Prolog
Aku mungkin tidak akan pernah bisa sepertimu. Setabah dirimu, sebijak dirimu, atau juga setegar dirimu. Setidaknya itu yang orang lihat tentangmu. Menghadapi ganasnya kehidupan dengan senyum yang selalu mengembang.
Atau ... kamu adalah orang yang paling dingin. Yang tak punya perasaan. Yang hanya bisa tersenyum saat orang lain berduka. Setidaknya mungkin itu yang sebagian orang nilai tentangmu. Menghadapi pedihnya hidup tanpa titik air mata.
Namun, siapa yang akan tahu bagaimana hatimu yang sesungguhnya. Siapa yang akan mengira bahwa dirimu tak setegar kenyataannya. Siapa? Siapa lagi kalau bukan aku yang selalu berada di dekatmu. Tetapi sadarkah kamu kalau aku selalu memperhatikanmu? Mengkhawatikanmu? Yang selalu merindukanmu? Kurasa tidak! Tidak ada yang pernah menyadarinya. Termasuk juga kamu.
# # #
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro