34
"Tidak akan melukaiku?" Eri menatap polos Hiko dengan sedikit rasa was was.
"Tentu. Aku berjanji aku tidak akan melukaimu. Jujur aku tidak tau apa yang dilakukan oleh Chisaki-san padamu, tapi aku tahu kau merasa ketakutan ketika melihatnya."
Hiko kemudian membuat burung menggunakan apinya lalu menyerahkannya pada Eri. "Hangat kan?"
Eri menatap burung tersebut penuh binar. "Hangat..."
Hiko melihat itu tersenyum, lalu membuat buurung lebih banyak lagi. "Lihat, banyak sekali kan?"
"Seperti kunang-kunang..."
"Bagaimana? Cantik kan?"
"Hai! Sangat cantik onee-san!" balas Eri tersenyum tanpa ia sadari sendiri.
Hiko yang melihat itu mengeluarkan cengirannya 'Eri-chan kawaii....' Ucap Hiko dalam hati. Ia menatap keadaan di luar yang perlahan berubah menjadi malam hari dan menatap sendu.
"Nee, Eri-chan..." panggil Hiko pada Eri yang masih asik bermain dengan burung api buatan Hiko.
"Nani Onee-chan?"
"Nee-chan harus pulang, apa kau tidak apa?"
Eri menatap kosong Hiko lalu menduduk. Kemudian kembali menatap Hiko dengan senyuman yang dipaksakan.
"U-um.. Onee-chan. Tidak apa kok. Eri akan baik-baik saja."
Hiko yang melihat itu tersenyum sedih. Mengeluarkan apinya lalu memasukkannya ke gelang yang ia pakai dan memakainya pada Eri. "Simpan gelang ini ya? Jika kau ingin kabur, dia akan menunjukkan jalan untuk datang padaku dengan berubah menjadi burung kecil seperti yang kubuat tadi. Tenang saja, burung mungil ini hanya terlihat oleh Eri-chan dan Aku."
"Eh...? Ha'i, Onee-chan um..."
"Hiko, namaku Hiko."
"Ha'i, Hiko nee-chan."
"Anak manis."
Sreegg
"Suzakuhi, hari sudah sore. Apa kau perlu anak buah ku untuk mengantar mu?" Chisaki menatap Hiko dan Eri.
Hiko berdiri dan menyembunyikan Eri di belakangnya. "Kenapa kita tidak sekalian jalan-jalan saja? sudah lama kan kita tidak jalan-jalan lagi?"
Chisaki menatap Hiko sebentar kemudian menghela nafas pasrah. "Jangan lama. Aku hanya mengantar sampai stasiun saja."
"Ha'i, arigato Chisaki-san." Hiko kemudian keluar dari ruangan tersebut tanpa lupa menutup pintu ruangan itu dan meninggalkan Eri seorang diri.
Skip time
Hiko baru saja sampai di agensi Nighteye. "Nighteye, aku bertemu dengan anak kecil di sana."
"Anak kecil?"
Tangan Hiko mengepal. "Ha'i. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Namun ada satu hal yang ku ketahui. Kehidupannya di tempat itu seperti neraka. Aku bisa melihat nya dengan jelas tatapan ketakutannya pada Chisaki-san. Aku yakin, kasus ini pasti berhubungan dengan anak itu."
"Aku mengerti. Kau bisa kembali. Urusan mengenai anak itu kuserahkan padamu."
"Ha'i!"
Hiko kemudian kembali menuju asrama UA dengan terbang seperti sebelumnya dengan kecepatan tinggi. Saat sudah sampai lantai pertama asrama sudah sepi dan gelap. Ia masuk lalu menutup pintunya perlahan.
"Baru pulang? Tidak biasanya kau menggunakan dress." ucap sebuah suara dari arah dapur.
"Hm? Oh Katsuki. Yah begitulah. Apa aku cocok menggunakan dress?"
"Tidak, kau jelek. Duduk dulu." Ucap Katsuki yang dituruti oleh Hiko.
"Jahat ish."
Katsuki menghampiri Hiko dan memberikan teh hijau yang ia buat sebelumnya. "Terjadi sesuatu yang buruk?"
"Tidak. Hm.. entahlah. Aku hanya sedang menyangkal semua kemungkinan terburuk. Maaf aku tidak bisa menceritakannya. Ini merupakan misi rahasia." Ucap Hiko sambil menyeruput tehnya.
"Sou. Yah lagipula aku tidak mau juga mendapat spoiler mengenai magang."
"Kalau status rahasiannya berganti akan kuceritakan."
"Aku tidak akan mendengarnya!" seru Katsuki.
Hiko melihat itu tertawa pelan. "Terima kasih tehnya. Aku ingin istirahat dulu."
"Istirahat yang benar. Buang saja semua dokumen yang ada di mejamu kalau perlu."
"Kalau gitu aku bisa kehilangan pekerjaan ku dong. Jaa, sampai jumpa besok."
Hiko kemudian melenggang masuk ke kamarnya dan memilih untuk langsung tertidur tanpa mengganti pakaiannya. Esoknya ia bangun dengan seluruh badannya yag terasa pegal karena salah posisi tidur. Hiko merenggangkan tubuhnya lalu mengambil perlatan mandi, handuk, dan baju ganti lalu keluar dari kamarnya.
"Are? Suza-chan?"
"Hm? Kenapa Ashido?" tanya Hiko sambil megucek matanya.
"Tidak biasanya kau menggunakan dress. Kau cocok menggunakannya!"
"Ugh.. ini bekas misi tadi malam. Karena terlalu lelah aku jadi malas mengganti baju. Hoaamm. Kau juga ingin mandi?"
"Yap!"
Mereka berdua kemudian menuju kamar mandi dan menyelesaikan semua ritual pagi mereka lalu kembali ke kamar dan bersiap.
"Kau langsung menuju agensi?"
"Begitulah. Ada banyak hal yang harus ku urus. Yosh, aku berangkat duluan, Katsuki."
"Nih." Ucap Katsuki melempar kotak bekal berisi makanan kesukaan Hiko yang langsung di tangkap oleh Hiko. Katsuki kemudian meninggalkan Hiko terlebih dahulu dan menuju sekolah. Sedangkan Hiko merasa moodnya naik dengan cepat terbang menuju agensi Nighteye.
"Ohayo, Nighteye." Ucap Hiko yang langsung masuk melalui jendela.
"Tidak bisakah kau menggunakan pintu?"
"Ini lebih cepat. Are? Izuku?"
"Hi-chan, ternyata kau magang disini."
"Yap begitlah. Mau patroli dengan Togata-senpai?"
"Mereka akan melakukan patroli. Kau juga bersiaplah."
"Aku mengerti. Aku ganti baju dulu."
Hiko kemudian ganti baju lalu keluar dari ruangan tersebut dengan tangan yang masih memasang pita untuk mengikat rambutnya. Setelah itu mereka bertiga melakukan patroli mengelilingi kawasan yang harus mereka lewati.
"Jangan gugup Izu-." Belum sempat Hiko melanjutkan ucapannya, tiba-tiba ia merasa hawa panas yang ia sangat ia kenal. Yakni dari gelang yang ia berikan pada Eri saat ia berkunjung ke marks besar Shie Hassaikai.
"Maaf Izuku, Togata-senpai."
"Hm? Ada apa Hiyuu?"
"Keadaan darurat. Aku sudah mengirimkan kordinatnya. Kalian bisa datang kesana." Hiko mengirim kordinat yang ia maksud lalu terbang meninggalkan mereka berdua.
"Bertahanlah.. Eri-chan."
Hiko kemudian turun ditempat yang tidak jauh dari kordinat yang ia kirim pada Midoriya dan Togata. Lalu berlari menyusuri jalanan tersebut. tak sengaja ia bertabrakan dengan sosok mungil yang ia cari sedari tadi.
"Eri-chan!"
"O-onee-chan?"
"Kau kenapa? Apa yang terjadi padamu?"
Setelah Hiko bertanya seperti itu, ekpresi Eri seketika bercampur aduk. Saat itu pula Hiko yakin terjadi hal buruk pada bocah yang kini ada di dalam pelukannya. Hiko kemudian memeluk erat tubuh Eri dan membawanya ke dalam gendongannya.
"Hiyuu!" panggil Togata.
"Ada apa Hi-chan?"
"Ah tidak apa-apa. Tadi aku baru saja menabrak anak ini." Ucap Hiko menatap Midoriya dan Togata seolah untuk tidak memintanya bertanya apapun lagi yang langsung di pahami oleh mereka berdua.
"Yosh, yosh... tidak apa-apa. Onee-chan sekarang sedang bersama Eri-chan." Ucap Hiko sambil mengusap lembut kepala Eri.
"Maaf atas kenakalan putriku, Hero. Ah, ternyata Suzakuhi. Apa kau sedang menjalani kegiatan magang mu?" ucap sebuah suara yang sangat Hiko kenal. Togata yang melihat orang tersebut dengan cepat langsung menutup kepala Midoriya dengan topengnya.
"Ara Chisaki-san. Kau harusnya menjaga dengan baik Eri-chan dong..."
"Dilihat dari maskermu, kau pasti anggota dari Shie Hassaikai kan? Hebat juga ternyata kau bisa mengenalnya, Hiyuu."
"Yah begitulah. Orang tua kami merupakan rekan kerja dulu. Kebetulan kemarin aku mampir ke tempat Chisaki-san."
"Kalian magang di agensi mana? Mungkin aku bisa mengirimi kalian hadiah karena sudah menemukan anakku."
"Ah tidak perlu Chisaki-san. Sepertinya kami harus melanjutkan patroli kami. Ya kan, Lemillion?"
"Ha'i."
Tiba-tiba Eri memeluk erat leher Hiko dan berbisik. "Jangan pergi.."
Hiko yang mendengar itu mengernyit bimbang. Tangannya kembali mengusap lembut rambut Eri.
"Nee, Chisaki-san? Apa aku bisa mampir lagi ke sana? Aku ingin menjenguk bos dan main lebih lama dengan Eri-chan."
Mendengar itu, Chisaki menatap curiga pada Hiko. "Hm.. Sepertinya saat ini tidak bisa."
"Eh kenapa? Padahal aku ingin menjenguk Bos kembali."
Suasana menjadi tegang. Tiba-tiba, mereka merasa hawa membunuh keluar dari Chisaki yang menatap mereka.
"Baiklah. Kau bo-"
"Onee-chan, sepertinya aku mengantuk. Aku ingin kembali pulang." Ucap Eri yang tiba-tiba turun dari gendongan Hiko.
"Lebih baik Hiko nee melanjutkan patroli saja ya?" ucap Eri ya menatap Hiko dengan tatapan bergetar.
Hiko menggigit bibir bawahnya. "Sou? Ja Onee-chan kembali melanjutkan patroli. Oh iya. Nee-chan ada hadiah untuk Eri-chan. Ha'i." Hiko kemudian memberikan lima buah permen rasa coklat pada Eri.
"Dimakan ya? Kalau tidak nanti permennya bisa nangis loh." Ucap Hiko sambil berusaha menenangkan Eri dengan mengusap lembut rambut Eri dan memberikan cengirannya.
Eri yang sudah sedikit lebih tenang mengangguk dan berbalik ke arah Chisaki.
"Kalau begitu kami pulang dulu ya. Selamat bekerja." Ucap Chisaki yang kemudian menggendong Eri dan membawanya pergi.
Setelah mereka benar-benar tidak ada lagi di hadapan mereka, Midoriya langsung menatap Hiko tidak percaya. "Kenapa kau melepaskannya, Hiyuu?"
Togata kemudian memegang pundak Midoriya. "Jika Hiyuu tidak melepaskannya, mungkin saat kita sampai di kediaman mereka kita sudah tidak bisa melihat hari esok. Apa kau merasakannya? Nafsu membunuh tadi."
"Aku yakin Hiyuu juga merasa berat ketika melepasnya. Ya kan?" ucap Togata.
"Lemillion benar. Aku juga tidak ingin melepaskan Eri-chan. Selama di gendongan ku tadi badannya bergetar ketakutan." Ucap Hiko mengalihkan wajahnya dari mereka berdua menyembunyikan raut wajahnya.
"Aku harus melapor ke Nighteye. Kalian lanjut saja patrolinya." Ucap Hiko yang langsung terbang menuju tempat Nighteye berada dan memberikan laporannya.
"Aku tahu itu merupakan pilihan yang berat. Tapi kau sudah melakukan yang terbaik. Aku ada tugas untukmu. Mungkin ini akan memakan waktu beberapa hari. Jadi pastinya akan sangat merepotkanmu. Aku sudah meminta Ereser Head untuk memberimu dispensasi."
"Tugas apa itu?"
"Aku ingin kau menyelidiki ini." Ucap Nighteye sambil memberikan sebuah peluru pada Hiko.
Beberapa hari kemudian
Sudah berhari-hari Hiko terus duduk di depan komputernya. Hiko mengambil minuman yang ada di dapur agensi Nighteye. Yap. Selama penyelidikan mengenai isi dari peluru itu Hiko bermalam di agensi sambil terus memberi kabar pada Aizawa mengingat harusnya ia kembali ke Asrama sedarurat apapun situasi magangnya. Terima kasih kepada surat dispensasi.
Hiko kembali ke ruangannya dan melihat komputernya yang memberikan notifikasi mengenai hasil dari penyelidikannya selama beberapa hari terakhir. Hiko kemudian membuka hasilnya sambil sedikit bersiul. Namun siulan itu terhenti. Tangannya yang sebelumnya memegang gelas itu seketika membiarkan gelas tersebut melawan gravitasi dan membiarkan isinya tumpah begitu saja. matanya berulang kembali membaca hasil tersebut dengan bergetar. Berusaha menyangkal hasil dari penyelidikannya. Namun sayang hasilnya tetap sama. Air mata seketika mengalir melewati pipinya.
"Apa-apaan ini.."
Hiko berusaha mengambil kesadarannya kembali. Lalu berlari menuju ruangan Nighteye dan membuka pintunya tanpa mengetuknya dan membantingnya.
"Nighteye!" Seru Hiko dengan air mata yang terus mengalir.
Esok harinya
Ruangan itu kini dipenuhi oleh para hero yang sebelumnya sudah di hubungi oleh Nighteye. Setelah melewati rundingan darurat yang mereka adakan tepat saat hasil keluar, akhirnya Nighteye memutuskan untuk mengundang beberapa hero untuk melakukan misi rahasia tersebut.
Hiko yang masih terbayang dengan hasil tersebut duduk di pojokan dengan raut wajah yang muram. Tiba-tiba pundaknya dipegang oleh seseorang yang Hiko kenal "Hiko-chan? Ada apa? Oh iya, sudah lama kita tidak bertemu."
"Tsuyu-chan? Uraraka-chan? Minna?" gumam Hiko.
"Ada apa Suzakuhi?" tanya Kirishima.
Belum sempat Hiko membalas pertanyaan Kirishima, mereka kemudian dipersilahkan masuk ke dalam ruangan rapat.
"Berkat informasi yang kalian berikan, penyelidikan bisa berjalan dengan baik. Mengenai apa yang direncanakan oleh organisasi kecil yang bernama Shie Hassaikai itu, aku ingin berbagi informasi yang kami ketahui pada kalian pada pertemuan kali ini."
Hiko mengepalkan kedua tangannya dan menggigit bibir bawahnya. Midoriya yang berada di sebelah Hiko menatap bingung Hiko yang bersifat tidak biasanya.
"Kalau begitu mari kita mulai. Kami, agensi Nighteye sejak dua minggu yang lalu melakukan pengawasan terhadap suatu kelompok penjahat yang bernama Shie Hassaikai." Jelas Bubble Girl.
"Alasannya?"
"Ada suatu insiden yang melibatkan sekelompok perampok bernama Reservoir Dogs. Kepolisian menutup kasus tersebut sebagai kecelakaan biasa. Tapi, ada banyak hal yang terassa mengganjal sehingga kami menyelidikinya."
Centipeder kemudian angkat bicara, "Sesuai dengan yang diperintahkan oleh Nighteye, aku telah melakukan penyelidikan dan pemantauan. Berdasarkan hasil penyelidikanku, selama satu tahun ini Shie Hassaikai kerap melakukan kontak dengan orang di luar organisasinya dan juga organisasi-organisasi dunia bawah di seluruh negeri. Sepertinya mereka bergerak untuk memperluas pengaruh organisasinya dan juga mengumpulkan uang. Lalu, tepat disaat penyelidikan baru dimulai, dia melakukan kontak dengan salah satu anggota Villain League, Bubaigawara Jin, dengan nama villaiin Twice. Mereka sadar kalau mereka diikuti dan aku kehilangan jejak mereka, tapi atas bantuan dari kepolisian, aku berhasil memastikan bahwa sempat terjadi perseteruan antara kedua organisasi tersebut."
"Karena ada hubungannya dengan Villain league, aku dan Tsukauchi pun ikut dipanggil." Timpal Gran Torino.
"Terus dimana Tsukauchi sekarang?" tanya Kesagiri Man.
"Katanya dia mau mengumpulkan informasi terlebih dahulu. Yah nak, tak kusangka akan jadi seperti ini. Sepertinya masalah ini akan menyusahkan. Lalu bocah Suzakuhi. Terima kasih karena sudah mengizinkan kami untuk menggunakan kediamanu menjadi gudang informasi kami." Jawab Gran Torino yang kemudian menatap Midoriya dan Suzakiuhi.
"Aku sama sekali tidak merasa ini menyusahkan." Ucap Midoriya.
"Karena ini kasus darurat aku mengizinkannya. Aku bersyukur semua informasi yang ku kumpulkan bisa berguna untuk kalian." Jawab Hiko.
"Lanjutkan." Ucap Nighteye.
"Eetto, berkat bantuan dari HN-"
"Bagian itu lewatkan saja." ucap Centipeder pada Bubble Girl.
"HN?" tanya Uraraka.
Hado kemudian menjelaskan apa itu HN pada Uraraka. Namun penjelasan itu terputus oleh Rock Lock.
"Untuk apa memanggil bocah-bocah Akademi UA keisni? Takkan ada gunanya. Saat mulai ke intinya, semua akan serius."
"Jangan bicara begitu! Mereka berdua ini orang-orang yang sangat penting!" seru Fat Gum.
"Pertama, karena banyak wajah baru di sini, aku akan mulai memperkenalkan diri terlebih dahulu. Namaku Fat Gum. Salam kenal." Lanjutnya.
"Dulu Shie Hassaikai sempat dicurigai menjual obat-obatan ilegal secara rahasia. Oleh karena itu aku meminta Suzakuhi-san dan satu orang hero yang ahli soal ini untuk mencari informasi menganai itu. Dulu aku menghabiskan banyak waktu untuk menindak aktivitas semacam itu. Dan tempo hari, saat debutnya Red Riot, tamaki tertembak oleh sesuatu yang tidak pernah aku lihat sebelumnya! Obat penghancur bakat." Jelas Fat Gum yang sukses membuat satu ruagan terkejut.
"Eh?! Tamaki! Apa kau tidak apa?" tanya Mirio.
"Yah setelah tidur aku kembali pulih. Lihat kuku sapi yang luar biasa ini." Ucap Amajiki sambil menunjukkan tangannya yang sudah seperti sapi.
"Sarapan mu Gyuudon ya?" jawab Mirio.
"Syukurlah kau sudah pulih. Untungnya itu bukan luka fatal." Ucap Rock Lock.
"Tidak. Sekarang tolong penjelasnnya Ereser Head."
"Sepertinya itu sedikit berbeda dengan quirk penghapusanku. Solanya quirk ku tidak menyerang quirknya secara langsung. Sederhananya, tubuh manusia dan plus alpha yang bisa mengubah strukturnya, itu disebut quirk. Sedangkan plus alpha itu yang kita sebut gen quirk. Yang kulakukan hanya menghentikan sementara aktivitas gen quirk itu, bukan menciderainya secara langsung."
"Setelah tertembak, kami membawa Tamaki ke rumah sakit. Ternyata gen bekatnya itu cidera. Untungnya dia secara alami bisa sembuh, tapi..."
"Bagaimana dengan obyek yang ditembakkannya? Saat itu aku meminta Suzakuhi juga ikut membantu mengenai masalah tersebut."
"Tidak ada kelainan yang bisa ditemukan di ubuhh Tamaki. Hanya bakatnya saja yang terserang. Si penembak tutup mulut, pistolnya hancur, sehingga yang kami punya Cuma bagian peluru yang ditembakkan saja. Tapi, berkat kegagahan Kirishima mengorbankan tubuhnya, kami berhasil mendapat peluru yang masih ada isinya."
"Eh, Aku?" seru Kirishima terkejut.
"Lalu peluru itu dikirim kepadaku dan kami melakukan penyelidikan bersama mengenai isi dari peluru tersebut." ucap Hiko yang sedari tadi terdiam kemudian berbicara dengan nada sura yang sedikit bergetar.
"Lalu setelah kami memeriksa isinya, yang kami temukan benar-benar menjijikan. Isinya adalah darah manusia." Ucap Hiko sambil mengepalkan tangannya.
"Lalu.. Setelah kuselidiki lebih jauh, aku akhirnya mengetahui siapa pemilik darah tersebut." lanjut Hiko dengan suara bergetar.
"Jadi efeknya berasal dari quirk sesorang, begitu?"
"Ha'i"
"Hm.. dari tadi aku masih belum paham, soal hubungan ini dengan Shie Hassaikai."
"Pria yang ditangkap Kirishima dan juga obat ilegal yang ia gunakan. Kanal distribusi obat semacam itu sangat rumit. Belakangan ini memang masih sedikit, tapi banyak individu dan kelompok yang menjualnya melewati berbagai tangan sampai akhirnya tiba di pengguna. Tidak ada bukti kala Shie Hassaikai yang menjualnya, tapi salah satu distributor perantaranya memang melakukan transaksi dengan mereka." Jelas Fat gum.
"Tempo hari saat Rukyu dengan timnya menangani perkelahian antara dua kelompok villain, rupanya bos salah satu grup merupakan distributor obat serupa." Timpal Nighteye.
"salah satu dari dua Individu yang bisa berubah menjadi raksana telah di beri obat yang efeknya masih sangat singkat."
"Belakangan ini tingkat kejahatan organisasi sejenis memang sedang naik. Tapi apa bisa dihubungkan dengan Shie Hassaikai? Apa tidak ada bukti lebih kiat lagi?"
Hiko kemudian angkat bicara, "Pemimpin kelompok tersebut, Chisaki memiliki bakat Overhaul. Dengan itu dia mampu membongkar dan merakit obyek apapun. Bakat yang bisa menghancurkan sesuatu lalu memperbaikinya kembali. Lalu peluru yang bisa menghancurkan bakat." Ucap Hiko dengan tangannya semakin kencang mengepalnya.
Suara Hiko mulai bergetar kembali lalu melanjutkan penjelasannya. "Chisaki memiliki putri bernama Eri. Beberapa kali aku bertemu dengannya saat melakukan penyelidikan aku sudah mencurigainya. Catatan kelahiran dan detail mengenainya tidak diketahui. Saat kami bertiga, aku, izuku dan Togata-senpai, berpapasan dengannya, tangannya di balut oleh perban yang sangat tebal." Hiko mengahpus air matanya yang mulai keluar sebelum mengalir melewati pipinya.
"Mungkinkah dia melakuakn hal sekeji itu?" timpal Rukyu.
"Kita hidup di dalam masyarakat manusia super. Kalau niat, semua bisa melakukannya." Ucap Gran Torino.
"Apa maksud kalian?" ucap Kirishima.
"Ternyata bocah tidak dibutuhkan disini. Kalian mengerti ya, dengan kata lain Chisaki sialan itu, menggunakan tubuh putrinya untuk membuat peluru dan menjualnya."
Hiko menunduk menyembunyikan air matanya yang sudah mengalir dengan tangan yang masih ia kepal kencang dan bibir bawahnya yang ia gigit.
Nigheye melirik Hiko yang sudah tidak bisa mengeluarkan penjelasan lagi kemudian angkat bicara. "Kenyataannya, kami masih tidak tahu apakah dia menjual pelurunya. Saat ini efektifitas pelurunya masih belum sempurna. Tapi misalkan peluru tersebut masih berbentuk purwarupa, dan menggunakan samole itu sebagai hadiah mengumpul rekan-rekan kejahatannya, masih belum ada bukti kuat, tapi jika dia mendapatkan rekan dari seluruh negeri dan keuangannya meningkat. Misal peluru sempurnanya mampu mengancurkan bakat secara permanen, segala ide kejahatan mulai bermunculan." Jelas Nighteye.
"Membayangkannya saja sudah membuat darahku mendidih. Kita harus segera memburunya!" seru Fat Gum.
"Kalau mereka menolong anak itu, bukannya masalahnya sudah terselesaikan?" ucap Rock Lock.
"Aku yang bertanggung jawab akan hal itu sepenuhnya. Tolong jangan salahkan mereka bertiga. Meskipun tidak tahu, mereka bertiga sudah berusaha untuk menolong anak itu. Midoriya sampai mengambil resiko untuk menolongnya, Mirio berpikiran kedepan dan mengambil tindakan yang tingkat keselamatannya paling tinggi, lalu Suzakuhi yang terus beruaha untuk membawa Eri menjauh dari ayahnya."
"Saat ini yang paling merasa frustasi adalah mereka bertiga."
Midoriya dan Togata kemudian berdiri "Kali ini kami pasti akan melindungi Eri-chan."
"Benar! Itu adalah tujuan kami." Ucap Nigheye
TEBECE~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro