Hike
"Huaaa!! Bosan!!" Pagi itu adalah pagi yang sangat membosankan bagi Blaze. Hal yang sama juga terjadi pada saudara-saudaranya yang lain.
Halilintar terlihat membaca novel miliknya dengan tidak niat. Dia saja gonta-ganti novel bacaan setiap 5 menit.
Taufan pula terlihat meluncur di pegangan tangga rumah. Dan dia telah melakukannya sebanyak 234 kali.
Gempa terlihat membersihkan jendela rumah. Dan ini sudah masuk hitungan ke 5 Gempa mengelilingi rumah untuk membersihkan jendela yang sama.
Blaze, sang pemilik suara tadi terlihat memberantakan mainan dan membersihkannya kembali. Memberantakan dan membersihkan, memberantakan dan membersihkan, memberantakan dan membersihkan, mem-- oke cukup! Krista tidak sanggup menulis semua kegiatan Blaze yang sudah di lakukan sebanyak 532 memasuki 533.
Ice yang biasanya tidur kini memilih menggonta-ganti siaran TV. Dan dia telah melakukannya sejak 5 menit yang lalu dengan alasan bosan tidur.
Thorn si polos dari keluarga Boboiboy sedang menatapi Cattus, kucing mereka yang sedang tidur pulas. Cukup menakjubkan karena dia sudah menatapi Cattus sejak sejam yang lalu.
Solar si bungsu keluarga Boboiboy terlihat menatap ponsel miliknya dengan tatapan bosan. Dan dia sudah membuat status bertuliskan kata 'HELLO GUYS!! SOLAR KEGEMARAN KALIAN SAAT INI SEDANG DILANDA KEBOSANAN YANG LUAR BIASA!!' sebanyak 12 kali. Dan sudah di like dan di komentar oleh beberapa orang.
Manik silver yang ditutupi kacamata visor mendelik seketika. Senyum mulai merekah di wajahnya sebelum berteriak lantang membuat yang lainnya terhenti dari kegiatan mereka.
"Mendaki yuk!!" Ajak Solar dengan wajah antusias. Yang lainnya terlihat menyetujui usul itu. Hanya Taufan dan Blaze saja yang terlihat sangat tidak setuju dengan ide itu.
"Gak mau!!" Keduanya berteriak lantang berusaha memberikan kritikan atas usul Solar. Kejadian yang terjadi tahun lalu masih sangat segar di ingatan keduanya. Karena itu wajah Taufan dan Blaze terlihat pucat(fanfic: Night Camp).
"Voting aja biar adil" usul Ice dengan ekspresi datarnya. Solar terlihat mengangguk setuju dengan usulan Ice.
"Siapa yang mau pergi mendaki?" Gempa, Hali, Thorn, Ice dan Solar terlihat mengangkat tangan kanan mereka. Hal itu sudah cukup untuk membuat wajah Taufan dan Blaze semakin pucat. Jika mereka menolak, sudah pasti mereka akan di seret paksa oleh Gempa dengan alasan "ini liburan! Kapan lagi bisa bersama?"
Dan hanya kata 'Pasrah' yang menyertai kedua pembuat onar itu.
Boboiboy milik
Animonsta
Saya selaku author hanya meminjam karakternya saja
Request
ItzLusyira
[Hike]
.
.
.
.
.
❄HAPPY READING❄
"Kak Gempa!! Lihat ada pohon beringin!" Itu adalah suara Thorn. Pendakian yang mereka rencanakan memang di lakukan hari ini. Jika biasanya trio traublemaker akan membuat rusuh sepanjang pendakian, kini yang melakukan hal itu hanya Thorn.
Taufan? Blaze? Mereka ada kok cuma dari tadi keduanya hanya diam dengan wajah menunduk. Mereka terlalu takut untuk mendongakkan kepala mereka di perjalanan.
Gempa dan Hali terlihat menikmati pendakian ini. Terbukti dari mereka yang bersenandung ria sepanjang jalan.
Solar terlihat merutuki usulannya untuk mendaki. Dia benar-benar lupa jika di gunung tidak ada yang namanya signal. Karena itu dengan terpaksa ia mendaki dan membatalkan niatnya untuk melakukan live.
Ice sama seperti Thorn. Dari tadi mereka berdua tidak henti-hentinya menunjuk kesana kemari sambil menyerukan nama Gempa ataupun Taufan. Mungkin saat ini Ice sedang bertukar sifat dengan Blaze yang hanya diam.
Langkah Thorn terhenti. Manik emerland miliknya terlihat berbinar menatap suatu objek yang membuat semua saudaranya penasaran mungkin minus Taufan dan Blaze.
"Kak Gem!! Lihat itu keren!!" Ice terlihat berteriak Girang ketika melihat objek yang di perhatikan Thorn. Thorn terlihat menarik tangan Taufan seenaknya dan menunjuk ke arah pohon tempat objek penarik perhatian kedua anak otu berada. Manik safir milik Taufan mendongak. Wajahnya yang sudah pucat semakin memucat ketika melihat hal itu. Sungguh saat ini Taufan ingin segera pulang dan merebahkan dirinya di atas kasur. Secepatnya!!
"ULAR!!!!" dan setelah meneriaki kata itu, Taufan terlihat berlari kencang mendahului semua saudaranya diikuti oleh Blaze. Thorn mengerjapkan matanya bingung lalu menarik benda itu. Matanya menatap benda itu cukup lama sebelum mengerutkan dahinya bingung.
Ice juga sama. Dia terlihat melongo ketika melihat nama yang tertera di benda itu.
"Ini kan Ular mainan kak Taufan! Kok bisa ada di sini?"
*****
1 jam sudah mereka lalui untuk mendaki. Blaze dan Taufan mereka temukan sedang bersembunyi di balik batu besar. Saat ini mereka sedang duduk santai sambil beristirahat sejenak.
Pendakian nya cukup melelahkan jadi mereka mau istirahat sebentar.
Ice, si pemilik netra biru langit itu kini sedang menatap monyet-monyet yang berada di atas pohon. Bibirnya mulai mengukir senyum licik. Dengan sengaja dirinya mulai menggoda anak monyet dengan sebuah pisang yang Gempa bawa sebagai bekal.
"Kak Ice! Jangan diganggu! Nanti monyetnya marah lo!" Peringatan yang Solar berikan hanya dibalas dengan cibiran dari Ice. Si pemilik netra biru itu sepertinya sedang ingin jahil. Hanya saja dirinya salah memilih target.
Tangannya terlihat ingin memberikan pisang kepada anak monyet itu. Saat akan di ambil, dengan sengaja dia menarik tangannya kembali dan memakan pisang itu. Anak monyet itu berteriak kesal. Teriakan anak monyet itu mampu memanggil para monyet lainnya. Semuanya terlihat meneguk ludah saat sudah di kepung oleh para monyet.
"Aduh... kak Ice sih nakal! Kan monyetnya marah!" Ice hanya cengengesan saat dirinya di omel oleh Solar. Ia tau kok ini salahnya yang menggoda anak monyet tadi.
"Heh?! Monyet sialan!! Berani sekali kau memakan makanan Thorn!" Semuanya terlonjak kaget ketika melihat Thorn sedang memperebutkan sekotak nasi goreng. Gempa memegang bahu Thorn untuk menghentikan permainan tarik menarik yang dilakukan antara monyet dan Thorn.
Mungkin karena terlalu sibuk tarik menarik, Gempa malahan membuat Thorn terlonjak kaget dan melepaskan kotak bekal itu secara tiba-tiba. Monyet itu terjatuh dengan tidak elitnya dan kotak bekal malang itu mengeluarkan isinya yang berhamburan di tanah.
Taufan dan Blaze meneguk ludah dengan kasar saat melihat hal itu. Dengan cepat keduanya menutup telinga dan mata mereka rapat-rapat sambil menantikan apa yang akan terjadi kedepannya. Halilintar menaikkan alisnya tanda tidak mengerti dengan apa yang dilakukan kedua pembuat onar itu. Ingin bertanya kepada mereka berdua, Halilintar harus di kejutkan dengan suara dingin yang membuatnya merinding.
"Ck... berani sekali kau menumpahkan nasi goreng buatan kak Gempa..." Gempa yang berada di belakang Thorn meneguk ludah. Dengan perlahan-lahan ia mundur mendekati saudara-saudaranya yang sedang di landa ketakutan.
"Habislah kalian monyet sialan?!" Dan apa yang dilakukan Thorn berikutnya benar-benar membuat semuanya merinding.
Halilintar langsung pingsan di tempat di susul oleh Gempa karena terlalu syok.
Ice dan Solar saling menutup mata mereka satu sama lain sambil komat-kamit tidak jelas.
Taufan dan Blaze masih menutup mata dan telinga mereka rapat-rapat. Mereka sudah tau apa yang akan terjadi jika membuat seorang Thorn marah. Saudara mereka yang lainnya? Mereka baru tau karena itu mereka akan mengingat baik-baik untuk tidak membuat seorang Thorn marah.
Apa yang di lakukan Thorn? Silakan berpikir dan mencari tau sendiri. Jika penasaran silakan DM Krista akan Krista beritau secara pribadi agar membuat cerita ini masih berjalan di genre Humor(?).
*****
Perjalanan yang seharusnya di lalui selama 2 jam berubah menjadi 3 jam karena Halilintar dan Gempa yang pingsan. Mereka tidak kuat menggendong keduanya. Akhirnya mereka memutuskan untuk menunggu mereka sadar. Dan ajaib, mereka berdua akhirnya sadar karena burung merpati putih membuang kotoran di wajah mereka.
Berterima kasihlah kepada burung merpati putih karena akhirnya kedua saudara mereka yang di takuti mendapat sial.
"Akhirnya!!" Thorn dan Solar berteriak dengan riang saat mereka telah tiba di puncak tepat di waktu matahari terbenam.
Halilintar dan Gempa tersenyum bangga. Masalahnya, ini pengalaman pertama mereka mendaki makanya mereka senang.
Taufan dan Blaze terlihat tidak gembira sama sekali. Tatapan keduanya tertuju kepada suatu objek yang membuat mereka tidak bisa berkata apa-apa.
Dari pada melihat sunset, Ice lebih memilih membongkar bawaan mereka. wajahnya terlihat panik saat tidak menemukan benda yang ia cari. Tentu saja perbuatannya membuat yang lainnya penasaran minus Taufan dan Blaze.
"Kau mencari apa?" Halilintar menatap bingung Ice yang sedang menatap tas bawaannya dengan tatapan kosong. Dengan netra yang berkaca-kaca, dia memaksakan dirinya untuk memandang yang lainnya.
"Ice lupa bawa mi instant" dan apa yang diucapkan Ice seketika membuat Gempa kembali pingsan.
Ini adalah pengalaman mendaki yang tidak akan pernah di lupakan siapapun.
END
.
.
.
.
OMAKE
Solar menatap penasaran ke arah pandangan Taufan dan Blaze tertuju. Netra abu-abunya seketika membulat ketika melihat apa yang di pandang kedua saudaranya.
Itu tenda milik Taufan dan Blaze yang mereka gunakan tahun lalu. Dengan cepat, Solar memacu mendekati tenda itu dan memasukinya. Sudah ia duga. Bahkan tas ransel yang lama milik saudara terlihat masih utuh. Dengan cepat ia membongkar isi tas ransel itu.
Bibirnya mulai membentuk senyum bangga. Ia sudah menduganya. Masih ada 10 bungkus mi instant yang masih utuh dan belum kadaluwarsa di dalam tas merah dan biru itu. Ia sekarang benar-benar bersyukur dengan sifat Taufan dan Blaze yang suka membawa bekal berlebihan setiap melakukan apapun. Mungkin hanya pendakian kali ini mereka tidak membawa apapun.
Dengan bangganya dia membawa keluar tas itu dan menuju saudara-saudaranya. Beribu-ribu pertanyaan mulai di berikan kepada Taufan dan Blaze. Dan mereka tetap memilih bungkam sampai akhir. Apa yang terjadi malam itu cukup menjadi rahasia mereka berdua.
Maaf karena Krista baru sempat bikin QvQ
Maaf ya untuk ItzLusyira karena cerita ini yang seharusnya berjalan humor malah melenceng ke horor QvQ
Dan sekali lagi Krista minta maaf karena tidak bisa mengabulkan permintaan mu...
Krista jadi bikin kakak adik karena Krista sangat suka Brothership QvQ maaf ya...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro