Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

october ╎ 18th.

Bel pulang beralun nyaring. Disusul kemudian ramai bisik-bisik para murid. Menutup dulu pelajaran dengan salam dan berbungkuk, para murid yang mengisi kelas sesegera itu langsung mengemas buku dan tasnya.

Ada yang langsung pulang, ada pula yang masih menyisihkan tas untuk kemudian menghadiri klubnya lebih dulu, atau pun ada yang duduk berbincang dulu sembari bergiliran piket.

[Full name] kali ini ikut dalam gerombolan pulang-ke-rumah. Oh. Tidak, tidak. Bukan pulang ke rumah langsung sejujurnya, tapi mampir dulu ke minimarket.

Tapi tolong janganlah berpikir negatif kali ini. Karena percaya atau tidak, [name] sekarang sudah mau berkerja dengan cara yang halal.

Yaitu menjadi pegawai minimarket.

Yah, bahkan si empunya pun masih tak menyangka sampai saat ini bahwa ia tak lagi pergi ke minimarket hanya untuk mencuri.

Apalagi karna semua ini terjadi atas bantuan Mata-Empat-Sialan itu.

Beberapa minggu yang lalu, tepatnya saat kejadian penangkapan itu, [name] ditawarkan oleh Tsukishima Kei untuk berkerja saja dari pada mencuri.

Dan entah kena ilham apa, [name] jadi tertarik. Namun karena gadis itu anak yang kikuk, dia akhirnya terpaksa meminta bantuan Tsukishima bagaimana caranya agar bisa berkerja.

[Name] sendiri gak tau apa niat Tsukishima sampai mau aja ngebantuin dia, tapi cowok itu tampak serius sekali hingga akhirnya berhasil membantu [name] untuk diterima sebagai pegawai part-time salah satu minimarket dekat sekolahnya.

Kembali lagi dengan kehidupan baru [name] yang sekarang. Setelah memberesi seluruh barangnya, [full name] pergi dengan terburu-buru. Tapi karena tak hati-hati, ia jadi menubruk seseorang sesaat setelah bangkit dari kursinya.

Bruk!

Kedua remaja itu meringis. Bahu [name] menubruk tubuh jangkung milik Tsukishima Kei keras sampai gadis itu kembali terduduk lagi.

"Hati-hati, dong," ucap Tsukishima, mengelus bagian tubuh yang tertabrak. Menoleh ia pada gadis yang sedang mengelus bagian tubuh yang sama.

"Kamu yang gak liat-liat!" Balas [name] agak kesal.

"Kan, kan, masih ada aja sifat premannya," Tsukishima itu jadi mengejek.

[Name] balas lagi dengan kalimat sarkas lain, "sama setan kayak kamu gak perlu baik-baik." Katanya, seraya bangkit lagi dari kursinya.

Tapi baru saja berdiri, [name] sudah terduduk lagi gara-gara Tsukishima menoyor keningnya kuat dengan jari telunjuk.

"Masih aja suka gak nyadar sama kebaikan aku, ya," katanya, melukis senyum mengejek. Berikutnya pemuda itu merundukkan badan, jadi mengikis sedikit perbedaan tinggi mereka. Sebelum akhirnya kembali berucap sambil menaikan sebelah bibir, "dasar tsundere."

Tsukishima menekan ubun-ubun [name] agak kencang dengan tangan besarnya, kemudian mengacak-acak rambut gadis itu dan langsung berlalu pergi.

Meninggalkan [full name] dengan geraman susulannya, "NGACA, MATA EMPAT!"

Juga semburat merah di pipinya.

×××

"[Last name], kamu udah beres-beresin semua kardus kosongnya?"

Menaruh dulu dua kardus tingkat yang sedang di bawanya, [full name] menoleh ke sumber suara kemudian, "sebentar lagi beres."

Perempuan sang sumber suara yang mengenakan seragam sama seperti [name] itu tersenyum, "kalau begitu bisa bantu aku me-restock barang di depan?"

Tersenyum, [name] pun mengangguk, "siap!"

Buru-buru gadis tersebut menyelesaikan pekerjaannya di gudang terlebih dulu. Setelah beres, ia pun langsung menyusul rekan kerjanya ke depan. Dan membantu me-restock barang-barang yang sudah kosong di rak.

Dalam pekerjaannya kali ini, wajah [full name] dihiasi dengan binar dan senyuman.

Tidak seperti pekerjaan kelamnya dulu, dia tentu merasa pantas saja menyematkan senyuman kala bekerja sekarang. Walau dia sejujurnya ingin sekali menghapus masa kelamnya, tapi setidaknya sekarang dja akan berusaha memperbaiki diri.

Semua perkataan Tsukishima Kei kala itu benar-benar berhasil meracuni seluruh pikirannya.

Dulu, berkuliah dan melanjutkan hidup hanyalah bagaikan impian fana yang tak teruntukan untuknya. Dengan pekerjaan kotornya, ia merasa tidak pantas untuk meraih semua hidup terang seperti itu.

Dan Tsukishima berhasil menggolakkan semua impiannya. Hingga mampu juga meluruskan kembali jalan [name] yang telah tersesat.

[Full name] tau, meraih kembali hidup terang setelah cukup lama berada dalam kekelaman memang tidak akan semudah yang dipikir. Tapi setidaknya dia akan berusaha mengejarnya daripada pasrah pada kehidupan suramnya.

Mengingat itu semua membuat [name] yang sedang menata barang jadi melukis senyum sendiri.

Gadis itu memang sering sekali mengucap Tsukishima Kei sebagai orang yang menyebalkan. Tapi sejujurnya [name] selalu menggumamkan kata terimakasih dalam hatinya untuk pemuda itu.

Berkat pertemuan mereka. Berkat usaha pemuda itu menghentikan perbuatannya sejak awal.

Kini [full name] merasa dia tak lagi harus menyalahkan tuhan atas takdir hidup yang diterimanya.

.

.

.

↓continue↓

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro