Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

47-Wedding Day🔫

Hari pernikahan Alban dan Ditha telah tiba, pagi ini mereka tengah bersiap-siap. Belum ada tamu yang datang, sebab acara memang akan dimulai pukul 11 siang.

"Hentikan acara pernikahan ini!" Nevva yang baru saja tiba di aula besar acara resepsi Alban langsung mengucapkan kata-kata yang membuat semua orang terkejut.

"Siapa kamu?" tanya Tn.Gerald saat melihat orang asing masuk ke gedung ini dan bertindak tidak sopan.

Beberapa petugas Tn.Gerald langsung datang, mencoba menangkap orang yang membuat keributan itu.

"Tunggu, aku kenal dia, tidak perlu ditangkap!" titah Alban pada beberapa anak buahnya, merekapun langsung mundur.

"Ada apa, Nevva?"

Ditha menggeretakan giginya, siapa pula gadis bernama Nevva itu, tiba-tiba datang dan hendak menghancurkan semuanya.

"Anak yang dikandung Ditha adalah anak Arpiar, bukan Alban!"

Ditha mengepalkan tangannya, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan?!" tanya Ditha dengan wajah sok polosnya.

"Apa maksudnya itu, Va?" Alban terlihat kebingungan, tapi dia tetap mencoba untuk mendengarkan maksud perkataan Nevva.

"Andy!" seru Nevva pada pria yang ia panggil, Andy langsung mengarahkan remote pada layar putih di depan sana.

Tiba-tiba layar proyektor yang tadinya menampilkan foto-foto prewedding Alban bersama Ditha berubah menjadi tampilan cctv serta bukti foto yang menunjukkan bahwa Ditha dengan Arpiar memiliki hubungan khusus.

"Mohon ijin, Tuan Gerald. Maaf saya telah lancang dan mengacaukan semuanya. Dia Nevva, sahabat Zelda. Seminggu yang lalu Nevva mengecek email-nya dan ia mendapat pesan ini dari Zelda."

Andy menampilkan email yang Zelda kirimkan pada Nevva di layar.

"Dia bilang, Zelda sudah mencoba memperingatkan Alban dan Tuan tentang hubungan Ditha dengan Arpiar. Namun, tidak ada yang percaya!"

"Itu tidak benar, gadis itu memang berniat menghancurkan acara pernikahan kita, Al!" ujar Ditha.

Tn.Gerald mulai tertarik dengan perkataan Andy, ia membiarkan pria itu menyelesaikan penjelasannya.

"Nevva yang memang sudah curiga dari awal mendesak saya untuk menyelidiki hal ini. Lantas, saya mencoba mencari kebenaran ataupun sedikit bukti yang bisa membuat saya percaya pada perkataan Zelda. Saya meretas cctv di area jalan raya, dan menemukan ini ..."

Dalam layar itu terlihat jelas mobil Arpiar menepi di pinggir jalan, Ditha yang baru saja turun dari sebuah taxi disambut baik oleh pria itu. Arpiar membukakan pintu untuk Ditha, Arpiar juga sempat mencium gadis itu.

Tn.Gerald memerhatikan itu dengan saksama, terlihat Ditha mulai gelisah di tempatnya.

"Apa itu belum cukup? Baiklah. Saya melacak alamat IP komputer tempat Zelda mengirim email. Kebetulan sekali itu adalah pc yang menyimpan berkas-berkas Arpiar tahun lalu. Dalam data itu, ada sebuah catatan bank ditujukan pada rekening bernama Ditha Azzura, segala asuransi hidup, fasilitas dan tempat tinggal Ditha, dibiayai oleh Arpiar.

Jadi, dapat saya simpulkan. Sejak kecelakaan itu, Ditha tinggal bersama Arpiar, dan mendapatkan fasilitas hidup yang baik dari pria itu. Dia tidak hilang ingatan. Terakhir, cctv lantai 12 menunjukkan Ditha menyeret Alban masuk ke kamarnya untuk memanipulasi tuduhan kalau Ditha hamil oleh Alban, bukan Arpiar! Maaf Alban, aku menaruh peretas suara di jam tanganmu sehingga aku bisa bertindak sejauh ini, segala pembicaraanmu sangat berguna untuk menuntunku mencari bukti ini."

Bukti yang Andy gunakan untuk mengungkap identitas Ditha tidak dapat dibantah oleh siapapun, itu sudah terlihat cukup bagi siapapun yang melihatnya.

"Arthur, kirimkan pesan kepada para tamu bahwa pernikahan ini dibatalkan!" titah Tn.Gerald pada tangan kanannya itu.

Alban masih memerhatikan layar itu, ia tidak percaya terhadap apa yang dikatakan Andy. Namun, bukti-bukti itu sangat jelas dan tidak bisa di elak lagi.

"Bohong, itu tuduhan palsu!" teriak Ditha, Gadis itu menghampiri Alban. "Al nggak gitu, aku bisa jelasin."

Alban menaruh telunjuknya pada bibirnya sendiri, menyuruh Ditha untuk diam.

"Pah, aku bisa jelasin semuanya!" Tn.Gerald terlihat sangat kecewa pada anak gadis di depannya ini. Mengapa ia bisa selalai itu, hampir saja ia menghancurkan masa depan perusahaannya.

Siapa yang akan menduga seorang Ditha yang tanpa orang tua itu dapat bertindak sejauh ini. Gadis itu benar-benar tidak tahu berterimakasih, ia benar-benar merusak semua kepercayaan Tn.Gerald.

Zelda datang di tengah-tengah kekacauan itu, ia berhasil kabur dari mansion Antares Grup lewat jendela dan turun dengan tali, terlihat luka-luka kecil pun memenuhi telapak tangannya. Zelda tersenyum haru karena berhasil membuka kedok Ditha yang bisa membahayakan Altair Grup, semuanya atas berkat bantuan Nevva dan Andy juga.

"Harusnya lo dengerin dia dari awal, tapi lo malah milih jalan yang ngehacurin hati lo sendiri," ujar Andy pada Alban.

Alban tersenyum miris, ia memerhatikan Ditha yang kini tengah berlutut di hadapan Tn.Gerald. Perasaannya sangat kacau, lebih kacau dari apapun. Alban rasa ini adalah hari terburuk yang pernah ia alami. Pria itu melirik ke arah Zelda, ia memang perlu berterimakasih untuk hal ini. Tapi bagian hatinya, tidak bisa pulih begitu saja.

"Kalau Ditha yang selalu dalam pengawasan Altair Grup saja bisa bermain di belakang dengan Arpiar, apa kabar dengan wanita yang tinggal serumah dengannya?" tanya Alban sambil melirik Zelda.

Senyuman Zelda hilang saat Alban berbicara demikian, ia tahu persis maksud arah pembicaraan Alban.

"Al, aku cinta sama kamu," lirih Ditha sambil mencoba menjelaskan pada Alban.

"Cinta? ... INI NAMANYA CINTA?" bentaknya pada gadis itu.

"Tega ya, kalo kamu sudah ada hubungan dengan pria itu, untuk apa kembali padaku? Aku sudah menganggap kamu mati tapi kamu malah kembali, dengan segala kepalsuanmu mencoba meyakinkan aku ... Seorang Ditha, mencoba menjebak Altair Grup? Lihat Pah, apa yang telah dilakukan perempuan yang Papah percaya ini." Alban mencoba menahan emosinya, bahu lebar itu terlihat naik turun, suaranya terdengar serak, sorot matanya menunjukkan kekecewaan yang mendalam.

"Kamu tidak pantas berada disini, Ditha!" ucap Andy pada Ditha, gadis itu terus menerus menangis.

"Al-" belum sempat Zelda berbicara, Alban langsung menyelang perkataannya.

"Cukup! kalau Ditha saja bisa jadi mainannya Arpiar. Aku rasa kamu juga sama. BITC#, KALIAN BERDUA SAMA-SAMA JALANG!!!"

Detik dimana Alban berteriak, semua lampu langsung padam dan terdengar banyak suara langkah kaki memasuki gedung itu.

Tn.Gerald langsung berteriak dan menyuruh anak buahnya untuk bertindak.
Saat lampu berhasil dinyalakan kembali, Ditha dan Zelda sudah tidak ada di sana.

Tidak ada acara besar apapun pada hari itu, hari yang seharusnya penuh kebahagiaan berbalik menjadi kebencian.

-•-•-

Seorang pria kini tengah terduduk sambil bersandar pada dinding, kepulan asap memenuhi sebuah kamar dalam mansion pemilik Altair Grup. Alban Rigel Putra, pria itu tampak sangat kacau. Hampir sebotol wiski sudah habis diteguknya, seharusnya ia tidak berlebihan meminum minuman berkadar alkohol 40% itu.

Bukan hanya satu hal yang membuatnya sekacau ini. Masalah hati mungkin masih bisa ia tolelir-meskipun berat. Tetapi, mendengar brankas hilang di ruang kemanan kantor pusat Altair Grup itu benar-benar membuat Alban menyalahkan dirinya atas semua ini, ia merasa gagal.

Ditha terlalu jauh bertindak, Alban sempat tidak percaya sebab gadis itu memang terlihat masih mencintainya, sempat terlintas dipikirannya bahwa semua ini terjadi karena Ditha diancam ataupun memiliki perjanjian dengan Antares Grup. Meskipun begitu, entah Ditha melakukannya karena terpaksa atau tidak, Alban tidak mau lagi membela gadis itu.

Semua ini terlihat menyedihkan, untuk Alban, Tn.Gerald, maupun Altair Grup.

-•-•-

"PRIA BODOH!" maki seorang wanita sambil memerhatikan dua orang lelaki dan wanita di hadapannya.

"Kamu hampir menggagalkan rencanaku! Beruntung, pasukan kita berhasil menyergap dan menemukan tempat persembunyian brankas itu, kenapa kamu mempersulit diriku seperti ini, Arpiar? Anak macam apa kamu ini!" tanya Ny.Collins.

Ditha dan Arpiar tengah diintrogasi oleh Ny.Collins. Rencana mencuri brankas dengan keadaan terbuka menjadi kacau karena Arpiar. Seharusnya rencana itu bisa berjalan mulus seandainya Arpiar tidak mengganggu pernikahan Alban dengan Ditha, Ditha yang nantinya diakui Altair Grup akan mempermudah misi itu, tapi semua rencana itu sudah tidak bisa lagi dilanjutkan.

"Maaf Bu, aku tidak akan rela jika Ditha bersama Alban, aku mencintainya!" ucap Arpiar membuat Ditha yang tengah terisak melirik ke arahnya.

"Cintamu itu menggagalkan semua rencana Ibu!" Ny.Collins memijat pelipisnya kemudian melemparkan vas bunga yang terletak di atas meja ke lantai.

Brankas itu berhasil ada di tangan Arpiar, dengan keadaan yang masih terkunci. Ny.Collins bertindak cepat saat melihat Arpiar hendak pergi ke gedung acara pernikahan Alban dan mendengarnya memerintahkan anak buah mereka untuk menculik Ditha serta Zelda. Arpiar memang hendak membawa keduanya, tapi ternyata pesta itu memang tidak akan dilakukan sebab Nevva dan Andy mengungkapkan kebenarannya.

Arpiar merasa beruntung akan hal itu meski dirinya terkesan mengkhianati sang ibu. Meskipun tidak sepenuhnya rencana Antares Grup gagal, kali ini Arpiar hanya perlu membuka brankas itu tanpa menghawatirkan gadisnya. Dengan adanya Zelda, Arpiar akan menggunakannya sebagai umpan untuk mengancam Altair Grup.

-•-•-

Zelda kini tengah berada dalam ruangan tempat Ny.Collins menyimpan brankas. Mereka terlalu sibuk mengeksekusi Arpiar sehingga lupa mengunci kamar yang seharusnya menjadi tempat kurungan Zelda.

Gadis itu merasa sedih saat tahu brankas ini berhasil dicuri. Zelda menahan air matanya, ia teringat tentang bagaimana besarnya usaha Alban mengambil brankas itu. Ia menyentuh brankas berwarna silver itu, hampir terlihat seperti sebuah persegi tanpa ruang. Merasa penasaran, Zelda membolak-balikan benda itu, tidak sengaja kukunya mencakar permukaan yang terasa berbeda dengan yang lainnya, terlihat ada lubang kecil dibawahnya kemudian Zelda mengambil sebuah jarum dan menusukkannya.

Bagian kecil brankas itu terbuka, menampilkan sebuah tempat atau kunci berbentuk bulat yang Zelda rasa tidak asing saat melihatnya. Saat gadis itu tengah memerhatikan tiba-tiba terdengar kenop pintu yang dibuka, Zelda langsung bersembunyi di bawah meja.

-

Happy weekend.

Terimakasih untuk yang sudah mau mengikuti kisah Zelda sampai sini, ikuti terus kelanjutannya ya!

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar jika suka dengan ceritanya. Jangan sider ya, aku juga pengen bisa komunikasi dengan kalian ^_^

Salam Hangat, 🌹

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro