Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

41

"Hm... informasi ini... Sepertinya aku harus kasih tau Paman Akimizu. Mereka tidak akan bisa menyembunyikan apapun dari ku termasuk jalur melarikan diri." Gumam Hiko sambil terkekeh. Ia kemudian mengirim sebuah file melalui mail ke salah satu pamannya kemudian merenggangkan tubuhnya. Manik goldnya menatap hamparan laut yang disinari oleh sinar bulan.

"Hah... Aku baru ingat saat ini aku berada di pulau Nabu." Gumamnya sambil tersenyum kecil.

Ia kemudian menyimpan laptopnya lalu berjalan keluar dari tempat mereka menginap menuju pantai pulau tersbeut. Ya, saat ini kelas 1-A UA sedang menjalani kegiatan mereka sebagai Hero di pulau Nabu. Karena All Might yang sudah pensiun, banyak sekali villain yang muncul ke daratan sehingga membuat petinggi Komite Keamanan Publik berpikir untuk melatih generasi baru. Dengan cara ini salah satunya.

"Are? Suzakuhi, mau kemana?" tanya Ojiro.

"Aku ingin ke pantai sekalian latihan. Mumpung aku punya waktu senggang. Sekalian pulangnya aku patroli sebentar." Ucap Hiko.

Yap, Hiko mendapat bagian jaga malam. Lalu paginya ia menjaga markas mereka.

"Bukannya kau harus istirahat? Dari tadi kau tidak berhenti bekerja sambil menatap layar laptop mu loh." Timpal Kaminari.

"Justru karena terlalu banyak melihat layar laptop aku ingin menghirup udara segar. Jaa ne!" ucap Hiko yang langsung terbang menuju pantai.

Saat sudah sampai, Hiko melepas cardingan hitamnya dan langsung mengambil posisi duduk bersila. "Mungkin aku mulai dengan bermeditasi terlebih dahulu." Gumam Hiko.

Ia menutup matanya dan merasakan kekuatannya kini menyelimuti seluruh tubuhnya. Secara perlahan Hiko meningkatkan kelipatan kekuatannya sehingga tidak membuatnya terkejut. Saat sudah mencapai dua puluh kali lipat, kulitnya dengan cepat terbakar sehingga membuat Hiko secara paksa mengehentikan meditasinya dengan nafas yang tidak beraturan.

"Ha-hah.... hah.. sudah kuduga, dua puluh kali lipat terlalu berat untukku. Waktu itu aku benar-benar nekat sampai lima puluh kali lipat. Aku berharap lima puluh kali lipat itu tidak akan ku pakai lagi. sebuah penyiksaan hidup itu namanya." Ucap Hiko merinding ketika mengingat kejadian penyebab lumpuhnya dia.

Hiko kemudian melepas setelan yang ia pakai dan langsung menceburkan dirinya ke dalam air. Tidak telanjang kok, Hiko dah antisipasi pake bikini item yang di beli waktu jalan-jalan bareng anak kelas 1-A. Pasti kalian mikir aneh aneh kan? Dasar otak kotor.

Secara perlahan luka bakar Hiko menghilang seiring dengan panas badannya yang turun secara perlahan. Hiko kemudian berenang lebih dalam hingga sampai ke dasarnya.

'Kayaknya asik latihan di dalam air. Oh iya ya katana ku kan ada di permukaan... kalau pake sayap kan gak mungkin... kalau ku ledakkan pake kaki juga gak mungkin... merusak ekosistem dong jadinya. Ogah deh. Kalau ku bikin ekor bisa kali ya? Sayap aja bisa, apalagi ekor, kan Suzaku-sama punya ekor, banyak lagi.'

Hiko kemudian menyelimuti kakinya dengan kekuatannya membentuk ekor lalu menggambungkan enhancementnya sehingga menghasilkan tekanan yang besar dan membawanya ke permukaan hingga memembuatnya terlempar terlalu jauh dari permukaan air.

"A- sepertinya aku terlalu berlebihan." Tubuh hiko kemudian masuk kembali ke dalam air.

"Setelah menjadi burung sekarang jadi ikan. Dasar binatang." Ucap sebuah suara yang sangat dikenali oleh Hiko.

"Diam duren."

"Cepat kembali. Ini sudah terlalu larut." Ucap Katsuki sambil melempar baju Hiko.

"Gak usah dilempar juga bisa kan. Kau kembali saja duluan. Aku mau patroli dulu." Ketus Hiko sambil memakai bajunya lalu terbang meninggalkan Katsuki seorang diri.

Sedangkan Katsuki mengalihkan pandangannya ke arah lain menyembunyikan wajahnya yang memerah. Otaknya kini masih terbayang adegan ketika Hiko keluar dari air dengan ekor api yang menyelimuti kedua kakinya.

"Cantik... Cih kuso."

###

Hiko membuka matanya menatap ke arah jendela yang ditembus teriknya matahari.

"Ku benci panas...." ucap Hiko sambil menyelimuti tubuhnya menggunakan jubah pendinginnya.

Belum sempat merasakan nikmatnya mimpi, tubuh Hiko ditendang oleh sosok dengan kepala durian sehingga membuatnya terkejut.

"SAKIT BODOH!"

"MAKANNYA BANGUN!"

"YA GAK USAH NENDANG JUGA DASAR KEPALA DURIAN!"

"CARA NORMAL TIDAK AKAN MEMBUATMU BANGUN DASAR SAKATORI!"

"SAKATORI APALAGI SIALAN!"

"SAKANA DAN TORI, TADI MALAM KAN KAMU JADI KEDUANYA!"

"IKAN SAMA PUTRI DUYUNG BEDA, MANUSIA DENGAN BURUNG JUGA BEDA! PAKE OTAK MU! OH IYA DURIAN KAN GAK PUNYA OTAK!"

"DIAM KAU SAKATORI!"

Baku hantam pun terjadi.

"Pagi ini tenang sekali ya..." ucap Jiro.

"Benar.." ucap Uraraka Sambil menyesap teh buatan Yaoyorozu.

"GAK USAH DISERET AKU BISA KE KAMAR MANDI SENDIRI DASAR BOM DUREN!"

"BERISIK SAKATORI! KALAU TIDAK DISERET KAU TIDAK AKAN MANDI!"

BRAK!

BLAM!

Dengan mulusnya Katsuki melempar tubuh Hiko ke dalam baththub dan menutup pintu kamar mandi dengan kencang.

"ITTAI KUSO DUREN ATAMA!!!! AWAS AJA KAU!" seru Hiko dari dalam kamar mandi.

"Benar-benar hari yang tenang." Ucap Jiro menyesap tehnya yang di balas anggukan oleh Yaoyorozu dan Uraraka.

###

Hiko sudah memakai baju heronya. Ia langsung duduk di depan komputer untuk mengawasi pinggiran pantai melalui radar yang sudah ia pasang saat sudah sampai di pulau Nabu. Sambil memakan apel yang diberikan oleh warga yang tinggal di pulau tersebut, Hiko mengambil handphonenya ketika merasakan benda tersebut bergetar.

"Paman Akimizu?"

"Ada apa Hi-chan?"

"Ah Izuku, paman ku nelpon. Aku keluar sebentar. Tolong awasi layar komputer ku."

"Oke."

Hiko kemudian keluar dan meninggalkan Midoriya yang kini fokus dengan layar komputer Hiko.

"Are? Suzakuhi-san dimana?"

"Tadi pamannya nelpon. Jadi dia keluar sebentar. Apakah itu teh punya Hi-chan?"

"Ha'i. Kalau begitu jangan di ganggu. Suasana hati Hiko akhir-akhir ini sangat bagus apalagi saat tahu kalau dia memiliki keluarga yang masih hidup. Midoriya-san mau teh juga?"

"Benar, jangan ganggu Hi-chan. Ha'i aku juga ingin teh, arigato Yaoyorozu-san."

Kembali ke Hiko.

"Moshi-moshi, paman? Bagaimana dengan rute yang ku kirim?"

"Rute yang kamu berikan benar. Sayangnya mereka tidak berhasil menangkap anggota villain league yang ada di dalam mobil itu."

"Kalau begitu kali ini pun gagal yah..."

"Tapi ada yang membuatku dan Natsu penasaran."

"Tentang apa?"

"Bawaan yang mereka bawa."

"Memang nya apa yang mereka bawa?"

"Seperti alat lab? Perkiraan kami mereka ingin membuat nomu jenis baru."

"Nomu jenis baru... kalau gitu apakah aku bisa minta tolong paman untuk menyelidikinya?"

"Tenang saja, percayakan pada kedua manajer kamu ini." Ucap Akimizu sambil sedikit terkekeh.

"Kalau begitu kuserahkan pada paman deh ehehehe."

Telpon kemudian dimatikan.

"Yoshh saatnya melakukan kegiatan yang membosankan."

Hari-hari membosankan Hiko kemudian berjalan kembali seperti semula. Hiko sebenarnya ingin menyelidikin barang bawaan villain league yang ada di dalam muatan yang mereka bawa. Tapi saat ini Hiko harus menjaga pulau Nabu. Walaupun pulau Nabu termasuk pulau dengan angka kriminalitas yang kecil, akan tetapi yang tinggal di pulau Nabu rata-rata adalah orang tua yang tentunya harus di jaga bukan? Apalagi dipulau ini ada beberapa anak-anak yang masih dalam asuhan orang tua.

Hari-hari terus berlalu. Beberapa hari terakhir Hiko merasa ada sesuatu yang tidak beres. Perasaannya terus gelisah sehingga membuat Katsuki yang melihat Hiko yang begadang di pantai sedikit risih.

"Hoi, sebenarnya dari kemaren ada apa dengan mu?" ucap Katsuki yang baru saja sampai dengan wajah cemberutnya.

"Hm? Ah Katsuki. Kau sudah selesai meladeni candaan Mahoro-chan dan Katsuma-kun?"

"Cih lain kali aku tidak akan menolong mereka lagi."

"Jangan seperti itu dong. Mereka juga pasti punya alasan sendiri kan kenapa mereka jadi seperti itu." Ucap Hiko terkekeh.

"Lupakan dua bocah itu, lebih baik kau jawab pertayaan ku tadi."

"Dari kemaren aku merasa firasak ku terus memburuk."

"Gara-gara?"

"Entahlah, aku tidak tau. Perasaan ini seolah ada yang berusaha untuk menangkapku dan bisa membahayakan sekitar ku. Sama saat All for One ingin mengambil quirk ku." Ucap Hiko mengepalkan tangannya.

"Yang kaya gitu tinggal bakar saja apa susahnya."

"hah.. sudahlah.. aku ingin berenang. Kau mau ikut berenang."

"Orang bodoh mana yang berenang malam-malam gini."

"Lagian sayang sekali kalau aku tidak menggunakan bikininya. Sudahlah kalau kau tidak ingin berenang silahkan kembali ke Markas saja. aku masih ingin menikmati udara disini." Ucap Hiko yang langsung menceburkan dirinya ke dalam air setelah melepas jaket dan celana pendeknya.

Drrt drrt

Katsuki yang mendengar suara getaran langsung menatap ke arah suber yang berada di dalam saku jaket Hiko. Ia mengambil ponsel tersebut dan menatap layarnya.

"Paman Akimizu?" gumamnya.

Katsuki kemudian mengangkat telpon tersebut.

"Moshi-moshi, Hiko? Apa kau ada waktu sebentar, ada yang ingin kubicarakan mengenai penyelidikan ku dan Natsu."

"Hoi ossan, saat ini Hiko sedang menikmati waktu santainya. Lebih baik kau jangan mengganggunya."

"Suara ini.. Bakugo? Kenapa ponsel Hiko ada denganmu? Dimana dia sekarang?"

"Saat ini ia sedang menjelma jadi ikan. Lebih baik tunda dulu saja urusan mu."

"I-ikan?. A- ah.. Wakatta, kalau begitu aku tiitip Hiko."

"Jang-"

Belum sempat Katsuki mengomel telepon tersebut sudah dimatikan oleh Akimizu.

"Ck, dasar seenaknya sendiri." Katsuki menatap Hiko yang masih setia berenang dengan raut mukanya yang lebih baik dari sebelumnya.

"Sebaiknya tidak usah ku katakan." Gumam Katsuki yang kemudian lebih dulu meninggalkan Hiko.

###

Drrt drrt

Atensi Hiko teralihkan ke ponselnya yang berdering.

"Oya? Mahoro-chan? Apakah ia ingin menjahili lagi? Yasudahlah kuladeni saja sekalian aku patroli." gumam Hiko.

Hiko kemudian mengangkat telpon yang masuk "Moshi-moshi, Mahoro-chan? Ada apa?"

"HIKO NEE!! KENAPA SIH MUKA BAKUGO ITU MENYERAMKAN?! GARA-GARA DIA AKU MIMPI BURUK! APA-APAAN HERO NOMOR 1, VILLAIN NOMOR 1 BARU BENER!" Seru Mahoro sehingga membuat telinga Hiko sedikit berdenging.

Hiko terkekeh "Mukanya serem kan? Sudah ku bilang jangan di jahilin." Ucap Hiko berjalan keluar sambil memberikan isyarat ke teman-temannya kalau dia akan patroli mengelilingi pulau yang di balas anggukan oleh mereka. Hiko kemudian terbang sambil setia menelpon Mahoro.

"Jadi sekarang kau dimana Mahoro-chan?"

"Aku tidak akan kasih tau lokasi ku! Hiko nee pasti berpihak dengan Bakugo itu kan?!"

"Oya oya, memangnya aku berkata akan memihaknya?"

"Kalau begitu apakah Hiko nee memihak ku?"

"Aku juga tidak berkata untuk memihak Mahoro-chan loh."

"Aaakkhhh Memang yang namanya Hero tidak bisa dipercaya! Sudahlah! Aku akan mematikan telponnya!"

Panggilan berakhir dengan sepihak. Hiko menatap layar ponselnya sambil terkekeh. "Anak kecil kalo ngamuk lucu juga."

KEPADA KATSUKI YANG KEBERADAANNYA TIDAK DIKETAHUI, INILAH KODE UNTUKMU

Sejak hari pertama ia sampai dipulau ini, Hiko memang memberikan perhatian lebih pada Mahoro dan Katsuma. Karena ia sangat mengatahui bagaimana perasaan seorang anak ketika orang tua sedang tidak berada di sekitar kita apalagi salah satu orang tua Mahoro dan Katsuma telah meninggal. Sering sekali Hiko menghampiri rumah mereka berdua entah itu sekedar bermain atau memasakkan sesuatu untuk makanan mereka dalam satu hari penuh. Oleh karena itu Hiko mengetahui rencana jahilnya mereka berdua.

Daripada itu, saat ini Hiko sedang menatap peta yang berada di ponselnya dan memperhatikan rute patrolinya. "Hm.. hari ini lumayan jauh juga. Sekalian aku cari Mahoro dan Katsuma."

Hiko kemudian memulai patrolinya sambil sesekali membantu warga yang sedang kesulitan, entah itu membawa barang atau mengantar. Setelah selesai ia langsung terbang ke tempat yang lebih tinggi dan kembali mengecek tempat-tempat yang mungkin belum ia lalui.

"Yosh! Semua sudah beres! Saatnya ke rumah Mohoro-chan dan Katsuma-kun!" ucap Hiko sambil nyengir. Hiko kemudian mengambil ponselnya hendak menghubungi Mahoro, namun jidatnya mengeryit ketika melihat sinyalnya yang menghilang.

"Kok sinyalnya hilang? Apa ini ulah Kaminari? Sudahlah, lebih baik aku ke rumah Mahoro-chan. Urusan ponsel gampang."

Saat sudah dekat dengan kediaman Mahoro dan Katsuma, matanya menatap rumah Mahoro dan Katsuma yang sudah tidak berbentuk lagi. matanya juga memicing ketika melihat sosok mencurigakan berdiri depan Mahoro dan Katsuma. Tepat saat villain itu hendak menggapai Katsuma, dengan cepat ia terbang dan memabwa tubuh Mahoro dan Katsuma dalam dekapannya dan membawanya menjauh dari tempat tersebut.

"Tadi itu siapa?!"

"Villain! Dia mengincar Katsuma! Katanya ia ingin mengambil quirk Katsuma!" jawab Mahoro.

Hiko kemudian menurunkan Mahoro dan Katsuma "Aku mengerti. Cepat Lari dan jangan pernah menatap ke belakang! Kalian mengerti?! Aku akan menghadangnya! Lari!" seru Hiko memerintah mereka berdua yang langsung dituruti. Hiko lalu kembali masuk kedalam hutan

Hiko terbang dengan kecepatan tinggi terbang ke arah villain tersebut dan langsung mengarahkan kedua katananya yang sudah dialiri oleh api ke arah villain tersebut. sayangnya villain tersebut dapat menahan serangan Hiko dengan penghalang yang ia buat.

"Aku tidak akan membiarkan mu lewat dan mengejar mereka." Ucap Hiko.

TBC!!!!!!!!

gess kalau chap ini banyak typo maapkeun yakkk, author klean ini lagi puyeng sama skripsi dan nikahannya :"))))

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro