Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

23

Mereka kemudian melanjutkan lari mereka menuju ruang teratas dari menara tersebut.

"Sepertinya kita beruntung. Entah kenapa katupnya terbuka setelah kita melewati lantai seratus." Ucap Kaminari.

"Jangan senang dulu, Kaminari. Aku justru merasakan firasat buruk menganai ini." Timpal Hiko.

"Mereka mengiring kita untuk ke suatu tempat kan ?" ucap Yaoyorozu.

"Iya"

"Meski begitu kita harus tetap menuju lantai teratas dan mengikutinya mau tidak mau."

Baru saja sampai di Laboratorium yang berada di lantai 130, mereka sudah disambut oleh kumpulan robot yang sedang dalam mode siaganya.

"Banyak sekali."

"Rupanya musuh tidak berniat mengurung kita lagi, melainkan menangkap kita." Iida mengintip suasanya laboratorium tersebut bersama Midoriya "Aku yakin mereka sudah mengetahui kalau kita murid U.A. Hi-chan, kau juga harus berhati-hati karena ada kemungkinan mereka sudah mengetahui identitasmu."

"Aku tahu. Sekarang pergerakan kita sudah benar-benar sangat terbatas." Hiko mendecih kesal.

Yaoyorozu kemudian menggunakan quirknya "Tapi kalau begitu kita juga punya rencana!".

"Iya. Kita jalankan rencana A! Kaminari-kun!"

"Yosha! Aku juga akan berjuang keras!"

"Atur kekuatan mu agar tidak menjadi bodoh Kaminari." Ucap Hiko yang ikut masuk ke dalam kain anti listrik buatan Yaoyorozu.

"Akan kuusahakan. Iida, mohon bantuannya."

"Iya!" Iida kemudian melempar Kaminari ke arah kumpulan robot kecil tersebut.

"Rasakan ini! Kejutan liar 1.3 juta volt!"

"Gawat."

"Mereka berhasil menahannya."

"Cih kalau begitu 2 juta volt!"

"Kaminari aho!" seru Hiko.

"Jika kau melakukannya.. jadi tolol kan jadinya..."

Tepat seperti dugaan Hiko dan Jiro. Setelah Kaminari mengeluarkan 2 juta volt, otaknya mengalami konslet. Hiko yang melihat itu berusaha menahan tawanya lalu keluar dari persembunyiannya dan menembaki satu persati robot yang masih bergerak.

"Yes dapat foto tolol Kaminari." Ucap Hiko.

"Suzakuhi... jangan lupa kirim."

"Oke, Jiro."

"Berkat Kaminari, sistem keamanannya sudah tidak bergerak."

"Tunggu Izuku."

Diluar dugaan, robot itu kembali hidup dan mengikat Kaminari. "Kaminari!" Seru Mineta.

Robot-robot itu kemudian mengejar mereka dan dengan cepat Hiko menembak mereka satu persatu.

"Tidak ada pilhan lain. Kita jalankan rencana B." Ucap Iida.

"Ha'i" Yaoyorozu kemudian membuat suatu benda berwarna merah lalu melemparkannya pada kumpulan robot tersebut. " Dengan begini kita bisa melumpuhkan komunikasi mereka!"

Melissa, Uraraka, dan Jiro kemudian ikut melempari benda buatan Yaoyorozu.

"Kalau begitu aku yang akan masuk ke dalam." Ucap Hiko yang langsung menerobos ke dalam kumpulan asap yang sangat pekat itu. Dengan cepat ia memberikan pukulan pada robot-robot tersebut dan menerobos masuk untuk menyelamatkan Kaminari. Setelah memukul robot yang menahan Kaminari, Hiko kemudian memotong tali yang mengikat Kaminari dan membawanya keluar dari kumpulan asap dengan berpijak pada kepala robot tersebut.

"Iida! Izuku! Giliran Kalian!" ucap Hiko ketika berhasil melewati kumpulan robot.

"Ha'i!"

"Jiro, tolong cek dari mana saja robot yang akan datang!"

"Iya!"

Hiko bersiap dengan menggunakan pistolnya untuk menembakkan peluru apinya pada robot-robot yang berada di titik buta Midoriya dan Iida. Satu persatu robot berhasil ia tumbangkan namun itu tidak mengurangi jumlahnya.

"Ini tidak akan ada habisnya!" seru Hiko.

Setelah membersihkan jalur dari robot mereka langsung berlari. "Deku-kun, apa-apaan tangan itu? Hebat sekali!"

"Iya, Melissa-san, alatnya berfungsi dengan baik!"

"Kau membawanya ya!"

"Yah.. aku tidak tahu cara melepasnya.."

"Ah aku juga baru menyadarinya. Aku jadi pengen punya juga."

"Suzakuhi, bukannya kau sudah memiliki pistol baru dan dagger baru ya? Ah tapi kalau kau mau aku akan membuatkan alat support untukmu." Ucap Melissa.

"Eh? Beneran? Kalau aku sudah sampai di Jepang, aku akan mengirim rinciannya. Untuk urusan duit tidak masalah."

"Sempat-sempatnya kalian bertransaksi di situasi seperti ini." Ucap Mineta sweatdrop.

Mereka akhirnya sampai di lantai 137. Jiro kemudian menggunakan earphone jacknya lagi untuk mendengar pergerakan robot-robot sebelumnya.

"Aku mendengar banyak roda mesin keamanan dari lantai bawah."

"Suara dari atas?"

"Tidak ada. Aman."

"Ayo!"

Mereka kembali menlanjutkan perjalaan mereka dan sampai pada ruang server yang terletak pada lantai 138. Namun tiba-tiba pintu di depan mereka terbuka dan mengeluarkan banyak sekali robot-robot yang sama seperti sebelumnya.

"Gawat, musuh sudah menuyadari ada kemampuan mendengar diantara Kita. Jiro kau tetap di belakang ku! Iida! Izuku! Kalian terobos robot-robot sialan itu." Ucap Hiko.

"Tunggu!"

"Kenapa Melissa?"

"Jika server disini rusak, sistem keamanan juga akan terpengaruh."

"Ah ini menjadi semakin merepotkan."

Tiba-tiba dari atas mereka muncul robot-robot yang sama dengan jumlah yang tidak sedikit.

"Gawat! Semuanya awas!" seru Hiko.

"Sebenarnya ini ada berapa banyak sih?!" seru Mineta yang terus merasa frustasi.

Mari kita doakan tekanan darah Mineta tetap normal.

"Kami akan menghentikan mesin keamanannya disini." Yaoyorozu kemudian  bersiap mengeluarkan quirknya.

"Yaoyorozu?"

"Midoriya-kun, Suzakuhi-san! Bawa melissa dan cari jalan lain!"

"Iida juga?"

"Melissa-san, Hi-chan, Ayo!"

"Ha'i"

"Uraraka-san juga tolong ikut!" ucap Melissa.

"Eh tapi?"

"Tolong Uraraka-kun."

Urararaka kemudian mengikuti merekaa untuk menuju lantai atas.

"Enhancement. Tolong bertahanlah minna."

"Ha'i arigato, Suzakuhi."

Hiko kemudian menyusul Midoriya dan berlari secepat mungkin. Tiba-tiba guncangan terasa dari area pertarungan Iida.

"Deku-kun jangan berhenti!"

"Kita harus terus berlari sampai lantai teratas! Jangan sia-siakan perjuangan Iida dan yang lainnya. Tetap fokus!"

"Ha'i"

"Lagipula aku sudah memberikan enhancement pada mereka. Aku yakin mereka kuat."

"Syukurlah kalau begitu."

Mereka akhirnya sampai di tempat sistem pembangkit listrik. "Kenapa kita ke sini?" tanya Midoriya."

"Jika naik melalui menara, mungkin mesin keamanan akan menyerang kita. Jadi kita akan langsung naik ke lantai teratas lewat sini. Jika kita sampai ke pintu darurat itu." Ucap Melissa menunjuk pintu darurat yang letaknya sangatlah tinggi.

"Setinggi itu?"

"Jika kita punya kekuatan Ochako-chan yang bisa membuat segalanya menjadi ringan, dan Hiko-chan yang bisa menguatkan keadaan seseorang beserta sayapnya, aku yakin kita bisa sampai disana." Ucap Melissa dengan tangan yang sudah gemetar.

"Iya, serahkan saja padaku! Melissa-san, Deku-kun, berpeganglah pada Hiko!"

"Ha'i"

Belum sempat mereka bersiap, robot sistem keamanan muncul dari salah satu pintu dan hendak menyerang mereka.

"Uraraka, tidak usah menggunakan kekuatan mu. Izuku, kau jaga Uraraka. Aku dan Melissa akan menuju lantai atas."

"Tapi di lantai atas sangat berbahaya!" seru Midoriya.

"Kau lupa siapa aku Izuku? Tolong jaga Uraraka. Jika Uraraka sendri ia tidak akan bisa menahannya dan itu sangat berbahaya."

Midoriya mau tidak mau menyetujui rencana Hiko. Hiko kemudian membawa Melissa terbang yang di saat bersamaan muncul Todoroki, Kirishima dan Katsuki yang datang dari arah lain.

"Minna!" ucap Hiko dengan sumringah.

Tiba-tiba angin kencang menghempas mereka sehingga membuat Hiko sedikit oleng hingga hampir menabrak dinding. Dengan cepat Hiko langsung meninju dinding tersebut hingga hancur dan mendarat di dalamnya.

"Melissa, apa kau tidak apa?"

"Tidak apa. Terimakasih Hiko-chan."

Belum sempat Hiko berbicara, musuh tiba-tiba hendak menusuk Hiko dengan tangan nya yang berbentuk pisau. Namun dengan cepat langsung dihindarinya.

"Kuso Villain." Geram Hiko.

"Dasar anak-anak bandel!" villain tersebut mengayunkn tangannya kembali dan ditahan menggunakan dagger Hiko.

"Tujuan kalian sebenarnya apa?!"

Villain itu kemudian menyaunkan tangannya yang sebelumnya menganggur lalu mengubahnya menjadi pisau "Jangan pura-pura jadi hero!" ucap Villain tersebut sambil mendorong Hiko hingga keluar dari lorong tersebut. bersamaan dengan Itu hiko langsung menahannya dengan mengepakkan sayapnya sehingga tidak membuatnya terjatuh.

Saat villain tersebut hendak menyaunkan tangannya kembali, Meliisa menahan villain tersebut. Namun villain tersebut langsung melempar Melissa "Jangan menganggu!"

"Melissa! Teme..." Hiko kemudian dengan sangat cepat berada disamping villain tersebut lalu meletakkan mulut pistolnya tepat pada kepalanya. "Chidama!"ucap Hiko yang kemudian langsung menembakkan peluru apinya yang diperkuat dengan quirk penguatannya sehingga membuat villain tersbeut terlempar.

Hiko kemudian langsung menghampiri Melissa lalu menyembuhkan lukanya.

"Maaf aku tadi lengah."

"Tidak apa, yang penting kita harus segera sampai di lantai atas."

'Ha,i" kedua perempuan itu kemudian kembali melanjutkan perjalan mereka. Saat mereka baru saja sampai di belokan menuju lantai 200, mereka langsung dihadang oleh penjaga dengan pistolnya yang terus menembak ke arah mereka. Dengan cepat Hiko menembak kaki dan tangan kedua orang di depannya namun dengan resiko mata, kepala, perut, dan paha Hiko yang tertembak.

"Hiko-chan!" seru Melissa.

"Tidak apa. Aku bisa membakar hingga peluru itu menghilang di dalam tubuhku. Tubuhku ini memiliki kemampuan penyembuhan yang sangat bagus."

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan mereka hingga sampailah mereka di lantai teratas menara tersebut.

"Melissa, kita langsung menujur ruang kendali." Ucap Hiko.

"Ha'i"

Mereka kemudian berlari kembali menuju ruang kendali, saat mereka hampir sampai, Hiko langsung berhenti sehingga membuat Melissa juga ikut berhenti.

"Itu... Bukannya paman David?"

"Eh beneran.. kenapa bisa ia sampai ke lantai atas?"

"Apakah para villain membawanya?"

"Kita harus kesana, Hiko-chan!"

"Ha'i. Aku juga tidak meraskaan keberadaan Villain, kita aman sekarang." Ucap Hiko.

'tapi apa-apaan dengan firasat buruk ini...'

Saat mereka hampir sampai di depan pintu tersebut mereka kemudian mendengar pembicaraan David dan Sam. Hiko yang mendengar itu menggeram dan menatap tajam David.

"Papa..." ucap Melissa pelan.

"Apa-apaan semua candaan ini, Paman David." Geram Hiko.

"Melissa, Hiko..."

"Ojou-san! Kenapa anda ada disini."

"Apanya yang sudah di atur? Jangan-jangan insiden ini rencana papa? Demi mendapatkan alat itu? Benarkah papa?"

"ukh... Benar..."

"Kenapa? Kenapa?"

"Profesor hanya berusaha merebut kembali apa yang sudah di rebut darinya. Penemuan hebat ini yang secara teknik memperkuat quirk. Benda ini memang masih diuji. Tapi dengan alat ini, berbeda dengan obat-obatan, benda ini tidak akan memberi penagruh apapun pada tubuh. Tapi, sponsor menyita penemuan dan data penelitian ini. Penelitian ini kemudian dibekukan. Jika ini dipublikasikan ke dunia struktur masyarakat super akan berubah drastis. Khawatir akan hal itu, pemerintah dari berbagai negara menekannya." Ucap Sam yang kemudian terus menceritakan asal mula rencana mereka yang menyewa villain.

"Memperkuat quirk? Apa kalian gila?! Kenapa kalian membuat benda seperti itu?! Aku pun akan setuju dengan pemerintah tersebut. Penelitian tersebut hanya akan menghancurkan bumi ini sendiri!" ucap Hiko kesal.

"Ini aneh, papa yang ku kenal tidak akan melakukan tindakan seperti ini. Tapi kenapa? Kenapa?!"

"Ini demi All Might..."

"Eh?"

"Mungkin kalian tidak tahu, tapi kekuatannya mulai menghilang. Tapi, jika ia menggunakan alat dari ku, maka ia akan kembali normal. Tidak, kemampuannya pasti malah akan bertambah. Pahlawan nomor satu, simbol kedamaian, bisa medapatkan cahayanya lagi dan dia akan menyelamatkan orang lagi! Kumohon! Serahkan alat ini pada All Might!"

"Jangan bercanda.." ucap Hiko pelan.

"Berkat rencana kalian sudah berapa banyak teman ku yang terluka?! Seberapa banyak anggota tubuhku yang mandi peluru hah?!" Lanjut Hiko sambil menggeram.

"Terluka? Jangan bercanda. Mereka hanyalah villain bohongan!" ucap David.

"Jika itu villain bohongan, kenapa mereka semua ada di data villain ku? Jika itu penjahat bohongan, kenapa Melissa harus merasakan luka berkali-kali hah?!"

"Mereka hanya berakting.."

"Tentu sja semuanya cuman akting. Akting untuk pura-pura menjadi penjahat palsu." Ucap Villain yang baru saja tiba.

Dengan cepat Hiko langsung bersikap waspada. "Omaera..." geram Hiko.

Villain itu kemudian menggunakan quirknya untuk menahan Hiko sehingga membuatnya sulit untuk bergerak. "Kuso! Lepaskan besi sialan ini!"

"Mana bisa aku melakukan ini. Membiarkan orang yang berbahaya seperti kamu itu adalah tindakan bodoh lagipula sepertinya akan sangat bagus kami membawamu untuk mengambil semua informasi yang kamu punya." Villain itu kemudian memperkuat tekanan besi itu hingga Hiko sulit berbicara dan mau tidak mau ia hanya bisa menyimak apa yang terjadi di depannya. Bahkan sampai Sam tertembak Hiko hanya menggigit bibirnya menahan geramannnya.

"HOI YAMERO!!!" Seru Hiko saat Villain itu kemudian hendak menembak kembali Sam. Namun dengan cepat David melindngi Sam sehingga membuat peluru itu bersarang di David.

"PAMAN DAVID! MELISSA JANGAN KESANA!"

Namun terlambat, Melissa sudah menghampiri David. Villain tersebut kemudian memukul Melissa dengan sangat kencang sehingga membuatnya terjatuh. "MELISSA!"

Hiko terus berusaha memperkuat seluruh jaringan ototnya berusaha untuk melepaskan diri dari besi-besi yang menahannya.

"Kembalikan! Kembalikan papa!"

"Benar juga, aku harus menyingkirkan semua yang terikat dengan profesor." Villain tersebut mengarahkan mulut pistol yang sedari tadi ia genggam pada Melissa.

Tepat sebelum timah panas itu keluar, Hiko terlepas dari belenggunya lalu dengan cepat melucur ke arah villain tersebut dan melayangkan tinjunya sehingga membuatnya melepas pegangannya pada David. Hiko segera menangkap tubuh David dan menutup lukanya dengan kain gaunnya.

"Maaf , aku tidak bisa menyembuhkan mu sekarang mengingat statusmu yang sekarang sudah berubah, paman David."

"Tak apa.."

"MELISSA! AKU AKAN MENAHAN VILLAIN INI DAN MENJAGA PAMAN DAVID DAN SAM! OLEH KARENA ITU! TOLONG YANG LAIN!" Seru Hiko menatap nyalang pada villain tersebut.

Melissa kemudian menuruti perintah Hiko dan pergi ke ruang kendali. "Hoi kejar dia!"

"Ha'i!"

Api seketika mengelilingi ruangan tersebut.

"Mau kemana kau? Aku tidak pernah memberimu izin untuk meninggalkan ruangan ini."

Kumpulan besi kemudian menyerbu Hiko yang dihindarinya satu persatu. "Kau sangat menyebalkan, Wolfram." Decih Hiko.

Tanpa disangka Hiko, seluruh logam itu mengelilingi Hiko sehingga Hiko tidak bisa bergerak kemana-mana "Teme..." dan tubu Hiko hancur oleh tumbukan logam yaang dilayangkan oleh Wolfram. Setelah Itu Wolfram langsung membawa tubuh David ke helikopter.

Saat Wolfram hendak memasuki helikopter, tembakan api muncul dan menghancurkan baling helikopter tersebut. "Mau kemana kau hah? Bukannya aku sudah bilang aku tidak pernah mengizinkamu untuk pergi?" Hiko muncul dengan tubuhnya yang sudah bermandikan darah dengan bajunya yang sudah robek sana sini.

"Kau benar-benar bocah yang menyebalkan." Wolfram kemudian melempar tubuh David lalu menyerang Hiko dengan apinya. Terima kasih pada tempat mereka bertarung, Hiko bisa terbang dengan bebas menghindari dan menghancurkan logam-logam yang hendak menghancurkannya. Hiko kemudian membawa David ke tempat yang aman agar tidak terkena dampak pertarungan mereka. Setelah itu Hiko melempar kedua heelsnya dan langsung melesat cepat ke arah Wolfram namun wolfram langsung mendorong Hiko ke atas dengan logamnya.

Hiko menghancurkan logam tersebut lalu kembali melesat ke arah Wolfram hendak merebut koper yang berisikan hasil percobaan milik David. Wolfram yang mengetahui niat Hiko langsung menghantamnya dengan logam yang jumlahnya sangat lah banyak.

"Aku tahu kau berniat mengambil ini. Oleh karena itu aku akan menggunakannya sekarang."

"YAMERO KUSO GA!!"

Wolfram kemudian menggunakan alat tersebut dan membuat ledakan kekuatan yang sangat besar. Hiko kemudian meninju Wolfram namun terhalang oleh logam yang melindunginya.

"Apa-apa tinjuan itu?"

"DAMARE UNKO YARO!"

Hiko terus berusaha melayangkan tinjuannya dan serangan apinya kepada Wolfram yang kini sudah menyatu seutuhnya dengan alat tersebyt. Ini dibuktiken dengan logam-logam yang terus tertarik ke arah Wolfram yang menyatu dengan alat tersebut. "Kalau begini terus aku tetap tidak akan bisa menang." Gumam Hiko.

Untuk kedua kalinya tubuh Hiko kembali tertahan oleh logam-logam yang mengikatnya. Hiko terus berusaha untuk melepasnya.

"Kau tidak akan bisa melepasnya, bocah."

"Kau sangat bodoh. Aku pasti bisa melepaskannya." Hiko kemudian melelehkan logam tersebut dengan konsekuen berupa tubuh hiko terkena lelehan tersebjt. Hiko kemudian kembali melayangkan serangannya pada Wolfram yang terus menerus berhasil ditangkisnya.

"Setidaknya aku harus melemahkannya hingga All Might dan yang lain tiba. Kekuatan ku sepertinya cukup untuk mengeluarkan serangan ini." Hiko kemudian menyiapkan kuda-kudanya dan merentangka kedua tanggannya lalu Hiko memberikan ribuan tinjuan dan tendangannya pada Wolfram dengan pola serangan yang memutar.

"Benar, jika tidak sekarang kapan lagi? Aku akan melewati batasanku dan melampauinya... Plus ultra!" ucap Hiko. Perlahan api muncul mengelilingi Hiko dan sekitar Wolfram lalu secara perlahan naik keatas. Api tersebut semakin besar dan terus membesar hingga mengirimkan hawa panas yang mampu melelehkan logam yang berada disekitarnya lalu membentuk bola api tepat diatas mereka layaknya matahari.

"TAIYOU NO MAI!!!!"

Bola api berukuran besar tersebut jatuh tepat di atas Wolfram sehingga membuat besi-besi nya meleleh dan melukainya.

"Sepertinya ini sudah cuku...." ucap Hiko pelan. "Seluruh badanku sudah memanas. Sisanya aku serahkan pada kalian..." ucap Hiko yang langsung jatuh karena semua tenaganya sudah ia kerahkan semua pada serangan terakhirnya. Belum sempat ia terjatuh. Tubuh Hiko sudah di tahan oleh Midoriya dan All Might.

"Kau sudah melakukan perjaan yang baik, Hi-chan."

"Sisanya serahkan saja pada kami."

"Ha'i. Arigato... ini bekal terakhir untuk kalian. Enhancement." dengan Begitu Hiko kehilangan kesadarannya.

Tubuh Hiko kemudian diserahkan kepada Todoroki agar suhu tubuhnya kembali normal dan pertarungan kembali berlanjut hingga All Might dan Midoriya keluar sebagai pemenangnya.

tbc~~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro