Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4-Failed🔫


"Welcome to my kingdom," ucap Nevva dengan riangnya.

"Wah, it's so beautiful." Saat pertama masuk mata Zelda langsung melihat ke sekeliling ruangan itu, ruangan dengan interior yang bisa disebut elegan namun cukup simple.


"Gimana, kamu suka Zel?"

"More than this word hehe," pujinya sambil mengagumi keindahan ruang tamu temannya ini. "Kamu tinggal sama siapa?"

"Sama adik aku aja, ada si bibi juga." ucap Nevva sambil berjalan menuju arah sofa.

"Orang tua kamu?" Zelda berjalan mengekori Nevva,

"Ortu tinggal di luar kota, ngurusin kerjaan."

"Oh begitu." Setelah obrolan itu mereka pun cukup lama berduduk santai sambil melepas penat perjalanan Toronto-Vancouver.

-•-•-

"Va, aku mau keliling-keliling. Setidaknya buat tau tempat deket sini deh biar ga kaku banget," ucap Zelda sambil merapikan penampilannya.

"Aku temenin, nanti nyasar lagi." Nevva sedang mengeringkan rambutnya sehabis mandi.

"Enggak jauh-jauh ko, enggak akan nyasar. Tenang, Kamu dirumah aja pasti cape kan," seru Zelda,

"Nah itu kamu tau haha ... Lagian juga ngapain si Zel, istirahat dulu aja udah sore. Besok pagi aja kali."

"No no, time is Gold. Siapa tau aku bisa ketemu ayah di hari ini." Zelda sedikit tersenyum dengan harapan itu.

"Ya sudah, tapi awas ya. Kalo ada orang jahat teriak aja sebut Nevva tiga kali."

"Terus kamu bakalan dateng gitu?"

"Enggak," jawab Nevva.

"Lah?" Zelda tampak kebingungan.

"Becanda lah, nanti kalo ada yang macem-macem pukul aja okey," Nevva memberi pesan.

"Oke."

-•-•-

Setelah 45 menit berkeliling, Zelda merasa dirinya sangat lapar. Kemudian ia melihat sebuah cafe lalu masuk dan segera memesan makanan disana.

Tak lama kemudian seorang waitres datang membawa pesanan Zelda. Merasa pertama kalinya Zelda menginjakkan kaki di Vancouver dan belum sempat mengabadikan momennya di kota ini, rasanya ingin sekali ia berfoto.

"Excuse me, can you help me to take a picture?" ucap Zelda kepada pelayan wanita yang mengantar makanannya.

"Baik Nona, mari saya bantu fotokan."

"Thank you so much," ucapnya pada pelayan itu.

"You are welcome."

Tringting...

Suara lonceng pintu cafe terdengar bertanda ada seseorang yang baru masuk disana.
Suasana cafe kebetulan sedang sepi, sangat cocok untuk bersantai dan merefresh pikiran.

Alban menarik nafas panjang, mencoba menghirup aroma makanan yang tercium di ambang pintu kemudian menuju tempat pemesanan makanan lalu beranjak ke pojok kafe dan membuka laptopnya.

-•-•-

"Arghhh ... Shit!" Seorang pria terlihat marah kemudian terdengar gelagar suara gelas pecah.

"Apa yang kamu lakukan?!" teriak wanita di ujung disana sambil berjalan menuruni tangga.

"Gagal," ucap pria yang kini tengah bersandar pada sofa sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Lagi?" kata Nyonya Collins dengan nada yang sedikit mengejek.

"Ya!" singkatnya. Merasa tidak nyaman, pria itu bangun dari duduknya dan hendak meninggalkan wanita yang berstatus sebagai ibunya itu.

"Sudah tidak asing, kamu memang selalu kalah langkah dari Alban, Ar."

"Bukan itu masalahny-" ucapannya terpotong.

"Apa! tidak terima ibu bilang begitu. Benar kan kenyataannya begitu? Taktik, strategi, tindakan, semua yang Alban lakuin itu selalu satu langkah di depan kamu!" tandasnya.

"Tadi aku udah berhasil tinggal ngambil brangkas itu, tapi ada satu cewe disana yang bikin semuanya jadi berantakan."

Perkataan ibunya itu sungguh membuatnya semakin gencar ingin mengalahkan Alban.

"Sudah, yang terpenting sekarang kamu nggak ninggalin jejak disana, terus kamu susun lagi strategi gimana caranya brankas itu bisa kamu ambil," Nyonya Collins mengakhiri perdebatan sambil berlalu meninggalkan anaknya.

Namun langkahnya terhenti saat ...

"Dia liat Piar yang ngeledakin pesawat, dia liat Piar menekan tombol bom disana."

Nyonya Collins berbalik arah "Tunggu tunggu, dia siapa?"

"Cewe itu," ucapnya santai.

"Astaga Tuan Arpiar Wilpred, bagaimana mungkin kamu bisa selalai itu, bagaimana kalau kamu ketemu dia dan dia kenal itu kamu." tanya ibunya dengan nada geram.

Arpiar tidak menjawab.

"Sebutkan ciri-cirinya biar orang suruhan ibu mencari dia, kita musnahkan!"

Kata 'musnahkan' sudah tidak terdengar asing di keluarga mereka. Apalagi jika ibunya sudah turun tangan, tapi entah mengapa mendengar itu Arpiar merasa tidak nyaman.
Mengingat kejadian di pesawat membuatnya merasa ingin tertawa dibalik kegagalannya, entahlah. Wanita itu unik menurutnya.

"Tidak perlu, biar Arpiar yang urus," katanya mengakhiri obrolan diantara ibu dan anak itu... Dan Arpiar memang hendak mencarinya.

Tunggu saja!!



Haii.. aku mau memperkenalkan beberapa visual tokoh cerita ini ni.
Semoga cocok ya sama karakternya.

Zelda Nixie Aurora

Alban Rigel Putra

Nevva Claria

Arpiar Wilpred

Nyonya Collins

Salam Hangat, 🌹

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro