prolog.
Tubuh jangkung berdiri tegap di tengah jalan. Walau begitu, kepalanya masih agak mendongak kala melihat sesuatu di hadapannya. Lamat-lamat. Dengan binaran mata yang awalnya bergetar, kini jadi terdiam saja menatap dengan tenang.
Alis tipis pirang sang pemuda berkedut kala didengarnya suara anak kecil berteriak lantang memanggil ibunya. Akibat itu pula kini si pemuda jadi berdiri tampak kaku.
"Mama! Lihat itu!" Anak kecil tersebut berteriak girang memanggil mamanya. Terlihat tak peduli sama sekali ia dengan sosok jangkung tak jauh di sebelahnya.
Kala ibunya datang, anak tersebut berteriak lagi, "itu Mama! Itu dinosaurus yang ada di film-film, kan?"
Sang Ibu yang menyadari sosok lain hanya terdiam di depan sebuah rak boneka itu diliriknya sekilas, lalu menjawab pertanyaan lugu anaknya, "iya. Itu namanya T-Rex."
"Woah!" Manik anak laki-laki itu berbinar. Persis seperti binaran awal laki-laki jangkung di sana tadi. "Aku mau itu, Ma! Beli, ya, beli, ya?" Tunjuknya pada sebuah boneka yang menempati rak tinggi.
Ibu anak tersebut berusaha mengambil, namun boneka tersebut terlalu jauh untuk diraih oleh tangannya. Ingat bahwa ada seseorang yang mungkin dapat membantunya, Ibu itu memanggil.
"Mas?"
Tsukishima Kei. Pemuda jangkung yang sedari tadi entah sedang apa hanya berdiri diam di depan rak boneka dinosaurus itu menoleh. Kaku.
"Bisa tolong ambilkan boneka yang itu?" Pinta si ibu setengah baya, menunjuk boneka dinosaurus yang anaknya inginkan tadi.
Melirik kecil pada sang anak di belakang ibunya, Tsukishima Kei bergerak menuruti apa yang diminta. Diambilnya boneka tersebut dengan mudah, lalu diberinya pada sang ibu sebelum dipindahkan lagi ke tangan anaknya.
"Yeay! T-Rex! Rawr!" Pekik sang anak. Langsung berlari pergi begitu saja dengan membawa bonekanya. Sang ibu yang melihat itu menggeleng, sebelum kemudian berterimakasih dengan cepat dan menyusul anaknya ke sana.
Tsukishima Kei ditinggalkan dengan kedutan alis yang kembali muncul.
Sebelum akhirnya membuang nafas.
Dia lirik lagi rak di belakangnya.
Rasanya tadi mudah saat mengambil salah satu dari banyaknya boneka yang berjejer di sana. Kenapa ketika ia sendiri tubuhnya malah tidak mau bergerak?
Ya iya. Tsukishima Kei punya gengsi.
Masa remaja sepertinya masih beli boneka dinosaurus?
Membuang nafas lagi sekalian membuang keinginannya, pemuda itu pun kini melangkah menjauhi rak penuh kebimbangan tersebut. Berjalan lurus menyisiri setiap rak berbeda. Tujuannya kali ini adalah rak makanan.
Namun sebelum mendatangi rak tersebut, Tsukishima menghentikan langkahnya. Kembali berdiri terdiam di tengah jalan.
Atensinya menelisik jauh ke salah satu rak di sana.
Bukan. Bukan lagi boneka dinosaurus yang ditatapnya.
Tapi wajah perempuan cantik dengan masker yang turun di dagunya tengah merunduk menatap sesuatu di sana.
Tsukishima masih statis. Berdiri di tengah jalan tanpa mau mendekati sang objek. Bahkan sampai gadis tersebut berlalu menjauhi rak di sana dengan membawa tasnya dan pergi ke luar area perbelanjaan seraya menaikkan kembali masker di dagunya.
Tsukishima Kei mengernyit. Selain fakta bahwa ia sadar kalau wajah itu terasa familiar, ada satu hal lain yang mengganjal.
Apakah perempuan tadi tengah mencuri?
.
.
.
↓continue↓
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro