Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

desember ╎ 7th.

[Full name] memutar otak keras. Rasanya memang sudah lama sekali ia tidak memaksakan akalnya itu bekerja betul-betul. Eh, tapi tidak juga. Walau sudah lama tidak seserius ini dalam belajar, tapi [name] sering memutarkan otaknya untuk mencari jalan bagaimana caranya agar kegiatan mencurinya itu lancar.

Yah. Akalnya sudah ikut tersesat pula sejak itu.

Makanya, kini si gadis sedang berusaha meluruskan akal dan dirinya yang sedang bengkok dengan semangat dalam belajar.

Telah selesai mengerjakan soalan yang dipilih, [name] menyodorkan lembar jawabannya ke pemuda di hadapannya.

Tsukishima Kei.

Sejak tadi hanya diam memerhatikan, atau menggumam kalimat sindiran kala iseng. Cowok itu meraih lembar jawaban [name] untuk kemudian dikoreksinya.

Iya. Pada akhirnya yang jadi tutor belajar [full name] adalah cowok jangkung ini.

Licik bisa disebut si Tsukishima Kei itu.

Bisa banget dia secara halus dan diem-diem nyingkirin Yamaguchi yang tadinya mau buat jadi tutor belajar [name].

Akhirnya malah cowok itu yang ngajarin sendiri.

Di tengah hening dan deg-degannya [name] nungguin hasil. Akhirnya Tsukishima itu membuang nafas, lalu menyodorkan kembali kertas jawaban.

"Seenggaknya kebodohan kamu gak kelewatan," katanya, membetulkan kacamata yang bertengger di hidungnya.

[Name] melihatnya, semua jawaban di kertasnya itu ditanda dengan sebuah lingkaran. Itu artinya, semua jawaban darinya benar. Langsung melukis senyum lah gadis itu.

Namun Tsukishima yang merasa geli sendiri melihat reaksi [name] saat ini jadi menambahkan. Dengan sarkastik, "ya masa kamu soal SMP gak bisa? Kelewatan itu namanya."

Membuat [name] langsung melunturkan senyumnya saat itu juga.

"Ya udah! Ayo lagi. Sekarang kasih aku soal SMA dong!" Kata cewek itu. Merasa terbakar karena ucapan kompor Tsukishima yang sebenarnya malah membawa reaksi positif daripada negatif.

Puas dengan reaksi [name] yang rencanakannya, Tsukishima itu mengangkat sebelah bibirnya. Merunduk cowok itu untuk kembali mencari soal-soal pilihannya.

Sementara [name], sambil menunggu Tsukishima menyiapkan soal, cewek itu membuka-buka kembali rangkuman materi dari buku soal milik Tsukishima.

Kemudian jadi terlibat hening kedua remaja tersebut di dalam kelasnya.

[Full name] dengan ambisinya gak mau kalah dan memalukan di depan Tsukishima, dia jadi telihat sangat serius membaca kalimat perkalimat materi dalam buku.

Tsukishima Kei sendiri, dengan niat dalam akalnya yang hanya mau mengisengi [name] dengan soalan yang sulit, cowok itu jadi menyeleksi betul-betul soal yang akan diberinya nanti.

Tentu saja berbeda lagi dengan niat dalam hatinya yang terlihat lebih tulus.

Namun di tengah-tengah itu, Tsukishima tiba-tiba saja bertanya, "kamu libur musim dingin ngapain?"

"Hm?" [name] mengganti lembaran bukunya, maniknya langsung fokus pada kalimat baru di sana. Namun sembari itu ia menjawab, "kerja."

"Gak nyopet lagi kan?" Tanya Tsukishima lagi dengan nada pelan hampir berbisik. Tapi patut disadari, bahwa dalam kalimat ini cowok itu tidak menyelipkan aksen ledekan.

Tsukishima serius bertanya.

"Huh..." [name] membuang nafas. Ia alihkan dulu atensinya dari rangkaian kalimat. Kini menatap lurus laki-laki di hadapannya, "kamu sadar gak sih, seberapa sering kamu nanya aku begitu?"

Berikutnya cewek itu jadi mendengus sebal sendiri, "kalo kamu gak percaya aku berubah ya udah."

Seraya mengucap itu [name] sesungguhnya kecewa dalam hati.

Apalagi saat Tsukishima jadi tak membalas ucapannya dan hanya terdiam mencari soal.

Walaupun [name] berubah bukan demi Tsukishima, tapi ia tetap ingin melihat cowok tersebut betul-betul menghargai perubahannya. Pikirnya, Tsukishima selama ini hanya main-main saja. Meledek kala [name] jadi pencopet, dan meledek juga kala ia telah menyandang status sebagai mantan pencopet.

Tapi cewek itu gak tau.

Bahwa Tsukishima sebenarnya sangat lega.

"Kalo gitu kita akan tetap belajar siang-siang ya," ujar Tsukishima lagi. Menutup pembicaaran [name] yang tadi.

"Huh? Tapi aku ambil full-time..."

"Sampai jam?"

"Tujuh malam."

"Sabtu minggu?"

"Rencananya aku mau full-week juga..."

Tsukishima menjatuhkan pensilnya ke atas meja. Ia menatap dulu [name] yang juga menatapnya, sebelum akhirnya menyodorkan kembali buku yang berisi soal terpilih dengan wajah datar, "berarti kita gak bisa belajar saat itu."

Mendengarnya, [name] merasa jantungnya merosot seraya meraih buku soal, "a-aku bisa kok habis kerja..."

"Aku yang gak bisa."

"Huh?"

Tsukishima membuang nafas samar, "mulai libur nanti, aku ambil les malam."

Bahu [name] sekarang yang merosot. Entah kenapa dia kecewa.

Tapi bukan hanya [name], Tsukishima juga sebenarnya kecewa. Karena itu berarti--

"--kita gak bisa ketemu selama libur musim dingin."

Ya. Kalimat dari Tsukishima sudah terbayang jelas dalam benak [name].

"Enak, dong? Gak ketemu kamu. Rasanya hidup aku bakalan damai sepanjang itu," [name] tersenyum miring. Tsukishima yang melihatnya bahkan menganggap itu senyum ledekan.

Bukan senyum pilu.

"Harusnya aku yang ngomong gitu, dong?" balas Tsukishima itu. Kini kembali dengan auranya yang biasa. "Enak, kan, kamu? Di waktu itu nanti, kamu bisa pake sepuasnya buat nyopet tanpa keganggu aku lagi."

Tersenyum mengejek tanpa menyadari raut sedih [full name], Tsukishima itu menyambung, "titip salam buat pak polisi, ya. Kalo kamu ketangkep lagi."

.

.

.

↓continue↓


monmaappp aku lupa apdet di sabtu soreeee:(

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro