8-This Is Privacy🔫
Vancouver, March 03th
Keesokan harinya Zelda mendatangi sebuah perusahaan besar. Tujuannya tetap sama, untuk mencari Ayahnya.
Biasanya ia hanya bergelut dengan berkas-berkas ataupun laptopnya, namun kali ini ia merasa penasaran sebab ia tidak dapat mengakses informasi lengkap perusahaan ini hingga ia berniat mendatanginya langsung.
ALTAIR GRUP
Begitulah nama yang terpampang disana.
"Permisi, bisa saya mendapatkan informasi lebih lengkap tentang perusahaan ini. Sebab saya mencari di beberapa media tidak saya temukan," ucap Zelda to the point kepada seorang resepsionis disana.
Merasa bingung sekaligus terkejut ada seseorang yang berani bertanya seperti itu, resepsionis itupun segera menelpon seseorang.
Tiba-tiba di dalam ruangan terdengan suara nyaring, mungkin bisa disebut alarm, atau lebih kasarnya adalah sebuah sirine.
Ya, resepsionis itu menekan tombol setelah mengakhiri percakapannya ditelpon.
Beberapa orang berpakaian serba hitam langsung mendatangi ruangan tersebut, semua pandangan tertuju ke arah Zelda.
"Apa yang terjadi?" tanyanya panik kepada sang repsesionis. Beberapa orang yang berpenampilan seperti bodyguard kini tengah menatap Zelda, lebih tepatnya menyudutkan...
"Nona, silahkan ikuti kami!" ucap salah satu dari mereka.
Zelda merasa sangat ketakutan setengah mati, pasalnya ia masih trauma dari kejadian di pesawat itu. Terlebih orang yang berbicara padanya kali ini, mengingatkan dirinya pada si penyerang di pesawat itu.
Dengan nada gemetar ia berbicara, "A ... ada apa ini?"
Orang yang tadi mengajaknya bicara melirik ke arah dua orang lain disampingnya, menggerakkan kepala seakan menginstruksikan sesuatu. "Bawa dia ke ruangan!" katanya,
lantas dua orang itu langsung mencekal kedua tangan Zelda, mau tidak mau ia harus menuruti itu.
-•-•-
Toktok...
"Masuk," ucap seorang pria di dalam sana.
"Permisi Tuan Pimpinan, orang tadi sudah kami amankan. Apakah anda akan menemuinya?" tanya anak buahnya disana.
"Suruh anak saya kesini," titahnya. Tak lama kemudian seseorang masuk ke dalam ruangan itu.
"Ada apa?"
"Periksa gadis diruangan sana, jika ia mencurigakan. Musnahkan!" tegas tuan Gerald.
"Apa yang salah?" tanya anaknya itu.
"Menanyakan informasi pribadi Altair Grup, bukankah hal yang tidak wajar?. Pastikan dia orang suruhan musuh atau bukan!"
-•-•-
"Silahkan masuk Tuan," ucap salah satu anak buah ayahnya di depan pintu ruangan yang Zelda tempati.
Seorang gadis kini tengah duduk disana, di ruangan bercat gelap hanya dengan satu pintu yang terbuat dari besi. Ruangan yang terlihat elegan namun terasa mencekam bagi Zelda.

Saat mendengar suara pintu terbuka, Zelda tidak langsung melihat siapa yang datang. Ia merasa takut...
Sangat takut, bagaimana jika yang datang adalah orang jahat yang akan berbuat hal tidak baik padanya. Atau mungkin saja seorang psikopat gila?.
Astaga Zelda ingin menghilang saat itu juga.
Terdengar suara pintu yang kembali tertutup, dilanjutkan dengan suara berat sepatu pantofel yang menyentuh lantai. Langkahnya semakin mendekat, begitu membuat Zelda terasa sulit menghirup oksigen.
Zelda memejamkan matanya rapat-rapat saat orang itu semakin mendekat.
PUK
Orang itu menepuk pundak Zelda, saat Zelda hendak berteriak orang itu berbicara.
"Nona." ucapnya...
DEG
Suara itu....
Zelda pernah mendengarnya....
Saat itu pula Zelda membalikan badannya ke arah pria yang memanggilnya. "A ... alban," ucapnya, kemudian Zelda bangkit dari duduknya dan langsung memeluk pria itu.
"Tolong ... Tolong aku!" ucap Zelda dengan nada sangat ketakutan.
Alban yang terkejut dengan reaksi Zelda tidak memberikan respon apa-apa. Ia merasa tubuhnya terlalu kaku untuk digerakan.
Beberapa detik kemudian Alban mencoba bertanya pada gadis itu.
"Hey,,, ada apa?" Alban memegang bahu Zelda. Saat itu pula Zelda tersadar dan langsung melepaskan pelukannya pada pria itu.
Ia mundur satu langkah...
"Zelda, Tenanglah!" kata Alban sambil melangkah mendekati Zelda.
Saat itu pula Zelda malah semakin mundur, saat ujung kakinya menabrak sofa..
"Stop, jangan mendekat lagi!" katanya...
•
•
•
Jangan lupa share cerita ini ke teman-teman kalian ya😊
Terimakasih untuk kalian yang sudah membaca serta memberi bintang untuk cerita ini.
Salam Hangat 🌹
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro