Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

July - Day 20

Takahiro misuh kepada dirinya. Terlebih-lebih pada batinnya yang kelewat naif.

Satu bulan sudah berlalu, dia selalu menghindari bertemu Inoue, dan selalu berhasil. Membuat dirinya mulai sombong, bahwa tidak akan terjadi apa-apa untuk ke depannya.

Namun nyatanya sang takdir memang suka iseng pada dirinya. Atau kelewat kurang kerjaan, sehingga main-main dengan hidupnya?

Terserahlah.

Tapi kalau begini terus, Takahiro lelah ya Dewa!!

MHS Project © Sinhres
Haikyuu!! © Furudate Haruichi
Cerita ini © KelinciAjaib
Slice of life, Friendship, Romance, Humor (maybe)

Usut punya usut, kalau Takahiro mau menjejaki akar masalah, kayaknya dimulai dari ide absurdnya Tooru deh.

Pasca kemenangan mereka di penyisihan distrik, Tooru dengan berapi-api mencanangkan sebuah rencana anti-wacana pada sohib-sohib seperklubannya.

"Ngeronda kuy?"

Hajime langsung minggat setelah nyumbang karate-chop ke badan Tooru.

"BECANDAA IHH"

"Udah, udah sih... Berantem terus kayak pasutri baru kawin..."

"DIEM AH MAKKI"

Yuutarou yang notabene adik kelas paling polos mendadak angkat tangan,

"Rondanya mau di mana, kak Oikawa?"

Semua penghuni gimnasium kecuali Tooru dan Yuutarou mendadak sabar. Alamak, juniornya polos banget kayak kolor baru dibeli.

"Engga Kindaichi.. Aku cuma becanda" Balas Tooru sambil mesem-mesem.

Pas nengok ke arah Hajime, buru-buru Tooru hapus senyumnya dan ganti wajahnya pake layer serius, mampus dah, efek nonton Godzilla part II kali ya makanya mukanya auto serem.

"Niatnya aku mau ajakin anak-anak voli rekreasi, sih..." Katanya di bawah tatapan menyelidik Hajime.

"Kenapa?" Pertanyaan polos selanjutnya keluar dari mulut Yuutarou.

Tooru cuma bisa hela napas, "Yah, itung-itung syukuran karena kita udah berhasil ngalahin Karasuno di penyisihan interhigh?"

"Kamu nggak seneng gitu berhasil ngalahin Tobio?" Lanjutnya.

"Seneng sih, tapi..."

"SIP! JADI KITA DEAL YA MAU KE PANTAI!"

"SIAPA BILANG BEGO" Hajime mendelik.

Issei mendengus geli, "Bukannya mending kita latihan? Lawan selanjutnya kan Ushiwaka?"

Hajime mengiyakan dengan AMAT tegas. Sombong banget baru menang lawan adik kelas unyunya, langsung mau syukuran. Senang sebelum waktunya tuh.

"Tapi masa kalian nggak ngerasa jenuh???" Tooru masih bersikeras.

"Bener juga sih, kita juga belum pernah pergi ramai-ramai kan?" Takahiro mengiyakan ajakan Tooru.

Seketika petir imajiner berkelebat heboh di ruang gimnasium. Pertarungan antara kubu satu dan kubu dua tentang hak asasi rekreasi baru saja mulai. Yuutarou dan seperangkat adik kelas lainnya cuma cengo tidak berani menengahi adu kilat mata yang amat hebat itu.

Pergi! Latihan! Pergi! Latihan! Pergi!! Latihan!! PERGI--

"Kenapa kalian nggak pergi rekreasi sambil latihan aja kak?"

Berikan applause kepada Akira yang dengan gagah berani mau sukarela menengahi adu mulut nggak penting ini.

"Apa? Gimana Kunimi??"

"Pergi ke pantai, dan latihan di pantai"

"Ohh..."

"Tapi sejujurnya aku malas sih, kak."

Tooru langsung dihadang Takahiro karena hampir mencelakakan salah satu adik kelas berharga mereka. Maunya Akira apa sih???

"Iya, kak. Aku juga tidak terlalu tertarik kalau ke pantai."

"Ehh?? Kindaichi??"

"Soalnya, darmawisata kemarin kan pantai. Masa pantai lagi? Kak Oikawa gak kreatif banget!"

JLEB

Tooru gapapa, Tooru kuat kok.

Dasar adik kelas kurang ajar.

"Ya udah deh, mau ke mana?" Tooru melipat tangannya, agaknya mulai bete.

"Ke gunung aja kak."

"NGAPAIN KE GUNUNG KINDAICHI EMANGNYA MAU LATIHAN NAIK TURUN BUAT JADI SHAOLIN???"

Tooru mau nangis rasanya tiap ngeliat juniornya yang satu ini.

Takahiro tunjuk jari, "Hutan aja gimana?"

"KAU MAU SURVIVAL DI HUTAN APA GIMANA HAH"

"KAU JUGA JANGAN PROTES MULU! KASIH SARAN!!"

Hajime ngambil bola voli terdekat dan langsung lempar ke arah Tooru dengan tenaga badak.

"SAKIT IH"

"Makanya jangan banyak protes, mending kasih saran aja!"

"Ya udah! Ke pantai!"

Hajime lelah ya Dewa.

Issei dengan aura tenshi nyasar mencoba menengahi. Dia nepuk-nepuk punggung kedua sohibnya biar tenang.

"Kau kenapa pengen banget ke pantai?" Tanyanya pada Tooru.

"Yakan asik! Bisa renang! Bisa barbekyuan! Dan bisa main Voli Pantai! VOLI PANTAI!!"

Tooru manyun sambil ngulang kalimatnya dua kali.

"Kalo rekreasi ke gunung kan juga bisa barbekyuan?" Kata Issei lagi.

"Tapi kan gak bisa main voli. LAGIAN GAADA YANG NAMANYA VOLI HUTAN, ADANYA YA VOLI PANTAI"

Tooru keukeuh.

Iya juga sih.

Hm, lama-lama voli pantai sounds good di telinga Issei.

"Sip, kuy kita mangkat Iwaizumi."

Issei angkat jempol setelah berpikir lima detik. Cepat sekali mikirnya, ngalah-ngalahin motor bodong yang hobi trek-trekan di jalan.

"Good trip, kakak-kakak. Kami para adik kelas sumbang doa aja ya.."

"Kok gitu sih, Kunimi-chan??"

"Nggak papa kak, anggep aja liburan buat kakak-kakak kelas tiga, ya kan?"

Yuutarou ikutan thumbs-up dengan mata berbinar. Yah, walau ngeselin, adik kelas satu ini unyu juga.

Hajime cuma bisa cengo.

Hee? Ogaahh amatt

=00=

Lalu di sinilah para empat (ngaku) cogan dari klub voli Seijoh berdiri.

Pantai. Laut.

Tempat di mana fiksi tentang manusia dan raksasa sedang eksis-eksisnya mengagumi keindahannya.

"LAUT WOY"

Tooru yang nggak sabar langsung nerabas halaman parkir dan loncat ke pasir halus. Demiapa kayak bocah.

Hajime udah turun kaki dan langsung nyepak yang punya rambut terasi buat bantu-bantu bawain barang. Sungguh gece sekali.

Takahiro menatap hamparan biru di depannya dengan binar. Hidungnya menghirup pekat uap garam. Laut terdengar sempurna untuk perjalanan akhir masa SMA mereka.

Issei mengecek ponsel, mengabari saudaranya yang punya tempat menginap. Katanya penginapannya cuma mereka saja yang menempati, jadi bolehlah bebas sesuka hati. Asal kalau sudah selesai, diberesi.

Seharian mereka menghabiskan waktu di bibir pantai. Hajime yang awalnya ogah, nyatanya paling semangat main voli pantainya. Liat saja kulitnya sampai eksotis kecokelatan.

Rasanya pengen teriak,

"My trip my adventure!!"

Kayak reality show di tv.

Habis puas lihat sunset, berempat mereka jaki ke penginapan. Langit udah gelap ketika mereka sampai. Ya, salahin Tooru yang keasyikan selfie pas sunset tadi.

Pamannya Issei menyambut mereka ketika sampai di muka pintu. Penginapan punya beliau penginapan tradisional. Ada onsen outdoor-nya juga. Cakep banget, kan?

Seandainya mereka sampai agak sorean, Takahiro berharap bisa lihat-lihat kebun di belakang penginapan. Sayangnya kalau jam sekarang, kebunnya sudah gelap dan nggak kelihatan.

Ya sudah deh, besok saja.

Habis makan malam, Takahiro diajak Issei buat ke onsen. Sekalian sama Tooru dan Hajime, katanya. Tapi Takahiro nyuruh Issei duluan, soalnya masih ada yang mau dia kerjakan.

Takahiro nyeringai.

Apa cuma dia yang ingat dan berniat ngerjain Tooru di ulang tahunnya?

Kalau iya, Takahiro harus manfaatin kesempatan ini buat siap-siap ngerjain dong!

Kuy, kita buat Tooru minta ampun malam ini.

=00=

Takahiro nyesel, ia ingat ramalan kuilnya Tooru waktu tahun baru.

'Amat beruntung! Segala kesialan akan jauh dari anda!'

Dan sekarang beneran ia ingat ramalannya sendiri.

'Amat sial! Hati-hati melangkah, anda bisa jatuh dalam petaka!'

KENAPA TAKAHIRO BARU INGAT SIH

Pantas saja tiap kali ia menjahili Tooru selalu dirinya yang kena sial.

Kali ini juga.

Padahal tadi niatnya ngerjain Tooru udah lancar-lancar jaya. Tapi, tapi, beneran deh yang kena getahnya kenapa dirinya sendiri?

Takahiro diam di tempat. Tidak berani bergeming barang setetes air pun.

Posisinya yang di tengah-tengah kolam air panas membuatnya tidak bisa ke mana-mana bahkan untuk sekedar sembunyi di balik batu atau semak-semak.

Senandung halus dari yang di belakangnya membuat otaknya bingung, haruskah dia beri tahu lokasinya atau diam saja sampai orang itu tahu?

Keadaan Takahiro sekarang, gawat darurat level tiga.

Dikiranya bakal berasa raja, karena masuk onsen sendiri--sohibnya kan sudah duluan--nyatanya malah jadi satu pemandian sama orang asing.

Oke kalau orangnya cowok.

Lah ini cewek.

Ulangi,

CEWEK.

Mau tenggelam di dasar onsen aja sih, tapi gak kuat, panas banget ya Dewa.

Takahiro bingung, kenapa orang itu nggak sadar-sadar kalau sudah ada dirinya di sini. Apa masih basuh badan di shower ya?

Baru juga dibilangin, senandung halus darinya hilang. Bersamaan dengan gagang shower yang jatuh dengan bunyi dramatis. Fix banget dia udah sadar sama keberadaan Takahiro yang memunggunginya.

Sebuah pekikan "Hiih" kecil berhasil Takahiro tangkap. Dengan tanpa balik badan, Takahiro menyuruhnya diam.

"Tolong jangan teriak! Maaf aku mengagetkan tapi kayaknya kamu salah masuk! Ini kan tempat cowok!"

Yang di belakangnya malah melempari Takahiro dengan botol sabun.

"Kamunya aja kali yang mesum! Masuk ke tempat cewek!"

Bentar, Takahiro kayak kenal ini suara.

"Inoue!?"

"Hanamaki!?!"

Dan adegan tunjuk-tunjukan konyol terjadi. Inoue nunjuk Takahiro yang nunjuk tembok. Yaiyalah masa Takahiro balik badan terus nunjuk balik cewek itu.

Yang ada kena BUI ntar dianya.

Ya ampun. Takahiro pengen banget nyekik sang takdir yang kalau dilihat-lihat emang seneng banget nyiksa dirinya.

Dan endingnya makin parah, karena Inoue memutuskan untuk berteriak keluar.

"Ah, kehidupan akhir SMA ku... Selamat tinggal..."

Bersambung...

Aduh jebol 1k :")

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro