Go Or Stay
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
Udara pagi memasuki kamar itu, Riku pun terusik dari tidur nya. Dia bangkit dan menatap kosong ke arah sudut ruangan. Disana terdapat sesuatu ya sesuatu.
"Kenapa? Kau-"
"Riku?" Tenn mengucek mata, dan menatap Riku. "Ah- tenn-nii!" Balas Riku riang.
"Ada apa?" Tanya tenn, Riku menggeleng.
"Tidak ada apa-apa tenn-nii."
Riku beranjak dari kasur dan menuju kamar mandi "Aku akan memakai kamar mandinya duluan ya tenn-nii!" Seru Riku dan menutup pintu kamar mandi.
Tenn melihat ke sudut ruangan "Dia menyembunyikan sesuatu," Batin tenn, dia pergi mengecek ke sudut ruangan.
"Kosong, apa yg ia lihat disini-"
Tuk...
"Ah- aku menjatuhkan bukunya," Gumam tenn dan memungut buku tadi.
Sebuah kertas terjatuh dari sana. Aneh nya kertas tadi berisi sebuah angka bertuliskan 293. Tenn heran dia membangunkan lori yg masih nyenyak dialam mimpi.
"Izumi lori bangun dan lihat apa yg aku temukan," Ujar tenn mengguncang pundak lori.
"Ada apa kujou-san?" Tanya lori duduk dengan nyawa yang masih belum terkumpul penuh.
"Lihat ini."
lori pun melihat angka tadi "Apa ini?" Tanyanya heran.
"293?" Imbuh lori dan memegang dagunya. Lalu melihat tenn "Sebuah kode," Ujar tenn.
Clek.....
"Tenn-nii kamar mandi sudah kosong," Ujar Riku lengkap dengan wajah segar.
"Oh! lori sudah bangun, cepatlah mandi Minna. Kita harus sarapan ke bawah," Imbuh Riku.
lori menyembunyikan kertas tadi ke saku bajunya dan mengangguk. Sedangkan tenn mengambil handuk lalu memasuki kamar mandi.
"Nanase-san apa kau ada memimpikan hal aneh?" Tanya lori, Riku berpikir tangannya memegang dagu dengan alis terangkat.
"Tidak kenapa lori?" Riku mengeringkan rambutnya.
"Iie...nandemonai," Balas lori membereskan tempat tidur yg terlihat kusut karena ditiduri olehnya dan Riku.
"Oh iya lori kenapa kau bisa berada disini?" Heran Riku. lori memalingkan wajahnya "Aku ketiduran ketika mengecek mu tadi malam," Balasnya.
***
Tok tok tok...
"Dare?"
"Ahaha... Jangan berpura-pura tidak tahu, ini aku."
Clek....
"Lama tidak berjumpa-"
"Diamlah."
"Jangan jutek begitu, tidak baik loh."
"Terlebih kepada dirimu sendiri."
"Aku bukan kamu, dan kamu bukan aku. Ingat itu C."
C tersenyum miring dan memegang dagu Y.
"Heh....benarkah? Kalau begitu apakah kamu bisa menyingkirkan aku? Y tuanku tersayang."
Y menggeram marah. "Pada dasarnya kamu tidak bisa, dan tidak akan pernah bisa. Kita ini satu kesatuan, bukankah begitu? S."
"Aku tidak mengikuti permainan kalian, aku tidak akan ikut campur dalam hal apapun. Hanya satu saran ku, Y kalau kamu mau tetap 'mereka' selamat maka melawan lah. Kamu sudah bukan dirimu yang dulu kan?" Balas S
Y terdiam dan menatap rantai yang membelenggu tangan nya, dia berdecak kesal. "Lebih mudah mengucapkan daripada melakukan hal itu S," ujar Y.
"Kalau begitu teruslah seperti itu Y. Aku harus melakukan hal lain, sampai jumpa," S menghilang bagai kabut meninggalkan kesunyian yg terjadi antara Y dan C.
"Tapi-"
"Pada dasarnya kau tidak bisa melakukan apapun Y. Cinta suram milik mu, tidak akan bisa berubah menjadi Cinta murni polos yang dulu," Imbuh C dan ikut menghilang.
"Karena pada dasarnya kamu telah terbutakan oleh dendam milik mu," C menghilang sepenuhnya meninggalkan Y dalam kesendirian.
***
"Minna Ohayou!" ujar Riku duduk mengambil posisi. "Ohayou Riku-kun," Balas Yuki mengecap teh panas nya.
"Tsunashi-san yang memasak ya?" Imbuh Riku melihat Ryuu memakai celemek, Ryuu menampilkan deretan giginya ia mengangguk lalu menghidangkan beberapa makanan pada teman nya yang lain.
"Tokorode, dimana lori-kun?" Tanya Sougo. "Izumi lori masih dikamar mandi," Balas Tenn ikut duduk disamping Riku.
"Ah..." Sougo menghentikan percakapannya, mereka menyantap hidangan didepannya dengan hikmat.
"Untuk berjaga-jaga diantara kalian jangan ada yang keluar, tetaplah dikamar masing-masing," Yuki mengeluarkan instruksi nya, dia menatap Momo memberi kode. Seakan mengerti Momo meminum jus apel nya dan berdiri, "Baiklah jaa nee Momo-chan ingin pergi berdua bersama darling," Imbuh Momo mengerlingkan matanya dan segera kabur.
Mereka semua kembali bubar ke tempat masing-masing tidak terkecuali dengan Tenn.
Clek....
"Oh... Izumi lori kenapa ada disini?" Tenn menatap datar lori yang duduk dengan santai di sofa.
"Mari kita bahas tentang tadi Kujou-san," balas lori, dia mengeluarkan smartphone nya.
"Lihat ini," imbuhnya. Tenn mendekat dan melihat beberapa kode dan artian dalam ponsel lori.
"Darimana kamu mendapatkan ini Izumi lori?" Tanya Tenn, dia mendudukkan dirinya disamping lori.
lori terlihat mengingat-ingat, "Aku ingat dulu ada salah satu member yang memberikannya padaku."
"Siapa itu?" tanya Tenn, dia menuangkan teh kedalam cangkir untuk mereka berdua.
Saudara kembarnya saat ini tengah bersama dengan Sougo, jadi setidaknya ia bebas dari Riku sementara. Dan ia yakin bahwa Sougo dapat menjaga adiknya itu.
"Entahlah aku sudah melupakannya, tapi aku memang ingat itu adalah salah satu member kami. Aku rasa Osaka-san?" lori berujar ragu.
"Kamu terlihat ragu Izumi lori," balas Tenn datar.
lori menghela napas, "Aku ingat saat itu tengah malam. Aku pergi mengambil minuman karena merasa haus, lalu salah satu member ku duduk di kursi ruang berkumpul kami. Kami sempat berbicara berdua, setelah itu dia sedikit menunduk dan tersenyum lalu mengirim deretan angka itu padaku," jelas lori, dia memijit sedikit dahinya.
"Kamu mengingat kejadian nya tapi tidak mengingat orangnya dasar," keluh Tenn.
"Ruangan itu gelap, hanya sedikit cahaya yang masuk dari pintu yang aku buka Kujou-san. Tentu saja aku tidak dapat melihat jelas wajahnya," lori mendengus kecil sembari membela diri.
"Mungkin saja Osaka-san, dia sering membuat lagu saat malam," imbuh lori, dia tidak ingin ambil pusing dengan itu.
"Aku rasa masuk akal kalau itu Osaka Sougo," balas Tenn.
"Tapi untuk apa Osaka Sougo mengirim deretan angka itu pada Izumi lori? Aneh," batin Tenn.
Tenn merogoh sakunya dan mengeluarkan kertas tadi, "Lihat angkanya adalah 293," Tenn menyerahkan kertasnya kepada lori.
"Aku akan mencari angkanya," mata tajam itu dengan gencar melihat deretan angka di ponsel pintarnya.
Tatapannya terhenti di satu angka, "Mereka pergi," gumam lori yang mampu terdengar oleh Tenn.
"Mereka pergi?" Tenn mengulang perkataan lori, "Kujou-san dimana buku yang kalian temukan itu?" tanya lori.
"Aku rasa ada kaitannya dengan itu," balas lori. Tenn mengangguk membenarkan dan berjalan kecil ke arah laci lalu mengambil buku yang dimaksud.
Tenn meletakkan bukunya di tengah meja. Jari-jarinya membuka dengan perlahan buku itu, seakan itu adalah benda rapuh yang harus dijaga.
"Aku dan Riku sudah membaca lembar pertama, ingin melihat lembar keduanya Izumi lori?" tawar Tenn.
lori sedikit mengangguk, bersama-sama mereka berdua membaca lembaran berikutnya.
Sabtu-22 Oktober-xxxx
Ini kedua kalinya aku kembali keluar, aku terkekeh kecil melihat mereka. Hei lihat! Wajah itu sangat membuatku puas. Jeritan ketakutan mengalun lembut dari bibir mereka.
Ah~ aku ingin... Aku ingin mendapatkan kedua mata coklat itu, aku ingin menjadikannya makanan pertama ku!
Aku akan mendapatkan nya, lalu setelah itu jari-jari mereka yang kotor. Aku akan mengiris-ngiris kecil itu, jari kotor mereka yang telah menyiksa y.
Aku membencinya, aku benci para lelaki hina dan kotor ini. Mereka telah menodai ku, mereka telah membuat ku menjadi kotor. Terlebih para lelaki tua itu! Sialan lihat saja! Aku akan mengingat wajah itu. Lalu aku akan membunuhnya ahahahaha aku tidak sabar untuk keluar sepenuhnya.
1 bulan? 4 bulan? Tidak... 12 tahun lagi aku akan menemui mu. Otou-san...
Tertanda
-C-
Tenn maupun lori terdiam, jantung mereka berdegup kuat. Tangan Tenn juga bergetar kecil ketika membaca buku itu, pasalnya hal yang membuat mereka berdua merinding bukan hanya kalimat yang berjejer rapi. Tapi juga bercak darah yang lengkap sebagai penghias di tulisan itu.
"Aku beruntung tidak membaca ini bersama Riku," Tenn membatin.
"Kujou-san.... Apa kau percaya dengan kepribadian ganda?" tanya lori. Ia menyentuh kertas itu, sedikit menggesek kuat dan mengarahkannya ke arah indra penciuman miliknya.
"Kenapa kau bertanya seperti itu Izumi lori?" Tenn malah balik bertanya kepada lori.
"Aku hanya sedikit berasumsi. Mungkin diantara kita ada yang mempunyai kepribadian ganda. Siapa yang tahu bukan? Yaotome-san? Bisa jadi kan?" balas lori santai menggidikkan bahunya acuh.
Tenn menggeram marah, "Apa maksud mu menuduh leader ku seperti itu Izumi lori!" bentak Tenn menggenggam erat kerah kemeja milik lori.
"Dari awal dia sudah mencurigakan Kujou-san, berhati-hati lah dengan nya," balas lori menyentak kuat tangan Tenn.
"Tck... Seharusnya aku yang berhati-hati padamu Izumi lori. Membunuh seseorang pekerjaan yang mudah untuk mu kan? Terlebih dengan otak perfeksionis mu itu," Tenn mendecih dan menatap sinis lori.
lori sedikit menyunggingkan senyum miring, "Mungkin?" balasnya. Hal itu memancing emosi Tenn. Ia mendorong lori ke rak buku dengan kuat, "Dengar ini Izumi lori. Jangan pernah bermain-main dengan ku ingat itu! Kalau kau berani menyentuh Riku walau sejengkal pun, aku akan membunuhmu!" Nada dingin yang menusuk keluar dari mulut Tenn, siku nya ia gunakan untuk menahan leher lori. Satu tangan sebelah kiri tergenggam kuat.
Clek....
"Tenn-nii?" ujar Riku lirih, ia kaget melihat pemandangan didepannya.
"Tenn-nii!! Apa yang kamu lakukan pada lori?! Lepaskan lori!" Riku berlari dan sedikit mendorong Tenn menjauh.
Tenn membulatkan bola matanya, ia berusaha menggapai tangan Riku, "R-riku ini tidak seperti yang kamu kira! Dengarkan aku dulu Riku!" jelas Tenn. Riku menjauhkan tubuhnya dari Tenn.
"A-apa yang harus Tenn-nii jelaskan? Tenn-nii mencoba untuk melukai lori!" Riku berteriak marah, hal itu mengundang member lain untuk datang.
"Iie.... Riku jangan percaya!" Mitsuki menggigit jari-jarinya dengan kuat. Ia menghela napas gusar dan mengacak surai orange miliknya.
"Arghhh!! Dasar kalian!!" Ia kembali berteriak dan mendumel terhadap tingkah member yang ada didepannya.
Tamaki menepuk pundak Mitsuki, "Mikki..." Ia berujar pelan berusaha menenangkan mitsuki.
"Tamaki... Gomen, aku tidak dapat menahan diri hah.... Tidak bisakah kita kesana? Riku pasti bisa melihat kita kan?" Mitsuki meremas kuat tangan Tamaki.
"Mikki... Kita tidak bisa kesana, karena kita bukan arwah yang punya masalah disana. Kita sudah terbebas," balas Tamaki murung.
Mitsuki tersentak, ia tersadarkan oleh perkataan Tamaki. "Tapi melihat mereka seperti itu aku..." lirih Mitsuki.
Tamaki menatap layar didepannya, "Rikkun..." panggil nya pelan.
Riku mengadahkan kepalanya ke langit-langit kamar, "Tamaki?" ujar Riku pelan.
"Nanase-san ada apa?" tanya lori menepuk pelan bahu Riku.
"A-ah... Iie... Tidak ada apa-apa lori," balas Riku tersenyum kikuk dan mengobati leher lori yang memerah.
"lori apa yang kamu lakukan dengan Tenn-nii? Kenapa Tenn-nii sampai melukaimu?" tanya Riku beruntun.
lori hanya diam menatap manik Crimson milik Riku, ia terpaku dengan segala kata yang mendobrak ingin keluar. Tapi tertahan karena orang dihadapannya, karena rencana yang telah ia susun rapi. Maka ia harus menahannya.
"lori?" panggil Riku lagi.
"Aku hanya sedikit bertengkar dengan Kujou-san, tidak perlu khawatir Nanase-san--" lori menahan kalimatnya, ia memantapkan hatinya sebelum melontarkan sebuah kata.
"Nanase-san ayo pergi dari sini," bisik lori dengan sangat kecil bahkan hampir tidak terdengar.
"Eh... Kenapa lori?" Riku menyergit heran.
"Disini berbahaya," balas lori dan meraih tangan Riku lembut.
"Lalu bagaimana dengan Tenn-nii dan yang lainnya?" tanya Riku, matanya mulai berkaca-kaca bahkan bibirnya juga sedikit bergetar.
"Kujou-san akan menyusul kita nanti, sekarang ayo kita pergi," balas lori mencoba meyakinkan Riku.
"B-benarkah?" tanya Riku ragu, didalam hati kecilnya memang mengatakan bahwa tempat ini tidak aman. Tapi ia tidak pergi karena tidak ingin meninggalkan Abang tersayangnya.
"Benar, aku berjanji akan hal itu. Sekarang Nanase-san adalah prioritas ku, nanase-san harus tetap hidup," ujar lori dan membatin diakhir kalimat.
"Tapi bagaimana kita akan kabur dari sini?" tanya Riku.
"Aku sudah menyiapkan segalanya, Nanase-san... Kau hanya perlu mengikuti perintah ku mengerti?" jelas lori, Riku menatap lori ragu. Apa ia harus ikut atau tidak? Riku tidak mungkin meninggalkan Tenn sendirian. Tenn adalah kakak kembarnya, mereka sudah bersama sejak lahir. Kalau hanya untuk ia selamat, sedangkan nyawa kakak kembarnya tidak ia tidak akan mau.
Tapi perkataan lori seakan meyakinkan dirinya bahwa ia dan Tenn akan tetap bersama. Dia percaya lori tapi disisi lain dia tidak ingin meninggalkan Tenn.
"Apa yang harus aku lakukan?"
Riku menggigit bibirnya dalam, dia memejamkan mata dan berusaha untuk berpikir secara jernih.
Disisi lain, lori menatap ke arah pintu kamar, ia melihat sebuah bayangan disana. Tapi bayangin itu pergi dengan sangat cepat, "Siapa itu?" batinnya.
****
Tes.... Tes... Tes...
Kritt...
Keran air tertutup, bersamaan dengan senyuman miring dari seorang pria. Mata elangnya menatap tajam ke pantulan cermin, tangannya terulur untuk mengukir sebuah kata.
Dengan pisau kecil ditangannya, ia menulis sebuah pesan di cermin yang terpampang besar di kamar mandi itu.
"Call me."
Serpihan kaca berjatuhan bersamaan dengan decitan bunyi yang membuat telinga merasa ngilu. Akibat pertemuan antara pisau tajam dan kaca itu cukup untuk menoreh sebuah kata berisi petunjuk.
"I fake my smile. Carilah aku, aku tidak berada jauh dari kalian. Aku selalu bersembunyi dibalik topeng, memerankan banyak peran lalu terkenal."
Sebuah pantulan cermin terbentuk, sebuah senyuman terbit hampir membentuk sebuah seringai. YSC menatap tangannya yang bergetar, dia memegang perutnya dan tertawa begitu keras.
"AH- AHAHAHAHAHAHAHAHA HAH...HAHAHAHAHAA.... Aku menemukannya, aku menemukannya," ia terkikik menyeramkan dan memegang sebagian mukanya, satu tangannya mencengkram kuat surai miliknya.
Mata sebelah kanan sudah berubah warna, menjadi hitam legam. Sedangkan mata sebelah lagi tetap di warna yang sama.
"Ayo kita bermain!"
Ia terkekeh kuat dan menghadap ke arah cermin.
T. B. C
Mungkin ada yang lupa alur awalnya, jadi akan ku ceritakan kembali. Alur pertamanya, terjadi pembunuhan berantai. Hal itu menewaskan satu anggota Idolish7, Tamaki. Setelah itu Idolish7, Trigger, serta Revale mendapatkan undangan untuk pergi tour ke sebuah pulau terpencil. Disana mereka kembali mendapatkan musibah, yaitu terbunuhnya Mitsuki.
Mansion yang mereka tinggali memiliki segudang rahasia dari YSC. Tugas mereka adalah menemukan YSC dan melenyapkannya, atau merekalah yang akan menghilang.
Disetiap chapter aku selalu nyelipin petunjuk, silahkan lebih teliti~
[Permainan sekarang akan berubah-! Silahkan pilih jawaban kalian masing-masing dan ikuti sesuai alur jawaban yang telah kalian pilih]
>Alur Pertama Jawaban A : Riku tetap tinggal di mansion bersama dengan yang lain, tetapi bahaya yang akan mengerikan menunggu mereka-!<
>Alur Kedua Jawaban B : Riku ikut bersama lori untuk meninggalkan mansion, meninggalkan Tenn dan menemukan jawaban tersendiri<
Note : Dari setiap jawaban yang kalian pilih, akan membuat ending yang berbeda. Jadi tentukan jawaban kalian agar mendapatkan Happy Ending~ Aku akan menunggu jawaban terbanyak. Pilihan yang mendapat jawaban terbanyak, maka itulah alur selanjutnya. Jadi hati-hati dalam memilih jawaban kalian, aku menunggu jawaban sampai tanggal 31 February.
Minggu, 20 Februari 2022
-Ara-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro