Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

epilog.


❝ Halo, kami dari kepolisian. ❞

❝ Apa benar ini Tsukishima Kei? ❞

.

.

.

Setelah mata kuliah terakhirnya berakhir, Tsukishima Kei terburu-buru meninggalkan kampusnya. Terburu-buru mengejar kereta yang tiba saat itu juga.

Laki-laki itu bahkan tak sedang konsen dengan apa yang ada disekelilingnya. Pikirannya sudah terkunci dengan suatu hal kini. Dan apa yang ingin dia lakukan sekarang hanyalah kembali ke tempat asalnya.

Tepatnya ke kantor polisi.

Di mana [full name] telah ditemukan sekarang.

Beberapa detik setelah mendengar kabar itu, Tsukishima tak peduli. Dia masih marah dengan bagaimana cara [full name] meninggalkannya dan mempermainkan hatinya.

Namun perasaan cowok itu tak bisa tertahan lebih lama.

Dia rindu.

Dan dia butuh penjelasan.

Itu yang akan ia jemput sekarang di kantor polisi.

Walau sesampainya Tsukishima tak bisa langsung mendekap sosok itu, setidaknya [full name] benar-benar kembali, dengan senyum pilu terlukis yang Tsukishima dapat mengerti maknanya.

"Kamu pasti seneng banget aku bener-bener dipenjara sekarang."

Tsukishima Kei tersenyum kala mendengar suara itu.

Ya, setidaknya ini lebih baik dari pada gadis itu harus menghilang dari kehidupannya.

Siapa sangka, kan? Middle blocker jangkung ini memilih terus melanjutkan hubungannya dengan seorang gadis narapidana?

.

.

.

high school
haikyuu fanfiction

tsukishima kei x reader

was finished.

.

.

.

[Full name] berjalan memasuki rumahnya. Lalu berjalan menuju kamarnya.

Di tengah itu ia melihat ayahnya. Sedang duduk di sofa.

Sambil memegang amplop berisikan uang.

Uang tabungan hasil kerja part-time-nya selama ini.

flashback corner;

Bruk!

[Full name] tertepis hingga terjatuh saat akan merebut amplop berisikan uang miliknya.

"Ayah kumohon! Itu uang tabunganku untuk kuliah!" Teriak gadis itu, langsung bangkit kembali menghadapi sang ayah yang akan segera pergi membawa uang miliknya.

"Kuliah?" Ulangi pria berkepala empat itu, "heh, gak usahlah repot-repot kuliah. Toh kamu dengan ini juga udah bisa menghasilkan uang, kan?"

[Name] menggertakkan giginya. Sudah terlampau sebal sekali sejak tadi ayahnya ini berniat merebut uang hasil kerjanya.

Kalau untuk keperluan rumah mungkin [name] masih bisa mengerti.

Tapi untuk judi katanya?

"Aku sejujurnya gak peduli kau mau segila apa pada judi, Ayah. Tapi itu duit hasil kerjaku sendiri, jadi Ayah gak berhak ngerampasnya begitu aja," ucap [name], berani melawan.

Tapi entah kenapa malah tersenyum miring, Ayah [name] itu lantas berucap, "lalu? Apa aku sebagai orang tua gak pantas setelah apa yang aku lakukan selama ini untuk menghidupkanmu?"

Mendengarnya [name] mengeratkan rahang.

'Menghidupkan' katanya?

Hei, selama ini mereka saling hidup di jalan sendiri-sendiri. [Name] dengan kerjaannya yang mencopet, dan Sang Ayah yang menjudi.

Pernahkah ayahnya itu memberinya uang cuma-cuma untuk kebutuhan sekolahnya?

Tidak.

Yang pria itu lakukan dari uang hasil judinya hanyalah mengembalikan uang tersebut ke arena berjudi. Atau membeli alkohol dan rokok.

Sejak ibu mereka meninggal. Sejak ayahnya itu jadi gila dalam berjudi, [name] tak pernah merasakan sosok pemimpin keluarga lagi dalam diri ayah kandungnya itu.

Dengan lulusnya ia dari sekolah dan berkuliah, [full name] berniat untuk kabur dari kondisi hidup seperti ini walau ia pun harus berjuang mencari uang sendiri. Toh, sejak dulu dia memang sudah dilatih menjadi pribadi sendiri seperti ini.

Tapi kenapa saat ia ingin melangkahkan kaki keluar selalu ada saja yang menghalanginya?

"Tenang aja. Kalau ayah menang taruhan besar kali ini, duitmu akan ayah ganti duakali lipat."

"Lagipula berkuliah atau tidak, ujungnya kau hanya akan membutuhkan duit bukan status."

[Name] marah. Sangat marah.

Ayahnya itu sudah pergi dengan membawa semua tabungan uang untuk kuliahnya.

Dipikiran gadis itu kini hanya terdapat pertanyaan-pertanyaan menuntut yang diperuntukkan Tuhan kembali.

'Kenapa?'

Seolah perjuangannya untuk menjadi baik sedang ditertawakan.

Dia benci ayahnya.

Dia benci semua kondisi ini.

Dia benci. Kenapa kalimat Tsukishima Kei saat mereka berpisah di depan rumah tadi kembali terbayang dalam pikirannya di saat seperti ini?

[Full name] dengan kondisi pikiran yang kacau masih sempat-sempatnya bertekad.

Namun tidak seperti waktu lalu.

Pikirannya untuk tidak menyerah pada impian kali ini tidak diniatkan dengan kepala dingin.

Namun dengan ego yang dilandaskan tak akan menyerah pada impiannya...

Dan juga untuk bersama Tsukishima Kei.

❝ Halo...? Apa tawaran kerja sama waktu itu masih berlaku? ❞

❝ Iya... Aku lagi butuh uang. ❞

.

.

.

dah ya selesai beneran ini

lalu terimakasih banyak bagi yang sudah mendukung!!!!1!

jangan lupa baca seri high school yg lain!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro