Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

53-Realistic🔫

Sawadikha :v

Ada yang masih setia menunggu cerita ini up?

Jangan lupa Vote dan Comment ya ^_^

Enjoy reading!!!

•••

"Adeeva, saya tidak tahu sampai kapan tubuh renta ini akan tetap berdiri. Anakmu dan Jison itu sudah besar 'kan? saya minta kepadamu agar anak itu yang menjadi kunci amanat saya tentang sertifikat perusahaan Samudera Grup," ujan Tn.Franklin pada Ny.Aurora. "Saya lihat, setelah kepergian Wilpred nampaknya mereka mulai tidak baik saat mengurus perusahaan. Saya khawatir kalau suatu hari Samudera Grup ini akan hancur."

"Tuan, untuk saat ini, saya harap Anda jangan terlalu bayak berpikir. Kondisi kesehatan Anda sedang tidak baik, jangan membuat semuanya semakin memburuk!" ujar Ny.Aurora.

"Apakah benda itu dari Jison? Biar saya meminjamnya untuk dijadikan kunci brankas." Tn.Franklin menunjuk ke arah kalung yang dipakai Ny.Aurora, lantas wanita itupun memberikannya.

Hari itu adalah hari dimana Tn.Franklin membuat brankas yang berisi sertifikat pelabuhan Vancouver, sejak berita Wilpred akan menjualnya pada Amerika ia berinisiatif untuk mengamankannya, meskipun pria itu telah tiada, Tn.Franklin tetap waspada seandainya ada orang lain yang mencoba melakukan hal yang sama terhadap mereka.

—•—•—

"Halo Nona kecil yang manis!" ujar pria tua dengan riang di ujung sana. "Bagaimana isi raportmu itu? Apa kamu naik kelas?" tambahnya.

"Tentu saja aku naik ke kelas 8 Kek, aku mendapatkan peringkat pertama di kelasku." Gadis itu tersenyum lebar menampilkan deretan giginya, lalu menunjukan medali yang tergantung di lehernya.

"Anak ibu menang yang terbaik!" ujar Ny.Aurora memuji anaknya.

"Kamu memang luar biasa, boleh Kakek pinjam tanganmu sebentar?"

Saat itulah Tn.Franklin membuat kunci keamanan tingkat terakhir brankas dengan 16 angka yang diambil dari sidik jari Zelda, anak kecil itu tidak pernah menyadarinya. Ny.Aurora serta Mrs.Kina menyaksikan hal itu, hanya mereka bertiga yang tahu tentang informasinya.

"Jaga dia, jangan lupa beri dia petunjuk untuk menemui ayahnya nanti, untuk penempatan brankas ini saya percayakan pada orang lain, lalu diberikan pada Jison kelak."

—•—•—

Alban, Andy serta Tn.Arthur tiba di kantor cabang Altair Grup yang mereka tempati saat ini. Mereka mendapat pesan bahwa informasi sudah didapatkan dan mereka harus kembali ke Vancouver untuk pindah dari kantor ini, sedangkan Arpiar dan anak buahnya tetap menggeledah rumah Mrs.Kina untuk mendapatkan informasi yang belum mereka dapatkan.

Rebbeca ikut serta menjadi bagian mereka, meskipun sebelumnya Tn.Gerald ragu pada gadis itu, tapi penjelasan dari gadis itu cukup membuat mereka percaya. "Saya mantan Agen Cyber CIA, itu sebabnya ada identitas Amerika disana. Saya sudah tidak bekerja untuk mereka."

Ternyata Justin memberikan kepercayaan yang tepat pada gadis itu. Saat Alban mengundang Justin untuk hari pernikahannya, lalu pria itu mengatakan sedang sibuk dengan pekerjaannya ternyata Justin dan Rebbeca menggali informasi Samudera Grup hingga ke akarnya.

Kedua manusia yang sama-sama memiliki bakat dibidang IT itu bekerja sama untuk menyelesaikan pertanyaan besar soal aset Samudera Grup. Bahkan mereka juga sempat mendatangi Mrs.Kina, itulah sebabnya saat di Toronto wanita itu malah bertindak demikian. Mereka rasa pilihan Mrs.Kina mengakhiri hidup memang keputusannya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Ia pasti punya alasan tersendiri untuk itu.

Informasi paling penting telah berhasil didapatkan, sekarang hanya tinggal bagaimana mereka mengambil brankas serta mengamankan Zelda.

"Justin pernah menceritakan dirimu kepadaku, kalian bertemu di pesawat benar begitu? Hari itu dia tersesat di Abu Dhabi setelah kami menjalankan misi, dia juga menyelamatkan nyawaku saat itu," ucap Alban, Rebbeca hanya tersenyum singkat dibarengi kesedihan di hatinya.

"Semuanya sudah siap? Kita akan pindah ke kantor cabang D, kalian bisa berangkat secara bergantian setiap 10 menit. Ingat untuk tidak bersikap mencurigakan, mengerti!"

"Copy that, Sir!" semuanya menyahut.

Alih-alih berjalan lancar, rencana perpindahan mereka terhenti saat beberapa orang menyergap kantor cabang dan menghabisi para penjaga. Semua orang-orang inti langsung bersiap seadanya, mereka juga mengamankan orang-orang penting Altair Grup khawatir mereka terkena sasaran acak.

Pasukan anggota Altair Grup kalah jumlah dari orang-orang yang masuk menyerang. Semua pergerakan terkunci oleh pasukan Ny.Collins, pergelutan pun terjadi, mereka saling adu kekuatan. Meskipun bersenjata api, bagaimanapun perusahaan mereka terkenal di publik, sekotor apapun dalamnya dari luar tetap harus terlihat bersih.

"Permainan macam apa yang kalian mainkan Gerald, saya sudah muak dan ingin mengakhiri ini agar bisa tidur dengan nyenyak. Dimana anak gadismu yang naif itu? Suruh dia menghampiriku untuk membuka brankas ini, atau saya yang datang menghampirinya untuk memotong tangannya!" Suara wanita itu terdengar lantang di tengah-tengah aula besar.

Ny.Collins memancing pihak Altair Grup untuk keluar. "Masih ingin bermain ya? Tidak mau keluar? Bagaimana jika satu nyawa per lima detik?"

Dorr...

Suara peluru terdengar nyaring ditembakan kepada satu anak buah Tn.Gerald, lima detik berikutnya terdengar peluru kedua ditembakan kembali.

"Aku harus keluar Ayah!"

"Alban—"

"Kita tidak mungkin membiarkan tempat ini menjadi laut pertumpahan darah 'kan? Ayah... bagaimanapun kita tidak punya pilihan."

Peluru demi peluru terus terdengar, begitu pula dengan satu nyawa yang melayang diantara mereka.

"CUKUP!" suara itu datang dari Tn.Gerald, ia keluar dari ruangan persembunyian diikuti Mr.Quts, Alban, Andy, Tn.Arthur serta 9 anggota intinya.

"Apa maumu Collins?" tanya Tn.Gerald dengan nada marah.

Orang di samping Ny.Collins langsung meletakan brankas di depan wanita itu.

"Buka brankas ini!" ucapnya sambil menunjuk ke arah brankas.

"Anda pikir Anda siapa?!"

Ny.Collins menembakan satu peluru ke arah mereka, naasnya tembakan itu berhasil mengenai betis Andy, melihat itu Alban langsung berlari ke depan berniat menyerang Ny.Collins. Sebuah pilihan yang salah baginya sebab Alban malah tertahan pasukan Antares Grup dan langsung diserang saat itu juga. Semuanya tidak tinggal diam, 9 pasukan inti Altair ikut menyerang. Beberapa dari mereka pun menembakan peluru, tak ayal membuat semuanya semakin tidak terkendali.

Tn.Arthur menahan pergerakan Tn.Gerald dan Mr.Quts, melarang mereka ikut menyerang maju karena itu berbahaya. Zelda yang berada di dalam ruangan bersama Rebbeca hanya terus menangis. Tidak tahan dengan apa yang sedang terjadi di luar, gadis itu malah berlari keluar, Rebbeca sudah mencoba menahannya tapi itu sia-sia."

"HENTIKAN! Aku akan merusak jariku jika kalian menembak salah satu nyawa orang yang berada disini!" teriak Zelda dengan ancamannya, Ny.Collins langsung menyuruh anak buahnya untuk berhenti.

Mr.Quts serta Tn.Arthur langsung mengampiri Zelda dan memundurkan gadis itu. Sedangkan Alban, pria itu berada dalam tahanan Antares Grup, kondisinya sangat buruk, terdapat banyak darah pada bagian mukanya. Nampaknya, dia sudah tidak bisa melawan lagi.

"Huh, mengapa kamu harus membuat saya berkeringat terlebih dahulu, kemarilah Adik manis dan berikan sidik jarimu, sebelum semakin lebih banyak nyawa melayang disini. Tidak sadarkah kamu bahwa semua ini terjadi karena dirimu hmm?" Wanita licik itu terus-menerus mengoceh, merasa keberuntungan tengah memihak padanya.

Baik Tn.Gerald maupun Mr.Quts tidak mengijinkan Zelda untuk kesana, gadis itu sudah memohon dan berontak meminta dilepaskan. "Ayah, aku tidak ingin menjadi sebab terbunuhnya mereka, mereka tidak bersalah. Biarkan aku pergi kesana!"

"Tidak Zelda, jika kamu kesana itu tidak dapat memastikan mereka akan melepaskanmu begitu saja, Ayah tidak mau kehilangan kamu!"

"Lama sekali, jangan membuang waktu lebih banyak lagi. Cepatlah! Atau... kalian," panggil Ny.Collins pada anak buahnya. "Habisi pria itu!"

Tiga orang pria yang diperintah langsung mendekat ke arah Alban, kemudian memukuli pria itu yang posisinya kini tengah dipegang oleh dua orang lainnya dengan kedua lutut sebagai tumpuannya.

Bugh...

Bugh...

"Tidakkk!!!" Zelda berteriak saat Alban dipukuli oleh orang-orang itu tanpa henti, darah segar pun terlihat menyembur dari mulut pria itu.

"Kak Al!" lirih Zelda sambil terus meneteskan Airmatanya.

Alban tidak bisa melakukan apa-apa lagi, ia sudah kalah telak. Ditangan Antares Grup. Ia hanya memerhatikan gadis di seberangnya yang terus menangis dan meronta-ronta ingin dilepaskan.

"Ayah!! Lakukan sesuatu!" pekik Zelda pada Tn.Gerald.

'Pah, aku sudah siap mengorbankan akhir hidupku untuk Altair Grup. Maaf karena aku telah gagal untuk semuanya. Jika aku pergi hari ini, aku harap kalian semua selalu baik-baik saja.'

Alban hanya bisa berucap dalam hati, sambil merasakan segala kesakitan pada tubuhnya.

"Baiklah, cukup! Berikan brankas itu dengan keadaan terbuka. Atau saya akan membunuh Anakmu, Alban. Tidak ada negoisasi! Semuanya sudah berakhir, Gerald." Ny.Collins sedang bersidekap disana, memberikan intimidasi kepada Tn.Gerald, sedangkan Arpiar kini berjalan mendekati Alban untuk mengeksekusinya. Ia menempatkan pistolnya di leher Alban yang keadaannya tengah menunduk dengan posisi yang sama.

"Waktumu tidak banyak, Gerald. Cepat buka atau aku musnahkan Anakmu saat ini juga. Didepan semua orang yang berarti baginya."

Tn.Gerald masih tidak berkutik, apa yang harus ia lakukan kali ini. Mengorbankan Brankas itu? Atau harus mengorbankan Alban.

Alban hanya menggeleng lemah pada Tn.Gerald, seakan meminta untuk tidak menuruti perintah wanita keji itu.

'Biarkan aku mati.'

Itulah isyarat yang diberikan Alban.

"Baik waktumu tinggal 10 detik."

Zelda terus menerus menangis histeris, mencoba melepaskan diri pun tidak bisa. Tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan Mr.Quts dan Tn.Arthur.

"Ayah... Tolong selamatkan Alban!!!"

Sejak tadi Tn.Gerald terus-menerus berpikir. Ia tidak akan mungkin memberikan Aset berharga amanah Tn.Franklin pada tangan yang salah. Jika Brankas itu jatuh di Antares Grup, bukan hanya Altair Grup yang mengalami kerugian, melainkan negara ini juga karena Collins akan menjual Pelabuhan itu pada Amerika Serikat.

Beralih pada Alban. Ia sudah terlalu banyak berjuang untuk Altair Grup, Ia adalah Jantung Altair Grup. Mungkinkah Tn.Gerald harus merelakan Alban demi Brankas itu.

Satu-satunya cara untuk mengakhiri semua ini adalah. Dengan mengungkapkan rahasia besar yang Tn.Gerald sembunyikan.

Tn.Gerald memilih Jujur.

Arpiar hendak menghabisi Alban, menunggu hitungan detik yang tengah diucapkan Ibunya. "Menyingkirlah Ar, Biar Ibu yang membalaskan dendam ayahmu...

"Baiklah Gerald, ucapkan salam perpisahan pada si Jenius ini."

Saat pada hitungan mundur ke-3, Tn.Gerald baru angkat bicara.

"LAKUKANLAH, COLLINS! JIKA KAMU SANGGUP MEMBUNUH ANAK BUNGSUMU SENDIRI!"

Semuanya orang yang berada disana kebingungan dengan apa yang diucapkan Tn.Gerald. Sama halnya dengan Ny.Collins, setelah mencerna kalimat itu ia langsung menjatuhkan pistol yang tadinya ia arahkan di leher Alban ke lantai. Ia mundur dan terhuyung ke belakang, Arpiar menangkapnya.

"A-apa maksudmu?" tanya Ny.Collins yang tengah terduduk kali ini.

Semua orang disana terkejut atas fakta yang baru saja diungkapkan Tn.Gerald.

---

"Dimana anakku?" tanya Ny.Collins pada suaminya.

"Dengar sayang, kamu harus terima ini. Anak kita baru saja menghembuskan nafas terakhirnya." Tn.Wilpred menggenggam tangan istrinya mencoba menenangkan. Ny.Collins yang mendengar itu hanya menggeleng tak percaya.

"Tidak, tidak mungkin. Aku mendengar suaranya tadi. Itu tidak mungkin, dimana anakku? Apakah dia seorang perempuan yang cantik? Atau setampan putra kita Arpiar. Jawab! Dimana Anak kita?"

"Maafkan aku, tapi dia memang sudah tidak ada. Kamu harus menerima semua ini."

"Dimana? Dimana jasadnya sekarang. Buktikan jika ia benar-benar sudah tidak ada. Buktikan Wilpred. Kau membawa Anakku kemana?"

"Tolong tenang, kamu tidak perlu melihatnya. Itu hanya akan melukai hatimu. Aku sudah meminta pihak rumah sakit untuk mengurusnya dan kita tidak akan ikut campur tangan lagi Collins. Anggap saja bayimu itu tidak pernah ada. Kita masih punya Arpiar."

---

"Wah, perut Ibu sudah kempis. Dimana Adikku?" tanya Arpiar kecil yang berusia dua tahun kepada ayah dan ibunya.

Ny.Collins hanya bisa menangis kala itu.

---

Putaran kejadian masa lalu terbayang di pikiran Ny.Collins. Apakah kini Gerald hanya membual agar ia tidak membunuh Alban? begitulah dugaannya.

"Alban adalah adikku, Bu." Arpiar mengusap bahu Ny.Collins yang saat ini tengah menatap Alban dengan tatapan sendu. Ucapan Arpiar meruntuhkan dugaannya, Arpiar ingat saat dirinya menemukan surat adopsi adiknya lalu sang ayah melarang dirinya memberitahu siapapun, bocah kelas satu sekolah dasar masih terlalu kecil untuk mengerti semua itu, hingga ia melupakannya. Arpiar sendiri tidak menyangka bahwa adik kecilnya itu ternyata diberikan pada Tn.Gerald.

"Wilpred memberikan Alban pada Gerald, untuk kesejahteraan Samudera Grup. Dia tidak pernah memprediksi kalau Samudera Grup akan terpecah belah seperti ini, Antares dan Altair Grup. Tidakkah kamu menyadari mengapa Gerald dan Wilpred tidak pernah mempersalahkan hal sebesar apapun. Karena mereka mencintai Samudera Grup, mereka mencintai keluarganya. Dan kalian semua adalah keluarga dalam sebuah organisasi. Tidak peduli ada hubungan darah atau tidak diantara Gerald, Wilpred maupun saya!" ujan Mr.Quts.

"Kenapa kalian menyembuhkan hal sebesar ini kepada saya?" Itu adalah Ny.Collins, wanita yang tadinya berdiri angkuh dan gagah kini terlihat kehilangan tenaganya.

Di tengah kesakitan yang Alban rasakan ternyata ada yang lebih sakit dari semuanya, bagaimana mungkin dirinya memerangi Ibu dan Kakak kandungnya sendiri. Bagaimana bisa sendari dulu ia hidup dengan segala kelancungan ini.

"Dan apa katamu tadi? Keluarga dalam organisasi? Keluarga macam apa yang membunuh sahabatnya sendiri?" teriak Ny.Collins dengan air mata yang mulai membanjiri pipinya.

"Bukan Gerald yang membunuh Wilpred, tapi saya. Atas perintah langsung dari Tn.Franklin!" Mr.Quts terus-menerus membuka semua fakta yang bertahun-tahun tertutup rapat sebelumnya.

Lagi dan lagi, runtutan fakta ini menghujam Ny.Collins, Arpiar serta Alban berkali-kali. Semua terkejut mendengar hal itu, bahkan Tn.Gerald pun merasa tidak percaya saat mendengarnya.

Tidak ada yang pernah menebak sebelumnya.







•••

Ada yang menyangka ini sebelumnya?

Detik-detik menuju ending, jangan lupa ikuti terus ceritanya ya. Rekomendasikan juga ke temanmu jika menurutmu cerita ini menarik.

Love you All,

Salam Hangat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro