawan, Akademi UA, untuk membuat simbol perdamaian, All Might menghembuskan nafas terakhirnya. Menurut informasi aku yakin All Might ada di sini. Jadi, apa ada semacam perubahan jadwal? Yah dimanapun dia berada, ini giliran ku untuk bermain." Ucap Villain itu.
Tak lama kemudia, Katsuki dan Kirishima langsung maju dan berusaha mengenai villain tersebut.
"KATSUKI JANGAN!" seru Hiko. Namun terlambat, Katsuki dan Kirishima sudah masuk ke dalam lubang yang dibuat oleh Villain tersebut.
"Tugas ku adalah memisahkan kalian semua dan menyiksa kalian sampai mati!" ucap Villain itu yang kemudian mengelilingi mereka dengan quirknya.
"Na-nani kore..." ucap Hiko. Tak lama kemudian tubuh Hiko didorong oleh Iida yang sudah membawa Uraraka dan sato keluar dari pusaran hitam yang dibuat oleh villain tersebut.
"Na-nani... Kore... KATSUKI!" Seru Hiko yang berusaha masuk namun di tahan oleh Iida.
"Jangan Suzakuhi-san! Berbahaya!" ucap Iida sambil menahan Hiko.
"Ta-tapi! Katsuki dan yang lainnya...." Ucap Hiko dengan air mata yang sudah mulai keluar.
"Tenanglah Suzakuhi-san! Kau adalah orang yang paling bisa berpikir rasional disini! Jangan terbawa arus keadaan!" Seru Iida yang berusaha menyadarkan Hiko dari situasinya sampai akhirnya Hiko menyadari sesuatu.
"Chotto matte... Kata Villain tadi, tugasnya adalah memisahkan kita bukan? Selain itu semua villain yang ada di sini ada untuk membunuh All Might. Itu berarti mereka berada di ruangan ini saja bukan?" ucap Hiko sambil berusaha menenagkan hatinya.
"Kau benar juga..." ucap Sato.
"Yosh... Aku mengerti. Shouji, Tolong lindungi aku sebentar. Jangan sampai Villain itu mendekati ku." Ucap Hiko menatap Shouji penuh harap.
"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Uraraka.
"Aku akan menggunakan quirk ku untuk menambahk kemampuan kalian. Bisa dikatakan quirk ku multifungsi, tapi ini sangat menguras tenaga dan konsentrasi penuh untuk mempertahankannya karena baru kali ini aku menggunakannya unruk orang lain selain aku." Jelas Hiko.
"Aku mengerti, serahkan pada ku."
"Terima kasih."
"Sama-sama"
"Suzaku no Tori" ucap Hiko, tubuhnya kemudian diselimuti api berwarna emas. Hiiko kemudian menutup kedua matanya dan berusaha melacak suhu tubuh yang dimiliki oleh anak-anak kelas A termasuk para guru.
"ENHANCEMENT!" seru Hiko. Percikan kecil api seperti kunang-kunang berwarna emas kemudian menyebar keseluruh area untuk menghampiri semua anak kelas A dan para sensei. Seketika semua yang mendapat percikan itu merasa tenaga mereka bertambah.
"Quirk mu sungguh mengangumkan Suzakuhi-chan." Ucap Uraraka kagum.
"Arigatou..." ucap Hiko sambil meringis.
"Ketua kelas." Panggil No. 13
"Ha'i"
"Aku percayakan tugas ini padamu. Larilah ke sekolah dan ceritakan apa yang terjadi di sini. Alarmnya tidak berbunyi, ponsel kita pun tidak ada sinyal. Sistem alarm kita menggunakan sinar inframerah. Senior... tidak, maksudku Ereser Hear, walaupun ia sudah menghapus bakat semua orang, alarmnya masih tidak berbunyi. Artinya, mereka pasti memiliki orang dengan quirk interfensi yang langsung sembunyi ketika sampai di sini. Lagipula, dengan kecepatan mu, kau bisa menghubungi orang itu."
"Tapi akan sangat memalukan seorang ketua kelas meninggalkan teman-"
"Pergilah, si pintu darurat!" ucap Sato.
"Jika kau pergi keluar, mungkin alarmnya akan berbunyi. Itulah kenapa mereka n=menyerang kita di dalam sini bukan?" lanjutnya.
"Selama kau berhasil keluar, mereka tak akan mengikuti mu. Hempaskan kabut ini dengan kakimu!" ucap Sero.
"Gunakan bakatmu untuk menyelamatkan semuanya."Ucap No. 13.
"Aku sangat mendukung mu seperti saat di kantin! Pasti!" ucap Uraraka.
"Cepat pergi Iida! Jangan sia-siakan quirk ku!" ucap Hiko.
Iida kemudian berfikir keras kemudian menuruti perkataan mereka.
tbc~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro