Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2' undangan

 wedding invitation
Ghaffar Raflisqy Haikal
dan
Freeza Gizella

Gadis itu membaca kedua nama tersebut. Salah satu undangan yang diberikan oleh calon pengantin perempuan.

"Makasih loh, udah jangain calon tunangan aku." Tak lain, Freza memberikan undangan khusus bagi Davina.

Apalagi disela undangan bukan 'fenance invitation' melainkan 'wedding invitation.'

Wedding invitation, digunakan untuk para mantan, maybe...?

Undangan Kirana, Bilqis, dan Bela sama. Fenance invitation.

Freeza sengaja mengkhususkanya bagi bagi mantan Frezza dirinya, dan Raffli, calon tunangannya agar mantan mereka seolah sudah diberi kartu merah. Itulah ide dari Freeza. 

"Ohya. Sama-sama. Jangan lupa kalau punya hutang," kekeh Davina bergurau. Bukan hutang berupa uang, melainkan, "Balas budi."

"Hai. Jangan lupa datang."

Freeza membagikan hari bahagia itu, dari meja ke meja. Rata-rata untuk murid fakultas ekonomi, karena memang keduanya memang sama-sama di fakultas sama, fakultas ekonomi. 

Karena sedaritadi Davina diam, Kirana usil menggodanya, "Jagain jodoh orang," ujarnya menggelengkan kepala heran. "Kebayang, gak."

Bayangkan saja menjaga jodoh orang selama dua tahun, dan sekarang jodohnya membagikan undangan tunangan dan berkata seolah polosnya.

Tentunya, hubungan mereka jauh lebih serius daripada sekedar pacaran. Ke jenjang lebih serius. Atau langsung dengan pernikahan, maybe ...? 

"Yakin, ke tunangan 'mantan' sendiri?" 

"Ngenes bangett, dah."

"Jangan ketara kalo jones, atuh." 

Davina mencoba menghiraukan ketiga teman laknatnya namun jika dipikirkan lagi memang ada benarnya.

"Coba lo list mantan lo siapa aja." Kirana memberikan pendapat. Gadis itu sedikit berfikir namun bagi Davina bukan sepenuhnya hal baik.  "Siapa tau dari mereka ada yang mau nemenin, atau clbk lagi gitu ...?" Kirana melanjutkan pendapatnya. Sepenuhnya menggoda temannya itu. Posisi Davina kini seolah disudutkan oleh mereka. 

Karena mencoba menjomblo, membuat Davina menjadi jomblo abadi. Kecanduan. Terakhir kali gadis itu pacaran lima tahun lalu lalu setelah gebetan meninggalkan dengan berbagai alasan hingga sekarang gadis itu memilih nasib menjomblo. 

Sad.

Theme:  Halloween couples race 

Davina terlebih dahulu membaca kalimat itu menelan savila susah payah lalu menutupnya kembali, keburu diketahui teman-teman laknatnya itu.

"CLBK? Cinta Lama buang Kelaut?" Davina bertanya balik beralih mengalihkan topik. Berusaha agar terlihat bodo amat.

"Tunggu deh. Seharusnya kita kan masih kuliah, ya, kok gue mikir mereka berdua itu kebobolan sih." Bella mengusap wajahnya kasar. "Mangkannya keburu rabi." (rabi - nikah).

Lalu Bella menepuk jidatnya sendiri dikarenakan merasa perkataannya berada diambang ambigu.

"Oh. Goblok!" 

Davina menjitak Bella kasar. Sedaritadi memang pembicaraan Bella cenderung vulgar. (Goblok= Bodoh)

Ditengah pertengkaran dua teman itu, salah satu dari mereka menatap polos. "Opo iku, rek."

Bilqis menatap mereka polos membuat Kirana dan Davina ingin menjauhkan dari Bella. Takut kepolosan Bilqis diracuni oleh Bella, gadis bar-bar, sekaligus petakilan itu.

***

Dari sekian banyak mantan. Dimulai dari mantan gebetan, mantan pacar, bahkan mantan asisten. Ada pula belum menjadi mantan, sudah lost contact

Berulang kali, gadis itu mendata nama mereka lalu mechecklist dari sekian banyak mantannya yang masih bisa dihubungi.

Theme:  Halloween couples race 

Tema itu menarik perhatiannya apalagi undangan dari salah satu mantannya itu.

Yah masa ke pertunangan mantan sendiri? Yaela, udah jomblo, ngenes amat nih hidup. Jones.

Apalagi undangan itu bertema yang mengartikan pasangan Helloween, berarti melibatkan dua peserta dalam satu undangan. Couple.

Drrrt...

Davina segera mengeser tombol hijau sebelum melihat siapa penghubung penelepon.

"Haloo. Dev?"

"Lo diundang ke pernikahan Raffli Freeza, gak?"

Kalimat itu lagi-lagi membuat Davina bercedak malas. Berapa kali orang yang sudah menanyakan hal itu di hari ini, lagi lagi dan lagi?

"Nikah? Emang lo diundang juga?" Alih-alih Davina bertanya balik sebelum gadis itu melihat nama si penelpon.

Raka.

"Mangkannya gue ajak lo." 

"Lo ke tunangan mantan ngajak mantan? Gaada otak lu. Gue ogah," cibir Davina diseberang telepon terdengar malas.

Disana Raka mengerutkan kening. Bagaimana lawan bicaranya bisa tau kalau ia mengajak Davina ke acara mantan?

"Kok lo tau? Iya sih, Freeza kan mantan gue juga," ujar Raka diseberang telepon menyengir kuda sambil mengaruk kepalanya yang tidak gatal. 

Se-playboy-nya Raka, dia masih berhubungan baik dengan Davina. Menata pertemanan tanpa melibatkan perasaan.

"Lah emang bucinnya Raka kemana." 

"Aah kan, gak asyik."

"Gue ngambek!" Raka segera memutuskan sambungan telepon sepihak.

Tit.

Davina berdecak pelan memperlihatkan pangilan terputus sepihak hingga layar ponselnya menampilkan foto dirinya membelakangi kamera.

Entah mengapa, foto album di layar walpapernya itu merupakan foto favoritnya dari sekian banyak foto.

Tak perlu memikirkan itu, Davina kembali menatap undangan mantannya itu tertampang jelas diingatannya.

Tak hanya itu, karena kondisinya yang saat ini menjomblo, Davina harus mencari cara lain.

Jika ke tunangan mantan, seorang diri anggap saja, mantan akan meledeknya, karena tak bisa berbahagia setelah kepergiannya! Itu pasti membuat para mantan, besar kepala.

"Davina, otak lo buat mikir! Jangan malu-maluin gue, please!" Gadis itu berdecak keras berdialog sendiri, karena otaknya belum juga menemukan ide.

"Otak-otak, lo mikir juga, ya!"

⚡'Pacar Jadi-jadian.'⚡

Akhirnya, sekian beberapa menit buntu, otaknya pun kembali berfungsi. "Gini dong, pinters!" Davina menepuk kepalanya. Seraya menjitak kepalanya sendiri. "Sakit, bego!"

"Ha? Pacar jadi-jadian?" Ia mengerutkan kening lagi-lagi menepuk kepalanya dengan kesal. 

Pacar jadi-jadian?

Kalimat yang tak terpikirkan oleh akal sehatnya sebelumnya.

Hening.

Gadis itu menatap sekitarnya. Lampu kecil di sudut meja belajarnya dengan lampu tumblr terkesan memberikan warna-warni yang berkilau indah.

Bola matanya memutar kesana kemari memikirkan hal yang seharusnya tidak terlalu perlu penting.

Tetapi, ini menyangkut harga diri, men!

Noh. Harga diri! Garis bawahi. Kasih text bold juga, kalau perlu.

"Bentar-bentar, maksud lo ... pacar sewaan?" Davina berdialog sendiri bertaut dengan pikirannya.

"Eh, anying! Meskipun pacar jadi-jadian, mana ada yang mau cewek burik kek gue?" Terjeda. "Gue kan cewek kentank!"

"Dicoba apa salahnya, selagi bisa jatuh cinta, beneran. Hiiak!"

Gadis itu kini bernalar kemana-kemana dengan pikirannya yang terkesan konyol itu. Ia membayangkan alur cerita film sinetron di SCTV yang sering dilihatnya.

Berawal dari pura-pura, terkadang keduanya menumbuhkan bibit perasaan hanya dikarenakan terlalu terbiasa bersama.

"Ya, kalau seumpama gue yang jatuh cinta, berarti gue kenal pelet, fiks! Kalau dia jatuh cinta ke gue, tapi gue gak mau, kasihan dong, cinta bertepuk sebelah tangan."

Mana ada kehidupan nyata, ber-happy ending sepert itu.

"Otak gue mulai bodoh!" Davina berdecak sekian kalinya hanya karena otaknya tercuci film sinetron di SCTV --satu untuk semua.

Beruntungnya, otaknya belum diisi dengan sinetron kekejaman suami kepada istrinya.

Ku menangis ...  membayangkan

Betapa kejamnya, dirimu atas diriku ...

Kau duakan cinta ini,

Kau pergi bersamanya, hoo-oo

🎶🎶🎶

***

ngejar word,
jadi gitu wkwk

21-10-20🐙

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro