4
Duaarrr
Lamunan Hiko mengenai apa yang diucapkan oleh All Might terpecah ketika ia mendengar suara ledakan.
"Eh? Nani? Ledakan?" ucap Hiko yang kemudian menengok sekitarnya dan mendapati kalau ia kini hanya seorang diri di atap.
Perempatan seketika muncul dijidatnya kemudian menghela nafas kasar.
"Tinggal saja aku terus tinggal saja." Gumam Hiko kesal karena ia telah menyadari kalau sekarang ia lagi-lagi ditinggal oleh All Might dan Midoriya.
Hiko kemudiam turun dari atap dengan meloncat dari posisinya sekarang. Saat sudah sampai di bawah Hiko langsung berjalan menuju asal ledakan tersebut karena rasa penasarannya. Saat sudah sampai di sumber ledakana tersebut, Hiko seketika terkejut. Pasalnya saat ini Katsuki menjadi sandra dari villain yang sebelumnya menyerang Hiko dan Midoriya.
"Katsuki?!"
"Hiko? Jangan mendekat baka! Aku bisa melepaskan diriku sendiri! Aku tidak akan kalah dari villain ini!" seru Katsuki.
Hiko mendecih kesal karena sifat arogan Katsuki yang masih menempel meski ia kini sedang menjadi sandra. Hiko terus berpikir apakah ia harus mengeluarkan quirknya atau tidak. Jika ia mengeluarkannya, persembunyiannya akan sia-sia. Tapi jika tidak, Katsuki bisa saja tidak selamat. Ia sangat tahu perasaan yang menjijikan dan sesak saat villain tersebut menangkapnya.
'Aku harus membantunya! Paling tidak sampai orang-orang berhasil dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Tapi apa yang harus ku lakukan tanpa harus menyerang?! Berpikirlah Hiko! Berpikirlah! Gunakan otak jeniusmu saat menjadi Syana! Arg Katsuaho! Apinya jadi semakin banyak! Cho- Api? Itu dia! Aku harus menghilangkan apinya! Seingatku pemilik pertama bisa memakan api ini dengan menghisapnya seperti sedang minum. Tapi apakah itu bisa?! Tidak ada waktu untuk berpikir! Konsentrasi!"
Hiko kemudian mencoba untuk konsentrasi. Setelah merasa persiapannya cukup, Hiko langsung menghisap apinya secara perlahan karena jika ia melakukannya terlalu cepat, badannya akan demam.
'Cepatlah lawan dia hero! KATSUAHO JANGAN TAMBAH LEDAKAN KUSO GAKI!!!'
Merasa mendapat bantuan, beberapa hero kemudian menyelamatkan orang-orang yang masih terjebak ditengah kobaran api hasil ledakan Katsuki.
"Sudah cukup nak! Jangan paksakan dirimu!" ucap salah satu hero yang memeliki nama Kamui Woods setelah melihat Hiko yang sudah hampir tidak kuat lagi menghisap api tersebut.
Setelah mendapat aba-aba dari Kamui, Hiko langsung menghentikan aksinya dan bernafas terengah-engah. Dengan refleks ia langsung mengambil botol air minum berukuran besar yang ia bawa di dalam tasnya dan meminumnya karena merasa dalam tubuhnya sangat panas. Setelah menghabiskan semua isinya Hiko langsung berteriak emosi pada Katsuki.
"BAKA KATSUKI! JANGAN MENAMBAH LEDAKAN KETIKA AKU SEDANG MEMAKAN APINYA!"
"URUSAI HIKO! KAU DIAM SAJA DISITU!"
"kono baka!" ucap Hiko kesal kemudian lanjut melakukan aksinya seperti sebelumnya yaitu memakan apinya secara perlahan.
'Siapapun tolong datanglah! Kalau begini terus tidak akan ada habisnya!' ucap Hiko dalam hati.
Merasa kesian dengan Hiko, orang-orang yang melihat Hiko terus menerus memakan api untuk mengurangi kerusakan langsun memberikan minuman mereka pada Hiko.
"Minumlah dulu nak!" orang tua yang berdiri disebelahnya.
"Ini minum juga punyaku!" ucap salah satu anak SMA yang kebetulan lewat.
Hiko yang melihat itu terkejut kemudian mengangguk dan menghentikan acara makannya.
"Arigatou minna!" ucap Hiko yang kemudian langsung meminum minuman yang diberikan padanya dan kembali memakan api yang masih menyelimuti daerah tersebut.
Tidak lama kemudain, seseorang menerobos masuk ke area peraturangan dan mencoba untuk menyelamatkan Katsuki yang sudah hampir kehilangan kesadarannya. Hiko yang menyadari sosok penerobos itu tentu sangat terkejut.
"Izuku?!"
Hiko melihat perdebatan yang terjadi antara Midoriya dan Katsuki sehingga membuat perempatan kembali muncul di jidatnya. Namun Hiko kembali fokus untuk memakan api yang masih berkobar.
"IZUKU MENGHINDAR!" seru Hiko ketika ia melihat Villain tersebut hendak memukul Midoriya.
Saat pukulan Villain itu hampir mengenai Midoriya, Hiko melihat All Might yang melesat dengan sangat cepat ke depan Midoriya untuk menghalangi serangan Villain sehingga membuat Hiko mengeluarkan air mata lega.
"Syu-syukurlah....." ucap Hiko sambil mengusap air matanya.
All Might kemudian melayangkan detroit smash pada villain sehingga villain tersbeut melepaskan Katsuki dan memadamkan sisa api yang masih menyala di sekitar villain tersebut. tak lama kemudian tinjuan tersebut menghasilkan air hujan dan membuat Hiko terduduk lemas.
"A- akhirnya...."
"Oi nak apa kau tidak apa?" tanya salah satu orang yang ikut memberikan minuman pada Hiko.
"Ah ha'i, aku tidak apa. Hanya lega saja." Balas Hiko sambil tersenyum.
"Apa tenggorokanmu masih panas? Masih mau minum?" tanya salah satu wanita lansia yang melihat kejadian itu.
"Ah sekarang sudah tidak apa. Aku jadi merasa tidak enak karena telah menghabiskan minuman semuanya..." ucap Hiko ketika sadar jumlah botol kosong yang berada disekitarnya.
'Ini sih hampir dua galon...' ucap Hiko dalam hati sweatdrop.
"Tidak apa kok. Terima kasih sudah menghalangi apinya ya nak." Ucap nenek tersebut.
"Saya juga terima kasih atas minuman yang sudah diberikan pada saya." Ucap Hiko sambil melakukan Ojigi.
Setelah selesai bercakap dengan orang-orang yang membantuya, Hiko langsung berlari menghampiri Midoriya dan Katsuki yang masih tidak sadarkan diri. Hiko kemudian menyembuhkan luka gores yang terdapat pada tangan Katsuki dan berusaha membangunkan mereka berdua.
"Akhirnya kalian sadar. Katsuki, luka mu sudah ku sembuhkan. Lalu Midoriya, jangan melakukan hal yang sembrono lagi! apa kau tau itu bisa saja membunuhmu hah?! Aku saja hampir mati gara-gara lumpur itu apalagi kamu! Selain itu, jangan seenak jidatnya ninggalin orang kau ngerti hah?!" ucap Hiko sambil mengomel pada Midoriya.
"Ha- ha'i, gomenasai... Hi-chan." Ucap Midoriya merinding.
Setelah itu Midoriya mendapat omelan dari hero yang saat itu ikut menyelesaikan kejadian tersebut. sedangka Hiko dan Katsuki di wawancara dan mendapatkan pujian dari hero lainnya.
"Tidak usah melirik orang dengan tatapan seperti itu." Ucap Hiko ketika menyadari Katsuki melirik tajam Midoriya.
"Urusai."
"Sou? Yaudah, aku pulang dengan Izuku saja. Aku tidak sudi pulang dengan orang yang seenak jidatnya menyuruhku diam."
"Lakukan saja sesukamu." Ucap Katsuki mengabaikan Hiko.
Hiko kemudian menghela nafas kesal dan kembali pulang bersama Midoriya mengabaikan wartawan yang hendak mewawancarainya.
"Izuku, ketika kau bertemu dengan All Might lagi kau harus minta maaf." Ucap Hiko.
"Aku tahu."
Perjalanan kembali hening. Tak lama kemudian Katsuki datang dengan berlari dan memanggil Midoriya.
"Deku!" seru Katsuki.
"Kacchan?"
"Katsuki? Tumben?"
"Aku tidak pernah meminta bantuanmu! Tadi itu kau tidak menyelamatkanku! Ngerti kan?! Sendiripun aku bisa melawannya. Orang gagal tanpa bakat sepertimu jangan pikir kau bisa menyamaiku! Apa kau ingin membuatku berhutang budi padamu?! Jangan meremehkanku! Kuso nerd!" ucap Katsuki panjang lebar.
"Midoriya, mundur sebentar." Ucap Hiko dengan perempatan imajiner yang membanjiri kepalanya.
"Eh?" gumam Midoriya sambil memandang Hiko takut.
"Katsuki... lebih baik kau pulang atau saat ini juga ku tendang kau." Ucap Hiko dengan senyuman lembutnya.
"Uru- Akh!"
Yap, Hiko menendang perut Katsuki. Tapi tenang, tidak menggunakan quirknya.
"Pulang. Cepat." Ucap Hiko denga senyuman lembutnya.
"Cih! Kau juga cepatlah pulang!" decih Katsuki yang kemudian memilih untuk kembali pulang.
"Urusai bakatsuki." Ucap Hiko dengan jari tengah yang teracung dan senyuman yang masih setia menempel di wajahnya.
"Hi-chan...?" ucap Midoriya sweatdrop.
"Yosh! Sekarang sudah tidak ada lagi suara berisik. Ayo lanjut jalan." Ucap Hiko.
"Kau tidak pulang bersama dengan Kacchan?"
"Ah aku mau ke rumah lama ku dulu. Ada yang mau ku urus." Ucap Hiko.
"Souka."
Saat mereka berbalik dan hendak melanjutkan oerjalanan mereka, tiba-tiba All Might muncul di hadapan mereka dengan wujud ototnya yang sukses mengejutkan Hiko dan Midoriya.
"A- All Might?! Kenapa kau di sini?" ucap Midoriya.
"Bukannya kau baru saja dikepung oelh wartawan?" tanya Hiko
"Hahahaha, melarikan diri dari mereka itu hal yang mudah. Alasannya, karena aku adalah All Might -Uhuk!" ucap All Might yang kemudian batuk dan kembali ke wujud kurusnya yang kembali membuat Hiko dan Midoriya panik.
"Nak, apa kau bisa pergi dulu?" tanya All Might pada Hiko.
"Hm? Kenapa?"
"Ada suatu hal yang harus ku bicarakan pada anak ini." Ucap All Might sambil menunjuk Midoriya.
"Tidak. Aku akan tetap berada di sini." Ucap Hiko bersikeras.
"Ini adalah hal yang penting untukku jadi ku mohon.... ya?"
"Kalau begitu itu juga merupakan hal yang penting juga untukku. Jadi aku tidak akan pergi."
"Ano... Hi-chan, mungkin sebaiknya kau turuti saja kata-kata All Might." Saran Midoriya ketika ia melihat Hiko hampir meledak.
"Tidak, aku akan tetap berada disini."
"Aku akan memberikan tanda tanganku." Ucap All Might pada Hiko.
"Ck. Ah mengesalkan. Itu tidak akan mengubah pendirianku. Kalian berbincang saja. Kalaupun kau akan membawa Izuku kesana kemari aku pasti berhasil menemukan kalian. Jangan pernah anggap remeh kepala keluarga Suzakuhi." Ucap Hiko kesal.
"Astaga kenapa kau keras kepala sekali sih... cho- tunggu. Apa katamu tadi?"
"Suzakuhi. Paham?" tanya Hiko yang sudah hampir meledak.
"Kau... apa jangan-jangan kau anak dari Suzakuhi Hiiro?"
"Ya. Aku adalah anak dari Suzakuhi Hiiro dan merupakan kepala keluarga Suzakuhi yang sekarang." Ucap Hiko kesal.
"Jika kalian ingin berbicara tanpa adanya kekhawatiran kita bisa langsung pergi menuju kediaman Suzakuhi sekarang." Ucap Hiko
Sadar dengan tempat mereka sekarang, mereka kemudian pergi menuju kediaman Suzakuhi dengan dibawa terbang oleh All Migiht. Saat sudah sampai disana, mereka kemudian masuk menuju aula yang biasa di pakai untuk melakuakn rapat keluarga.
"Ternyata kau masih merawat rumah ini dengan baik ya Hi-chan." Ucap Midoriya.
"Begitulah. Aku akan menyiapkan teh. Kalian berbincanglah sesuka hati kalian." Ucap Hiko yang kemudian meninggalkan mereka berdua untuk menyiapkan teh dan cemilan. Selama Hiko membuat teh, selama itu pula All Might berbicara dengan Midoriya. Saat Hiko kembali dengan membawa nampan berisi cemilan dan air teh, All Might dan Midoriya telah selesai berbicara.
"Jadi kalian sudah selesai berbicara? Biar kutebak, All Might akan mewariskan One for All untuk Izuku, kan?"
"Eh bagaimana Hi-chan tahu?"
Hiko melirik tajam All Might yang mengalihkan perhatiannya ke arah lain sambil bersiul.
"Hah.... aku heran kenapa Otou-sama kuat dengan sifatmu, All Might." Ucap Hiko.
"Baiklah. Kini giliran ku yang akan bercerita. All Might, kau bisa mendengarkannya juga karena kau harus tahu seperti apa kejadian yang terjadi pada Otou-sama dan Okaa-sama tiga tahun yang lalu."
"Tiga tahun lalu..." gumam All Might.
Hiko kemudian menceritakan tentang perjanjian yang dimiliki oleh keluarga Suzakuhi dan pemilik One for All terdahulu tanpa menceritakan bagian identitas musuhnya karena saat ia hampir mengucapkan namanya, All Might langsung menggeleng. Tanda untuk tidak membicarakannya sekarang sehingga membuat Hiko menghela nafas. Hingga akhinya Hiko menceritakan kejadian yang menimpa kedua orang tuanya.
"Saat itu Otou-sama dan Okaa-sama menitipkan ku keluarga Bakugou dan mengubah identitasku menjadi Bakugou Hiko. Karena seperti yang kalian ketahui, quirk ini merupakan sasaran empuk bagi para villain yang mengincarnya. Oleh karena itu orang tua ku sampai harus mengorbankan dirinya agar quirk ini tidak direbut dan tidak dimanfaatkan unutk hal-hal yang negatif."
"Souka... itu pasti sangat berat untuk mu ya... Hi-chan..."
"Sudahlah, lagipula aku sudah menyiapkan diri untuk hal ini. Lagipula ini sudah kewajubanku sebagai kepala keluarga Suzakuhi. Ah hari sudah semakin gelap. Izuku, lebih baik kau puang terlebih dahulu, atau nanti bibi akan khawatir." Ucap Hiko.
"Ah benar juga. Kau bagaimana?"
"Masih ada yang harus ku urus disini. Jadi maaf, aku tidak bisa mengantarmu." Ucap Hiko.
"Tidak apa. Semangat ya, Hi-chan." Ucap Midoriya.
"Um, arigatou."
All Might kemudian mengantar Midoriya lalu kembali lagi ke tempat Hiko berada.
"Apakah yang menyerang Hiiro dan istrinya adalah All for One?" tanya All Might.
Hiko yang baru saja ingin menyeruput minumanan langsung berhenti. "Begitulah. Otou-sama sudah mengetahuinya dari tiga hari sebelum ia menyerang berkat penglihatan dari Nighteye. Saat itu ia bertemu dengan Nighteye untuk melihat masa depan yang akan terjadi karena Otou-sama terus merasa gelisah. Benar saja, tiga hari kemudian ia melindungiku dengan menitipkanku pada keluarga Bakugou kemudian membakar habis tubuhnya dengan api suzaku hingga tidak ada yang tersisa dari tubuh mereka agar All for One tidak menggunakan tubuh mereka."
"Maafkan aku, saat itu aku sedang berada di luar kota. Saat aku tahu kalau Hiiro dan istrinya sudah meninggal aku langsung kesini tapi tidak ada orang sama sekali. Aku juga terus mencari anaknya yang tidak lain adalah kamu tapi aku tidak berhasil menemukannya hingga ku kira kau sudah meninggal." Ucap All Might sambil menunduk.
"Sudahlah. Lagipula itu merupakan cerita lama. Yang paling penting, aku harus melatih diriku kembali karena sebentar lagi aku harus menjalani kewajiban ku sebagai kepala keluarga Suzakuhi. Tolong latih Izuku dengan baik, All Might." Ucap Hiko.
"Serahkan saja padaku. Kalau begitu aku pergi dulu. Aku harus kembali bekerja untuk menyiapkan menu latihan anak itu."
"Baiklah aku mengerti."
All Might kembali ke mode otot dan langsung menghilang dari hadapan Hiko.
"Sepertinya aku akan menginap saja di sini. Hari sudah sangat malam." Gumam Hiko.
Hiko kemudian membuka handphonenya dan mengirim pesan kalau dia akan bermalam dirumahnya pada Mitsuki yang langsung disetujui oleh Mitsuki. Setelah itu Hiko membereskan bekas minum mereka besserta piring yang berisikan cemilan. Merasa semua sudah beres, Hiko langsung menuju ruang kerja dan mengisi jurnal yang berisikan laporan mengenai All for One dan One for All. Setelah menyelesaikan smeua kegiatannya, Hiko kemudian mandi lalu menggunakan yukata tidurya dan memilih untuk masuk ke alam mimpi.
Beberapa hari kemudian Hiko mulai melakukan pelatihan dengan menu latihan yang ia buat sendiri dari menggunakan pedang, shuriken, kunai, hingga tangan kosong sampai penggunaan quirknya yang masih tidak bisa ia kontrol karena penggunaanya yang terlalu berlebihan sehingga membuatnya lebih cepat kelelahan. Terkadang Hiko juga ikut melakukan latihan bersama Midoriya dan All Might. Namun terkadang juga Hiko berlatih bersama Katsuki di halaman belakang kediaman Suzakuhi sehingga membuat tempat tersebut dipenuhi dengan bekas ledakan.
Sepuluh bulan berlalu. Kini Hiko dan Katsuki sudah sampai di tempat yang akan menjadi temoat ujian masuk Akademi UA.
"Oya? Izuku sudah datang duluan. Cepat juga ternyata dia."
"Jangan sebut nama si deku, Hiko! Minggir kau deku!" seru Katsuki.
Midoriya kemudian menoleh kebelakang mendapati Hiko dan Katsuki yang baru saja sampai. "Ah, kacchan, Hi-chan."
"Jangan menghalangi jalan ku atau ku bunuh kau." Ucap Katsuki sehingga membuat Midoriya gelagapan.
"O-ohayo! Ma- mari kita lakukan yang terbaik!"
"Ha'i" balas Hiko. Sedangkan Katsuki mengabaikannya dan terus menyeret tangan Hiko agar terus mengikutinya.
"Katsuki, mereka membicarakanmu loh." Ucap Hiko ketika mendengar orang lain yang membicarakan Katsuki tentang kejadian lumpur beberapa bulan yang lalu.
"Kau juga sama saja, Hiko."
"lebih penting dari itu... aku bisa jalan sendiri loh... tidak perlu diseret seperti ini."
"Diam kau, kuso onna."
Hiko kemudian pasrah dengan seretan Katsuki. Mereka kemudian masuk dan langsung mengambil tempat duduk yang sudah disediakan untuk mendengarkan arahan mengenai ujian yang akan mereka laksanakan.
tbc~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro