Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

13

"Saaa! Waktunya pertandingan keempat! Lanjut terus! Melaju kencang meraih puncak! Seperti veteran! Dari prodi hero, Iida Tenya! Melawan... Perempuan terkuat dengan lebel peringkat satunya! Suzakuhi Hiko! Pertandingan keempat, START!" Pekik Present Mic.

"Enhancement, Speed." Ucap Hiko pelan.

Iida dan Hiko kemudian langsung maju dengan kecepatan penuhnya. Hiko kemudian meninju Iida dengan quirk penguatnya dan berhasil dihindari oleh Iida. Mereka kemudian bertarung dengan menggunakan kecepatan mereka sehingga membuat seluruh penonton kesulitan melihat serangan mereka.

"Apa-apaan ini?! Pertarungan dengan menggunakan kecepatan!" seru Present Mic.

Saat Iida memberikann serangannya dari arah belakang Hiko, Hiko langsung mebgeluarkan sayap apinya sehingga mau tidak mau Iida harus mundur dan kembali melancarka serangan lain ke arah Hiko. Iida kemudian menendang perut Hiko yang langsung di tangkis Hiko menggunakan sayapnya sehingga membuat Hiko termundur hingga medekati garis batas.

"Suzakuhi hampir keluar garis! Apakah ini akhir dari lebel nomor satunya?!" Pekik Present Mic.

"Present Mic, murid ku bukan barang yang dikasih lebel..." Ucap Aizawa.

Melihat kesempatan itu Iida langsung maju hendak mendorong Hiko. Hiko kemudian menyeringai dan menatap Iida.

"Sudah Kuduga kau akan melakukan ini, Iida." Ucap Hiko dengan senyum puasnya. Hiko kemudian memfokuskan quirknya pada mulutnya dan meletakkan tangannya pada mulutnya seolah memberikan jalur. Hiko kemudian meniup udara diperkuat dengan kedua quirknya sehingga menghasilkan nafas api dengan tekanan yang sangat kuat. Berkat itu, Iida kini terlempar sampai melewati garis.

"Waw!!! Dengan nafas apinya Hiko langsung menghempasakan Iida! Seperti yang diharapkan dari perempuan terkuat kelas A! Ia membalikan keadaan dan mempertahan kan kemenangannya!" Pekik Present Mic.

"Iida keluar dari arena! Hiko maju ke babak kedua!" Seru Midnight yang langsung dihadiahi sorakan.

Hiko kemudian menghampiri Iida dan memberikan penyembuhannya.

"Terima kasih sudah melawan ku dengan kekuatan penuh Iida." Ucap Hiko sambil menjabat tangan Iida setelah selesai menyembuhkan Iida.

"Terima kasih kembali Suzakuhi-san." Ucap Iida.

"Pertandingan yang bagus kalian berdua!" Seru Present Mic.

Hiko kemudian kembali ke ruang tunggu dan mengistirahatkan dirinya sejenak. Tak lama kemudian Yaoyorozu masuk ke ruang tunggu dan mendapati Hiko yang sedang beristirahat sambil memakan permen kesukannya.

"Yaoyorozu? Sebentar lagi giliran mu ya?" ucap Hiko.

"Yah begitulah. Aku merasa gugup." Ucap yaoyorozu.

"Yah gugup wajar sih. Tapi gunakan quirk mu sekuat tenaga. Ha'i permen coklat. Sebagai penyemangat." Ucap Hiko sambil memberikan salah satu permennya.

"Arigatou, Suzakuhi-san." Ucap Yaoyorozu yang di balas anggukan oleh Hiko.

"Aku kembali ke bangku penonton. Semangat, Yaoyorozu!" ucap Hiko dengan senyuman kecilnya.

"Ha'i!"

Hiko kemudian kembali ke bangku penonton dan langsung duduk disebelah Katsuki.

"Pertandingan yang bagus Suzakuhi!" ucap Hagakure.

"Arigatou. Izuku sedang masuk ke dalam mode fokusnya ya?"

"Yah begitulah. Dari tadi dia mencatat dan terus bergumam." Balas Sero.

"Biarkan saja, kan lumayan juga catatannya. Berguna." Ucap Hiko sambil menyandarkan kepalanya ke pundak Katsuki.

"Singkirkan kepala mu, berat!" seru Katsuki.

"Oh berat? Terima kasih." Ucap Hiko pelan namun tajam yang kemudian memiilih untuk duduk di sebelah Midoriya yang berada di depannya.

"Izuku, aku pinjam pundak mu sebentar. Rasanya sangat mengantuk. Aku baru pertama kali menggunakan serangan ku yang tadi jadi tidak menyangka harus menggunakan dua puluh persen kekuatan ku." Jelas Hiko yang langsung menyandarkan kepalanya di pundak Midoriya yang di balas oleh tatapan iri dari Mineta dan tatapan tajam dari Katsuki.

"Memangnya biasa kau menggunakan berapa persen kekuatan mu Hiko-chan?" tanya Asui.

"sepuluh persen." Ucap Hiko dengan polosnya yang sukses membuat anak kelas A dan B yang tidak sengaja mendengarnya langsung terdiam tak bisa berkata apa-apa.

'Anak ini kenapa terlalu kuat sih?' Ucap mereka dalam hati.

"Kalau aku menggunakan seluruh kekuatan ku, yang ada sekolah ini akan hancur dan aku akan bangkrut karena harus mengganti rugi. Bangunkan aku kalau aku sudah tertidur selama sepuluh menit ya." Ucap Hiko yang langsung menutup matanya.

Belum sempat ia masuk ke alam mimpi badannya langsung diangkat oleh Katsuki dan didudukkan di sebelahnya.

"Apaan sih?!" ucap Hiko kesal.

"Tadi ngatain berat sekarang malah diangkat. Awas, aku tidak mau tidur di pundak mu." Ucap Hiko yang berusaha melepaskan diri dari Katsuki yang menahan pundaknya.

"Tidak tuh, kau ringan. Sangat ringan jadi kau tidur saja dipundakku dan tidak usah tidur di pundak lain." Ucap Katsuki tajam.

"Tsundere." Ucap Hiko sweatdrop.

"Hah?! Aku tidak tsundere!" seru Katsuki.

"Mana ada tsundere ngaku dirinya tsundera." Dengus Hiko.

"Urusai dan tidurlah sekarang Hiko." Ucap Katsuki yang langsung meletakkan kepala Hiko di pundaknya.

"Ittai yo bakatsuki!"

"Urusai Bakatori!"

Perkelahian itu sukses membuat anak kelas A menghela nafas karena tingkah laku mereka. Hingga akhirnya Katsuki mau tidak mau mengalah.

"Ja tidur saja. Aku akan merekam pertandingan teman mu itu. Cih." Ucap Katsuki yang mau tidak mau dituruti oleh Hiko juga karena sudah terlalu lelah.

Beberapa menit kemudian Katsuki membangunkan Hiko karena sebentar lagi ia akan bertanding. Mau tidak mau Hiko harus mengubah posisinya kembali dan duduk seperti biasa dengan mata yang masih mengantuk.

"Kaminari, tolong setrum aku." ucap Hiko dengan setengah tidur.

"Hah? Chotto Suzakuhi-chan. Itu akan berbahaya." Ucap Kaminari.

"Sedikit saja kau alirkan listrik mu." Ucap Hiko sambil memberikan jari telunjuknya. Kami nari kemudian menghela nafas dan langsung mengalirkan sedikit quirknya sehingga membuat Hiko kembali terbangun.

"Arigatou, Kaminari." Ucap Hiko sambil tersenyum kecil yang sukses membuat Kaminari blushing.

"Sa-sama-sama." Ucap Kaminari terbata-bata.

"Yosh... Sudah berapa lama mereka bertanding?" tanya Hiko pada Kaminari.

"Baru saja dimulai." Balas Kaminari.

Hiko kemudian berdiri dan langsung meninggalkan bangku penonton.

"Kau mau kemana Suzakuhi?" Tanya Jirou.

"Aku mau ke ruang tunggu baka aniki dulu. Mau menyiram bensin." Ucap Hiko sambil melambaikan tangan tanpa menghadap ke Jirou.

Hiko berjalan menuju lorong yang mengarah ke ruang tunggu peserta dengan nama Katsuki. Tanpa mengetuk ia langsung membuka pintu dan mendapati Katsuki yang sedang melakukan pemanasan.

"Ganbatte ne." Ucap Hiko pelan.

"Aku tidak butuh semangat dari rival ku."

"Anggap saja ini penyemangat agar kita bertemu di babak terakhir." Ucap Hiko ketus.

"Terserah padamu saja."

Hiko kemudian memilih keluar dari ruang tunggu. Sebelum keluar Katsuki memanggilnya.

"Kau juga jangan kalah sebelum aku mengalahkanmu." Ucap Katsuki.

"Tidak akan, baka." Ucap Hiko yang kemudian benar-benar keluar dari ruang tunggu.

Hiko kemudian berjalan kembali menuju ruang tunggu yang di tempati oleh Uraraka. Saat sudah sampai di sana ia mendapati Midoriya dan Iida yang sedang berbicara dengan Uraraka yang masih gugup.

"Kenapa suasana di sini sangat suram." Ucap Hiko sweatdrop ketika melihat mereka yang sedang sangat serius.

"Ah Hiko-chan."

"Ini permen penyemangat." Ucap Hiko memberikan permen pada Uraraka.

"Eh?"

"Katsuki itu tidak suka jika lawannya menahan diri. Malahan dia sangat membencinya. Kau kerahkan saja semua yang bisa kau lakukan." Ucap Hiko yang kemudian langsung keluar dari ruang tunggu tersebut.

Hiko kemudian berjalan kembali menuju bangku penonton dan memilih duduk di sebelah Jirou.

"Sudah selesai menyiram bensinnya, Hiko-chan?" tanya Asui.

"Yah begitulah. Mereka kini sudah dalam mode terbakar." Ucap Hiko sambil tersenyum kecil.

"Kau suka sekali ya memanasi mereka." Ucap Yaoyorozu.

"Yah... Gimana ya? Aku sangat menyukai pertandingan yang sungguh-sungguh tanpa harus memakan korban. Bagiku mereka seperti saling menghormati satu sama lain." Ucap Hiko sambil menggedikan bahu.

"Suhi banget." Ucap Ashido.

"Arigatou. Tapi kenapa kau memanggil ku Suhi?" tanya Hiko.

"Habisnya namamu terlalu panjang. Jadi ku singkat saja biar lebih mudah. Yaoyorozu juga kusingkat jadi Yaomomo." Ucap Ashido dengan cengirannya.

"Begitu? Yah tidak apa sih. Ah, Seperti yang kuduga pertandingan mereka berakhir seri."

"Itu berarti mereka akan bertanding ulang lagi." Ucap Ojiro.

"Karena quirk mereka hampir sama. Tidak heran jika mereka seri." Timpal Kaminari.

"Mari kita mulai pertandingan selanjutnya!" Seru Present Mic.

"Selanjutnya, mungkin pertandingan paling bikin khawatir." Ucap Asui.

"Rasanya aku jadi tidak ingin menontonnya..." ucap Jirou.

"Bagiku ini sangat menarik. Aku penasaran apa yang akan Uraraka lakukan untuk melawan Katsuki mengingat quirknya bergantung dengan benda yang ada disekitarnya. Yah memang akan sangat mengerikan jika kita melihatnya." Ucap Hiko.

"Kakak mu itu mengerikan." Ucap Jirou.

"Dan berkat itu aku menyukainya. Ia sungguh mengagumkan." Ucap Hiko sambil tersenyum kecil.

"Pertandingan kedelapan sekaligus pertandingan terakhir di babak pertama. Dia lumayan terkenal saat SMP! Wajahnya selalu terlihat kesal! Dari prodi Hero, Bakugou Katsuki! Melawan! Aku pengen dukung dia... Dari prodi Hero! Uraraka Ochako! Pertandingan kedelapan START!!!!"

"Midoriya-kun, yang kau kasih ke Uraraka-kun tadi, strategi seperti apa untuk melawan Bakugou-kun?" Tanya Iida. Hiko kemudian melirik ke arah Midoriya.

"Sebenarnya tidak terlalu hebat, Kacchan itu kuat. Saat di pertarungan jarak dekat nyata, dia hampir sama sekali tidak ada celah. Semakin dia bergerak, semakin banyak juga keringatnya sehingga menambah daya ledakannya. Dia bisa memanfaatkan ledakannya untuk bergerak di udara, tapi... Kalau Uraraka-san menyentuh Kacchan, lalu melayangkannya dengan Keunikannya, dia bisa mengunggulinya. Karena itu, pilihan pertama yang harus dia lakuakn adalah serangan cepat." Jelas Midoriya.

"Entah kenapa aku kurang setuju Izuku-kun. Untuk saat ini, Ochako masih belum bisa melakukan serangan cepat karena masih belum dilatih dengan benar. Karena dalam hal kecepatan, Katsuki berada di atas Ochako." Timpal Hiko.

"Itu benar juga..."

"Tapi lain cerita kalau dia menjadi umpan hidup." Lanjut Hiko.

"Umpan hidup? Maksudnya apa Suzakuhi-san?" tanya Iida.

"Seperti namanya, menjadi umpan hidup. Dengan begitu ia bisa mengeluarkan quirknya." Ucap Hiko sambil bertompang dagu menatap pertarungan antara Katsuki dan Uraraka.

"Itupun kalau Uraraka memikirkannya." Ucap Hiko pelan.

Mereka kemudian kembali fokus ke pertandingan dan menampilak Uraraka yang berlari maju kearah Katsuki yang kemudian memasang kuda-kudanya bersiap memberikan serangan pada Uraraka. Saat Uraraka hampir sampai di depan Katsuki, Katsuki langsung memberikan ledakannya yang berhasil dihindari oleh Uraraka.

"Uraraka-san!"

"Uraraka-kun!"

"Apa dia hangus?" ucap Mineta merinding.

"Melawan perempuan tidak kenal ampun ya, si Bakugou-chan."

"Ia berhasil menghindar. Sepertinya aku mengetahui strategi apa yang akan ia gunakan untuk melawan Katsuki." Ucap Hiko.

Uraraka kemudian melempar bajunya untuk memberi umpan pada Katsuki yang sukses membuatnya terpancing. Uraraka kemudian muncul di belakang Katsuki.

"Oh!! Dia melayangkan jaketnya untuk mengelabuinya ya? Lumayan cerdik juga ya!"

Dengan refleksnya Katsuki langsung mengarahkan quirnya pada Uraraka yang berada di belakangnya sehingga membuat Uraraka terlempar.

"Dia bergerak setelah melihanya?" seru Sero.

"Kalau reaksinya segesit itu, asapnya menjadi tidak berguna ya? Keunikan Uraraka yang takkan aktif jika tidak menyentuhnya, melawan refleks gesitnya Bakugou lumayan tidak diuntungkan." Ucap Kaminari.

"Itu jika benar-benar tidak ada benda apapun. Tapi dia masih bisa menyentuh benda kok disana." Ucap Hiko.

"Eh bukannya disana tidak ada apa-apa?" tanya Sato.

"Liat saja nanti. Kalian akan mengetahuinya." Ucap Hiko.

Uraraka kemudian maju dan langsung diberikan ledakan oleh Katsuki yang langsung dihindari oleh Uraraka.

"Jujur saja ini lumayan mengerikan. Tapi aku menyukainya. Uraraka terlihat keren." Ucap Hiko tersenyum kecil.

"Sempat-sempatnya kamu berkata seperti itu Suhi-chan." Ucap Hagakure.

"Aku hanya mengatakan kenyataan." Ucap Hiko.

"Ochako-chan..." ucap Asui.

"Aku tidak sanggup melihatnya..." ucap Jirou.

"Jangan bilang selera Bakugou seperti itu." Ucap Mineta yang sukses membuat aura gelap Hiko muncul.

"Apa maksud perkataan mu tadi hah, bocah anggur?" ucap Hiko tajam.

"Maaf Suzakuhi, aku hanya bercanda." Ucap Mineta.

Pertandingan masih terus berlanjut. Belum ada yang menyerah antara Uraraka dan katsuki. Uraraka terus maju dan Katsuki terus menyerang Uraraka.

"Uraraka terus menyerang tanpa henti, tapi ini..." Present Mic mulai prihatin.

Setelah itu mulai banyak komentar negatif yang diarahkan pada Katsuki yang terus menyerang Uraraka tanpa ampun.

"Penonton itu bodoh sekali ya." Ucap Monoma yang berhasil didengar oleh Hiko.

"Oi Monoma, kau paham ya." Ucap Hiko sambil melirik arah kelas B.

"Tentu saja." Balas Monoma.

"Oi! Apa kau pantas menyebut dirimu pahlawan?! Kalau kau punya kemampuan sehebat itu, cepat akhiri dan keluarkan dia dari arena! Jangan mempermainkan gadis lemah!" ucap salah satu hero yang kemudian diikuti oleh protesan lainnya dari para penonton dan hero.

"Cih mereka menyebalkan." Ucap Hiko mendecih.

"Dari bangku penonton, terdengar suara ejekan tapi jujur saja, aku juga merasa- urk." Ucapan Present Mic terputus karena langsung disiku oleh Aizawa.

"Apa yang bilang main-main itu tadi pro? Sudah berapa tahun bekerja? Kalau mencela tanpa tahu apa-apa, tidak ada gunanya menonton, mending pulang saja sana! Pulang, mau ganti profesi pun lihatlah!" Ucap Aizawa yang berhasil membungkam para penonton yang mencemooh Katsuki.

"Aizawa-sensei memang guru terbaik." Ucap Hiko sambil tersneyum kecil.

"Bakugou itu sanggup bertahan sejauh ini karena mengakui kekuatan lawan, makannya dia berhati-hati! Justru karena dia serius ingin menang, makannya tidak bisa menahan diri ataupun lengah!" Jelas Aizawa.

"Ah sepertinya Uraraka mulai melancarkan serangannya." Ucap Hiko dengan senyuma lebarnya.

"Kita kesampingkan soal jarak Bakugou, para pro yang tidak menyadarinya lalu mencemooh dari bangku penonton, sungguh memalukan ya. Dia selalu memfokuskan serangan Bakugou ke tanah sembari mendekatinya denagn menunduk, lalu menimbun senjata. Kemudian dia mempersempit jarak pandang lawan dengan menyerang membabi buta untuk mengecohnya. Ini kan maksud startegi mu, Suzakuhi?" ucap Monoma.

"Ternyata kita satu pemikiran ya, Monoma. Yah begitulah, itulah maksud dari strategi ku tadi. Lihat saja keatas. Dia sudah menimbun banyak senjata." Ucap Hiko sambil tersenyum kecil.

Anak kelas A kemudian mengikuti apa yang dikatakan oleh Hiko dan terkejut. Uraraka kemudian berseru dan melepas quirknya.

"Hujan meteor?!"

"Sadar dong."

"Strategi senekat itu?!" Ucap Midoriya terkejut.

"Tentu saja." Ucap Hiko.

Katsuki kemudian menjulurkan tangannya keatas dan meledakkan batu yang akan menimpanya dengan ledakan yang lumayan besar sehingga mampu membuat Uraraka terlempar dan membuat semua penonton terkejut.

"Bakugou menangkisnya dengan ledakan yang mencengangkan! Strategi rahasia Uraraka, dihempaskan langsung tanpa sisa!" Seru Present Mic.

Uraraka kemudian bangkit dengan badan yang sudah sempoyongan dan mulai kehabisan tenaga. Katsuki sendiri mulai menyeringai dan bersiap melawan Uraraka. Saat Uraraka hendak berbalik dan siap menyerang Katsuki, tubuhnya langsung oleng dan terjatuh.

"Uraraka terjatuh!"

"Ochako-chan sudah mencapai batasnya." Ucap Hiko.

"Gawat, dia sudah benar-benar mencapai batasnya." Ucap Midoriya.

"Uraraka memang hebat." Ucap Hiko terharu dengan perjuangan Uraraka yang tidak menyerah danterus maju walaupun ia harus merangkak.

"Uraraka-san tidak mampu bergerak. Yang maju ke babak kedua, Bakugou-kun!" seru Midnight.

"Pertandingan kedelapan di babak pertama... Duh, Uraraka.... Ah, Bakugou lolos di babak pertama." Ucap Present Mic dengan nada yang lemas.

"Lakukan yang benar dong kalau mau berkomentar." Tegur Aizawa.

"Sa!!! Mari semangat lagi!!"

"Baper banget."

"Babak pertama akhirnya selesai! Karena istirahatnya cuman sebentar, mari segera lanjutkan pertandingan berikutnya!"

tbc~~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro