Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8 || Persiapan

Simsalabim Suna nyata prok prok prok!
Vote + comment dulu brader sister

[Author POV]

"Tes tes, satu, dua, tiga. Sel-"

"BU, TEH TAREKKK TIGAAA!"

Shirabu mendelik tajam ke arah Terushima yang baru saja berseru ke arah ibu kantin yang lewat. "Si anying, belum kerja udah pesen minum bae," Komentar Futakuchi terkekeh pelan. "Btw, Ter. Gue nitip juga ye satu."

"Yeee, si Yanto tadi ngeledek malah ngelunjak," Cibir Terushima namun sedetik kemudian bibirnya mengatup kala mendapat pelototan tajam dari (Name).

"Anjir, bapak gue udah jadi mayat masih dinistain," Ucap Futakuchi berbisik pelan.

"Sekali lagi bacot, gue lempar golok lu berdua." (Name) menatap dingin keduanya hingga dua cowok akhlakless itu diam sempurna.

Siang ini mereka dipulangkan lebih cepat sehingga di waktu yang terik ini, OSIS mengumpulkan murid yang mendaftarkan diri di bidang tertentu untuk menggelar rapat persiapan acara pagelaran seni budaya itu.

Shirabu berdeham pelan guna menetralkan tenggorokannya. "Selamat siang semua. Kalian semua disini gue kumpulin buat ngediskusiin dan ngerencanain persiapan untuk acara sen-"

"AAAA BANG TSUMU GANTENG BANGET ASTAGA!"

"AJSKLSJ, RAHIMKU ANGET NIH BANG!"

Oknum yang dipuja oleh dua adik kelas yang berdiri di luar ruang rapat itu tersenyum menggoda ke arah keduanya. Heran, padahal sudah di dalam ruangan masih ada yang ngintip.

"Halo dek~"

"Ngebuaya tros ampe tuh gigi kering senyumin degem mulu," Sindir Noya sambil menekuk lututnya.

"Bisa gue lanjutin?" Ucap Shirabu, namun kedua matanya menatap tajam kedua adek kelas yang langsung kabur dari depan ruangan.

Tatapan cowok itu melunak kala akan melanjutkan ucapannya. "Jadi, kalian semua sudah gue bagi sesuai bidang masing-masing dan gue har-"

AIYAYA SAKUSA SUKA JABLAY! AIYAYA SAKUSA DEMEN JANDA!

"COBAAN APALAGI INI YA ALLAH!?" 

Seluruh atensi murid-murid yang dikumpulkan itu seketika teralihkan ke arah Komori yang sedang meringis bersalah. "Sori, emak gue nelpon. Udah gue matiin kok."

Lalu Komori menoleh ke arah cowok berambut ikal di sampingnya yang tengah menatapnya tajam seolah melihat buronan yang duduk tepat di sebelahnya. "Hehe, sori Sak, gue lupa belum ganti ringtone."

"HALAH WES EMBOH! Intinya lo pada harus kerja yang bener! Awas bikin kacau acara besok!" Ancam Shirabu mengakhiri pemberitahuannya. Tangannya mengusak kasar wajahnya yang terlihat frustasi tersebut.

Akaashi menepuk pelan pundak ketua OSIS itu. "Hai, cape ya?"

"MENURUT LO?" Balas Shirabu ngegas.

"Sans, pakdhe. Duduk terus seruput kuah popmie dulu biar kalem," Kata Akaashi namun tidak dihiraukan oleh Shirabu.

"Pembagian bidang akan gue sebarin dan lo pada udah bisa mulai kerja dari sekarang!" (Name) mengambil alih acara dan membagikan selebaran masing bidang yang dibantu oleh Mai.

Bidang acara : Shirabu, (Name), Komori, Goshiki, dan Fukunaga.

Bidang humas : Yachi, Atsumu, dan Futakuchi.

Bidang perlengkapan : Ennoshita, Ginjima, Nishinoya, Tanaka, Yamamoto, dan Aone.

Bidang konsumsi : Akaashi, Osamu, dan Sakusa.

Bidang sponsorship : Terushima, Tsukishima, dan Mai.

Bidang keamanan : Sudah di back up Suna.

Bidang dokumentasi : Suna beserta tim, Kenma, Yahaba.

"Acara kali ini dihandle langsung oleh anak kelas 2 dan kelas 1. Anak kelas 3 mungkin nanti hanya sumbang perform atau yang lainnya. Nama yang berada di urutan pertama tiap bidang adalah ketua," Jelas (Name).

"Dan terakhir, tiap kelas dan ekskul akan diminta untuk perform satu kali. Untuk bazar, nanti akan diwakilin tiap kelas IPA, IPS, dan bahasa."

"Paham?" Tanya (Name) memastikan.

"KEKNYA!" Jawab mereka serempak dengan tampang yang tidak meyakinkan. (Name) hanya mendengus pelan, sudah biasa.

"Sekarang, kerja!"

*****

"Halo, bang. Lo di mana?"

"Hah? Motor lu nyungsep di kali? Kok bisa?"

"Nabrak kebo kawin? Lo mah ngada-ngada mulu bang. Mau gue kirimin orang  gak buat bantu lo?"

"Oh oke. Btw bang, besok waktu acara senbud lo bisa jaga sekolah ye sama yang lain?"

"Sip, heart-heart bang!"

Suna mematikan telponnya namun entah mengapa kedua kakinya tak kunjung berpindah kembali ke arah ruang rapat. Cowok itu menghembuskan napasnya pelan.

"Kalo ada urusan, cepet ngomong!" Titahnya tanpa menolehkan pandangannya sedikit pun.

"Gue gak nyangka ternyata orang yang akhir-akhir ini dicari OSIS udah pernah gue temuin." (Name) menegakkan punggungnya setelah menyandarkannya pada dinding lorong.

"Terus lo mau apa, huh? Laporin gue karena ngerokok? Silahkan. Palingan gak sampe di drop out dari sekolah." Suna mengendikkan bahu hendak pergi dari lorong itu.

(Name) terkekeh pelan. "Gue bisa lepas tangan soal lambe turah dan OSIS gak bakal jamin kebebasan buat lo."

"Lo sendiri kan yang ngancem gue? Lo salah pilih lawan, bro."

Skakmat! Suna mati kutu mendengarnya. Ia baru inget telah membuat perjanjian dengan OSIS dan sialnya, cewek di belakangnya itu memegang peran penting dalam tiap aktivitas OSIS.

"Emang lo berani?" Suna mendekat ke arah (Name) yang refleks membuat cewek itu berjalan mundur untuk menghindari Suna. Namun terlambat, Suna berhasil mengurung dirinya di antara tangan kekar cowok itu yang menempel di dinding.

Suna mendekatkan wajahnya ke arah cewek itu. Namun tampaknya, (Name) hanya bergeming dengan wajah datarnya. Padahal di dalamnya, (Name) sudah kalang kabut akibat jarak keduanya yang tergolong sangat dekat hingga ia bisa merasakan deru napas Suna yang menyapa kulitnya.

Cowok itu semakin mendekat dan hampir menempelkan bibirnya di daun telinga (Name). "Lo enggak tahu seberapa berpengaruhnya lambe turah karena kita baru mulai kerja sama. Tunggu tanggal mainnya dan lihat semua."

(Name) tergelak seketika memandang lekat wajah Suna. "Lo barusan anggep semuanya serius? Pfft, BAHAHAHA."

Suna yang baru saja menyadari bahwa dirinya sedang dikerjai pun langsung mendengus pelan dan menatap datar cewek di hadapannya itu. Cowok itu menjauh dan melepas kurungannya dari (Name). 

"Sabar, anak mami gak boleh ngamuk. Tapi keknya lo halal banget buat dijorokin ke jurang," Ucap Suna yang malah membuat (Name) semakin tertawa.

"Tapi, gue serius bakal nunggu hasil kerja lo sebagai lambe turah. Jangan sia-siain kepercayaan kita ya, Sun." Cewek itu tersenyum kecil sambil memandang kedua mata sipit Suna. Setelah itu (Name) berlalu meninggalkan cowok itu yang masih terdiam di lorong seperti orang bodoh.

"KAMPRET, GUE DIKERJAIN TERNYATA! AAAAA, MALU BANGET MAKK!" Suna menutup mukanya yang memerah padam. Lain kali, ia harus berhati-hati dengan (Name). Cewek itu terlampau berbahaya baginya.


TBC

Selamat hari raya Idul Fitri semuaa! Mohon maaf  lahir dan batin. Yang sider gak gue maapin. Enggak, canda beb. 

Gue ada pengumuman nie. Di sini ada yang mau jadi di figuran di cerita ini gak? Di beberapa chapter selanjutnya, gue bakal pakai cast random dari readers gue buat dipinjem namanya. Asik gak tuh? Gimana caranya? Gampang!

1. Follow akun wattpad gue shafira7020

2. Komen di sini nama + karakter favorit cukup satu kali aja.

Contoh : Nama : Quitela, karakter fav : Kurtet.

Nanti bakal dipilih beberapa secara acak dan namanya bakal dipakai buat beberapa chapter selanjutnya. Jadi, semangat komennya!

Ayo silahkan komen di sini ->

See you next chapter!

Quitela, 13 Mei 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro