Epilog
1 tahun kemudian....
Gabriella's POV
Kutatap pantulan diriku dari dalam cermin tersebut. Semuanya telah berubah tak lagi sama seperti dulu. Aku merasakan hal yang tak bisa kuungkapkan dengan banyak kata. Mungkin hanya kata terima kasih yang mampu mewakili semua itu.
Ku benahi tatanan rambutku yang sedikit terurai. Kemudian kuambil kain panjang di depanku dengan perlahan. Ku lihat sejenak kain itu, kemudian ku pakai ia diatas rambut yang sudah kutata sebelumnya.
Aku tak menyangka jika kini diriku telah menjadi seorang Gabriella yang berbeda. Aku telah menjadi muslimah, aku juga tak tahu bagaimana semua itu terjadi. Rasanya semua terjadi begitu saja.
Dan kini waktunya aku untuk membenahi diri menjadi seorang muslimah yang baik, menjadi seseorang yang bermanfaat bagi banyak orang.
Kulihat lagi pantulan diriku dalam cermin, kuhembuskan napas pelan.
"Bismillahirrohmanirrohim," gumamku pelan.
'Tok... tok...'
Kutolehkan wajahku ke arah pintu yang perlahan terbuka dan menampilkan wajah Tante Saidah.
"Gimana kamu udah siap? Acaranya mau dimulai soalnya,"
"Iya Tante, Bella akan segera kesana," jawabku.
Kemudian Tante Saidah berjalan mendekatiku, "Kamu cantik Sayang. Semoga tetap istiqomah ya,"
"Aamiin,"
Hanya kata itu yang dapat kuucapkan. Aku pun juga berharap jika diriku bisa menjalankan kewajibanku sebagai seorang muslimah.
"Ayo Tante kita keluar sekarang,"
Tante Saidah mengangguk dan kita pun segera menuju ke acara yang telah keluarga kami tunggu-tunggu.
***
Adrian's POV
Kugemakan zikir terus menerus dalam diriku. Kulantunkan nama-nama-Nya dalam setiap hembusan napasku. Kucoba menetralisir degupan jantungku yang terus saja bertalun tak karuan. Hari ini adalah hari yang benar-benar aku tunggu dan aku tak ingin ini gagal. Semuanya telah kupersiapkan dan tak ingin ada kesalahan.
"Adrian,"
"Kak Nizam?"
Kak Nizam berjalan mendekatiku, "Gimana udah siap?"
Hembusan napas keluar begitu saja dari rongga mulutku, "InsyaAllah siap,"
Kak Adrian menepuk bahu kiriku pelan, "InsyaAllah semua akan berjalan dengan lancar," ujarnya menenangkan diriku.
Kemudian aku mendengar suara derap langkah kaki yang berjalan mendekati kami berdua.
"Papa," gumamku pelan.
Papa menyunggingkan senyumannya kepadaku, aku pun tersenyum pula.
"Kamu sudah siap Nak?"
"InsyaAllah siap Pa,"
Papa tersenyum kepadaku dan menarikku dalam pelukannya.
"Semoga kamu bisa menjadi pemimpin yang baik untuk istrimu nanti,"
"Aamiin Pa,"
Papa melepaskan pelukannya dan menatapku dalam, "Papa harap kamu benar-benar memegang janjimu dan jangan pernah menyakiti hati wanita,"
Aku tersenyum dan mengangguk kecil, "Terima kasih Pa, aku akan mengingat pesan Papa,"
***
"Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Salwa Aisyah Rahma alal mahri adaawati sholati hallan,"
"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq"
Seluruh pengunjung masjid tempat akad Adrian pun turut mendoakan. Adrian benar-benar berhasil mengucapkan ijab qabulnya dengan tenang dan lancar dalam satu tarikan napas.
Ketika selesai berdoa, netranya melihat Salwa yang berjalan ke arahnya dengan didampingi ibunya dan ibu Salwa.
"Uuuhh yang udah sah nih," bisik Jamal yang duduk di belakang Adrian. Adrian hanya menggeleng pelan mendengar godaan Jamal. Ingin sekali ia memperingati lelaki itu, tapi ia tahu ini adalah hari yang sakral jadi ia lebih memilih diam.
Adrian tersenyum melihat Salwa yang kini sudah duduk di sampingnya. Salwa pun juga menyunggingkan senyumannya.
Adrian mengulurkan tangannya ke arah Salwa. Salwa pun menerimanya lalu mencium punggung tangan Adrian. Kemudian Adrian mendekatkan bibirnya ke arah kening Salwa, ia membacakan doa sebentar lalu mencium kening Salwa.
Keduanya tersenyum menyalurkan kebahagiaan yang dirasakan.
"Terima kasih telah menerimaku karena Allah," ujar Adrian.
"Terima kasih telah memilihku karena Allah," ungkap Salwa. Lantas keduanya kembali menyunggingkan senyuman.
Allah lah Sang Maha Cinta, Allah lah yang menumbuhkan rasa itu pada setiap makhluk-Nya. Cinta itu fitrah, tapi yang sering disalahartikan adalah bagaimana cara menyalurkan cinta itu. Caranya adalah dengan pernikahan, puncak dari cinta itu sendiri yakni untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki, dan kebahagiaan itu bukan dicari, melainkan diciptakan oleh dua hati yang dipertemukan oleh Sang Pemilik cinta itu sendiri.
END
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Alhamdulillah akhirnyaaaaaaa🎉🎉🎉 selesai juga cerita ini. Ya Allah benar-benar hectic banget nyelesain cerita ini. Maaf kalo endingnya nggantung😢 karena emang kesalahanku sih gak bisa memaksimalkan waktu yang ada. Selama empat bulan bagaimana rasanya setiap minggu dikejar deadline benar-benar menguras pikiran dan tenaga. Namun, aku seneng banget bisa nyelesain cerita ini walaupun tidak sesuai jadwal, tapi setidaknya aku sudah meyelesaikan cerita ini. Seneng dan terharu, pasti nanti bakalan kangen buru-buru dikejar deadline.
Terima kasih semuanya untuk kalian yang sudah mendukung cerita ini kalian semua luar biasaaaahhh😢😊😊
Jangan lupa untuk ikutan GA-nya SWP Gen-2 ya dijamin hadiahnya keren-keren gaes, yang belum baca ceritanya yuk baca cerita SWP Gen-2 yaaa...
With Love
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro