October - Day 26 (pt. 1)
Saku merengkuh tubuh menjulang di depannya.
Entah apa yang merasukinya.
Tapi visual Takahiro yang dalam masa terendahnya membuat dada Saku berdenyut sakit.
MHS Project © Sinhres
Haikyuu!! © Furudate Haruichi
Cerita ini © KelinciAjaib
Slice of life, Friendship, Romance, Humor, Drama (dikit)
Pagi ini Saku sudah janjian dengan tiga degem yang juga adalah fans kerad Tooru.
Udah dandan syantik, tidak lupa bawa DSLR dikalungan, Saku siap banget mau berburu foto eksklusif Tooru pas pertandingan.
Lawan pertama hari ini sekolah teknik. Date Goblo? Eh Date Kogyo.
Yamaap Saku rada bego di ujian kanji.
Sempet curi-curi denger, katanya si Date Goblo--eh Kogyo ini anaknya nyeremin abis. Apalagi anak kelas dua yang tingginya ngalah-ngalahin Burj Khalifa. Ajib.
Dan satu lagi anak ngeselin yang barusan dilantik jadi kapten, katanya mulutnya sepedas sambalado dikasi teri asin.
Duh jadi laper.
Saku nyuruh degemnya duluan masuk tribun. Si cewek alesan mau ke toilet, aslinya mah nemuin sohib informannya.
Huehuehue
"Makki!"
Takahiro dari jauh lambai-lambai. Dia barusan keluar dari ruang tunggu pemain.
Saku natap sebentar dan merhatiin Takahiro.
Aduh apasih liat-liat abang jadi salting - Hanamaki Takahiro di dalam hatinya yang halu.
"Hari ini pake jersey yang satunya ya?"
Saku nunjuk jersey toska-putih yang sama desainnya tapi beda di coraknya. Ya cuman tukeran warna garis doang sih.
"Iya, soalnya tim lawan udah putih jerseynya. Biar gak salah paham aja."
Dikira relationshit apa make salah paham segala.
Saku ber-oh panjang. Dia perlahan mendekat bisik-bisik tetangga.
"Gimana? Oikawa kece badai kan hari ini?"
Takahiro ngasi dua thumbs-up. "Kece abis. Soalnya dia semangat kalo pertandingan pertama ini menang, lanjut lawan Karasuno."
Saku mengernyit.
"Karasuno yang ada adek kelasnya Oikawa pas di SMP?"
"Iya itu. Kemaren Interhigh menang sih, moga aja yang ini menang lagi, soalnya kebantu tenaga tukang pukulnya Kyotani."
Saku mengernyit season dua.
"Kyotani siapa?"
Takahiro pengen nampol tapi Saku terlalu presyes imutnya jadinya pengen nyubit aja.
Saku merengut pas Takahiro nyubit pipinya.
"Kyotani yang kamu temuin pas di belakang ruang klub."
"Oh yang kayak anjing."
"Jangan kasar ah ngomongnya."
"Ya kan emang mirip... Suka geram-geram gitu..."
Takahiro nyubit lagi.
"Iyain aja."
Saku ngusap-ngusap pipinya bekas cubitan Takahiro. Apasi, lama-lama Takahiro makin sering nyubit-nyubit.
Tangannya gatel amat.
"Ya udah aku balik dulu. Kasian adkelku ntar kehilangan induknya!!"
Saku melambaikan tangan, Takahiro balas bentar dan langsung masuk ruang tunggu.
Saku inget sesuatu, dia berhenti sebentar dan manggil Takahiro lagi.
"Makki!"
Takahiro noleh.
JEPRET
Takahiro kedip-kedip karena pusing. Barusan matanya kesiram flash kamera jadinya pening.
"Pfftt--mukamu aneh banget kalo difoto!" Saku nunjuk kameranya yang barusan main jeprat-jepret.
"HEH HAPUS YA! AIB TUH!"
"NGGAK MAU! BODO! BYE!"
Saku balik kanan kabur pakai jurus seribu kenangan--eh seribu langkahnya Narto.
Takahiro senyum mandangin sosok Saku yang menghilang di belokan gedung. Nggak sadar akan eksistensi sohibnya yang daritadi dehem-dehem minta perhatian.
"Wih, asik nih sebelum tanding ketemu pacar dulu."
Takahiro noleh horor.
Issei bersidekap sambil senyum miring.
Uh-oh.
"Siapa? Aku? Kamu? Hah ini dimana?"
Issei menoyor kepala kecokelatan itu sampai empunya hampir kejeduk pintu.
"Hanamaki, bukannya aku pengen gangguin hubungan kalian, tapi aku nggak becanda soal papanya Saku yang galak."
Issei menghela napas, menatap kawannya.
Takahiro kibas-kibas tangan, "Hah? Kau kira aku mau nembak Inoue?"
"Loh bukan gitu?"
Iyasih, tapi udah ditolak - Hanamaki Takahiro yang promosi chapter sebelumnya.
"Bukanlah... Cuma bantuin dia kok, soalnya dia fan--"
Takahiro mendadak diam. Dia inget udah janji merahasiakan pekerjaan cewek itu atau hukumannya BUI.
Enggak sih, Takahiro udah nggak takut sama kibulan 'bapakku polisi'. Ya pokoknya ntar pasti cewek itu ngamuk kalau rahasianya bocor.
"Fan?" Issei ngulang kalimatnya.
"Fanyhaklukokbeb"
"HAH?"
"Fa--eh hai Yahaba! Gimana spike kamu hari ini??"
"Kak Hanamaki, aku kan setter.."
Takahiro noleh horor season dua.
"Eheheh... Matsukawa, aku bisa jelasin..."
=00=
Tiga degem di samping Saku riuh waktu Tooru keluar dan warm-up. Saku nggak kalah gece langsung jeprat-jepret ala fotografer.
Asik banget, jersey yang ini bikin Oikawa nambah ganteng! - Inoue Saku yang heboh moto-moto.
Saku berhenti sebentar, ngecekin hasil fotonya. Matanya nggak sengaja melirik Takahiro yang serius latihan spike.
Diam-diam Saku tersenyum. Ngeliat muka Takahiro yang serius banget malah nampak lucu di matanya.
Sadar tidak sadar, tangannya terangkat. Telunjuk kanannya memencet tombol foto saat objek Takahiro mendadak menoleh ke arah tribun.
Ya Dewa, ketauan....
Saku menurunkan kameranya lemas. Wajahnya merah, tanpa sebab. Takahiro di ujung lapangan malah nyengir lebar banget.
SIAL MABUSHII AMAT WOY
Saku menepuk pipinya.
GAK! YANG MABUSHII MENYILAUKAN MATA CUMA TOORU SEORANG!
Saku sibuk banget delusi sampai gak sadar tiga degemnya menatapnya sambil ketawa-ketiwi.
=00=
Saku teriak berjamaah saat peluit wasit berkumandang syahdu di ujung pertandingan.
Sekolahnya menang!
Lawan mereka yang tinggi kayak Burj Khalifa tadi langsung nenangin kawannya yang (katanya) kapten yang sudah di pucuk emosi.
Saku sejujurnya tidak terlalu suka olahraga--dan pertandingan.
Karena semua ujungnya pasti sama.
Ada yang menang, ada yang kalah.
Ada yang bahagia, ada yang menderita.
Seperti kali ini. Sekolahnya menang, tapi Saku juga ikutan sedih melihat lawannya yang sudah mati-matian namun kalah juga.
Ya, ya silahkan bilang Saku gampang banget simpati sama orang. Tapi emang gitu kok.
Sekarang mereka lagi break time, nunggu pertandingan berikutnya.
Saku pamit ke toilet lagi sama tiga degemnya. Aslinya bukan ke sana, emang dasar tukang ngibul aja ini cewek.
Saku mampir dulu ke vending machine, beli dua botol minuman--Isotonik dan satunya teh hijau.
Senyumnya langsung cerah saat sosok tinggi menjulang dengan potongan cepak nampak di koridor sambil kipas-kipas kelelahan.
Nggak cuma dia aja, anggota setimnya tadi juga pada istirahat di sana.
0w00 ada Tooru juga, aduhai Saku cepet-cepet benahin rambut panjang hitamnya.
Refleks emang kalo di depan idaman.
"Selamat ya, kalian berhasil lolos!" Saku nyapa semua yang ada di sana.
Dia mulai kenal satu-satu tim itu, karena dari kemarin kan sukanya mampir make alesan 'klub jurnal'nya.
"Kak Inoue nonton ya! Makasih kak!"
Saku ngasi tos ke adik kelasnya. Yuutarou semangat membalas tos hi-5.
Berawal dari Yuutarou, semua yang ada di sana mulai tosin Saku satu-satu. Saku nggak masalah sih, soalnya...
0w00000
TOORU IKUT TOSIN DIA
UHUY
Rejeki emang nggak kemana. Asik banget. Minuman isotonik yang tadi dibeli langsung diberikan ke Tooru. Ditambah satu dua kalimat selamat, Saku teriak dalam hati.
Pepet terus, pantang renggang. Ajib.
Saku sampai di kakak sepupunya, Issei senyum sambil tos ke Saku.
"Selamat ya kak! Semoga pertandingan habis ini juga menang!"
Issei natap adiknya lamat-lamat. Saku yang ditatap pakai mata tajam sepupunya ini mendadak salting.
Ya gimana enggak,
Jujur aja,
Kakak sepupunya ini gans ugha.
"E-eh, kenapa kak? Muka aku ada kotoran?"
Issei geleng dan malah ngusap rambut panjangnya. Hmm apa ini apa ini.
"Kamu lucu ya. Ngefansnya Oikawa, tapi ketara banget suka Hanamaki."
Saku kaget dong.
Takahiro di pojokan juga kaget dong.
Seluruh tim mendadak hening.
Uh-oh.
Emang dasar kakak sepupunya ganteng-ganteng nyebelin.
Bersambung ke part dua...
Q : Kenapa dibagi dua part?
A : Karna saia males ngetiknya :)
^foto Makki yang diambil Saku pas doi nengok
^para degem fans Oikawa Tooru (anggep aja Saku di sana juga)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro