10' pengaruh alkohol
"Beneran ikut aliran jejak hitam?" Marvel menatap Davina berbisik pelan. "Astagfirulah, inget dosa lo, Nak!"
"Eits. Solimih."
Davina mendorong tubuh Marvel selagi mempraktekan lagu tiktok 'Kamu itu gak pakek jilbab.'
Marvel memasang stabelt mengukuti mobil teman lainnya yang terlebih dahulu menyisih keramainan di tengah kota.
John, si kedelai kopi sekaligus teman mereka itu pun membuka pintu. Di lantai bawah, mereka di sungkuhkan dengan keledai kopi, meski tempatnya mini, dektor instagramble sangat menarik.
"Ntar gue endorse, John. Lumayan siapa tau folowers gue naik." Kirana tertawa kecil. Gadis itu mengenakan pakaian selutut dengan high heels berwarna senada. Corak kulitnya dari asia menambahkan kecantikan gadis itu.
'Closed.'
Kesempatan bagus bagi Kirana. Dengan mengenakan berbagai pose di sujud kedelai kopi bernuansa instagramble. Sangat cocok baginya yang menyukai dunia gadgdet, menjadi hal penting. Meksplore tempat dimana ia berada.
Davina merasa kurang pergaulan ketika memperlihatkan fashionista teman-temannya dari Kirana, Bella maupun Bilqis.
Jika tidak ada paketan gaun dari Marvel, mungkin Davina akan memakai gaun Malind waktu muda yang masih bersaing dengan fashionebel masa kini. Ck. Kuno.
"Gue baru tau, lo buka usaha, Bro!" Raka menepuk bahu John, lelaki itu hanya sedikit tertawa. Selanjutnya, pertanyaan Davina lebih berfaedah, daripada pertanyaan Raka, tidak berbobot itu.
"Kedelai kopi." Davina menunjuk lantai dimana mereka tadi melewatinya sebelum naik ke lantai atas ini. "Disini karaoke?" Gadis itu bertanya, "Gimana lo dapet ide unik?"
"Kopi dan karaoke kesukaan gue waktu kecil. Dulu, gue suka nyanyi gak jelas di kamar mandi gitu." John meringis sedikit malu dengan masa kecilnya. "Kepikiran buat ini bisnis ini aja, masih baru-baru. Kalian tau sendiri, biaya kuliah per semester, pakek duit--"
"Ya. Iya, Bambank. Masa pakek nutrijel."
John mengancungkan jempol sebelum melanjutkan pembicaraan. "Lumayan gitu, buat bantu nyokap yang sendiri. Wasek!"
"Gue gebet gimana, John?" Detik itu juga gebetan Raka menjitaknya tanpa belas kasihan. Padahal Raka hanya berniat menggoda John, temannya itu.
'Yah, masa muda, kawin sama janda? Tapi kalau masih bening, kenapa engga?' Batin Raka. Otaknya mulai ambigu.
***
"Chers!"
Mereka berenam menyatuhkan gelas minuman dalam satu lingkaran.
Minuman berwarna unggu itu menarik perhatian ditambah dengan lampu led ruangan berkedip berwarna-warni. Musik keras ditengah suasana telah dijadikan karaoke dadakan dengan layar televisi menampilkan lagu apa yang mereka putar.
Seketika Bella berusulan mengubah ruangan menjadi diskotik.
"Come and break my heart you American girls."
"How'd you get that reputation for taking over the world."
"Can't you see I'm out of my head for you."
"Can't you see I'm out of my head for you
American girls."
Bella mengenakan drees panjang selutut dengan topeng cosplay anime jepang makomo kimetsu itu menyanyikan musik keras, America Girls dipopulerkan oleh One Oke Rock.
Davina yang tidak sengaja mengetahui kepergian Marvel dengan tergesa-gesa membuatnya bertanya dengan nada pelan dengan siapapun orang yang berada di dalam ruangan. "Marvel, mau kemana?"
"Panggilan alam," balas gadis lain bermake up tebal dengan boddy gitar yang berstatus gebetan atau pacar Raka itu berfokus dengan ponsel gadget selagi memperlihatkan aksi mereka-mereka yang kini menempati posisi karaoke--tak lain, Bella, Kirana, dan Haikal.
Sekilas memperhatikan gebetan Raka yang bernilai ++++, membuat Davina sedikit berpikir, 'apa kelebihan gue.'
Tak larut dalam pemikiran itu. Terjeda sejenak--Davina hanya awalnya ikut bersenang-senang itu mendadak mengalihkan arah, memperlihatkan keberadaan Marvel hingga tak terlihat.
Seseorang dari arah lain, membuka bungkusan botol bening dengan mencampurkan ke beberapa gelas dari mereka berenam secara merata.
Kedatangan John, yang sedaritadi berada di lantai bawah itu pun mendadak terkejut dengan keadaan teman-temannya yang berada di ambang sadar.
John berbalik arah, selagi mengaruk kepalanya yang tidak gatal, mengeluarkan benda pipih, mencari bantuan dengan memikirkan berbagai cara.
"Dav, dav. Raka masih sering bucinin lo. Jyjik gue. laki gada harga diri." Haikal meminum minumannya nyawanya hampir sekarat.
Kali ini beruntungnya, pacar Raka itu sudah tepar terlebih dahulu. Sedangkan Raka yang sedaritadi melirik Davina membuat Haikal mengatakan hal itu.
"Tapi, sayang lo lebih milih Marvel yang jelas-jelas kalian beda." Raka memutar bola malas meneguk minumannya selagi menguyah singkong dengan cekatan. "Lo tau, gue gini sering ganti karena apa? Karena pelampiasaan gue ke elo--putusin gue tanpa alasan," lanjut perkataan Raka dengan melempar keripik singkong kepada Davina.
Davina hanya terdiam meneguk minumannya berulang. Menarikan tubuhnya di atas lagu yang masih terputar dengan suara keras. "Gatau kenapa, marvel sekarang ngisi kedudukan dihati gue."
No boody cares. Alkohol terkadang juga lebih mudah megutarakan perasaan hingga cenderung lebih jujur.
Daripada dengan realita, mereka cenderung gengsi.
"Aah. Bodoamat. mari kita party." Kirana memutar lagu keras dan lebih keras. "Jep. Ajep. Ajep. Goyang sist!"
Gadis itu kualahan untuk berdiri lagi. Jatuh dan jatuh lagi, mungkin tubuhnya sudah tidak bisa menahan keseimbangan dikarenakan dosis alkohol terlalu banyak.
***
Kedatangan Marvel, dan Brown, selaku pacar Bella itu membulatkan mata. Keadaan temannya telah sekarat satu per satu. Brown yang tidak bisa menahan kesabarannya itu pun menarik lengan baju John. "Lo apain, mereka?!"
John yang barusaja kembali itu berulang kali menghubungi Marvel dan Brown. Panggilan terakhir membuat kedua orang itu bersamaan datang. Yang ada tingkah Brown membuat John ingin membalasnya.
"Ini ulah isri, lo!" Sentak John. Beruntung saja, John tidak mudah terbawa emosi.
Reflek Brown menunjuk dirinya sendiri. "Iya, istri lo, Bella, siapa lagi?" John menghibas badannya yang mulai pengap. Apalagi aroma alkohol mengeruak indra penciuman mereka.
Yang John lihat, Bella menuangkan vodca kedalam minuman mereka. Satu gelas yang Bella teguk membuat tubuhnya bersender di sofa. Lagi, lagi dan lagi secara berganti hingga tersisa setegah gelas botol vodca sebelum pria itu kembali meninggalkan mereka ke lantai bawah.
***
Jiwa hitam mereka berangsur menghilang dengan khasiat matahari pagi. Davina dibangunkan dengan silau matahari. Selagi mengingat apa yang dilakukannya dengan miniman vodca itu sebelum kehilangan kesadaran.
Dilihatnya gaun yang dipakainya semalam kini berada di atas lantai dan juga highless berantakan di atas lantai. Hal itu membuat pikirannya bercabang ke berbagai arah.
Aroma alkohol pun menyengat di indera penciumannya, dan kini tubuhnya masih belum siap bangkit dari tempat tidur. Rasanya hanya ingin tepar. Tepar dan tepar.
"Mama!!!!!"
Apa yang dilakukan Davina, tidak tidak dengan keadaan mabuk semalam?
Apalagi pakaian yang dikenakannya berubah menjadi piyama tidur. Lalu siapa yang mengantikan pakaiannya?
Aah. Expresi gadis itu mendadak cemas.
***
mksi banget,
pakek bingo ...
uda stgh chap wkwk
jgn bosen² kasi jejak ya❤
sarangleo, sarangheo,
sarangburung
wkwk😂
9-11-20
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro