Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

52-What's going on?🔫

Pagi-pagi buta orang-orang Altair Grup bersiap untuk pergi menuju Toronto, transportasi yang mereka gunakan tak lain adalah jalur udara. Mereka akan menemui Mrs.Kina, satu-satunya orang yang mungkin tahu tentang masalah kunci brankas, sebab hanya dia yang tinggal bersama Zelda dan Ny.Aurora.

Tn.Arthur juga ikut bergabung, ia datang setelah rapat selesai tadi malam. Ada kejanggalan saat pria itu tidak pulang di hari yang sama.

"Arthur, kemana saja kamu kemarin?"

"Tentu saja saya di menara pelabuhan Tuan, bukankah Anda sendiri yang menyuruh saya pergi kesana?"

"Benarkah?" tanya Tn.Gerald dengan tatapan menyelidik.

Laporan yang Andy terima saat malam penyematan Zelda selesai adalah kapal asing itu langsung memutar arah, soal kedatangan Tn.Arthur ke pelabuhan dikonfirmasi pukul 03.00 pagi. Itu artinya pria itu tidak mengatasi permasalahan kapal disana.

"Benar Tuan," jawab Tn.Arthur, lalu pria itu melenggang dari sana. Sementara yang lain tengah bersiap-siap untuk keberangkatan menuju bandara.

"Apa kamu yakin Mrs.Kina masih tinggal di tempat yang sama?" tanya Alban kepada Zelda, gadis itu mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu mereka berpamitan, Tn.Gerald & Mr.Quts hanya menitip pesan agar mereka tetap berhati-hati dalam keadaan apapun.

Alban, Andy dan Tn.Arthur memasuki mobil hitam yang sudah terparkir di depan kantor cabang yang mereka tempati, beberapa orang di belakang mereka ikut memasuki mobil lain untuk pergi mengawal menuju bandara. Andy mengambil alih kursi kemudi, lalu menghidupkan GPS mobil. Ada satu hal yang mengganggu perjalanan mereka, yaitu tanda X dibeberapa jalur menuju bandara.

"And," panggil Alban yang posisinya berada di samping Andy, dengan sigap Andy menghidupkan tabletnya, lalu memberikannya pada Alban untuk memeriksa masalah apa yang terjadi.

"Blokade jalan!" ujar Alban. Mereka saling bertatapan, permasalahan apa yang menyebabkan jalan ditutup, setahu mereka ini bukan musim politik, selain itu tidak terdengar isu-isu perdemoan juga.

"Periksa tablet Justin," ujar Andy.

Alban memang sengaja selalu membawa benda itu, adakalanya pasti data yang dikumpulkan Justin akan dibutuhkan oleh mereka. Salah satunya saat moment seperti ini.

"Dia melacak Arpiar saat mencari keberadaan Zelda, jika itu masih berfungsi, kita bisa cek keberadaan mereka. Siapa tau ada hubungannya dengan ini."

Benar saja, keberadaan Arpiar bukan di Vancouver, GPS pria itu tengah bergerak menuju arah Toronto, dari pergerakannya dapat dipastikan Antares Grup pergi kesana menggunakan Helikopter atau Jet pribadi, karena itu diluar jalur pesawat. Tanpa basa-basi Andy langsung memutar balik arah menuju kantor cabang Altair Grup lagi.

Tiba disana mereka langsung menyampaikan Info tentang blokade jalan serta Antares grup yang mulai bergerak. Tentu saja semuanya cemas sebab brankas itu ada di tangan Antares, jika mereka mendapatkan informasi tentang kuncinya tamat sudah pelabuhan Vancouver.

"Kalau begitu, kalian membutuhkan helikopter!" ucap Mr.Quts.

"Kita tidak memilikinya, heli yang berada di Nort Shore sudah lewat perijinan," terang Tn.Gerald. "Lagipula kita tidak punya pilot resmi."

"Saya bisa!" Tn.Arthur langsung menimpali obrolan mereka.

"Apa Anda juga memiliki ijin untuk menerbangkan Jet?" tanya Alban, Tn.Arthur mengangguk sebagai jawaban, tidak butuh waktu lama Alban pun langsung menghubungi seseorang.

Keberangkatan mereka menuju Toronto dilakukan dengan Jet pribadi milik Draco Grup, Alban menelpon Deris dan meminta bantuan untuk meminjam pesawat Jet mereka. Deris merupakan seorang pengusaha butik yang terkenal, pria itu punya cabang dimana-mana. Menghadiri pameran internasional pasti sudah menjadi kebiasaannya, tidak heran jika ia memiliki Jet pribadi seperti ini.

"Mereka hampir sampai!" ucap Andy seraya menatap tablet yang ada di genggamannya. "Bagaimana jika mereka mendapatkan informasi lebih cepat dari kita?"

"Jika orang itu tahu-menahu tentang brankas, Tn.Franklin pasti memberikan perlindungan terhadapnya!" Mr.Quts berbicara lewat sambungan radio yang terhubung dengan Andy, Alban serta Tn.Arthur. Pria tua itu tengah mengotak-atik data riwayat keanggotaan Samudera Grup dulu, kini hanya dirinya dan kedua pemimpin perusahaan saling terbelah itu yang masih tersisa.

"Arthur, menurutmu apakah Tn.Harper tahu menahu tentang semua ini?" tanyanya pada pria yang mengisi kemudi pilot.

"Saya tidak berpikir begitu. Keberadaan mereka menghilang bagai ditelan bumi, bahkan mereka terang-terangan saat menyatakan ingin lepas ikatan dengan keanggotaan kami, bukan?"

Mr.Q tampak berpikir, sedangkan Andy sebagai orang baru tidak mengerti apa yang mereka bicarakan di sambungan radio itu. Dirinya memang direkrut pasca Altair Grup berdiri, belum terlalu paham bagaimana sejarahnya.

"Emm, siapa itu Tn.Harper?"

"Dulu dia bagian dari kami, posisinya sama dengan saya, Gerald dan Wilpred." Mr.Q menjawab pertanyaan Andy.

"Lalu, apakah mereka benar-benar pergi dan tidak ikut campur urusan lagi?"

"Siapa yang mau bertahan dalam sebuah perusahaan yang hancur seperti Samudera Grup saat itu And, aku menyetujui tindakan mereka," ucap Alban ditengah-tengah obrolan yang lain.

"Hey, saya dan Justin bertahan, Nak!" protes pria tua di ujung sana, membuat yang lain tidak mengeluarkan suara lagi. "Bertahan karena sebuah amanat lebih tepatnya!"

"Dan ap-" Belum sempat Andy menanyakan pertanyaan lain, kemunculan suara Tn.Gerald di radio memotong obrolan mereka.

"Dengarkan, saya memiliki informasi penting!" Suara itu terdengar sangat berat dan serius.

"Saat pangeran Raja Rusia mencari burung emas, ada sebuah clue di atas batu besar. Di depan sana ada sebuah perempatan, belok kiri kau akan kelaparan. Belok kanan kudamu akan hilang...." Tn.Gerald menggantungkan ucapannya, membuat mereka menunggu sambil mencoba mencerna maksud kata-kata itu.

"Sebuah usaha yang baik untuk sebuah identitas. Apa yang harus kita katakan?" tanya Alban. Pria itu nampaknya mengerti bahwa pesan itu digunakan untuk sebuah kode rahasia.

"Pilihlah yang tidak ada dalam pilihan!" Mr.Quts berujar diseberang sana, tiga orang dalam pesawat jet itu mengangguk mantap. Sisa perjalanan mereka tinggal beberapa menit lagi, sedangkan Antares Grup nampaknya telah tiba disana.

-•-•-

Arpiar tiba di depan sebuah rumah berwarna abu gelap yang cukup besar. Pria itu bersama 4 orang anak buah yang biasa dibawanya, mereka turun dari sebuah mobil sewaan yang telah disiapkan sebelumnya.

Tidak Arpiar sangka bahwa cukup mudah melewati gerbang utama rumah itu, padahal sebelumnya ia mengira akan ada beberapa penjaga ataupun sebuah pos dengan sistem keamanan teknologi canggih untuk menerima tamu.

Tiba di depan pintu pria itu menekan bel, tidak lama kemudian terdengar sahutan dari dalam sana. Saat pintu terbuka munculah seorang wanita yang sudah berumur sambil tersenyum ramah.

"Mencari siapa? Ada keperluan apa?" tanya wanita itu.

"Saya mencari Mrs.Kina."

Wanita itu menangguk dengan senyuman yang sulit diartikan, siapa sangka wanita tua ini memiliki perawakan tegap, meskipun kulitnya sudah terlihat mengerut namun sebuah karisma wanita tangguh tampak melekat padanya.

"Apa yang membawa Anda untuk menemui saya?"

"Perkenalkan, saya Alban putra dari Tuan Gerald," ujar Arpiar sambil membungkuk hormat pada wanita itu.

"Sudah tiba waktunya ya? Mari masuk!" Mrs.Kina mempersilahkan.

Keadaan rumah terlihat sepi, Arpiar menggunakan rencana penyamaran atas perintah ibunya. Mereka berpikir mungkin akan lebih mudah jika mengaku sebagai putra dari Tn.Gerald, tanpa menunda-nunda waktu Arpiar langsung bertanya pada intinya.

"Mrs., kedatangan kami kemari adalah bertanya soal kunci brankas yang dititipkan oleh kakek Franklin, kami mendapatkan kunci sebelumnya di kalung Zelda, mengingat Zelda merupakan orang baru yang tidak terduga, kami menggali latar belakangnya hingga mendapatkan informasi alamat ini."

"Usaha yang baik. Sangat lama saya menunggu moment ini, tapi sebelum itu, biarkan saya bertanya sesuatu," ujar Mrs.Kina.

"Saat pangeran Raja Rusia mencari burung emas, ada sebuah clue di atas batu besar. Di depan sana ada sebuah perempatan, belok kiri kau akan kelaparan. Belok kanan kudamu akan hilang."

Arpiar serta keempat anak buahnya sedikit bingung atas ucapan Mrs.Kina.

"Biar saya ke belakang dulu untuk menyiapkan minuman," ujar Mrs.Kina sambil bangkit dari kursinya.

"Tunggu!" cegat Arpiar. "Kita tidak punya banyak waktu, bisakah Anda langsung memberitahu intinya, Mrs." Arpiar mencoba menutupi ketidaktahuannya.

"Apakah menjawab itu cukup sulit?"

Semuanya terdiam, Mrs.Kina nampak menyelidik sambil menunggu jawaban mereka.

"Saya pilih kanan!"

Mrs.Kina menaikan sebelah alisnya, saat ia hendak bangkit keempat anak buah Arpiar langsung menyerangnya. Beruntung, sebelum mereka benar-benar menangkap Mrs.Kina, wanita itu sudah menyiapkan sebuah benda bulat dikantongnya, ia melemparkan benda itu di ruang tamu sambil menutup hidungnya. Benda itupun mengeluarkan sebuah gas dan menahan pergerakan mereka.

"Mrs.Kina!" panggil seseorang saat wanita itu keluar dari pintu lain bagian samping rumahnya.

"Siapa kamu?" Mrs.Kina mengacungkan pistol pada ketiga pria di hadapannya kini secara bergantian.

"Saya Alban, putra Tuan Gerald!"

"Alban lagi?" ucap wanita itu. "Apa kamu Alban juga!?" tanyanya sambil menunjuk pada Andy.

"Mereka mengaku sebagai pihak kami!" ujar Andy.

"Saya Alban yang asli. Jika itu sebuah perempatan, itu artinya ada pilihan lain selain kanan dan kiri, saya memilih jalan lurus!" Pria itu langsung berbicara pada clue yang diberi Tn.Gerald, informasi itu didapatkan saat Mr.Quts menelusuri berkas Samudera Grup.

"Berhenti disana!" Sebuah teriakan dari arah dalam menyadarkan mereka, Alban langsung menarik tangan Mrs.Kina namun wanita itu tidak berniat mengikutinya.

Jelas Andy dan Tn.Arthur merasa keheranan. "Mrs., mereka adalah orang-orang Antares Grup, brankas kami sedang dalam ancaman besar, bisakah Anda ikut dengan kami, kami perlu melindungi Anda!" ujar Tn.Arthur.

Alban menarik paksa wanita tua itu, disana mulai terlihat Arpiar dengan keempat anak buahnya.

"Pulanglah!" Wanita itu sedikit membentak. "Saya sudah selesai disini!" Mrs.Kina melepaskan cekalannya dari Alban, wanita itu malah diam di tempat, padahal Arpiar sudah semakin dekat. Suara gertakan peluru pun sudah terdengar sejak tadi dari pihak Antares Grup.

"Saya benar-benar tidak paham dengan jalan pikiran Anda Mrs.," ujar Alban yang kini posisinya bersebrangan dengan Arpiar serta anak buahnya yang tengah menodongkan senjata api ke arah mereka.

Alban, Andy serta Tn.Arthur memundurkan langkah mereka. Sedangkan Mrs.Kina malah melangkah ke arah tengah.

"Well, saya tidak ingin mengotori tangan saya dengan menembak orang-orang seperti kalian. Mrs.Kina, apakah Anda memberitahukan kuncinya pada mereka?" tanya Arpiar.

Mrs.Kina menggeleng. "Saya tidak akan pernah memberitahukan informasi kunci itu kepada kalian, saya akan biarkan brankas itu tertutup rapat, kalau perlu biarkan negara menyitanya!" tegas wanita itu, tentu saja membuat kedua pihak kebingungan.

"Mrs., Anda memiliki amanat untuk memberitahukannya pihak pada kami. Mengapa Anda malah bertindak seperti ini?" tanya Alban. Pria itu benar-benar kesal pada wanita tua dihadapannya.

"Drama yang baik, tapi saya tidak akan tertipu oleh kalian!" ujar Arpiar, pria itu menyangka bahwa semua ini hanya akal-akalan Mrs.Kina serta pihak Altair Grup.

"Saya membicarakan hal yang sebenarnya, tidak ada sandiwara apapun disini. Baik pihak Gerald maupun Wilpred yang sekarang ada di sini, pulanglah! Kalian tidak akan mendapatkan apapun dariku."

Dorrr...

Siapa yang akan menyangka bahwa wanita tua pemilik informasi terakhir dari kunci brankas itu menembak dirinya sendiri. Semua orang terbelalak tidak percaya, hanya sepersekian detik setelah kata-kata terakhirnya wanita itu menembakan satu peluru tepat di otaknya sendiri.

-•-•-

Seorang gadis yang datang ke kantor cabang yang ditempati Tn.Gerald tengah diamankan, gadis yang membawa sebuah tas cokelat dengan beberapa luka serius yang terlihat pada bagian tubuhnya.

"Saya ingin menemui mereka, tolong lepaskan! Ini sagat penting!" pinta gadis itu yang kini tengah diamankan di ruangan khusus. Wanita itu dicurigai sebab ia memiliki pistol, benda-benda elektronik canggih serta identitas warga Amerika di dalam tasnya.

"Bagaimana cara Anda meyakinkan kami bahwa Anda bukan orang jahat?"

"Pertanyaan macam apa itu, LEPASKAN SAYA!"

"Ada apa?" suara berat Tn.Gerald membuat dua orang anak buahnya menepi.

"Rebbeca, apa yang kamu lakukan disini? apa yang terjadi padamu?" Pertanyaan itu datang dari Mr.Quts yang baru saja datang bersama Tn.Gerald.

"Bisakah Anda menyuruh mereka untuk melepaskan ini Tuan? Saya medapati luka di pinggang serta punggung saya, ini sangat menyakitkan!" ujarnya pada Mr.Quts. Gadis itu tengah terikat pada sebuah tiang.

"Kamu mengenalnya?" tanya Tn.Gerald.

Mr.Quts mengangguk. "Dia kekasih Justin!"

"Mereka bilang ada identitas Amerika disana, kamu tidak mencurigainya?"

"Tn.Gerald, saya mohon ijin untuk melepaskan gadis ini. Tolong tunda dulu segala pertanyaan Anda!" Selepas itu Tn.Gerald pun menyuruh kedua anak buahnya untuk melepaskannya.

"Saya melihat GPS Justin tidak hidup dan... saya ingin memastikan kalau-"

"Benar, Justin sudah tiada!" sanggah Mr.Quts.

Gadis itupun langsung berpegangan pada sebuah kursi di sebelahnya, lalu menjatuhkan diri disana.

"Tidak ada yang menduga semuanya akan seperti ini Rebbeca, saya sendiri pun sangat terpukul atas semua ini." Mr.Quts menghampiri gadis yang tengah terisak kecil itu.

"Apa kedatanganmu kesini untuk memastikan kabar Justin?" tanya Mr.Q lagi, membuat gadis itu bangkit seraya mengusap kasar sisa air matanya.

"Tidak, saya kesini membawa amanat dari Justin, seandainya dia tidak memberi kabar tentang keberhasilan membuka brankas itu, ia menyuruh saya agar memberitahu informasi kunci yang saat itu saya gali bersamanya! Dan sejak dua hari lalu, ia tidak memberi pesan sama sekali, sinyalnya pun hilang dari jangkauan saya.

"Maka dari itu saya memutuskan untuk berangkat kesini, hanya saja insiden kecil terjadi diperjalanan sehingga semuanya tertunda. Saya tersesat di Alaska dan mendapatkan luka-luka ini, seharusnya saya tiba disini kemarin, apa saya terlambat?"

"Mungkin sedikit terlambat!" ujar Tn.Gerald yang langsung bergegas untuk menyuruh Alban serta timnya pulang.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro