28 >> (Belum) Berubah
Budayakan membaca notes, vote, dan comment😊
Sorry for any typo(s)
Selamat membaca🤗
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selepas maghrib Salwa baru saja sampai di kontrakannya. Hari ini moodnya sedang baik karena perubahan Adrian yang membuatnya seperti ini. Ketika memasuki rumah tak henti-hentinya ia menyunggingkan senyuman hingga Gabriella melihatnya keheranan.
"Mbak Salwa?"
Karena terlalu fokus pada pikirannya sendiri sampai tidak tahu kalau sudah ada Gabriella di depannya. Salwa pun memegang dadanya karena terkejut.
"Ya Allah Bell kamu ngagetin aja deh,"
Gabriella menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Maaf, abisnya Mbak Salwa aku perhatiin senyum-senyum sendiri jadi aku penasaran kenapa Mbak begitu,"
Salwa pun semakin melebarkan senyumannya dan menggiring Gabriella untuk duduk di meja makan.
"Mbak kenapa? Jangan bikin Bella takut," ujar Gabriella.
Sontak tawa Salwa meledak, "Kamu apa-apaan sih Bell, aku senyum bukan karena kesambet,"
"Abisnya Mbak nakutin, sejak masuk tadi udah senyum-senyum sendiri,"
Salwa memegangi perutnya karena lelah tertawa, "Bella... Bella... kamu tuh kebanyakan nonton sinetron ya,"
"Ih Mbak, aku cuma nonton sinetron kalo lagi luang aja,"
Salwa hanya menggeleng pelan, "Sebenernya Mbak senyum-senyum itu karena emang lagi bahagia,"
Kening Gabriella mengerut, "Bahagia kenapa Mbak?" tanyanya.
"Adrian... dia udah mulai berubah. Perlahan dia mulai menerima masa lalunya,"
Gabriella yang mendengar ucapan Salwa pun turut menyunggingkan senyuman, "Syukurlah Mbak, aku ikut seneng,"
"Alhamdulillah, ini semua karena hidayah dari Allah. Makanya aku seneng banget karena itu, bukan karena kesambet atau apapun itu,"
"Hehe, aku kan gak bilang kalo Mbak tadi kesambet," jawab Gabriella.
"Meskipun kamu nggak bilang, tapi tetep aja kamu mikirnya gitu kan,"
Gabriella hanya nyengir tidak jelas mendengar jawaban Salwa. Kemudian gadis itu teringat akan sesuatu.
"Oh ya Mbak, aku baru inget, lusa Mas Nizam ngajak kita buat ikut bakti sosial, Mbak Salwa bisa?" tanya Gabriella.
"Bakti sosial?"
Gabriella mengangguk.
"Dalam rangka apa?"
"Katanya sih udah agenda tahunan gitu Mbak,"
"Dimana emangnya?" tanya Salwa.
"Mas Nizam bilang ngumpul aja dulu di depan cafe abis itu berangkat bareng-bareng," jawab Gabriella.
Salwa pun mengangguk paham, "InsyaAllah bisa sih lusa kuliahku juga libur,"
"Oh ya kalo Mbak Salwa mau ngajak temen-temen Mbak juga boleh banget,"
Salwa mengangguk, "Iya deh nanti aku ajak Jamal mungkin,"
"Mas Adrian ajak sekalian Mbak, Mas Nizam juga bilang dia bakalan seneng banget kalo Mas Adrian bisa ikut,"
Salwa berpikir sejenak, apa mungkin Adrian mau diajak apalagi ini acaranya Nizam.
"Mungkin besok bakalan aku omongin ke dia," Gabriella hanya mengangguk.
"Oh ya tapi ngomong-ngomong hubunganmu sama Mas Nizam makin kesini makin deket ya," celetuk Salwa.
Gabriella pun langsung terdiam, kenapa tiba-tiba Salwa berkata seperti itu.
"Kenapa Mbak ngomong kayak gitu?" tanya Gabriella dengan hati berdegup kencang.
"Ya nggak sih, abisnya kamu kayak deket banget sama Mas Nizam, selain itu Mas Nizam juga sering banget ke cafe, iya kan?"
"Eng-enggak ka-kayak gitu, Mas Nizam emang udah langganan disitu,"
Tawa Salwa kembali meledak mendengar jawaban Gabriella yang gelagapan.
"Mbak Salwa kok ketawa sih?" tanya Gabriella.
"Muka kamu kok merah sih?" tanya Salwa balik. Skak mat, rasanya Gabriella sudah tertangkap basah.
Lagi-lagi Salwa tak bisa menyembunyikan tawanya menggoda Gabriella memang menyenangkan.
"Udah ah, Mbak mau mandi dulu ya, udah gak usah mikirin Mas Nizam mulu," Salwa pun langsung meninggalkan Gabriella sembari tertawa.
"Ih Mbak Salwa!" protes Gabriella.
***
Saat ini suasana kantin begitu ramai karena memang telah memasuki waktu makan siang, begitupu dengan Salwa. Ia segera menuju ke kantin untuk mengisi perutnya yang sedari tadi sudah meronta-ronta. Gadis itu membeli semangkok soto ayam dan segelas es jeruk penghilang dahaga.
Setelah mendapatkan pesanannya ia pun mengedarkan pandangan untuk mencari tempat duduk. Ketika sedang mencari tempat kosong, penglihatannya tak sengaja melihat dua orang lelaki yang tengah duduk berhadapan. Mereka adalah Adrian dan Jamal. Senyum gadis itu tersungging dan kedua tungkainya segera berjalan menghampiri mereka.
"Assalamu'alaikum, boleh gabung?" tanya Salwa.
"Eh Neng Salwa duduk aja atuh Neng," jawab Jamal. Salwa tersenyum sekilas dan memilih duduk di samping Adrian.
"Udah nggak ada matkul?" tanya Adrian.
"Ada nanti jam dua, mata kuliahnya Bu Ratna,"
Adrian tertawa kecil, "Ati-ati sama Bu Ratna, rada ngeselin orangnya,"
Salwa menggeleng tak setuju, "Nggak kok, beliaunya asik kalo ngajar kamunya aja yang suka bikin masalah sama Bu Ratna,"
"Ya percaya yang anaknya Bu Ratna,"
"Makanya jangan bikin kesel Bu Ratna," ujar Salwa.
Jamal memutar bola matanya malas saat melihat mereka berdua. Ia bagaikan seseorang yang tak dianggap keberadaannya.
"Enak banget ya, dunia ini serasa milik berdua yang lainnya cuman ngontrak," celetuk Jamal.
Adrian dan Salwa bersitatap sebentar lalu kembali melanjutkan makannya tanpa menghiraukan ucapan Jamal.
"Bener-bener, disini ada orang malah asik ngobrol berdua. Yang disini diajak ngobrol juga dong," desis lelaki berpeci itu.
"Gak usah ngiri," kata Adrian.
"Nggak ane nggak ngiri, ane nganan aja,"
Adrian dan Salwa pun hanya tertawa mendengar ucapan Jamal. Dia memang bisa saja menyairkan suasana.
"Oh ya besok kalian senggang gak?" tanya Salwa.
"Besok gue libur," jawab Adrian.
"Ane juga, emangnya kenapa Neng, mau ngajak makan-makan ya?"
Salwa tertawa kecil, lalu menggeleng, "Bukan, besok ada acara bakti sosial kalian mau ikut nggak?"
"Wih bagus tuh boleh-boleh ane ikut, dimana?" ujar Jamal antusias.
"Besok pagi kita kumpul di cafe Tante aku abis itu berangkat bareng," jawab Salwa.
Jamal mengangkat jempolnya, "Oke deh. Kalo ente gimana Ad ikut nggak?" tanyanya pada Adrian.
"Boleh aja sih, itu kan kegiatan positif,"
Salwa dan Jamal pun tersenyum sumringah. Mereka berdua senang karena Adrian mulai membuka dirinya. Namun, dibalik itu Salwa juga merasa bingung, apakah ia bilang saja jika acara bakti sosial itu acaranya Nizam, tapi jika Adrian menolak ikut bagaimana?
"Sebenernya aku belum selesai bicara sih," ucap Salwa.
"Belum selesai gimana?" tanya Adrian.
"Sebenernya--baksos itu acaranya--Mas Nizam," lirihnya.
Adrian pun langsung terdiam. Jamal yang awalnya sedang makan langsung menghentikan kunyahannya. Ketiganya pun diam tanpa berniat membuka pembicaraan. Namun, kemudian Adrian pun berdiri dari duduknya.
"Gue duluan ya," pamit Adrian.
Salwa dan Jamal pun kebingungan melihat kepergian Adrian yang tiba-tiba.
"Aku salah ngomong ya?" tanya Salwa pada Jamal.
"Kayaknya dia masih belum bisa nerima Bang Nizam deh. Sabar aja," jawab Jamal.
Salwa menghembuskan napas besar. Benar firasatnya pasti Adrian tidak akan suka jika menyangkut tentang Nizam.
"Udahlah kita liat aja besok, kalo dia ikut ya alhamdulillah kalo nggak ya kita khusnudzon aja," ujar Jamal. Salwa menghela napas pelan. Lalu melanjutkan kegiatan makannya.
Bersambung....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Double up yaa kemungkinan hari ini aku triple up tungguin aja ya😁
Jangan lupa votmen dan krisannya ya😄
With Love
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro