28
Dalam sekejap suara-suara yang menyerukan kemenangan untuk All Might bergema di berbagai lokasi yang menampilkan siaran pertarungan mereka. Namun suara itu terhenti tatkala All for One kembali mengelaurkan quirknya. Suasana menjadi tegang. Siaran menayangkan All Might yang berusaha menahan serangan yang diberikan oleh All for One.
Hiko, Midoriya, dan Katsuki kembali berteriak yang diikuti oleh seluruh orang yang ada di sana. Berusaha untuk menyalurkan semangatnya dan dukungannya kepada All Might yang kini berjuang mati-matian untuk melumpuhkan All for One.
"AKU YAKIN KAU BISA ALL MIGHT! MENANGLAH!" Seru Hiko dengan suaranya yang sudah hampir habis dan msaih dalam gendongan Katsuki.
'Aku yakin! Api itu masih belum padam! Kau masih bisa menyalakan kembali api itu! Aku yakin! Oleh karena itu berjuanglah! Demi otou-sama, demi semuanya! Onegai!' ucap Hiko dalam hati.
"MENANGLAH!! ALL MIGHT!!" seru Hiko.
Tepat pada saat itu pula All Might melayangkan tinjunya tepat di wajah All for One dengan melapisi tinjuan tersebut dengan One for All yang merupakan serangan dengan sekala hancurnya yang besar dan meninjukannya pada wajah All for One sehingga membuatnya menghantam tanah dengan sangat keras hingga tidak sadarkan diri.
Suasana menjadi hening. Terpaku dengan serangan terakhir yang dilancarkan oleh All Might. Setelah debu yang berterbangan itu menghilang, tampilah wujud All Might yang sudah babak belur berdiri dengan sekuat tenaganya dengan tangan yang mengepal keatas. Hiko yang menatap siaran itu mengalirkan air mata. "Dengan ini... kewajiban turun temurun sudah menghilang..." ucap Hiko pelan dengan bibir yang bergetar.
'Otou-sama... Okaa-sama.... perjuangan kalian tidak sia-sia...'
Hiko terisak pelan. Terharu dengan pemandangan yang di tampilkan oleh siaran tersebut.
"Hero... menang... Katsuki.. Kita menang..." ucap Hiko dengan bibir bergetar.
"Tentu saja baka." Ucap Katsuki dengan nada bergetar karena masih terpaku dengan tayangan tersebut.
Sekeliling mereka kini diisi oleh sorakan pendukung All Might. Saat mereka hendak pergi menuju tempat hero perihal Hiko dan Katsuki, tiba-tiba terdengar suara All Might dari siaran tersebut.
"Selanjutnya... selanjutnya giliranmu." Ucap All Might.
Hiko yang mengetahui pesan itu kembali mengeluarkan air mata. Ia lalu menatap sendu ke arah Midoriya yang kini juga terisak.
'menjadi kuatlah... Izuku...'
Skip time
Kini Hiko berada di kediaman Bakugou. Untuk sementara Hiko tidak diperbolehkan dulu tinggal di kediamannya oeh Mitsuki mengingat kondisi Hiko saat dikunjungi dirumah sakit sangat menyedihkan. Darah terkuras habis, tenaga terkuras habis, dengan demam yang tinggi hingga membuat kulitnya memerah. Setelah di rawat selama dua hari, Hiko akhirnya diperbolehkan untuk pulang dan di jemput langsung oleh Masaru, Mitsuki dan Katsuki.
Kini mereka sedang duduk di sofa. Dengan Aizawa dan All Might yang duduk di hadapan mereka. Ya, mereka berkeliling ke rumah siswa kelas A untuk meminta maaf dan menjelaskan program baru mengenai asrama UA.
"Oh, baiklah! Mohon bantuannya, ya!" ucap Mitsuki sambil memukul kepala Katsuki.
"Baba!! Jangan pukul aku! kuhajar kau!" seru Katsuki.
Mitsuki kemudian memukul kembali kepala Katsuki "Berisik! Ini semua salah mu karena kau tidak becus! Kau tertangkap dan menyusahkan orang lain kan?!"
"Kalian berdua tolong berhenti.. kalian berdua menakuti guru." Ucap Masaru.
Hiko kemudian datang sambil membawa minuman untuk Aizawa dan All Might.
"Maaf atas kebisingan mereka, sensei." Ucap Hiko.
"A-ah.. tidak apa." Ucap Aizawa.
"Berisik kalian dasar tua bangka, burung sialan! Tidak usah ikut campur!"
"Kamu yang berisik! Kalau bicara yang jelas dong!" seru Mitsuki.
"Ano... apa kalian megizinkannya?" tanya Aizawa.
"Hm? Ah asrama, ya? Malah saya sangat berterima kasih. Katsuki memang sembrono dan bisa melakukan apa saja, dia juga di berkati kemampuan yang sangat hebat. Jadi dia selalu diincar oleh orang lain dan pasti berakhir begini. Dia selalu dipuja untuk hal-hal kecil. Hiko sendiri, aku sangat mengetahui kekuatannya sangat besar dan sifatnya pun termasuk sangat keras untuk anak seusianya. Namun ia memegang tanggung jawab yang sangat besar dipundaknya sehingga banyak sekali orang-orang yang berusaha untuk menghancurkannya dan mencurinya. Oleh karena itu, aku sangat senang mendengar ucapanmu saat konferensi waktu itu. Yah itu membuatku berpikir bahwa sekolah ini benar-benar memperhatikan Katsuki dan Hiko. Aku memang khawatir dan tak tahu apa yang akan terjadi nanti, tapi mereka kembali dengan selamat sekarang ini. Mungkin kalian akan mendapatkan kritikan keras beberapa saat, tapi titipkan kedua anakku pada kalian. Ya kan?" ucap Mistuki sambil melirik Masaru.
"Iya." Jawab Masaru.
"Walau mereka adalah anak yang penuh dengan masalah, tapi tolong latihlah mereka dan buatlah mereka menjadi hero yang baik." Ucap Mitsuki yang sambil melakukan ojigi dikuti oleh Masaru, Hiko, dan Katsuki (dengan dorongan kuat dari tangan Mitsuki).
Setelah All Might dan Aizawa keluar, Hiko dipaksa oleh Mitsuki untuk kembali ke kamarnya.
"Dari kau pulang saat kejadian peculikan itu, kau selalu bermimpi buruk bukan? Aku tahu kau sangat memikirkan kejadian itu. Apalagi kau melihat Hiiro-san. Ditambah kau akhir-akhir ini sering melamun. Lebih baik kau istirahatkan dirimu terlebih dahulu." Ucap Mitsuki yang diikuti anggukan oleh Masaru.
Hiko yang mendengar itu menunduk. "Okaa-san. Nanti malam.. apa aku boleh pergi kerumah sebentar saja?"
Mitsuki dan Masaru yang mendengar itu saling tatap. "Baiklah. Tapi kami akan menunggu mu di mobil, apa tidak apa?"
"Ha'I. Terima kasih." Ucap Hiko yang kemudian langsung masuk ke dalam kamarnya.
Malamnya mereka pergi menuju kediaman Suzakuhi. Penerangan masih menyala seperti sebelum Hiko berangkat untuk pemusatan latihan.
"Aku akan masuk bersama Katsuki." Ucap Hiko.
"Wakatta."
Hiko kemudian masuk ke dalam dan menyusuri semua ruangan tersebut. mereka kemudian masuk ke dalam ruang pedang yang menyimpan seluruh pedang pusaka milik pendahulunya.
"Ini akan menjadi cerita yang sangat panjang. Kau tahu Katsuki. Sejak kejadian itu, aku tarus bermimpi buruk. Saat otou-sama tertusuk dan ditusuk berkali-kali. Bagiku ini mimpi buruk terbesar setelah melihat pusara api ketika pertama kali Otou-sama dan Okaa-sama meninggalkan dunia ini. Bagiku, mereka adalah sosok yang sangat berharga. Mereka mau mendengari cerita dari perempuan menyedihkan ini. Mereka bahkan tidak membuangku setelah aku menceritakan kalau aku mengingat semua hal tentang kehidupan ku yang sebelumnya. Tentang Sosok Syana yang penuh dengan aura hitam di hatinya. Walaupun begitu, ia masih mampu tersenyum dan menjalani kehidupannya yang menyedihkan." jelas Hiko membuka pembicaraan diantara mereka.
"Jadi apa sebenarnya maksudmu?" Mata Katsuki terus menatap Hiko yang berdiri di depannya.
"Itu artinya ini adalah kehidupan keduaku. Mungkin ini tidak masuk diakal tapi aku berharap kau mempercayainya. Jika dihitung, jiwa ini sudah berumur tiga puluh tahun keatas. Namun raga ini masihlah sangat belia."
"Lanjutkan ceritamu. aku sudah menahan diri untuk tidak mencari tahu apa yang kau sembunyikan dariku dan sekarang aku sudah tidak bisa menahannya. aku tidak ingin menjadi orang yang tidak mengetahui apapun tentang mu sedangkan kau sangat memahami ku. aku benci itu."
"Ha'i. Syana yang sudah mengalami banyak kesedihan di kehidupannya terus bertahan. Namun hatinya terus menjerit. Kau tahu title apa yang ia dapat? Korbang pemerkosaan wanita penyuka sesama jenis, korban pemerkosaan pria, anak pertama yang menyedihkan, korban KDRT, dan lain sebagainya. Kau tau ironisnya apa? dengan semua gelar itu aku malah mendapatkan hinaan tanpa henti. Semua bumbu itu menyatu menjadi satu sehingga menghasilkan suatu keputusan. Benar, bunuh diri. Aku yang saat itu masih menjadi Syana memutuskan untuk bunuh diri. Kabur dari semua kesalahan. Aku muak merasakana penderitaan itu. Bagiku hempasan yang kurasakana menyentuh air tidak sebanding dengan semua rasa sakit yang kurasakan sebelum melompati jembatan. Aku mengira aku akan masuk ke lubang terdalam dari neraka. Tetapi tidak. Aku bertemu dengan sosok sesungguhnya dari Suzaku. Ia memberiku kesempatan untuk merasakan kebahagian dengan syarat aku harus berjuang untuk mendapatkannya. Aku pun menerimanya dan inilah kehidupan ku sekarang. Aku bahagia. Sangat abahagia. Bertemu dengan Otou-sama, Okaa-sama, Otou-san, Okaa-san, Izuku, dan Kau. Kalian lah yang sudah membuatku bangkit terus menerus hingga aku melupakan semua mimpi buruk itu. Namun ternyata mimpi buruk itu menghampiriku kembali sejak kejadian All for One. Aku terus berpikir, apakah aku salah mengambil keputusan untuk merasa kebahagiaan ini?" ucap Hiko sambil mengambil mengambil kunainya dan mengangkat rambutnya.
"Akhirnya aku menemukan jawabannya. Pilihan ku tidak salah. Dunia ini memang pada dasarnya sangat kejam. Oleh karena itu aku harus bertahan dan berjuang. Aku adalah kepala keluarga Suzakuhi. Menarik kembali ucapan ku merupakan bentuk dari ketidaksopanan. Meragukan pilihan adalah penghinaan. Aku harus maju. Demi diriku sendiri, dan demi melindungi orang-orang yang ku sayang. Itu tujuan ku." Ucap Hiko sambil memotong rambutnya kemudian membakarnya sehingga membuat Katsuki terkejut. Karena Katsuki sangat mengetahui kalau Hiko sangat menyayangi rambut panjangmya.
"Aku tidak mau memotong rambutku! rambutku menyimpan banyak kenangan dari otou-sama dan okaa-sama"
"Katsuki! Kau adalah saksi dari kajadian hari ini. Tepat pada hari ini merupakan titik awal ku. Oleh karena itu kau tidak boleh melupakan kejadian ini. Jika aku mulai mempertanyakan kembali seluruh eksistensi ku pada dunia maka kau harus memukulku dan membawa ku kembali pda jalan yang haru ku pijak!" ucap Hiko sambil mengulurkan tangannya pada Katsuki.
"Serahkan padaku." Ucap Katsuki sambil membalas jabatan tangan Hiko dan menggenggam erat tangannya.
Mereka kemudian keluar dari ruangan itu dan kembali menuju mobil untuk pulang ke kediaman Bakugou. Awalnya Mitsuki terkejut dengan rambut pendek Hiko, namun setelah melihat raut lega Hiko ia tersenyum tipis dan menepuk kedua kepala anaknya.
Hiko baru saja selesai mandi dan memasuki kamar. Ia mendapati Katsuki yang sudah duduk sambil membaca catatan milik Hiko.
"Ngapain kau disini?"
"Kau berhutang sebuah cerita, Hiko."
Mengerti apa yang di maksud oelh Katsuki, Hiko tersenyum kecil dan duduk di kasurnya.
"Ini akan menjadi cerita yang sangat panjang.
"Jangan remehkan mataku."
Malam itu kemudian diisi dengan cerita mengenai masa lalu Hiko.
Beberapa hari kemudian mereka kembali masuk kesekolah seperti biasanya. Namun bedanya hari ini merupakan hari kepindahan mereka di asrama. Mereka berbaris di depan gedung asrama yang bertuliskan 1-A Alliance.
"Are? Suzakuhi, kau potong rambut?" tanya Kirishima.
"Yah begitulah. Apa aneh?"
"Tidak, cocok kok!" ucap Kaminari yang ikut nimbrung di obrolan mereka. "Malah keliatan manis!".
"A-ah.. Sou.. Arigatou." Ucap Hiko sweatdrop.
"Untuk sekarang aku lega kelas 1-A bisa berkumpul kembali." Ucap Aizawa.
"Semuanya diizikan masuk asrama ya?" tanya Sero.
Hagakure menghela nafas "Hah... aku melewati hal yang buruk."
"Itu biasa..." balas Jiro.
"Kalian berdua terkena gas langsung, ya?"
"Kita semua bisa berkumpul lagi berkat para guru. Ketika aku melihat konferensi pers, kupikir kita akan kehilangan mereka, itu membuat ku sedih." Ucap Asui.
"Aku juga terkejut. Yah, semua pasti punya kondisi yang berbeda. Baiklah, aku akan menjelaskan tentang asrama. Tapi, Sekarang ini kita fokus untuk mendapatkan lisensi sementara yang seharusnya kalian dapatkan saat pemusatan pelatihan. Ini hal yang penting. Dengar, Kirishima, Yaoyorozu, Todoroki, Midoriya, Iida. Mereka berlima menyelamatkan Bakugo dan Suzakuhi malam itu." Ucapan Aizawa membuat suasana menjadi tegang.
"Reaksi itu menunjukkan kalau kalian tahu megenai hal itu. Aku akan mengabaikan beberapa masalah untuk mengatakan ini. Jika bukan karena pensiunnya All Might, Aku akan mengeluarkan semua kecuali Bakugou, Suzakuhi, Jiro, dan Hagakure. Kelima orang yang sudah pergi sudah pasti. Tapi juga kedua belas orang yang tahu tapi tidak menghentikan mereka. Tak peduli apapun alasannya, itu sudah mengkhianati kepercayaan kami. Aku akan senang jika kalian bisa mengikuti prosedur yang ada dan bersikap baik. Demi mendapatkan kepercayaan kami. Itu saja. Baiklah, ayo kita masuk. Bersemangatlah." Aizawa kemudian melenggang masuk ke dalam.
'Tidak.... tunggu, mana mungkin bisa...?'
"Katsuki? Kenapa?" tanya Hiko.
"Ck, damare. Sini." Ucap Katsuki sambil menarik kerah belakang Kaminari membawanya ke belakang semak-semak. Tiba-tiba quirk Kaminari muncul mengejutkan anak kelas A lalu keluarlah Kaminari yang dengan keadaan idiotnya.
"Uwey~~"
Melihat itu, Hiko dan Jiro tertawa lepas. "Katsuki, tumben mau menghubur kami?" ucap Hiko disela tawanya.
"Diamlah. Kirishima." Katsuki kemudian memanggil Kirishima dan memberinya sejumlah uang.
"Eh?! Apa ini? Malak?!"
"Bukan! Aku habis narik uang. Kau menghabiskan uang sakumu kan?"
Hiko yang melihat itu sweatdrop dan merasa kesihan dengan Kaminari.
"Katsuki... yappari omaewa bakatsuki..." ucap Hiko datar.
"Damare bakatori!" ucap Katsuki sambil menarik lengan Hiko.
Mereka kemudian masuk ke dalam Asrama diiringi dengan penjelasan mengenai asrama tersebut oleh Aizawa.
"Lebih besar dari yang aku duga. Ternyata... Sepertinya ini akan menjadi menyenangkan." Gumam Hiko.
"Kamar kta sebelahan ya, Suza!" seru Mina.
"Iya, kamar kita ternyata sebelahan." Jawab Hiko.
Hari itu kemudian mereka habiskan dengan merombak kamar mereka termasuk Hiko. Hiko yang baru saja menyelesaikan rombakan kamarnya terlebih dahulu memilih untuk mandi lalu kembali ke kamar hendak tidur. Saat masuk ia sudah mendapati Katsuki yang baru sedang asik memainkan game.
"Kembali ke kamar mu sana. Ini kamar perempuan."
"Tidak. Aku tahu kau akan kembali bermimpi buruk."
"Tidak akan kok."
"Bohong. Kemaren kau bermimpi buruk lagi. sudahlah, kalau kau mau tidur tidur saja sana."
"Terserah kau saja. Sudahlah, aku mau tidur. Ngantuk." Ucap Hiko yang langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur tepat disebelah Katsuki mengabaikan Katsuki yang sedang asik dengan gamenya sambil memperhatikan gerak-gerik Hiko.
"Kau tidak mengeringkan rambutmu?"
"Tidak usah. Rambut sependek ini tidak akan membuatku masuk angin."
Katsuki menghela nafas lalu mengambil hairdryer dan menarik tangan Hiko hingga ia terbangun.
"Apaan sih?!"
"Urusai Bakatori. Kau itu kalau sakit sangat merepotkanku!" ucap Katsuki yang langsung mengeringkan rambut Hiko. Sedangkan pemilik rambut hanya bisa pasrah dengan perlakuan Katsuki dan membiarkan rambutnya dikeringkan oleh Katsuki hingga kering.
Saat rambutnya sudah kering mereka kembali keposisi semula dan memilih untuk tidur dengan Katsuki yang masih setia bermain gamenya.
Tok tok tok
Baru saja Hiko memejamkan matanya, suara ketukan itu berbunyi hingga membuat hiko menghela nafas pasrah lalu bangun dari posisinya membiarkan rambut dan yukatanya yang berantakan. Hiko kemudian membuka pintu dan mendapati sudah banyak teman sekelasnya yang sudah menunggunya untuk membuka pintu.
"Ada apa?" tanya Hiko sambil menyisir kebelakang rambutnya menggunkana tangannya. Ia masih belum menyadari keberadaan para lelaki yang berada di belekang kumpulan para perempuan didepanya.
Para laki-laki kemudian membalikkan badannya dan dengan cepat menutup mata laknat manusia bejat (u know lah...) untuk tidak melihat penampilan Hiko sekarang.
"Suzakuhi... penampilanmu..."
"Ada apa dengan penampilan ku? Cuman ada perempuan kok, santai saja." Ucap Hiko sambil mengucek matanya.
"Kami juga ada disini Suzakuhi-san!" seru Kirishima.
Hiko loading sebentar, Katsuki dengan cepat langsung menarik Hiko kembali ke dalam lalu menutup pintu kamar Hiko.
"TUTUP MATA KALIAN KUSOYARO DOMO!" seru Katsuki.
Kumpulan manusia yang berada di depan kamar Hiko berusaha mencerna apa yang terjadi sekarang. Beberapa di antara mereka berusaha berpikiran positif, ada juga yang langsung berpikiran negatif. Ekspresi pun juga berbeda. Ada yang memerah ada juga yang masih setia dengan wajah bodohnya.
"Hiko, Yukata berantakan, rambut berantakan, dan juga... ada Bakugo...." gumam Kaminari.
Pintu kembali terbuka. Dan menampilkan Hiko yang sudah dengan penampilannya yang rapi.
"Ini tidak seperti yang kalian bayangkan. Karena suatu alasan ia bisa ke kamarku. Tenang saja, katanya dia sudah mendapat izin dengan Aizawa sensei."
"So- sou... Oh iya, kami sekarang lagi mengadakan kontes kerapian kamar. Boleh kami liat kamar mu?" tanya Hagakure.
"Tentu. Masuk saja."
Mereka kemudian masuk ke dalam kamar Hiko. "Uwah... ini sih versih cerahnya kamar Todoroki..." timpal Kaminari.
"Senjata yang bagus Suzakuhi-san." Ucap Ojiro.
"Arigatou. Mineta, kalau berani kau membuka lemari ku, kau tahu kan apa akibatnya?"
"Ha'i wakarimasu!"
"Oh iya, Suzakuhi, kenapa kau memotong rambutmu?" Tanya Jiro.
"Ah iya! Padahal kau cantik sekali saat rambutmu panjang." Ucap Hagakure sambil memainkan rambut Hiko.
"Yah... anggap saja aku lagi cari suasana baru. Lagipula rambut ini lumayan cocok dengan style yang biasa ku pakai." Ucap Hiko.
"Benar juga."
Setelah berbincang-bincang, mereka kemudian keluar dari kamar Hiko. Sedangkan Katsuki masih setia berada di atas kasur Hiko.
"Katsuki aku tidur duluan. Oyasumi." Ucap Hiko yang langsung memasuki dunia mimpi.
Katsuki meilirik Hiko sebentar lalu kembali memainkan gamenya. Satu jam berlalu setelah Hiko tidur. Tubuh Hiko mulai gelisah. Keringat dingin mulai mengalir membasahi keningnya.
"Otou...-sama..." gumam Hiko dalam Tidurnya.
Katsuki yang melihat keadaan Hiko yang mulai tidak terkendali berdecih kemudian berusaha membangunkan Hiko.
"Oi Hiko bangun!"
"Otou-sama! Kembali!"
"Bangun ku bilang kusotori!"
"Jangan tusuk lagi! Hentikan! Hentikan!"
"Sudah kubilang bangun kan Hiko!" Seru Katsuki sambil menampar kecil wajah Hiko.
"Kumohon hentikan! Otou-sama! Jangan tinggalkan aku lagi!" seru Hiko.
Plak!
"SUZAKUHI HIKO!" Seru Katsuki yang sudah kehilangan kesabaranya dan menampar Hiko.
Tamparan dan teriakan itu sukses membawa Hiko kembali kepada dunia nyata. Air mata mengalir deras dari matanya. "Ka-Katsuki... Hiks..."
"Kau masih memimpikan kejadian itu hah?"
"Hiks... hiks..."
"Tidur saja lagi. Aku akan disini."
"Arigatou..."
Tbc~
UHUGtidurbarengkatsukiUHUGUHUG
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro