Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[1] Ah, New Student.... WHAT?!

"Akan ada murid baru lagi?"

Anak-anak kelas 3E menatap kearah Karasuma-sensei, Bitch-sensei, dan juga Korosensei di depan kelas. Mereka baru saja akan pulang dari berlibur ke Pulau bagian selatan Jepang saat kedua guru mereka memberitahu pengumuman itu.

"Apakah assassin lain lagi?"

Bukannya menjawab pertanyaan dari mereka semua, Karasuma dan Irina, saling bertatapan dan Karasuma menghela napas.

"Kalian akan melihatnya sendiri. Masuklah dan perkenalkan dirimu sekarang," Karasuma tampak menoleh kearah pintu geser yang ada di samping meja guru yang segera terbuka dan memunculkan seseorang yang segera berjalan ke depan kelas dengan mantap. Dan semua murid 3E...

"Namaku adalah Asano Gakushuu, mulai sekarang aku akan menjadi bagian dari kelas ini."

...membulatkan matanya dengan mulut menganga lebar saat melihat siapa yang ada di depan mereka.

'APA YANG DILAKUKANNYA DISINI?!'

...tentu selain setan merah yang tampak tersenyum miring dan menatap pemuda itu.

"...hee~"

Hidden Assassin
Rate : T
Genre : Friendship/Hurt/Comfort
Note : This is our #3E!Asano Project.

"Asano!"

Jam pelajaran pertama hingga istirahat berjalan sangat canggung setelah perkenalan dari pemuda yang tidak asing lagi bagi mereka itu. Asano Gakushuu yang sekarang duduk di samping Karma tampak tidak begitu memperdulikan tatapan aneh dari semua murid kelas 3E.

Dan saat jam istirahat dimana mendadak Five Virtuoso datang dengan tergopoh-gopoh dan menghampirinya, itu adalah saat kesunyian yang canggung itu pecah. Beruntung Korosensei belum kembali dari entah urusan apa. Kalau tidak salah ada pertandingan wimbeldore? Entahlah. Serta jam pelajaran sebelum ini adalah pelajaran Bitch-sensei.

"Kukira itu hanya rumor tidak benar tentang kau yang dikirim ke kelas 3E," Ren yang pertama kali bertanya padanya dan menatapnya khawatir, "bagaimana bisa? Kau tetap berada di peringkat atas bukan?"

"Beberapa nilaiku kalah dengan kelas 3E. Ayahku tidak bisa menerima itu," jawabnya dengan nada tenang dan menutup matanya.

"Tetapi, maksudku tidak harus berada di kelas E bukan," Koyama tampak mengusap tangannya dengan sapu tangan seolah menyentuh apapun yang ada di kelas 3E saja sudah menjadi kotoran untuknya, "seharusnya jika memang ayahmu menurunkanmupun bisa saja kau tetap berada di gedung utama dan bukan di... sini."

"Tidak bisakah kau membicarakannya lagi dengan kepala sekolah Asano, Asano?" Ren masih menatapnya khawatir, namun Asano tampak menghela napas dan menatap keempat mini--temannya itu.

"Tidak akan bisa. Lagipula tenang saja, aku tidak akan terkontaminasi dengan kebodohan mereka," Asano tampak menatap semua murid yang sedikit tersinggung dengan ucapan dari Asano, "tetapi ayahku tidak memperbolehkanku untuk mengurus OSIS lagi. Jadi, kurasa aku akan memintamu mengurusnya mulai hari ini Ren."

"Tetapi Asano--"

"Uh, Asano-kun," pembicaraan mereka terpotong oleh pemuda berambut biru yang tampak mendekat sambil tersenyum canggung, "Karasuma-sensei meminta kita untuk berkumpul terlebih dahulu sebelum pelajaran P.E berlangsung."

"Baiklah," Asano berdiri dan tampak akan meninggalkan keempat temannya itu sebelum berhenti dan berbalik, "ini sudah waktunya masuk. Kalian tidak akan mau terlambat hanya karena mengunjungi murid 3E bukan?"

Asano melepaskan tanda ketua osis di lengannya dan memberikannya pada Ren.

"Kuserahkan padamu."

.
.

"Kenapa ada dua orang anak kecil disini?"

Seorang pemuda tampak menatap anak kecil yang meringkuk di salah satu sisi bangunan tempat ia melaksanakan misi kala itu. Ia menatap bergantian kedua anak itu sambil bergumam.

"Kalian kembar?"

"Siapa yang mau dibilang kembar dengannya," kedua anak itu tampak berbicara bebarengan dan saling menatap dengan tatapan tajam sebelum memalingkan wajahnya. Pemuda yang lebih tua tampak sweatdrop melihat keduanya sebelum tertawa renyah.

"Kurasa kalian anak-anak yang manis," pemuda itu menepuk kepala kedua anak itu dan tersenyum ramah, "tapi, karena kalian sudah melihatku terpaksa aku harus membunuh kalian."

Dengan senyuman yang sama, membuat keduanya tampak tersentak dengan wajah ketakutan. Pemuda itu mengeluarkan sebuah pistol dari balik jubahnya dan memberikan senyuman yang sama seperti sebelumnya sambil mengarahkan pistol pada mereka.

"Tenang saja, ini tidak akan terasa sakit. Akan lebih baik jika kau menutup matamu."

...

"Tu-tunggu!" Ia tidak menyangka kalau yang menghentikannya menembak anak di hadapannya sekarang adalah anak lainnya yang mencoba tenang sambil tersenyum meski ia tahu kalau anak itu gugup dan ketakutan, "ba-bawa saja kami. Kami tidak akan kabur ataupun memberitahu semua ini pada orang lain!"

"Untuk apa aku membawa kalian? Lagipula, bagaimana dengan orang tua kalian?" Satu pertanyaan yang meluncur begitu saja, meskipun mereka berdua menyangkal jika mereka adalah keluarga, pemuda itu bisa melihat bagaimana tatapan mereka berdua saat itu sangat mirip.

...kebencian yang sama.

"...siapa nama kalian?"

"Aku tidak akan memberitahu nama pada orang yang asing dan tidak kukenal," anak itu menjawab dengan jawaban yang pasti dan tanpa ragu.

"Aku tidak punya nama," pemuda itu menurunkan pistol di tangannya, "namun orang-orang menyebutku dengan nama..."

.
.

"...Shinigami."

.
.

"...un... Asano-kun?"

Asano yang tampak sudah di lapangan saat pelajaran P.E itu, tersentak saat ada yang memanggil namanya. Ia bisa melihat jika semua orang menatapnya. Termasuk seekor gurita kuning besar yang membuatnya tersentak.

"Nurufufufu~ aku sudah mendengar apa yang terjadi. Maaf, tadi ada pertandingan penting di Inggris yang tidak bisa kulewatkan," gurita itu berbicara dan tampak mendekati Asano yang tampak mundur perlahan.

"Hah, aku tahu kau hanya ingin melihat dada para pemain tennis itu Korosensei."

"Ja-jangan mengatakan hal memalukan seperti itu Sugaya-kun!" Gurita itu tampak wajahnya memerah dan menatap Sugaya yang seolah biasa dengan hal itu.

"Uh, kurasa kau harus menjelaskan dengan Asano-kun, Korosensei. Ia tampak sangat kebingungan sekarang," Nagisa tampak menatap Asano yang hanya speechless hingga tidak mengatakan apapun bahkan tidak bergerak dari posisinya.

"Tentu saja, nah Asano-kun kau mendengar dan sepertinya tertarik dengan rahasia kelas 3E bukan?" Asano hanya mengangguk, dan menatap kearah Korosensei yang mendekat dan menjabat tangannya, "akulah yang disembunyikan oleh ayahmu. Namaku adalah Korosensei, dan aku akan menghancurkan bumi 7 bulan lagi. Seperti saat aku menghancurkan bulan beberapa bulan yang lalu."

.
.

"Karasuma."

Karasuma tampak mendengar Irina memanggil namanya dan menatap guru bahasa Inggris itu.

"Apakah tidak apa? Kurasa ayahnya terlalu berlebihan untuk memasukkannya ke kelas 3E hanya karena anak itu dikalahkan dari beberapa mata pelajaran," Irina tampak mendekat dan menatap Asano yang mendengarkan perkataan Korosensei dengan wajah serius dan bingung, "kulihat nilainya bahkan berada pada rata-rata 90."

"Mungkin, beberapa hari yang lalu kau tidak ikut saat atasanku memanggilku kembali," Karasuma berkacak pinggang dan tampak menatap kearah Asano juga dengan murid-murid lainnya, "masuknya Asano di kelas 3E bukan sepenuhnya karena nilainya yang jatuh dari murid-murid disini. Tetapi lebih pada permintaan khusus dari department pertahanan Jepang..."

"Huh? Maksudmu?"

.
.

"Apakah ada yang tidak kau mengerti Asano-kun?"

Korosensei segera menyelesaikan penjelasannya dan tersenyum dengan garis-garis hijau di wajahnya yang menandakan kalau ia meremehkan pemuda didepannya. Sama seperti saat ia pertama bertemu dengan murid lainnya.

"Tidak, tetapi aku cukup berterima kasih padamu untuk semua penjelasan itu..."

"Jadi, sekarang giliran kalian yang memperkenalkan diri."

"Tetapi," dari wajahnya yang tertunduk, Asano tampak menoleh kearah Korosensei dengan senyumannya yang tenang dan biasa, "kau bahkan tidak sadar jika tentakelmu sudah terpotong sensei."

Korosensei dan semua orang menoleh pada tentakel kiri Korosensei yang terpotong entah sejak kapan. Ia menoleh pada Asano yang menarik sesuatu di tangannya. Sebuah benang yang terhubung dan melilit di tentakel yang putus itu.

"Kurasa benang anti sensei ini menunjukkan kalau memang benda ini berfungsi padamu Korosensei," sepertinya Asano menyelipkan benang itu tanpa diketahui oleh Korosensei saat Korosensei menjabat tangannya.

"Na-namaku!"

.
.

"Ia bukan murid biasa. Ia adalah salah satu dari assassin termuda. Dan merupakan murid langsung dari pembunuh bayaran terhebat hingga sekarang," Karasuma tampak menatap bagaimana Asano memotong tentakel itu dengan wajah tenangnya, "...sang Shinigami."

"Namaku Asano, Asano Gakushuu!"

To be Continue

Ini fanfic tentang Assassin!Gakushuu ^^ yaaa saya nambah utang. Tapi mendadak pengen bikin :p

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro